Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Memang harus diakui, kecenderungan orang semakin mengesampingkan
pentingnya  penggunaan bahasa,  terutama  dalam tata cara  pemilihan kata atau
diksi. Terkadang kita pun tidak mengetahui pentingnya penguasaan bahasa
Indonesia yang baik dan yang benar, sehingga ketika kita berbahasa, baik lisan
maupun tulisan, sering  mengalami  kesalahan  dalam  penggunaan  kata, frasa,
paragraf,  dan wacana.
Agar tercipta suatu komunikasi yang efektif dan efisien, pemahaman yang
baik ihwal penggunaan diksi atau pemilihan kata dirasakan sangat penting, bahkan
mungkin  vital, terutama  untuk  menghindari   kesalapahaman  dalam
berkomunikasi.
Diksi atau pilihan kata dalam praktik berbahasa sesungguhnya
mempersoalkan kesanggupan sebuah kata dapat juga frasa atau kelompok kata
untuk menimbulkan gagasan yang tepat pada imajinasi pembaca atau
pendengarnya.
Pemilihan kata yang tepat merupakan sarana pendukung dan penentu
keberhasilan dalam berkomunikasi. Pilihan kata atau diksi bukan hanya soal pilih-
memilih kata, melainkan lebih mencakup bagaimana efek kata tersebut terhadap
makna dan informasi yang ingin disampaikan. Pemilihan kata tidak hanya
digunakan dalam berkomunikasi namun juga digunakan dalam bahasa tulis
(jurnalistik). Dalam bahasa tulis  pilihan kata (diksi) mempengaruhi pembaca
mengerti atau tidak dengan kata-kata yang kita pilih.
Dalam makalah ini, penulis berusaha menjelaskan mengenai diksi yang
digunakan dalam kehidupan sehari-hari baik dalam segi makna dan relasi, gaya
bahasa, ungkapan, kata kajian, kata popular, kata sapaan dan kata serapan.

1
B. Rumusan Masalah
Adapun Rumusan masalah yang akan di bahas dalam makalah ini adalah sebagai
berikut :
1. Apa Pengertian Diksi ( Pilihan Kata ) ?
2. Apa Fungsi dari Diksi atau ( Pilihan Kata ) ?
3. Apa saja Syarat Pemilihan Kata dalam Diksi ( Pilihan Kata ) ?
4. Bagaimana Pembentukan Kata dalam Diksi ( Pilihan Kata ) ?
5. Bagaimana penjelasan tentang  Kata Ilmiah , Kata Populer, Kata Jargon Dan
Slang ?
6.  Bagaimana Pilihan Kata dan Penggunaan Diksi ?
7. Apa Pengertian Ungkapan Idiomatik?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Diksi ( Pilihan Kata )


Diksi ialah pilihan kata. Maksudnya, kita memilih kata yang tepat dan
selaras untuk menyatakan atau mengungkapkan gagasan sehingga memperoleh
efek tertentu. Pilihan kata merupakan satu unsur sangat penting, baik dalam dunia
karang-mengarang maupun dalam dunia tutur setiap hari. Ada beberapa
pengertian diksi di antaranya adalah membuat pembaca atau pendengar mengerti
secara benar dan tidak salah paham terhadap apa yang disampaikan oleh
pembicara atau penulis, untuk mencapai target komunikasi yang efektif,
melambangkan gagasan yang diekspresikan secara verbal, membentuk gaya
ekspresi gagasan yang tepat (sangat resmi, resmi, tidak resmi) sehingga
menyenangkan pendengar atau pembaca.
Diksi, dalam arti pertama, merujuk pada pemilihan kata dan gaya ekspresi
oleh penulis atau pembicara. Arti kedua, arti “diksi” yang lebih umum
digambarkan dengan kata – seni berbicara jelas sehingga setiap kata dapat
didengar dan dipahami hingga kompleksitas dan ekstrimitas terjauhnya. Arti
kedua ini membicarakan pengucapan dan intonasi, daripada pemilihan kata dan
gaya.  Harimurti (1984) dalam kamus linguistic, menyatakan bahwa diksi adalah
pilhan kata dan kejelasan lafal untuk memperoleh efek tertentu dalam berbicara di
dalam karang mengarang.
Dalam KBBI (2002: 264) diksi diartikan sebagai pilihan kata yanng tepat
dan selaras dalam penggunaanya untuk menggungkapkan gagasan sehingga
diperoleh efek tertentu seperti yang diharapkan. Jadi, diksi berhubungan dengan
pengertian teknis dalam hal karang-mengarang, hal tulis-menulis, serta tutur sapa.

