Anda di halaman 1dari 3

Tema Kisah : Kisah pendampingan pengorganisasian terbentuknya BKAD dan atau

BUMDESMA
Penulis : Chairul Rachman Wahid ( Pendamping Manajemen, Kabupaten Merauke)
Judul Kisah : Setitik harapan dari ujung Indonesia Timur

Setitik harapan dari ujung Indonesia Timur


Chairul R. Wahid

Merauke, salah satu kota yang tidak pernah saya bayangkan akan luasnya lahan
pertanian sejauh mata memandang. Secara kalau dilihat dari kota – kota lain di papua yang
masyarakatnya memliki budaya berburu, lambat laun mulai beralih ke sector pertanian.
Merauke merupakan kabupaten terluas di Indonesia dengan luas mencapai 45,071 km2
dengan kondisi geografis dataran rendah. Sawah – sawah yang terbentang luas bisa kita liat
mulai dari distrik Semangga, distrik Tanah Miring, distrik Kurik, dan distrik Malind. Belum lagi
di distrik yang berada di kepulauan seperti distrik ilyawab, distrik tabonji, distrik kimaam, dan
distrik waan yang sekarang sedang gencar – gencarnya membuka cetak lahan baru.
Dengan luasnya lahan pertanian yang ada di Kabupaten Merauke ini diharapkan Kabupaten
Merauke ini dapat menjadi Lumbung Pangan bagi Indonesia bagian Timur.

Daerah transmigrasi mulai dari distrik Semangga sampai dengan distrik Malind
merupakan daerah primadona penghasil padi di Kabupaten Merauke ini. Termasuk di
dalamnya distrik Kurik yang sedang saya dampingi untuk saat ini. Distrik Kurik memiliki pada
saat ini memiliki 13 kampung di dalamnya yang sebelumnya hanya 9 kampung saja sebelum
pemekaran. Namun untuk pendampingan hanya terfokus pada 9 kampung lama termasuk 2
kampung local yaitu kampung ivimahad dan kampung kaliki. Distrik kurik merupakan daerah
transmigrasi sejak tahun 1980-an sehingga jika kita menginjakkan kaki di distrik kurik hampir
sama halnya kita berada di salah satu kota di pulau jawa dikarenakan masyarakatnya
mayoritas orang jawa. Sehingga kebiasaan orang jawa bercocok tanam / ataupun
menggarap sawah ini tertular pada kampung – kampung local yang sekarang sudah mulai
meninggalkan budaya berburu dengan budaya bercocok tanam.

Dengan total produksi yang mencapai 64.523,64 ton pada tahun 2017, distrik kurik
merupakan distrik penghasil padi terbanyak diantara distrik primadona lainnya.
Perkembangan teknologi juga yang semakin cepat berkembang pada saat ini, membuat
petani mau tidak mau mulai meninggalkan kebiasaan petani lama menjadi petani modern.
Sapi hewan yang dulunya digunakan petani untuk membajak sawah kini sudah berganti ke
alat hand traktor. Dulu memanen sawah masih menggunakan cara manual sekarang sudah
beralih menggunakan alat combine. Tidak dapat dipungkiri perkembangan teknologi yang
sangat cepat ini berdampak positif dan negative bagi petani. Untuk dampak positifnya yaitu
1 orang petani bahkan bisa menggarap sawah sampai 10 ha dikarenakan cepatnya alat
yang digunakan. Namun ada dampak negative dari cepatnya perkembangan tekonologi ini
yaitu, biaya produksi petani semakin tinggi dengan harga jual beras yang masih dikatakan di
bawah standart. Berangkat dari hal ini lah yang menggugah hati kami sebagai pendamping
bagaimana membuat petani tidak tercekik terus dengan keadaan yang seperti ini. Dengan
semangat dan mengucapkan Basmalah kami mulai pendampingan pada distrik kurik ini di
bulan maret.
Bersosialisasi itu PENTING

