ABSTRACT
Cement industry based on in its production process is categorized as industries that significantly
pollute the environment, as well as a source of environmental degradation in the surroundings areas. In
this regard, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (PT.ITP) has conducted an international standard,
Environmental Management System(SML) ISO 14001, as an effort to mitigate and prevent
environmental pollution and degradation. This research is aimed to analyze the level of efficiency of
environmental management particularly for physical parameters implemented by PT.ITP as required in
the SML ISO 14001 requirements. The results of this research indicated that Waste minimization
activities can be conducted in some production processes, i.e., raw mill, suspension preheater, cooler and
cement mill.Waste minimization efforts conducted by PT.ITP, particularly for dust concentration in the
surrounding cement facilities, indicated an efficient performance.
1
AGRIPLUS,
)Staf Pengajar Pada Fakultas Volume
Ilmu Kelautan 22 Nomor
dan Perikanan : 02 Mei 2012, ISSN 0854-0128
Umrah 110
111
telah diterapkan di industri semen yang terkait data-data hasil pengukuran kualitas lingkungan
dalam program implementasi Sistem manajemen yang terdapat pada dokumen RKL/RPL pabrik,
Lingkungan ISO 14001, guna terujudnya dan data yang dilakukan oleh LAB HIPERKES
pembangunan yang berkelanjutan. Tujuan dari Bandung selama periode tahun 1997 sampai
penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi 2003, serta data-data dari laporan internal pabrik
potensi limbah yang dihasilkan pada proses yang berhubungan dengan pengelolaan
produksi sehingga ditemukan alternatif kegiatan lingkungan.
minimisasi limbah yang bisa dilakukan pada
industri semen. Analisis Data
Analisis Neraca Bahan
Analisis neraca bahan dilakukan untuk
METODE PENELITIAN mengetahui potensi limbah yang terbentuk dari
proses produksi semen. Teknik analisis yang
Lokasi Penelitian digunakan berdasarkan metode Noor dan Sailah
Penelitian Ini Di Laksanakan Pada Pabrik (1989) yaitu penyelesaian dengan metode secara
Semen Pt. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk langsung, dengan konsep ”jumlah bahan yang
(Pt. Itp), Terletak Di Kecamatan Citeureup, masuk sama dengan jumlah bahan yang keluar”.
Kecamatan Cilengsi Dan Kecamatan Gunung
Putri, Kabupaten Bogor - Jawa Barat.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengumpulan Data dan Informasi
Observasi Lapangan Minimisasi Limbah Pada Proses Produksi
Observasi lapangan dilakukan di dalam Semen
pabrik untuk melihat lima tahap proses produksi Identufikasi potensi limbah dalam
semen, yang dimuali dari tahap proses di Raw penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa
Mill, Suspension Preheater, Rotary kiln, Cooler besar limbah yang keluar dari setiap daur hidup
dan terakhir di Finish Mil (Cement Mill). proses, sehingga dapat diketahui jumlah limbah
Observasi lapang ini bertujuan untuk mengamati yang dapat diminimisasi berhubungan dengan
secara visual penanganan limbah yang terbentuk kegiatan minimisasi limbah (Waste
dari hasil kegiatan proses produksi semen, serta Minimization) yang telah diterapkan di pabrik,
upaya-upaya yang dilakukan dalam kegiatan yang merupakan salah satu upaya strategis untuk
minimisasi limbah. pengelolaan dampak lingkungan yang dapat
Pengumpulan Data Sekunder dilaksanakan pada proses produksi.
Pengumpulan data sekunder bersumber dari Dalam proses produksi semen ini terdapat
rekaman audit internal Sistem Manajemen 5 unit tahap operasi dengan susunan neraca
Lingkungan (SML) ISO 14001 dan penelusuran bahan sebagai berikut:
Bahan Baku yang masuk ke Raw Mill sebanyak Sehingga produk akhir raw mill jadi bertambah
5187745,78 kg/hari. Debu yang dapat di re-use menjadi 4772437,81 kg/hari. Sedangkan debu
sebanyak 142893,47 kg/hari yang kemudian yang masih terbuang ke lingkungan 288,31
dikembalikan ke raw mill menjadi produk. kg/hari.
Tepung baku masuk SP 4772437,81 kg/hari, dan Sedangkan debu yang keluar dari SP di Re-use di
terjadi proses kalsinasi awal. Sehingga produk Raw mill dan menghasilkan produk sebanyak
SP yang dihasilkan hanya 3059504,31 kg/hari. 476000,89 kg/hari.
Proses kalsinasi lanjutan terjadi di Rotary membantu proses prekalsinasi. Akibat suhu yang
Kiln dengan umpan batubara masuk 296400 sangat tinggi di Rotary Kiln maka terdapat massa
kg/hari, yang akhirnya menghasilkan klinker yang terakumulasi yaitu massa yang meleleh
yang masih panas sebanyak 2829814,88 kg/hari. kemudian menempel pada bata tahan api
Selain itu juga di hasilkan gas panas kiln sebesar sebanyak 23973,03% atau sebesar 0,41% yang
2946284,26 kg/hari yang nantinya akan dialirkan akhirnya akan membentuk coating di Kiln.
dan dimanfaatkan di Suspension preheater untuk
Klinker panas masuk Cooler 2829814,88 produk akhir cooler menjadi 2829645,09 kg/hari.
kg/hari. Debu yang dapat di reduce jadi produk Sedangkan debu yang terbuang ke lingkungan
di cooler sebanyak 169619,10 kg/hari, sehingga masih tersisa sebesar 169,79 kg/hari.
Klinker
Cement Mill Produk (Cement)
Recycle Limbah
Tabel 5. Neraca Bahan pada Cement Mill
INPUT OUTPUT (kg/hari)
No Keterangan
(kg/hari) Produk utama Produk samping Kehilangan
A. INPUT
1. Klinker masuk 2829645,09 - - -
2. Gypsum masuk 127334,03 - - -
3. Re-cycle Limbah 141482,25 - - -
B. OUTPUT
1. Debu ke luar EP - - - 185,91
2. Produk cement mill - 2912553,69 - -
3. Debu yang jadi produk - 185721,77 - -
Jumlah 3098461,37 3098275,46 - 185,91
Total Input 3098461,37 -
Total Output - 3098461,37
Klinker masuk cement mill sebanyak 2829645,09 di reduce dari kegiatan produksi di cement mill
kg/hari, dan gypsum yang masuk sebanyak adalah sebesar 2912553,69 kg/hari, sehingga
127334,03 kg/hari. Di cement mill terdapat produk akhir yang menjadi semen sebanyak
kegiatan re-cycle yaitu pemanfaatan Fly ash, 3098275,46 kg/hari. Debu yang masih terbuang
slag dan limestone yang jumlahnya mencapai ke lingkungan sebanyak 185,91 kg/hari.
141482,25 kg/hari. Sedangkan debu yang dapat
Hamner, P. B. 1997. A strategic Approach to ISO Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor. 2000.
14001. Jurnal Asean Institute of Neraca Lingkungan Hidup Kabupaten
Management, http://www. Bogor Tahun 2000. Pemerintah Daerah
cleanerproduction.com/ Bogor, Bogor.
Hadiwiarjo, B.H. 1997. ISO 14001 Panduan Yeo, S.H. and W.M. Ang. 2001. Trade-off Analysis
Penerapan Sistem Manajemen lingkungan. Between Business and Environmental
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Strategies. Int. J. Environmental and
Management, 1 (1): 1-12.
Kuhre, W. L. 1996. Sertifikasi ISO 14001: Sistem
Manajemen Lingkungan. Prenhallindo,