3
B. Fungsi Diksi ( Pilihan Kata )
Fungsi Pilihan kata atau Diksi adalah Untuk memperoleh keindahan guna
menambah daya ekspresivitas. Maka sebuah kata akan lebih jelas, jika pilihan kata
tersebut tepat dan sesuai. Ketepatan pilihan kata bertujuan agar tidak
menimbulkan interpretasi yang berlainan antara penulis atau pembicara dengan
pembaca atau pendengar, sedangkan kesesuaian kata bertujuan agar tidak merusak
suasana. Selain itu berfungsi untuk menghaluskan kata dan kalimat agar terasa
lebih indah. Dan juga dengan adanya diksi oleh pengarang berfungsi untuk
mendukung jalan cerita agar lebih runtut mendeskripsikan tokoh, lebih jelas
mendeskripsikan latar waktu, latar tempat, dan latar sosial dalam cerita tersebut.

C. Syarat Pemilihan Kata dalam Diksi ( Pilihan Kata )


Ada dua persyaratan yang harus dipenuhi dalam memilih kata-kata, yaitu
persyaratan ketetapan dan kesesuaian. Tepat, artinya kata-kata yang dipilih itu
dapat mengungkapkan dengan tepat apa yang ingin diungkapkan. Di samping
itu, ungkapan itu juga harus dipahami pembaca dengan tepat, artinya tafsiran
pembaca sama dengan apa yang dimaksud dengan penulis. Untuk memenuhi
persyaratan ketetapan dan kesesuaian dalam pemilihan kata, perlu
diperhatikan :
a.    Kaidah kelompok kata/ frase
b.    Kaidah makna kata
c.    Kaidah lingkungan sosial
d.   Kaidah karang-mengarang
Hal ini di jelaskan satu persatu, sebagai berikut :
a. Pilihan kata sesuai dengan kaidah kelompok kata /frase
Pilihan kata/ diksi yang sesuai dengan kaidah kelompok kata/frase,
seharusnya pilihan kata/diksi yang tepat,seksama, lazim,dan benar.
 -Tepat

4
Contohnya :
Makna kata lihat dengan kata pandang biasanya bersinonim, tetapi
kelompok kata pandangan mata tidak dapat digantikan  dengan lihatan
mata.
- Seksama
Contohnya :
Kata besar, agung, akbar, raya, dan tinggi termasuk kata-kata yang
bersinonim. Kita biasanya mengatakan hari raya serta hari besar, tetapi
kita tidak pernah mengatakan hari agung, hari akbar ataupun hari tinggi.
Begitu pula dengan kata jaksa agung tidak dapat digantikan dengan jaksa
besar ataupun jaksa raya, atau pun jaksa tinggi  karena kata tersebut tidak
seksama.
- Lazim
Lazim adalah kata itu sudah menjadi milik bahasa Indonesia. Kata yang
tidak lazim dalam bahasa Indonesia apabila dipergunakan sangatlah akan
membingungkan pengertian saja.
Contohnya :
Kata makan dan santap bersinonim. Akan tetapi tidak dapat
mengatakan Anjing bersantap sebagai sinonim anjing makan.  Kemudian
kata santapan rohani tidak dapat pula digantikan dengan makanan rohani. 
Kedua kata ini mungkin tepat pengelompokannya, tetapi tidak seksama
serta tidak lazim dari sudut makna dan pemakaian-nya.
b. Pilihan kata sesuai dengan kaidah makna kata.
a). Jenis Makna
- Berdasarkan bentuk maknanya, makna dibedakan atas dua macam yaitu:
1.    Makna Leksikal adalah makna kamus atau makna yang terdapat di
dalam kamus. Makna ini dimiliki oleh kata dasar. Contoh : makan, tidur,
ibu, adik, buku