Yah benar sosialisasi itu merupakan langkah awal sebelum melakukan step yang
lain. Ibarat tamu kami harus meminta ijin dulu sama yang punya rumah untuk menjelaskan
maksud dan tujuan apa kami datang. Dari awal pendampingan kami memang memilih
tinggal di distrik kurik ini agar lebih dekat dengan masyarakatnya serta lebih mengetahui
kondisi ekonomi secara real. Tak lupa pula kami sosialisasikan program ini kepada OPD –
OPD terkait yang ada di Bappeda dan di DPMK serta di pemerintah Distrik. Dalam
mensosialisasikan Program Pembangunan Kawasan (PKP) ini memang tidaklah mudah
apalagi terhadap masyarakat yang kalau boleh dibilang memilki SDM yang kurang sehingga
sosialisasi harus sesering mungkin agar masyarakat paham. Kendala yang berat pada saat
itu bukan hanya harus sosialisasi kepada masyarakat namun ada pada OPD terkait yang
membidangi kawasan, jangankan kami melakukan sosialisasi untuk ditemui saja sangat sulit
dikarenakan OPD tersebut tidak pernah masuk ke kantor. Namun dengan tekad yang bulat
dan kegigihan kami tidak akan menyerah dengan mencari jalan lain agar Program
Pembangunan Kawasan Perdesaaan ini dapat berjalan di Kabupaten Merauke ini.

Kendala lain yaitu tidak adanya lembaga Badan Kerjasama Antar Kampung (BKAK)
yang seharusnya sudah terbentuk pada saat jamannya PNPM. Sehingga mau tidak mau
suka tidak suka kami harus memulainya dari paling awal. Sebenarnya ini sangat memakan
waktu yang lumayan lama dikarenakan disetiap kampung harus terbentuk dulu Badan
Kerjasama Kampung (BKK). Namun, kami tidak patah arah dengan sabar kami meminta
kepala – kepala kampung untuk menunjuk delegasi kampung atau membentuk Badan
Kerjasama Kampung (BKK) terlebih dahulu. Agar kedepannya untuk membuat Badan
Kerjasama Antar Kampung (BKAK) lebih mudah dikarenakan sudah ada perwakilan –
perwakilan dari setiap kampung yang masuk dalam kawasan perdesaan ini.

Berusaha Semaksimal Mungkin

Tiada hari tanpa berusaha serta berdoa untuk hasil yang terbaik. Selama berbulan –
bulan kami selalu mendatangi kampung – kampung yang masuk dalam kawasan perdesaan
ini. Untuk di pulau jawa dikarenakan SDM mendukung apapun program yang dibawa dari
pemerintah pusat bisa terhandle dengan baik. Beda dengan kami di Indonesia bagian timur
apalagi daerah papua. SDM yang sangat – sangat terbatas serta minimnya perhatian dari
pemerintah daerah membuat program dari pemerintah pusat berjalan kurang maksimal.
Berangkat dari keterbatasan inilah kami harus lebih extra mendampingi lagi kepada kepala –
kepala kampung ataupun kepada masyarakatnya.

Setiap sabtu di awal bulan berjalan kami selalu mengikuti pertemuan Asosiasi
Kepala – Kepala Kampung Se Distrik Kurik, kami sharing – sharing tentang kendala –
kendala kampung seperti apa, langkah – langkah apa yang harus dilakukan untuk
Pembangunan Kawasan Perdesaan dan masih banyak hal lain yang kami bicarakan
mengenai masing – masing kampung. Setidaknya ini memberikan ruang untuk kami terus
mensosialisasikan dan mensukseskan Pembangunan Kawasan Perdesaan (PKP) ini.
Setelah kami mendapat kepercayaan bahwa program ini dapat benar – benar
mensejahterakan masyarakat barulah kami memainkan peran sebagai Pendamping
Kawasan.
Hasil memuaskan versi kami

