Anda di halaman 1dari 6

Prosedur Pemeriksaan Corona Berdasarkan Peraturan Pemerintah


Prosedur pemeriksaan corona sebaiknya diperhatikan sebelum berkunjung ke
rumah sakit
Infeksi virus corona atau COVID-19 yang kian meluas di Indonesia membuat
masyarakat bertanya-tanya tentang keamanan diri mereka. Mungkinkah dengan
merebaknya wabah COVID-19 ini ada beberapa dari mereka yang tidak menyadari
dirinya sudah ikut terinfeksi?
Pada akhirnya, banyak orang yang ingin memeriksakan diri atau keluarganya,
meskipun tidak ada gejala yang ditunjukkan atau tidak memiliki faktor risiko.
Sebenarnya bagaimana prosedur pemeriksaan corona yang benar sesuai aturan
pemerintah?
Syarat pemeriksaan mandiri
Sayangnya, tidak semua orang bisa memeriksakan dirinya secara langsung. Ada
beberapa kriteria yang harus dipenuhi berdasarkan tingkat urgensinya. Kategori
tersebut dapat dibagi menjadi:
1. Tidak disarankan untuk memeriksakan diri secara mandiri jika:
 Anda pernah melakukan perjalanan dari negara terjangkit corona dan tidak
menunjukkan gejala apa pun
 Memiliki risiko rendah karena sempat melakukan kontak erat dengan pasien
dalam pengawasan tapi tidak menunjukkan gejala
Untuk kedua kategori di atas, dianjurkan untuk melakukan monitoring diri sendiri dan
mengkarantina diri di rumah selama 14 hari terlebih dahulu. Selain itu, laporkan juga
ke dinas kesehatan setempat bahwa Anda baru pulang dari negara terjangkit corona
atau berkomunikasi langsung dengan pasien ODP.
2. Disarankan untuk memeriksakan diri jika Anda termasuk ke dalam kategori:
 Pasien dalam pengawasan (PDP) dengan kriteria:
 Seseorang dengan Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) atau
pneumonia berat di dalam negeri maupun luar negeri yang dilaporkan
adanya kasus corona
 Mengalami demam atau ISPA dan memiliki riwayat kontak dengan
kasus kemungkinan corona atau yang sudah terkonfirmasi corona
 Mengalami ISPA berat dan memerlukan perawatan rumah sakit.
 Orang dalam pemantauan (ODP) dengan kriteria:
 Mengalami demam atau gejala gangguan pernapasan
 Memiliki riwayat dari luar atau dalam negeri yang areanya
terkonfirmasi ada kasus virus corona.
 Orang yang memiliki kontak erat dengan risiko tinggi yang memiliki
kriteria:
 Seseorang tanpa gejala
 Tetapi mengalami kontak dengan pasien yang kemungkinan atau
sudah dikonfirmasi terkena corona.
Jika Anda termasuk ke dalam salah satu ketegori yang disarankan di atas, maka Anda
dapat segera memeriksakan diri ke lembaga-lembaga terkait sesuai dengan prosedur
yang telah ditetapkan.