5
2.    Makna Gramatikal adalah makna yang dimiliki kata setelah mengalami
proses gramatikal, seperti proses afiksasi (pengimbuhan), reduplikasi
(pengulangan), dan komposisi (pemajemukan).

Contoh :
-   Proses afiksasi awalan me- pada kata dasar kotor ;
Adik mengotori lantai itu.
-   Proses reduplikasi pada kata kacang ; Kacang-kacangan merupakan
salah satu sumber protein nabati.
-     Proses komposisi pada kata rumah sakit bersalin ; Ia bekerja di rumah
sakit bersalin
- Berdasarkan sifatnya, makna dibedakan atas dua macam:
1.    Makna Denotasi adalah makna kata yang sesuai dengan hasil
observasi panca indra dan tidak menimbulkan penafsiran lain. Makna
denotasi disebut juga sebagai makna sebenarnya.
Contoh :   
-        Kepala : organ tubuh yang letaknya paling atas
-        Besi : logam yang sangat keras
2.    Makna konotasi adalah makna kata yang tidak sesuai dengan hasil
observasi pancaindra dan menimbulkan penafsiran lain. Makna konotasi
disebut juga sebagai makna kias atau makna kontekstual.
Contoh :   
-        Ibu kota : pusat pemerintahan
-        Ibu jari : jari yang paling besar atau jempol
-        Jamban : kamar kecil
- Berdasarkan wujudnya, makna dibedakan atas :
1. Makna referensial adalah makna kata yang mempunyai rujukan yang
konkret.
Contoh :
-        meja, baju, membaca, menulis

6
2.    Makna inferensial adalah makna kata yang tidak mempunyai
rujukan yang konkret.
Contoh :
-        baik, indah, sedih, gembira

b) Perubahan Makna
- Berdasarkan cakupan maknanya, perubahan makna dibedakan atas.
1.    Meluas, cakupan makna sekarang lebih luas daripada sebelumnya.
Misalnya:
Kata Dulu Sekarang
Berlayar Mengarungi laut dengan memakai Mengarungi lautan dengan
kapal layar alat apa saja
Putera-puteri Dipakai untuk sebutan anak-anak Sebutan untuk semua anak
raja laki-laki dan perempuan
2.    Menyempit, cakupan makna sekarang lebih sempit dari pada makna
dahulu
Kata Dulu Sekarang
Sekarang Sebutan untuk semua orang Gelar untuk orang yang
cendikiawan sudah lulus dari perguruan
tinggi
Madrasah Sekolah Sekolah yang mempelajari
ilmu agama Islam

- Berdasarkan nilai rasanya, perubahan makna dibedakan atas :


1.    Ameliorasi adalah perubahan makna ke tingkat yang lebih tinggi.
Artinya barudirasakan lebih baik dari arti sebelumnya. 
Contoh:
-        Kata wanita dirasakan lebih baik nilainya daripada perempuan
-        Kata istri atau nyonya dirasakan lebih baik daripada kata bini.
2.    Peyorasi adalah perubahan makna ke tingkat yang lebih rendah. Arti
baru dirasakan lebih rendh nilainya dari arti sebelumnya.
Contoh:
-        Kata perempuan sekarang dirasakan lebih rendah artinya

7
-        Kata bini sekarang dirasakan kasar

c) Pergeseran Makna
Pergeseran makna dibedakan atas 2 macam:
1.    Asosiasi adalah pergeseran makna yang terjadi karena adanya
persamaan sifat.
Contoh:
-        Tasya menyikat giginya sampai bersih
-        Pencuri itu menyikat habis barang-barang berhatga dirumah itu
2.    Sinestesia adalah perubahan makna akibat adanya pertukaran
tanggapan antara dua indra yang berbeda.
Contoh:
-        Sayur itu rasanya pedas sekali
-        Kata-katanya sangat pedas didengar.

