Koperasi “Maju Terus” adalah koperasi yang bergerak dalam penjualan barang-barang kebutuhan
sehari-hari masyarakat di suatu daerah pemukiman di wilayah kota Tasikmalaya. Koperasi ini didirikan
pada pertengahan Januari 2010 dan memiliki 500 anggota.
Koperasi ini menyewa sebuah bangunan ruko 2 lantai sebesar Rp 36.000.000,- untuk jangka waktu 2
tahun, sebagai tempat usaha. Lantai 1 digunakan sebagai toko dan lantai 2 sebagai kantor koperasi.
Koperasi ini menjual produknya baik kepada anggota maupun nonanggota. Pada awal Maret 2010,
koperasi ini mulai beroperasi dan staf akuntansi menyajikan neraca berikut:
Kas 221.000.000
Sewa Kantor Dibayar Dimuka 36.000.000
Perlengkapan Kantor 3.000.000 Simpanan Pokok 250.000.000
Peralatan Kantor 40.000.000 Simpanan Wajib 50.000.000
10 Kas 41.000.000
Piutang Anggota 55.000.000
Partisipasi Bruto Anggota 96.000.000
12 Persediaan 32.000.000
Kas 32.000.000
20 Kas 72.000.000
Penjualan 72.000.000
# Partisipasi Anggota:
- Partisipasi Bruto Anggota Rp 96.000.000
- Beban Pokok (81.600.000)
- Partisipasi Neto Anggota 14.400.000
# Beban Operasi:
- Beban Gaji Pengurus Koperasi Rp 2.000.000
- Beban Gaji Pegawai Koperasi 2.400.000
- Beban Listrik, air dan telepon 1.300.000
Total Beban Operasi (5.700.000)
10 Kas 41.000.000
Piutang Anggota 55.000.000
Partisipasi Bruto Anggota 96.000.000
12 Pembelian 32.000.000
Kas 32.000.000
20 Kas 72.000.000
Penjualan 72.000.000
Dari hasil perhitungan fisik (stock opname) barang dagangan yang ada di toko Koperasi Maju Terus pada
akhir bulan Maret 2010, diketahui nilai persediaan pada saat itu adalah Rp 29.200.000,-. Berdasarkan
Neraca Saldo tersebut dan hasil perhitungan fisik barang dagangan, maka dapat disusun Laporan
perhitungan Hasil Usaha sebagai berikut:
Koperasi Maju Terus
Laporan Perhitungan Hasil Usaha
Periode 31 Maret 2010
# Beban Operasi:
- Beban Gaji Pengurus Koperasi Rp 2.000.000
- Beban Gaji Pegawai Koperasi 2.400.000
- Beban Listrik, air dan telepon 1.300.000
Total Beban Operasi (5.700.000)
Perhitungan SHU, baik dengan metode perpetual ataupun periodik, akan diperoleh nilai yang sama.
Ternyata ada beberapa hal yang belum dicatat yang memerlukan penyesuaian, yaitu:
Setelah dihitung, perlengkapan kantor yang tersisa pada akhir bulan Maret 2010 tinggal Rp 2.400.000.
Beban penyusutan peralatan kantor untuk bulan Maret 2010 sebesar Rp 100.000,-.
Ongkos angkut pengiriman penjualan barang sebesar Rp 450.000 belum dibayar dan belum dicatat.
