Anda di halaman 1dari 7

110

MINIMISASI LIMBAH PADA INDUSTRI SEMEN DALAM RANGKA IMPLEMENTASI


SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN ISO 14001
(Studi Kasus PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk., Citeureup-Bogor, Jawa Barat)

Oleh: Febrianti Lestari1)

ABSTRACT

Cement industry based on in its production process is categorized as industries that significantly
pollute the environment, as well as a source of environmental degradation in the surroundings areas. In
this regard, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (PT.ITP) has conducted an international standard,
Environmental Management System(SML) ISO 14001, as an effort to mitigate and prevent
environmental pollution and degradation. This research is aimed to analyze the level of efficiency of
environmental management particularly for physical parameters implemented by PT.ITP as required in
the SML ISO 14001 requirements. The results of this research indicated that Waste minimization
activities can be conducted in some production processes, i.e., raw mill, suspension preheater, cooler and
cement mill.Waste minimization efforts conducted by PT.ITP, particularly for dust concentration in the
surrounding cement facilities, indicated an efficient performance.

Key words: waste minimization, environmental management system, cement industry

PENDAHULUAN semen PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk.,


telah menerapkan SML ISO-14001 yang
PT. Indocement yang merupakan salah merupakan suatu sistem pengelolaan lingkungan
satu industri semen di Indonesia, termasuk dengan membuat program dan rancangan-
industri pertambangan galian C yaitu batu kapur rancangan yang bertujuan untuk mengurangi
yang kemudian diolah melalui proses produksi beban limbah yang masuk ke lingkungan. Selain
sehingga menghasilkan produk akhir berupa itu, Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001
semen Portland, semen Putih (white cement), (SML ISO-14001) merupakan suatu perangkat
semen sumur Minyak (oil well cement) dan pengelolaan lingkungan yang bersifat sukarela
semen Pozzolan. Industri semen dalam proses (voluntary) bertujuan untuk secara berkelanjutan
produksinya, tergolong kelompok industri yang mencapai perbaikan pengelolaan dan
produksinya berpotensi menggunakan pengendalian dampak lingkungan, dengan
sumberdaya alam yang sangat besar, yakni untuk prinsip kerja yang mengutamakan pencegahan
menghasilkan satu ton semen dibutuhkan 110- polusi, taat dengan peraturan dan perbaikan
140 Kwh tenaga listrik, 800-900 K.cal energi berkelanjutan (Hadiwiardjo, 1997, Lestari 2010,
panas dan 1-1,5 ton air. Disamping itu juga 2011).
berpotensi mengeluarkan limbah yang dapat Penerapan Sistem Manajemen
menimbulkan pencemaran lingkungan. Dimana Lingkungan dimaksudkan agar masalah
limbah yang dihasilkan pada proses produksi penurunan kualitas lingkungan dapat diatasi
tersebut, pada dasarnya merupakan produk dengan tepat, sehingga kepercayaan masyarakat
sampingan ditemukan pada saat proses maupun konsumen domestik dan internasional
penggilingan dan pembakaran klinker. terhadap komuditas semen dapat terujud lebih
Berkaitan dengan masalah dampak baik. Sehingga dengan demikian dirasa perlu
pencemaran yang ditimbulkan dari kegiatan untuk melakukan identifikasi potensi limbah
industri semen yang berimplikasi kepada yang terjadi yang terjadi pada proses produksi
penurunan kualitas lingkungan, maka pabrik dan kegiatan efisiensi minimisasi limbah yang

1
AGRIPLUS,
)Staf Pengajar Pada Fakultas Volume
Ilmu Kelautan 22 Nomor
dan Perikanan : 02 Mei 2012, ISSN 0854-0128
Umrah 110
111