d) Relasi Makna
1.    Homonim adalah dua buah kata yang mempunyai persamaan tulisan
dan pengucapan.
Contoh :
-       Bisa berarti ;
o  Dapat, sanggup
o  racun
-       Buku berarti ;
o  Kitab
o  antara ruas dengan ruas
2.    Homograf adalah dua buah kata atau lebih yang mempunyai
persamaan tulisan tetapi berlainan pengucapan dan arti.
Contoh:
-        Teras(inti) dengan teras(halaman rumah)
-        Sedan(isak) dengan sedan(sejenis mobil)
-        Tahu(paham) dengan tahu(sejenis makanan)

8
3.    Homofon adalah dua buah kata atau lebih yang mempunyai
persamaan pengucapan tetapi berlainan tulisan dan arti
Contoh:
-        Bang dengan bank
-        Masa dengan massa
4.    Sinonim adalah dua buah kata yang berbeda tulisan dan pengucapanya
tetapi mempunyai arti yang sama.
Contoh:
-        Pintar dengan pandai
-        Bunga dengan kembang
Kesinoniman kata tidaklah mutlak, hanya ada kesamaan atau kemiripan.
Oleh sebab itu, di dalam sebuah karang mengarang sebaiknya
dipergunakan sinomin kata supaya ada variasinya dan ada pergantiannya
yang membuat lukisan di dalam karangan itu menjadi hidup. Sinonim
dapat terjadi disebabkan oleh hal-hal berikut ini :
1)      Pengaruh bahasa daerah
Contoh :
-       Kata harimau yang diberi sinonim dengan macan .
-       Kata auditorium bersinonim dengan kata pendopo.
-       Kata rindu bersinonim dengan kata kangen
2)      Perbedaan dialek regional
Contoh : 
-       Handuk bersinonim  tuala ,
-       selop bersinonim seliper 
3)      Pengaruh bahasa asing
Contoh :
-       kolosal bersinonim besar,
-       aula bersinonim ruangan,
-       realita bersinonim kenyataan .
4)      Perbedaan dialek sosial
Contohnya :

9
-       suami bersinonim laki,
-       istri bersinonim bini,
-       mati bersinonim wafat.
5)      Perbedaan ragam bahasa
Contohnya :
-       membuat bersinonim menggubah,
-       assisten bersinonim pembantu,
-       tengah bersinonim madya.
6)      Perbedaan dialek temporal
Contohnya :
-       hulubalang bersinonim komandan,
-       kempa bersinonim stempel,
-       peri bersinonim hantu .
5.    Antonim adalah kata-kata yang berlawanan artinya.
Conto:
-        Tua- muda
-        Besar – kecil
-        Luas – sempit
6.    Polisemi berasal adalah kata poly dan sema, yang masing-masing
berarti’banyak’ dan ‘tanda’. Jadi polisemi berarti suatu kata yang memiliki
banyak makna.
Contoh:
-        Kata kepala yang mempunyai arti bahagian atas tubuh manusia
tetapi dapat juga berarti orang yang menjadi pimpinan pada sebuah kantor
dan sebagainya.
-        Kata kaki  yang dipergunakan untuk menahan tubuh manusia  tetapi
dapat juga kaki meja yang menahan meja.