Koperasi Maju Terus
Neraca Lajur (dlm ribuan)
Keterangan Neraca Saldo Penyesuaian Saldo yg Hasil Usaha Neraca
disesuaikan
Dr Cr Dr Cr Dr Cr Dr Cr Dr Cr
Kas 196.300 196.300 196.300
Piutang Anggota 55.000 55.000 55.000
Persediaan 29.200 29.200 29.200
Sewa Kantor Dibayar Dimuka 36.000 36.000 36.000
Perlengkapan Kantor 3.000 600 2.400 2.400
Peralatan Kantor 40.000 40.000 40.000
Utang Usaha 40.000 450 40.450 40.450
Simpanan Pokok 250.000 250.000 250.000
Simpanan Wajib 50.000 50.000 50.000
Partisipasi Bruto 96.000 96.000 96.000
Penjualan 72.000 72.000 72.000
Beban Pokok 81.600 81.600 81.600
Harga Pokok Penjualan 61.200 61.200 61.200
Beban Listrik, Air, Telepon 1.300 1.300 1.300
Beban Gaji Pegawai 2.400 2.400 2.400
Beban Gaji Pengurus 2.000 2.000 2.000
# Partisipasi Anggota:
- Partisipasi Bruto Anggota Rp 96.000.000
- Beban Pokok (81.600.000)
- Partisipasi Neto Anggota 14.400.000
# Beban Operasi:
- Beban Gaji Pengurus Koperasi Rp 2.000.000
- Beban Gaji Pegawai Koperasi 2.400.000
- Beban Listrik, air dan telepon 1.300.000
- Beban Angkut Penjualan 450.000
- Beban Pnystn. Peralatan Kantor 100.000
- Beban Pemakaian Prlngkpn Ktr 600.000
Total Beban Operasi (6.850.000)
Sepanjang bulan Maret 2010, koperasi Maju Terus menjual barang dagangannya kepada anggota senilai
Rp 96.000.000. Jika anggota membeli barang yang sama dari supermarket “Yamart”, anggota hanya
perlu membayar sebesar Rp 94.400.000, sehingga manfaat ekonomi yang diperoleh anggota dari
pembelian barang dari koperasi akan bernilai negatif Rp 1.600.000 (94.400.000 – 96.000.000).
Jika koperasi Maju Terus mengalokasikan SHU-nya sebesar 40% untuk Dana Anggota, sedangkan pada
bulan Maret 2010, koperasi tersebut memperoleh SHU sebesar Rp 18.350.000,-, maka manfaat ekonomi
yang diperoleh anggota dari pembagian SHU adalah Rp 7.340.000,- (Rp 18.350.000 x 40%).
JURNAL PENUTUP
1. Menutup semua akun pendapatan, dengan cara mendebet akun pendapatan dan mengkredit
akun ikhtisar laba rugi
2. Menutup semua akun beban, dengan cara mendebet akun ikhtisar laba rugi dan mengkredit
semua akun beban
3. Menutup akun ikhtisar Laba Rugi, dengan cara mendebet akun ikhtisar laba rugi dan mengkredit
akun SHU sebesar selisih antara pendapatan dan beban.
4. Menutup Akun-akun SHU, dengan cara mendebet akun SHU dan mengkredit akun-akun yang
merupakan komponen untuk mengalokasikan SHU, yaitu akun-akun Dana dan Cadangan.
Penyusunan jurnal penutup hanya perlu dilakukan pada akhir periode akuntansi, yang biasanya satu
tahun. Ini berarti jurnal penutup hanya disusun pada akhir tahun, bukan setiap bulan.
Setelah jurnal penutup dibuat, berakhirlah pencatatan koperasi untuk periode yang bersangkutan.
Penyusunan laporan keuangan akhir tahun dilakukan setelah jurnal penutup disusun. Karena itu, laporan
keuangan yang disajikan merupakan laporan keuangan pascapenutupan pencatatan transaksi, sehingga
mencerminkan kondisi terakhir setelah penutupan transaksi.
Kasus untuk Koperasi Maju Terus, hanyalah sekedar contoh kasus, kita asumsikan saja akhir bulan
Maret 2010 adalah penutupan pencatatan bagi koperasi tersebut.
Misal AD/ART koperasi maju Terus menetapkan bahwa SHU yang diperoleh koperasi harus dialokasikan
untuk Dana Anggota sebesar 40%, sebagai Cadangan 50%, dan sebagai Dana Sosial 10%.
SHU 18.350.000
Dana Anggota 7.340.000
Dana Sosial 1.835.000
Cadangan 9.175.000
To be continued.....