• Social distancing efektif untuk perlambat penyebaran


• Cara membedakan gejala infeksi corona dengan flu biasa
• Ikuti cara membuat hand sanitizer sendiri sesuai standar WHO
Prosedur pemeriksaan corona
Berikut adalah prosedur pemeriksaan corona di Indonesia:
 Langkah awal jika Anda ingin memeriksakan diri, yaitu dengan mendatangi
fasilitas layanan kesehatan terdekat. Anda dapat pergi ke puskesmas, rumah
sakit, klinik, atau praktik dokter.
 Selanjutnya jika memang menurut diagnosis dokter Anda patut dirujuk, maka
dokter akan memberikan surat pengantar pemeriksaan untuk diberikan ke
fasilitas rujukan.
 Mendatangi fasilitas rujukan. Untuk Anda yang memenuhi kriteria sebagai
PDP maupun ODP, saat ini sudah ada 132 Rumah sakit menerima rujukan
COVID-19, yang tersebar di seluruh Indonesia. Anda dapat melihat daftarnya
langsung di sini.
Pada 16 Maret 2020 yang lalu, melalui surat Keputusan Menkes Nomor
HK.01.07MENKES/182/2020. Sudah ada penunjukkan di 12 laboratorium untuk
pemeriksaan COVID-19, berikut daftarnya:
 Labkesda DKI Jakarta untuk wilayah kerja DKI Jakarta
 Lembaga Biologi Molekuler Eijkman untuk wilayah kerja DKI Jakarta
 Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Jakarta untuk
wilayah kerja Riau, Kepri, Jabar, Kalbar, dan Banten
 Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Surabaya
untuk wilayah kerja Bali, Jatim, NTT, dan NTB
 Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit DI
Yogyakarta untuk wilayah kerja DI Yogyakarta dan Jateng
 Fakultas Kedokteran UI untuk wilayah kerja RSUP Cipto Mangunkusuomo
dan RS UI
 Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga untuk wilayah kerja RSUD Dr
Soetomo dan RS Univ Airlangga.
 Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta untuk wilayah kerja Maluku,
Maluku Utara, Sumbar, Sumut, dan Aceh
 Balai Besar Laboratorium Kesehatan Palembang untuk wilayah kerja
Bengkulu, Babel, Sumsel, Jambi, dan Lampung
 Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar untuk wilayah kerja
Gorontalo, Sulut, Sulbar, Sulteng, Sulsel, dan Sultra
 Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya untuk wilayah kerja Kalsel,
Kalteng, Kaltara, dan Kaltim
 Balai Besar Laboratorium Kesehatan Papua untuk wilayah kerja Papua dan
Papua Barat
Di antara beberapa daftar di atas, pemeriksaan hanya dapat dilakukan bagi orang yang
termasuk kategori memiliki kontak erat dengan risiko tinggi dan bukan ODP maupun
PDP. Oleh karena itu, disarankan untuk menghubungi lembaga tersebut terlebih
dahulu.
Alur pemeriksaan corona
Berikut alur pemeriksaan corona yang sejauh ini diterapkan di Indonesia:
1. Alur pemeriksaan Pasien Dalam Pengawasan (PDP)
Mengacu pada Pedoman Pencegahan Dan Pengendalian COVID-19 yang diterbitkan
oleh Kementrian Kesehatan RI, begini alurnya:
 Pasien akan diberi pengobatan sesuai gejala yang dialaminya terlebih dahulu
di fasilitas layanan kesehatan pertama yang didatangi oleh pasien
 Jika gejala berlanjut maka akan dirujuk ke rumah sakit rujukan
 Pasien diisolasi di rumah sakit
 Pengambilan sampel spesimen
 Sampel akan diperiksa sesuai koordinasi dengan Dinkes setempat
 Pemantauan gejala pasien
 Komunikasi risiko berupa wawancara atau pengisian kuisioner terkait gejala
dan riwayat pasien.
2. Alur pemeriksaan Orang Dalam Pemantauan (ODP)
 ODP akan diberi pengobatan sesuai gejala yang dialaminya terlebih dahulu di
fasilitas layanan kesehatan pertama yang didatangi oleh pasien
 Pemantauan gejala oleh fasilitas layanan kesehatan
 ODP diminta untuk pulang
 Dilakukan pemantauan kembali terkait gejala
 Pengambilan sampel spesimen
 Bila hasil lab positif dan gejala berlanjut maka akan dirujuk ke RS sebagai
pasien dalam pemantauan.
3. Alur pemeriksaan orang yang memiliki kontak erat dengan risiko tinggi
 Mendatangi fasilitas layanan kesehatan untuk meminta rujukan
 Menghubungi lembaga terkait yang menerima kategori orang yang memiliki
kontak erat dengan risiko tinggi
 Akan dilakukan pemeriksaan sampel spesimen pada hari ke-1
 Karantina di rumah selama 14 hari
 Pada hari ke-14, sampel spesimen akan diambil dan diperiksa kembali.
Proses pengambilan sampel pemeriksaan corona
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC)
merekomendasikan pengumpulan dan pengujian swab nasofaring pernapasan atas
(NP) sebagai diagnostik awal untuk COVID-19. Begini prosesnya:
 Tes swab
Tes swab merupakan serangkaian proses pengambilan sampel lendir dari saluran
pernapasan. Caranya dengan mengusap tenggorokan melalui mulut dan hidung.
 Sampel spesimen di bawa ke laboratorium
Sebanyak 2-3 ml sampel akan dimasukan ke dalam tabung steril dan segera dikirim
ke laboratorium untuk dilakukan pengujian. Penyimpanan suhu sampel harus berkisar
antara 2-8 °C dan tidak boleh melebihi 72 jam masa simpan. Jika lewat dari masa itu,
virus dan materi genetik yang kemungkinan berada dalam spesimen akan menurun
dan bisa menyebabkan hasil yang kurang valid.
 Pengujian sampel
Setelah sampai di laboratorium, para laboran akan melakukan serangkaian uji tes
pada sampel spesimen dengan prosedur RT-PCR. Spesimen tersebut kemudian akan
ditelusuri apakah mengandung jejak genetik dari virus corona atau tidak.
 Hasil test
Umumnya hasil tes corona dengan metode RT-PCR akan keluar dalam waktu kurang
dari 24 jam.

Sebelum pemeriksaan, karantina diri dan social distancing yang terpenting


Perasaan ingin memastikan diri sendiri dan orang tersayang aman dari penyakit
corona ini tentu ada di benak setiap orang. Sayangnya, tak semua orang bisa
melakukan tes ini dengan mudah karena adanya keterbatasan fasilitas dan tenaga
kesehatan, serta harus ada kategori yang didahulukan untuk tes.
Jika Anda dan keluarga tidak termasuk kategori mana pun seperti yang dijelaskan di
atas, sebaiknya jangan terburu-buru untuk melakukan pemeriksaan karena akan
membuat fasilitas kesehatan semakin membludak.
Ada cara paling mudah yang bisa dilakukan sebagai langkah awal pencegahan
menyebarnya corona, yaitu dengan mempraktikkan social distancing dengan berdiam
diri di rumah, menjauh dari keramaian, dan tidak bepergian apabila memang tidak
diperlukan. Jaga selalu kesehatan Anda dan keluarga dengan cara tersebut, ya!

Referensi
Bagikan
 Share Facebook Share Twitter Share WhatsappShare Email
Artikel Terkait

Anda mungkin juga menyukai