D. Pembentukan Kata dalam Diksi ( Pilihan Kata )

10
Ada dua cara pembentukan kata, yaitu dari dalam dan dari luar bahasa Indonesia.
Dari dalam bahasa Indonesia terbentuk kosakata baru dengan dasar kata yang
sudah ada, sedangkan dari luar terbentuk kata baru melalui unsur serapan.
 Kesalahan Pembentukan dan Pemilihan Kata
Pada bagian berikut akan diperlihatkan kesalahan pembentukan kata, yang sering
kita temukan, baik dalam bahasa lisan maupun bahasa tulis misalnya:.
Penanggalan awalan meng-
Penanggalan awalan ber-
Peluluhan bunyi /c/
Penyengauan kata dasar
Bunyi /s/, /k/, /p/, dan /t/ yang tidak luluh
Awalan ke- yang keliru pemakaian akhiran –ir
Padanan yang tidak serasi
Pemakaian kata depan di, ke, dari, bagi, pada,, daripada dan terhadap
Penggunaan kesimpulan, keputusan, penalaran, dan pemukiman
Penggunaan kata yang hemat
Analogi
Bentuk jamak dalam bahasa indonesia.
 Definisi
Definisi adalah suatu pernyataan yang menerangkan pengertian suatu hal atau
konsep istilah tertentu. Dalam membuat definisi hal yang perlu di perhatikan
adalah tidak boleh mengulang kata atau istilah yang kita definisikan. 
Contoh definisi : 
Majas personifikasi adalah kiasan yang menggambarkan binatang, tumbuhan, dan
benda-benda mati seakan hidup selayaknya manusia, seolah punya maksud, sifat,
perasaan dan kegiatan seperti manusia. Definisi terdiri dari :

1. Definisi nominalis
Definisi nominalis adalah menjelaskan sebuah kata dengan kata lain yang lebih
umum di mengerti. Umumnya di gunakan pada permulaan suatu pembicaraan atau
diskusi. 

11
Definisi nominalis ada enam macam, yaitu definisi sinonim, definisi simbolik,
definisi etimologik, definisi semantik, definisi stipulatif, dan definisi denotatif. 

2. Definisi realis
Definisi realis adalah penjelasan tentang isi yang terkandung dalam sebuah istilah,
bukan hanya menjelaskan tentang istilah. Definisi realis ada tiga macam, yaitu :
- Definisi esensial, yaitu penjelasan dengan cara menguraikan perbedaan antara
penjelasan dengan cara menunjukkan bagian-bagian suatu benda (definisi analitik)
dengan penjelasan dengan cara menunjukkan isi dari suatu term yang terdiri atas
genus dan diferensia (definisi konotatif).
- Definisi diskriptif
yaitu penjelasan dengan cara menunjukkan sifat-sifat khusus yang menyertai hal
tersebut dengan penjelasan dengan cara menyatakan bagaimana sesuatu hal
terjadi.

3. Definisi praktis
Definisi praktis adalah penjelasan tentang sesuatu hal yang di jelaskan dari segi
kegunaan atau tujuan. Definisi praktis dibedakan atas tiga macam yaitu:
- Definisi operasional, yaitu penjelasan dengan cara menegaskan langkah-langkah
pengujian serta menunjukkan bagaimana hasil yang dapat di amati. 
- Definisi fungsional, yaitu penjelasan sesuatu hal dengan cara menunjukkan
kegunaan dan tujuannya. 
- Definisi persuasif, yaitu penjelasan dengan cara merumuskan suatu pernyataan
yang dapat mempengaruhi orang lain, bersifat membujuk orang lain. 
 Kata Serapan
Kata serapan adalah kata yang di adopsi dari bahasa asing yang sudah sesuai
dengan EYD. Kata serapan merupakan bagian perkembangan bahasa Indonesia.
Bahasa Indonesia telah banyak menyerap terutama dalam unsur kosa kata. Bahasa
asing yang masuk dan memberi pengaruh terhadap kosa kata bahasa Indonesia
antara lain dari bahasa Sansekerta, bahasa Belanda, bahasa Arab, bahasa Inggris