Sekian lama kami berkoordinasi dengan Bappeda dan DPMK akhirnya kami
berkesempatan mempresentasikan Program Pembangunan Kawasan Perdesaan (PKP) ini
kepada Bupati Merauke Bapak Frederikus Gebze. Setelah kami presentasikannya beliau
sangat mendukung program ini ada di kabupaten merauke. Tidak menunggu waktu lama
draft yang sudah kami siapkan untuk Perbub, SK kawasan, serta SK TKPKP kami serahkan
kepada Bagian Hukum pada pemerintah daerah. Dengan lembar Disposisi dari Bupati yang
mengharuskan Perbub, SK kawasan, dan SK TKPKP dengan segera harus diterbitkan.
Kami sedikit bisa bernafas lega dengan adanya dukungan langsung dari Bupati, dan waktu
yang ditunggu – tunggu itu pun tiba. Perbub, SK Kawasan dan SK TKPKP telah diterbitkan
oleh bagian hukum dalam kurun waktu kurang dari 2 minggu. Ini menjadi modal yang kuat
untuk kami membentuk dengan segera Badan Usaha Milik Kampung (BUMK) Bersama yang
ada pada Distrik Kurik.

Meskipun kami tertinggal jauh oleh kabupaten – kabupaten lain yang telah
membentuk bumdesma dan sudah mulai sukses dengan bisnis yang dijalankan oleh
bumdesma tetapi kami tidak merasa minder. Secara bertahap kami mulai dengan
pembentukan Badan Usaha Milik Kampung (BUMK) Bersama melalui musyawarah antar
kampung yang diadakan di aula kantor distrik. Musyawarah yang dihadiri oleh Kepala Dinas
DPMK, Kepala Distrik Kurik, Kepala – kepala Kampung, serta beberapa orang perwakilan
dari setiap kampung yang dikirim sebagai delegasi kampung masing – masing. Musyawarah
antar kampung ini bisa dibilang cukup sukses dikarenakan semua unsur memberikan
pendapatnya serta solusi terbaik untuk pendirian Banda Usaha Milik Kampung (BUMK)
Bersama. Setelah beberapa jam dilakukannya musyawarah akhirnya terjadi kesepakatan
dari setiap kepala kampung dan perwakilannya bahwasannya setuju dengan didirikannya
Badan Usaha Milik Kampung (BUMK) Bersama di Distrik Kurik. Memang baru hanya
pendiriannya tetapi kedepan kami bertekad usaha / bisnis yang nantinya akan dijalankan
oleh Badan Usaha Milik Kampung (BUMK) Bersama ini dapat berjalan lancer serta dapat
membuat suatu perubahan terkait kesejahteraan masyarakat sekitar yang ada di distrik
Kurik.

Ketika usaha yang maksimal serta berdoa kepada yang punya kehidupan akhirnya
tidak mengkhianati hasil yang telah lama kami upayakan. Semoga kedepannya Badan
Usaha Milik Kampung (BUMK) Bersama ini dapat berkembang seperti BUMDESMA yang
ada di daerah – daerah lain. Harapan kami sebagai pendamping, pemerintah pusat maupun
pemerintah daerah harus lebih focus terhadap kampung – kampung yang ada diwilayah
papua terutama untuk akses infrastruktur. Kami sangat berterima kasih kepada pihak –
pihak yang telah membantu mensukseskan Program Pembangunan Kawasan Perdesaan
(PKP) yang ada di Kabupaten Merauke ini.

Sekian cerita singkat pengalaman saya mendampingi kalau boleh di bilang daerah
yang tak pernah saya bayangkan untuk injakkan kaki di kabupaten paling timur dari
Indonesia ini. Harapan saya, semoga pendampingan untuk daerah papua lebih di
intensifkan dikarenakan kami di papua terlalu tertinggal oleh kabupaten lain. Akhir kata,
asslamualaikum wr wb.

Anda mungkin juga menyukai