telah diterapkan di industri semen yang terkait data-data hasil pengukuran kualitas lingkungan
dalam program implementasi Sistem manajemen yang terdapat pada dokumen RKL/RPL pabrik,
Lingkungan ISO 14001, guna terujudnya dan data yang dilakukan oleh LAB HIPERKES
pembangunan yang berkelanjutan. Tujuan dari Bandung selama periode tahun 1997 sampai
penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi 2003, serta data-data dari laporan internal pabrik
potensi limbah yang dihasilkan pada proses yang berhubungan dengan pengelolaan
produksi sehingga ditemukan alternatif kegiatan lingkungan.
minimisasi limbah yang bisa dilakukan pada
industri semen. Analisis Data
Analisis Neraca Bahan
Analisis neraca bahan dilakukan untuk
METODE PENELITIAN mengetahui potensi limbah yang terbentuk dari
proses produksi semen. Teknik analisis yang
Lokasi Penelitian digunakan berdasarkan metode Noor dan Sailah
Penelitian Ini Di Laksanakan Pada Pabrik (1989) yaitu penyelesaian dengan metode secara
Semen Pt. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk langsung, dengan konsep ”jumlah bahan yang
(Pt. Itp), Terletak Di Kecamatan Citeureup, masuk sama dengan jumlah bahan yang keluar”.
Kecamatan Cilengsi Dan Kecamatan Gunung
Putri, Kabupaten Bogor - Jawa Barat.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengumpulan Data dan Informasi
Observasi Lapangan Minimisasi Limbah Pada Proses Produksi
Observasi lapangan dilakukan di dalam Semen
pabrik untuk melihat lima tahap proses produksi Identufikasi potensi limbah dalam
semen, yang dimuali dari tahap proses di Raw penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa
Mill, Suspension Preheater, Rotary kiln, Cooler besar limbah yang keluar dari setiap daur hidup
dan terakhir di Finish Mil (Cement Mill). proses, sehingga dapat diketahui jumlah limbah
Observasi lapang ini bertujuan untuk mengamati yang dapat diminimisasi berhubungan dengan
secara visual penanganan limbah yang terbentuk kegiatan minimisasi limbah (Waste
dari hasil kegiatan proses produksi semen, serta Minimization) yang telah diterapkan di pabrik,
upaya-upaya yang dilakukan dalam kegiatan yang merupakan salah satu upaya strategis untuk
minimisasi limbah. pengelolaan dampak lingkungan yang dapat
Pengumpulan Data Sekunder dilaksanakan pada proses produksi.
Pengumpulan data sekunder bersumber dari Dalam proses produksi semen ini terdapat
rekaman audit internal Sistem Manajemen 5 unit tahap operasi dengan susunan neraca
Lingkungan (SML) ISO 14001 dan penelusuran bahan sebagai berikut:

1. Neraca Bahan pada Raw Mill

Debu yang masuk EP


Debu yang jadi produk
H2O yang teruapkan

Bahan Baku RAW MILL Produk Raw Mill

AGRIPLUS, Volume 22 Nomor : 02 Mei 2012, ISSN 0854-0128


112

Tabel 1. Neraca bahan di Raw Mill


OUTPUT (kg/hari)
INPUT
No Keterangan Produk Produk samping Kehilangan
(kg/hari)
utama
A. INPUT
1. Bahan baku
- Batu Kapur 4321392,24 - - -
- Tanah Liat 648468,22 - - -
- Pasir Silika 129693,64 - - -
- Pasir Besi 88191,68 - - -
B. OUTPUT
1. H2O yg teruapkan - - - 415019,66
2. Debu yg ke lingk. - - - 288,31
3. Debu jadi produk - 142893,47 - -
4. Produk Raw Mil - 4629544,34 - -
Jumlah 5187745,78 4772437,81 - 415307,97
Total Input 5187745,78 -
Total Output - 5187745,78

Bahan Baku yang masuk ke Raw Mill sebanyak Sehingga produk akhir raw mill jadi bertambah
5187745,78 kg/hari. Debu yang dapat di re-use menjadi 4772437,81 kg/hari. Sedangkan debu
sebanyak 142893,47 kg/hari yang kemudian yang masih terbuang ke lingkungan 288,31
dikembalikan ke raw mill menjadi produk. kg/hari.

2. Neraca Bahan di Suspension Preheater


Debu yang keluar Gas buang SP

Massa yang terakumulasi


Tepung Baku
Suspension Preheater Produk

Batubara masuk Gas buang dari Kiln

Udara pendorong batubara Udara panas dari Cooler

AGRIPLUS, Volume 22 Nomor : 02 Mei 2012, ISSN 0854-0128


113

Tabel 2. Neraca Bahan di Suspension Preheater


OUTPUT (kg/hari)
INPUT
No Keterangan Produk Produk Kehilangan
(kg/hari)
utama samping
A. INPUT
1. Tepung baku masuk SP 4772437,81 - - -
2. Batubara masuk 206160 - - -
3. Gas buang dari Kiln 2946284,26 - - -
4. Udara panas dari cooler 5799581,84 - - -
3. Udara pendorong batu 25668 - - -
B. bara
1. OUTPUT - - 476289,29 -
2. Debu yang keluar - - 10182615,87 -
3. Gas buang SP - 3059504,31 - -
4. Produk SP - - - 31722,44
Massa yg berakumulasi
Jumlah 13750131,91 3059504,31 10658905,16 31722,44
Total Input 13750131,91 -
Total Output - 13750131,91

Tepung baku masuk SP 4772437,81 kg/hari, dan Sedangkan debu yang keluar dari SP di Re-use di
terjadi proses kalsinasi awal. Sehingga produk Raw mill dan menghasilkan produk sebanyak
SP yang dihasilkan hanya 3059504,31 kg/hari. 476000,89 kg/hari.

