Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS PERMASALAHAN KODE ETIK PNS DALAM RANGKA

PENINGKATAN SDM DI LINGKUNGAN BADAN PENDAPATAN,


PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASSET DAERAH
KABUPATEN PONOROGO
\

I LATAR BELAKANG
Pemerintah melalui PP Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil

(PNS) dilakukan secara bertahap sejak Pengangkatan , penempatan, pendidikan dan Latihan,

Pemindahan , penghargaan, serta Pemberhentian, dengan selalu mengacu kepada Kode Etik dan

peraturan disiplin yang diberlakukan. Semua itu dilakukan dengan tujuan untuk

mengoptimalkan kinerja Sumber Daya Aparatur.

Sebagaimana diatur pada Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 Tentang Pembinaan Jiwa

Korps dan Kode Etik PNS. Kode Etik merupakan Pedoman sikap,perilaku dan perbuatan baik

dalam melaksanakan tugas dikantor maupun dalam melaksanakan tugas kedinasan. Adapun

yang masuk dalam Pelanggaran Kode Etik PNS adalah segala bentuk ucapan,tulisan atau

perbuatan yang bertentangan dengan butir – butir jiwa Korps dan Kode Etik PNS

dilingkungan Pemerintah Kabupaten Ponorogo. Dalam Pelaksanaan Penegakan serta

penyelesaian Pelanggaran Kode Etik yang dilakukan oleh seorang PNS akan ditindak lanjuti

oleh Pejabat yang berwenang dalam hal ini Pejabat Pembina Kepegawaian yang

berhak memberikan sanksi terhadap pelanggaran Kode Etik dengan melalui beberapa

tahapan sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang – undangan yang berlaku. Adapun

Pejabat Pembina Kepegawaian SKPD pada Kantor BPPKAD Kabupaten Ponorogo selaku

penanggung jawab Kepala BPPKAD, Pelaksana Teknis Sekretaris Badan dan Pejabat Eselon

IV dalam hal ini Kasubbag. Umum dan Kepegawaian.

TUGAS Pembina Kepegawaian dalam Pelaksanaan Kode Etik PNS antara lain :
1. Menerima setiap Laporan dan atau Pengaduan dari masyarakat atau dari PNS mengenai

sikap, perilaku dan perbuatan PNS, selanjutnya ditampung dan dibahas secara

komprehensip oleh Tim Pembina Kepegawaian;

2. Mengambil Keputusan setelah memeriksa PNS yang disangka melanggar Kode Etik

setelah mempertimbangkan keterangan yang bersangkutan, sanksi dan bukti-bukti lainnya

yang memberatkan;

3. Mengambil Keputusan bersifat bebas dan tidak dapat dipengaruhi oleh fihak manapun yang

dituangkan dalam Berita Acara;

4. Tim Pembina Kepegawaian melakukan pertemuan secara berkala maximal 3 (tiga) bulan dalam hal

batas penyelesaian permasalahan yang dihadapi;

5. Tim Pembina Kepegawaian membuat Keputusan sesuai Berita Acara yang telah ditanda tangani

oleh PNS yang disangka kemudian selanjutnya dilaporkan ke BKPPD untuk realisasi keputusan.

TUJUAN KODE ETIK :

a. Mendorong Pelaksanaan tugas sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan;

b. Meningkatkan Disiplin dalam melaksanakan tugas Kedinasan;

c. Menjamin kelancaran dalam pelaksanaan tugas dan suasana kerja yang harmonis dan kondusif;

d. Meningkatkan kualitas kerja dan Perilaku PNS yang Profesional;

e. Meningkatkan Citra dan Kinerja PNS.

PRINSIP DASAR KODE ETIK :

1. Membentuk Sikap dan Perilaku PNS yang dapat menjadi teladan dan panutan bagi PNS di

lingkungan PNS SKPD lainnya;

2. Menumbuhkan dan memiliki rasa tanggung jawab dalam melaksanakan tugas kedinasan;

3. Menumbuhkan rasa kebersamaan dan meningkatkan profesionalisme PNS.

ETIKA BEKERJA DI LINGKUNGAN KANTOR :

a. Menjaga nama baik Unit Kerja/Lembaga

b. Saling hormat menghormati sesama rekan kerja

c. Saling mendukung Pelaksanaan tugas yang diberikan Pimpinan


d. Memberikan Pelayanan yang baik terhadap Tamu dan menyelesaikan tugas sesuai

ketentuan

e. Menguasai dan memahami Peraturan Perundang-Undangan yang terkait dengan

Pelaksanaan tugas

f. Dapat menjadi contoh tauladan baik di lingkungan kerja maupun diluar jam kerja

g. Setiap Atasan harus bersikap bijaksana dan memperlakukan yang sama terhadap

bawahannya dan dapat menjadi tauladan keprofesionalannya

h. Setiap Atasan tidak boleh mengajak kerjasama dalam penyalahgunaan wewenang atau

melanggar pelaksanaan tugas yang bertentangan dengan Peraturan Perundang-Undangan

i. Meningkatkan Profesional guna menunjang Pelaksanaan tugas

j. Menolak setiap tugas yang bertentangan dengan Peraturan Perundang-Undangan.

