Anda di halaman 1dari 3

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam Resolusi World Health Assembly (WHA) 60.

26 tahun 2007
tentang Workers health: Global Plan of Action ditekankan bahwa kesehatan pekerja merupakan faktor
yang penting dalam meningkatkan produktivitas dan perekonomian. Pencegahan primer terhadap
bahaya kesehatan di tempat kerja merupakan upaya untuk tercapainya kesehatan pekerja. Oleh karena
itu, WHA menghimbau WHO untuk menggalakkan pengelolaan kesehatan kerja melalui The Global Plan
Action on Workers’ Health tahun 2008-2017. Di sisi lain, Indonesia menghadapi Globalisasi World Trade
Organisation (WTO) dan Asian Free Trade Agreement (AFTA) yang mempunyai konsekuensi persaingan
antar negara dalam kuantitas dan kualitas produk, jasa maupun sumberdaya manusia. Penerapan
kesehatan kerja merupakan salah satu syarat agar produk suatu industri diterima oleh negara penerima
untuk dapat memenangi persaingan diperlukan pekerja yang sehat dan produktif. Tahun 2007-2010
telah ditetapkan Visi, Misi, Kebijakan, Strategi dan Program Kerja Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Nasional. Pada intinya untuk dilakukan peningkatan koordinasi yang sinergis antara pengandil
(stakeholders) dengan pemerintah, kemandirian dunia usaha dalam menerapkan K3, peningkatan
kompetensi serta daya saing tenaga kerja di bidang K3 guna terwujudnya bidaya Keselamatan dan
kesehatan. Strategi Kesehatan Kerja Nasional yang dirumuskan meliputi: 1) Memperkuat dan
mengembangkan kebijakan kesehatan kerja, 2) Pengembangan jejaring kesehatan kerja untuk
meningkatkan cakupan pelayanan untuk seluruh masyarakat pekerja, 3) Peningkatan upaya kesehatan
kerja dan pencegahan penyakit, 4) Melaksanakan sistem informasi kesehatan kerja, 5) Meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan SDM kesehatan kerja berbasis kompetensi, 6) Peningkatan
pemberdayaan sektor terkait dan masyarakat, 7) Peningkatan kegiatan penelitian, dan 8) Membangun
komitmen kesehatan kerja dalam pembangunan kesehatan dan pembangunan Indonesia. Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2005-2025 mengarahkan pada prioritas upaya
promotif dan preventif, dengan isu strategis RPJMN 2015-2019 adalah peningkatan status kesehatan
ibu, bayi, balita, remaja, usia produktif dan lansia, peningkatan promosi kesehatan dan pemberdayaan
masyarakat, pengembangan JKN, pemenuhan sumber daya manusia kesehatan, peningkatan akses
masyarakat pada pelayanan kesehatan dasar dan rujukan yang berkualitas. Sejalan hal di atas, Visi
Kabinet Indonesia Kerja 2015-2019 adalah Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan
Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong, dengan salah satu misi dalam Nawacita adalah
mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera. Dalam Rencana Strategis
Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019 terdapat Program Indonesia Sehat, yaitu Paradigma Sehat,
Penguatan Pelayanan Kesehatan, dan Jaminan Kesehatan Nasional sebagai upaya untuk mewujudkan
masyarakat Indonesia berperilaku sehat, hidup dalam lingkungan sehat, mampu 2 menjangkau
pelayanan kesehatan yang bermutu untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Upaya
bersifat promotif dan preventif menjadi prioritas Program Indonesia Sehat melalui Gerakan Masyarakat
Sehat (Germas) dan pendekatan keluarga. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun
2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan, tugas pokok Direktorat Kesehatan Kerja
dan Olahrana melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar,
prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi, dan
pelaporan di bidang kesehatan kerja dan olahraga sesuai peraturan perundang-undangan; dengan fungsi
di bidang kesehatan okupasi dan surveilans, kapasitas kerja, lingkungan kerja, dan kesehatan olahraga
serta urusan tata usaha dan rumah tangga. Kegiatan Kesehatan Kerja dan Olahraga diselenggarakan
sebagai upaya peningkatan kesehatan dan kebugaran bagi masyarakat, termasuk pekerja dengan
prioritas pendekatan promotif dan preventif sesuai paradigma sehat. Kesehatan Kerja dan Olahraga
bermanfaat luas bagi masyarakat, baik pekerja maupun keluarga, termasuk anak. Selaras dengan situasi
global dan kebijakan pemerintah dalam rangka mendukung program pembangunan kesehatan nasional
secara efektif dan optimal sesuai Tugas Pokok dan Fungsi, maka perlu disusun suatu Rencana Aksi
Kegiatan (RAN) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga yang akan menjadi panduan bagi berbagai
stakeholder terkait, diantaranya: 1. Pengelola Program kesehatan Kerja dan Olahraga 2. Lintas Program
dan Lintas Sektor terkait Program Kesehatan Kerja dan Olahraga, termasuk Kementerian Keuangan,
Badan Perencana Pembangunan Nasional, Badan Pemeriksa Keuangan, dan lain-lain. 3. Dinas Kesehatan
Provinsi dan Kabupaten/Kota. 4. Pemangku kepentingan di pusat, pemerintah daerah provinsi dan
kabupaten/kota B. Tujuan Penyusunan RAN 1. Mendukung pencapaian masyarakat sehat, bugar dan
produktif 2. Mendukung pencapaian Rencana Strategi Kementerian Kesehatan dan Rencana Aksi
Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Tahun 2015-2019 3. Menentukan arah dan target program
Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun 2016-2020 untuk kesinambungan dan kelanjutan
program Kesehatan Kerja dan Olahraga. 4. Panduan perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan
evaluasi kegiatan Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga Tahun 2016-2020 C. Dasar Hukum 1.
Undang-Undang Dasar 1945 amandemen ke-4. 2. Undang-Undang RI nomor 1 tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja. 3. Undang-Undang RI nomor 3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja. 4.
Undang-Undang RI nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. 5. Undang-Undang RI nomor 32
tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. 3 6. Undang-Undang RI nomor 40 tahun 2004 tentang Sistem
Jaminan Sosial Nasional (SJSN). 7. Undang-Undang RI nomor 3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan
Nasional 8. Undang-Undang RI nomor 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional (RPJPN) tahun 2005-2025. 9. Undang-Undang RI nomor 39 tahun 2008 tentang Kementerian
Negara. 10. Undang-Undang RI nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan. 11. Undang-Undang RI, nomor
25 tahun 2009 tentang Azas Penyelenggaraan Pelayanan Publik. 12. Undang-Undang RI nomor 36 tahun
2014 tentang Tenaga Kesehatan; 13. Peraturan Presiden RI nomor 72 tahun 2012 tentang Sistem
Kesehatan Nasional; 14. Peraturan Presiden RI nomor 2 tahun 2015 tentang RPJMN 2015-2019. 15.
Keputusan Presiden RI nomor 22 tahun 1993 tentang Penyakit yang Timbul karena Hubungan Kerja. 16.
Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 1075 tahun 2003 tentang Sistem informasi Manajemen
Kesehatan Kerja. 17. Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 1758 tahun 2003 tentang Standar
Pelayanan Kesehatan Kerja Dasar. 18. Peraturan Menteri Kesehatan RI, nomor
741/Menkes/PER/VII/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota 19.
Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 635 tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Kesehatan nomor 1144/Menkes/Per/VII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Kesehatan; 20. Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 75 tahun 2014 tentang Puskesmas; 21. Peraturan
Menteri Kesehatan RI nomor 473 tahun 2014 tentang Pelimpahan Wewenang dan Tanggung jawab
Kementerian Kesehatan di Tingkat Kabupaten/Kota; 22. Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 474
tahun 2014 tentang Pelimpahan Wewenang dan Tanggung jawab Kementerian Kesehatan di Tingkat
Provinsi. 23. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No.62/KEP/M.PAN/7/2003, tentang
Pedoman Organisasi Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Departemen dan Lembaga Pemerintah Non
Departemen. 24. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 127/MENKES/SK/11/2004, tentang Organisasi
dan Tata Kerja Balai Kesehatan Olahraga Masyarakat Bandung. 25. Keputusan Menteri Kesehatan RI
nomor 038 tahun 2007 tentang Pedoman Pelayanan Kesehatan Kerja pada Puskesmas Kawasan Industri.
26. Keputusan Menteri Kesehatan RI, nomor 828/Menkes/SK/IX/2008 tentang Petunjuk Teknis Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/ Kota; 27. Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor
HK.02.02/MENKES/52/2015 tentang Rencana Strategis Kemenkes RI tahun 2015-2019. 4 D. Pengertian 
Kesehatan Kerja adalah suatu upaya yang bertujuan untuk memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatan pekerja dan kapasitas kesehatannya serta mencegah terjadinya gangguan kesehatan akibat
faktor risiko pekerjaan.  Upaya Kesehatan Kerja adalah upaya penyerasian kapasitas kerja, beban kerja
dan lingkungan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan dirinya
sendiri maupun lingkungan, agar diperoleh produktifitas kerja yang optimal.  Pelayanan kesehatan
kerja dasar adalah upaya pelayanan yang diberikan kepada masyarakat pekerja secara minimal dan
paripurna meliputi upaya peningkatan kesehatan kerja, pencegahan, penyembuhan serta pemulihan
Penyakit Akibat Kerja (PAK) oleh institusi pelayanan kesehatan kerja dasar.  Penyakit Akibat Kerja
adalah setiap penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja.  Pos Upaya Kesehatan
Kerja(UKK) adalah suatu wadah pelayanan kesehatan kerja yang berada di tempat kerja sektor informal
dan dikelola oleh pekerja itu sendiri (kader) yang berkoordinasi dengan Puskesmas (sebagai pembina)
dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat pekerja untuk meningkatkan produktivitas
kerjanya. Di pos UKK atau pada unit-unit satuan pelayanan yang terdepan diharapkan ada kelompok
kader yang memiliki peran sebagai: Pembina dan penanggung jawab pelayanan kesehatan kerja,
Pelaksana Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) dan Pertolongan Pertama Pada Penyakit (P3P),
koordinator penyediaan fasilitas alat keselamatan kerja, koordinator kegiatan pencatatan dan
pelaporan.

Anda mungkin juga menyukai