3. Neraca Bahan pada Rotary Kiln


Gas buang kiln
Udara primer
Udara pendorong batubara
Produk SP
Rotary Kiln Produk (klinker panas)

Batu bara masuk


Massa yang berakumulasi Udara sekunder

Proses kalsinasi lanjutan terjadi di Rotary membantu proses prekalsinasi. Akibat suhu yang
Kiln dengan umpan batubara masuk 296400 sangat tinggi di Rotary Kiln maka terdapat massa
kg/hari, yang akhirnya menghasilkan klinker yang terakumulasi yaitu massa yang meleleh
yang masih panas sebanyak 2829814,88 kg/hari. kemudian menempel pada bata tahan api
Selain itu juga di hasilkan gas panas kiln sebesar sebanyak 23973,03% atau sebesar 0,41% yang
2946284,26 kg/hari yang nantinya akan dialirkan akhirnya akan membentuk coating di Kiln.
dan dimanfaatkan di Suspension preheater untuk

AGRIPLUS, Volume 22 Nomor : 02 Mei 2012, ISSN 0854-0128


114

Tabel 3. Neraca Bahan pada Rotary Kiln


OUTPUT (kg/hari)
INPUT
No Keterangan Produk utama Produk Kehilangan
(kg/hari)
samping
A. INPUT
1. Input Rotary Kiln 3059504,31 - - -
2. Umpan Batu bara masuk 296400 - - -
3. Udara
a. Udara primer 198720 - - -
b. Udara sekunder 2182519,86 - - -
c. Udara pendorong batu 62928 - - -
B. bara
1. OUTPUT - - 2946284,26 -
2. Gas Buang Kiln - 2829814,88 - -
3. Produk Kiln (klinker) - - - 23973,03
Massa yg berakumulasi
Jumlah 5800072,17 2829814,88 2946284,26 23973,03
Total Input 5800072,17 -
Total Output - 5800072,17

4. Neraca Bahan pada Cooler Debu keluar


Udara panas keluar
Debu yang jadi produk
Kilnker Panas
Cooler Produk cooler

Udara pendingin dari 24


cooling fan

Tabel 4. Neraca Bahan di Cooler


INPUT OUTPUT (kg/hari)
No Keterangan
(kg/hari) Produk utama Produk samping Kehilangan
A. INPUT
1. Klinker masuk cooler 2829814,88 - - -
2. Udara pendingin dari 7982101,7 - - -
24 cooling fan
B. OUTPUT
1. Debu ke lingkungan - - - 169,79
2. Debu yang jadi produk - 169619,10 - -
3. Produk Cooler - 2660025,99 - -
4. Udara keluar cooler:
a. ke Kiln - - 2182519,86 -
b. ke SP - - 5799581,84 -
Jumlah 10811916,58 2829645,09 7982101,7 169,79
Total Input 10811916,58 -
Total Output - 10811916,58

AGRIPLUS, Volume 22 Nomor : 02 Mei 2012, ISSN 0854-0128


115

Klinker panas masuk Cooler 2829814,88 produk akhir cooler menjadi 2829645,09 kg/hari.
kg/hari. Debu yang dapat di reduce jadi produk Sedangkan debu yang terbuang ke lingkungan
di cooler sebanyak 169619,10 kg/hari, sehingga masih tersisa sebesar 169,79 kg/hari.

5. Neraca Bahan pada Cement Mill


Debu keluar
Gypsum
Debu yang jadi produk

Klinker
Cement Mill Produk (Cement)

Recycle Limbah
Tabel 5. Neraca Bahan pada Cement Mill
INPUT OUTPUT (kg/hari)
No Keterangan
(kg/hari) Produk utama Produk samping Kehilangan
A. INPUT
1. Klinker masuk 2829645,09 - - -
2. Gypsum masuk 127334,03 - - -
3. Re-cycle Limbah 141482,25 - - -
B. OUTPUT
1. Debu ke luar EP - - - 185,91
2. Produk cement mill - 2912553,69 - -
3. Debu yang jadi produk - 185721,77 - -
Jumlah 3098461,37 3098275,46 - 185,91
Total Input 3098461,37 -
Total Output - 3098461,37

Klinker masuk cement mill sebanyak 2829645,09 di reduce dari kegiatan produksi di cement mill
kg/hari, dan gypsum yang masuk sebanyak adalah sebesar 2912553,69 kg/hari, sehingga
127334,03 kg/hari. Di cement mill terdapat produk akhir yang menjadi semen sebanyak
kegiatan re-cycle yaitu pemanfaatan Fly ash, 3098275,46 kg/hari. Debu yang masih terbuang
slag dan limestone yang jumlahnya mencapai ke lingkungan sebanyak 185,91 kg/hari.
141482,25 kg/hari. Sedangkan debu yang dapat