SANKSI PELANGGARAN KODE ETIK :

1. PNS yang melakukan Pelanggaran Kode Etik dikenai sanksi Moral yang dibuat secara

tertulis dan dinyatakan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian disertai dengan penjatuhan

Hukuman Disiplin;

2. Selain sanksi moral, PNS juga dapat dikenakan sanksi tindakan Administratif sesuai

ketentuan Peraturan Perundang-Undangan berupa :

- Sanksi Hukuman Disiplin Tingkat Ringan

- Sanksi Hukuman Disiplin Tingkat Sedang

- Sanksi Hukuman Disiplin Tingkat Berat

II. PERMASALAHAN :

Berdasarkan Latar Belakang diatas maka dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut :

“ Sejauh mana perlunya Penegakan Kode Etik bagi PNS”

“ Faktor-faktor apa yang berpengaruh terhadap Penegakan Kode Etik PNS”


Kode Etik PNS merupakan nilai-nilai yang diyakini akan kebenarannya serta kebaikan yang

ditimbulkan apabila dapat diwujudkan dalam sikap dan perilaku seorang PNS baik dalam

kedinasan maupun dalam keseharian ditengah-tengah masyarakat.

Sejauhmana Perlunya Penegakan Kode Etik bagi PNS dalam hal ini diberlakukan khususnya di

lingkup Kantor BPPKAD antara lain :

a. Adanya Peningkatan Pengawasan terhadap Disiplin Kerja masing-masing PNS;

b. Adanya Pembinaan bagi PNS yang pada umumnya kurang Disipiln/ mbolosan/datang

selalu terlambat dan kinerjanya lamban akan tetapi menuntut adanya kesejahteraan yang

tinggi dan perlakuan yang sama dengan PNS yang disiplin kerja;

c. Atasan memberikan Penilaian Kinerja PNS yang berpengaruh pada Promosi Jabatan;

d. Peningkatan SDM Aparatur melalui Kompetensi Diklat sesuai dengan Tugas Pokok dan

Fungsinya;

e. Menerapkan sanksi Hukum secara tegas bagi setiap pelanggaran yang dilakukan oleh PNS.

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap Penegakan Kode Etik PNS dalam hal ini diberlakukan

khususnya di lingkungan Kantor BPPKAD Kabupaten Ponorogo diantaranya :

1. Koordinasi dan Pengawasan PNS di lingkup internal kurang begitu jalan atau setengah –

setengah;

2. Kualitas SDM Pegawai

3. Keteladanan sikap, tingkah laku dan perbuatan PNS dalam melaksanakan tugas Kedinasan

4. Rendahnya integritas Pegawai yang membawa pengaruh buruk terhadap pencitraan PNS;

5. Perubahan Pola Pikir PNS

6. Kecakapan dan Prestasi kerja yang dicapai oleh Pegawai;

7. Tingkat Pemahaman dan pengetahuan yang kurang bagus


III. PEMECAHAN MASALAH

Kode Etik yang mana PNS merupakan Unsur Aparataur Negara yakni sebagai Abdi

Negara dan Abdi Masyarakat. Kedudukan PNS tersebut dalam konteks penyelenggaraan

Pemerintahan Negara. Sebagai Abdi Negara seorang PNS terikat dengan segala aturan hukum

dan Perundang-Undangan yang berlaku, yang mengatur jalannya Pemerintahan dan hubungan

antara Pemerintah dengan PNS yang bersangkutan.

Dalam Kode Etik PNS bahwa setiap PNS harus memiliki sikap, tingkahlaku dan perbuatan

yang mencerminkan moral Aparatur Negara diluar Kedinasan, yakni :

a. Berkelakuan baik dan tidak melakukan perbuatan yang dapat merendahkan martabat PNS

b. Tidak menyalahgunkan wewenang yang dimiliki

c. Tidak melakukan perbuatan yang melanggar ketentuan dan Peraturan Perundang-

Undangan yang berlaku

d. Tidak menggunakan sarana dan Prasarana kedinasan untuk kepentingan pribadi

e. Tidak menggunakan sarana dan prasarana kedinasan sesuai sesuai maksud dan tujuan

sarana dan prasarana itu diadakan.

Bahwa pada prinsipnya PNS wajib menjaga dan mematuhi Kode Etik PNS yang berlaku,

karena apabila Pegawai melakukan pelanggaran Kode Etik selain dikenakan sanksi Moral juga

dikenakan sanksi Administratif berupa Hukuman Disiplin berdasarkan Peraturan Pemerintah

Nomor 53 Tahun 2010.

Anda mungkin juga menyukai