Tabel 6. Neraca Bahan Total


OUTPUT (kg/hari)
INPUT
No Keterangan Produk utama Produk Kehilangan
(kg/hari)
samping
A. INPUT
1. Raw Mill 5187745,78 4772437,81 - 415307,97
2. Suspension Preheater 13750131,91 3059504,31 10658905,16 31722,44
3. Rotary Kiln 5800072,17 2829814,88 2946284,26 23973,03
4. Cooler 10811916,58 2829645,09 7982101,7 169,79
5. Cement Mill 3098461,37 3098275,46 - 185,91
Jumlah 38648327,81 16589677,55 21587291,12 471359,14
Total Input 38648327,81 -
Total Output - 38648327,81

AGRIPLUS, Volume 22 Nomor : 02 Mei 2012, ISSN 0854-0128


116

KESIMPULAN DAN SARAN Jakarta. Maya, G. penerjemah.


Terjemahan dari: ISO 14001 Certification:
Kesimpulan Environmenal Management System.
Kegiatan minimisasi limbah di pabrik Kementrian Lingkungan Hidup Indonesia. 2003.
semen dapat dilakukan pada tahap proses di raw Status Lingkungan Hidup Indonesia.
mill, Suspension Preheater, Cooler dan Cement Kementrian Lingkungan Hidup, Jakarta.
mill. Dan Minimisasi limbah yang telah
diterapkan untuk mengurangi massa debu yang Lestari, F. 2010. Efektivitas Pengelolaan Kualitas
masuk kelingkungan menunjukkan nilai yang Lingkungan Fisik Pada Industri Semen
Pasca Implementasi AMDAL dan ISO
efisien.
14001. Jurnal Agriplus, 20 (02) : 126-132.
Saran Lestari, F. 2011. Persepsi Karyawan Terhadap
Penelitian ini hanya terbatas pada Pengelolaan Lingkungan Dan Persepsi
identifikasi potensi limbah dan penemuan Masyarakat Terhadap Kualitas
kegiatan minimisasi limbah yang bisa dilakukan Lingkungan Pada Industri Semen Pasca
pada setiap tahap proses produksi semen. Untuk Implementasi Amdal Dan Iso 14001.
kegiatan selanjutnya penelitian ini dapat Buletin Penelitian Sosek Faperta Unhalu,
dilanjutkan dengan kajian aspek sosial ekonomi 20 (02) : 126-132.
maupun biologi mengedai dampak yang Noor, E., dan I. Sailah. 1989. Dasar Teknik Kimia.
ditimbulkan oleh limbah dari industri semen. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Disamping itu hasil penelitian ini dapat Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Pusat
digunakan pada industri semen lainnya, Antar Universitas Bioteknologi. Istitut
sehingga upaya mewujudkan industri yang Pertanian Bogor.
berwawasan lingkungan dapat terwujud dengan Ropke, I. 2001. The Environmental Impact of
baik. Changing Consumption Patterns: A
Survey. International Journal
Environmental and Pollution, 15 (2): 127-
DAFTAR PUSTAKA 145.

Azhar, S. 2000. Pembangunan Berwawasan Russo,M. V, Harrison, N.S. 2001. An Empirical


Lingkungan di Tengah Isu Global. Jurnal Study of Impact of ISO 14001 Registration
Lingkungan Manajemen Ilmiah, 2 (6): 5-9. on Emissions Performance. Journal
Departement of Management University
Djajadiningrat, S. T. 2001. Untuk Generasi Masa of Oregon, 12 (3): 4-9.
Depan Pemikiran, Tantangan dan
Permasalahan Lingkungan. Studi Tekno Sunu, P. 2001. Melindungi Lingkungan dengan
Ekonomi, Departemen Teknik Industri, Menerapkan ISO 14001. Gramedia
Fakultas Teknologi Industri ITB, Bandung. Widiasarana Indonesia, Jakarta.

Hamner, P. B. 1997. A strategic Approach to ISO Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor. 2000.
14001. Jurnal Asean Institute of Neraca Lingkungan Hidup Kabupaten
Management, http://www. Bogor Tahun 2000. Pemerintah Daerah
cleanerproduction.com/ Bogor, Bogor.

Hadiwiarjo, B.H. 1997. ISO 14001 Panduan Yeo, S.H. and W.M. Ang. 2001. Trade-off Analysis
Penerapan Sistem Manajemen lingkungan. Between Business and Environmental
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Strategies. Int. J. Environmental and
Management, 1 (1): 1-12.
Kuhre, W. L. 1996. Sertifikasi ISO 14001: Sistem
Manajemen Lingkungan. Prenhallindo,

AGRIPLUS, Volume 22 Nomor : 02 Mei 2012, ISSN 0854-0128

Anda mungkin juga menyukai