12
dan ada juga dari bahasa Tionghoa. Analogi dan Anomali kata serapan dalam
bahasa Indonesia. Penyerapan kata ke dalam bahasa Indonesia terdapat 2 unsur,
yaitu: 
- Keteraturan bahasa (analogi) : dikatakan analogi apabila kata tersebut memiliki
bunyi yang sesuai antara ejaan dengan pelafalannya. 
- Penyimpangan atau ketidakteraturan bahasa (anomali) : dikatakan anomali
apabila
kata tersebut tidak sesuai antara ejaan dan pelafalannya. 
 Analogi
Karena analogi adalah keteraturan bahasa, tentu saja lebih banyak berkaitan
dengan kaidah-kaidah bahasa, bisa dalam bentuk sistem fonologi, sistem ejaan
atau struktur bahasa. Ada beberapa contoh kata yang sudah sesuai dengan sistem
fonologi, baik melalui proses penyesuaian ataupun tidak, misalnya :Menurut taraf
integrasinya unsur pinjaman ke dalam bahasa asing dapat dibagi dua golongan.
Pertama unsur pinjaman yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa
Indonesia. Unsur seperti ini di pakai dalam konteks bahasa Indonesia, tetapi
penulisan dan pengucapannya masih mengikuti cara asing. Kedua unsur pinjaman
yang pengucapan dan tulisannya telah di sesuaikan dengan kaidah bahasa
Indonesia. 
 Anomali
Indonesia Aslinya
bank bank (Inggris)
Intern intern (Inggris)
qur’an qur’an (Arab)
jum’at jum’at (Arab)
Kata-kata di atas merupakan beberapa contoh kata serapan dengan unsur anomali.
Bila kita amati, maka akan dapat di simpulkan bahwa lafal yang kita keluarkan
dari mulut dengan ejaan yang tertera, tidak sesuai dengan kaidah bahasa
Indonesia. Hal yang tidak sesuai adalah : bank=(nk), jum’at=(’). 

13
Kata-kata asing yang diserap ke dalam bahasa Indonesia secara utuh tanpa
mengalami perubahan penulisan memiliki kemungkinan untuk di baca bagaimana
aslinya, sehingga timbul anomali dalam fonologi. Contoh : 
Indonesia Aslinya
Expose Expose
Export Export
exodus Exodus
Kata kadang-kadang tidak hanya terdiri dari satu morfem, ada juga yang terdiri
dari dua morfem atau lebih. Sehingga penyerapannya dilakukan secara utuh.
Misalnya :
Indonesia Aslinya
Federalisme federalism (Inggris)
Bilingual bilingual (Inggris)
Dedikasi dedication (Inggris)
Edukasi education (Inggris)

E. Kata Ilmiah, Kata Populer, Kata Jargon dan Slang


a.    Kata ilmiah merupakan kata-kata logis dari bahasa asing yang dapat
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
b.    Kata popular adalah kata yang biasa digunakan dalam komunikasi sehari-
hari masyarakat umum.
Berikut adalah contoh dari kata ilmiah dan kata populer tersebut.

Kata Ilmiah Kata Popular


Analogi kiasan
Frustasi rasa kecewa
Final akhir
Diskriminasi  perbedaan perlakuan
Prediksi ramalan
Kontradiksi pertentangan
Format  ukuran
Anarki kekacauan

14
Biodata biografi singkat
Bibliografi daftar pustaka

c.    Jargon adalah kata-kata yang mengandung makna suatu bahasa, dialek, atau
tutur yang dianggap aneh kata ini juga merupakan kata sandi/kode rahasia untuk
kalangan terterntu (dokter,militer,perkumpulan rahasia,ilmuwan dsb).
Contohnya :
populasi, volume, abses, H2O, dan sebagainya.
d.   Kata slang dihasilkan dari salah ucap yang disengaja, atau kadang berupa
pengrusakan sebuah kata biasa untuk mengisi suatu bidang makna yang lain.
Kata-kata ini bersifat sementara,kalau sudah teras usang hilang atau menjadi kata-
kata biasa.
Contohnya :
asoy,  mana tahan  dan sesuatu ya .

F. Pilihan Kata dan Penggunaan Diksi


1. Kata dari dan daripada
Contoh :
-       Kertas itu terbuat dari kayu jati (keterangan asal)
-       Peristiwa itu timbul dari peristiwa seminggu yang lalu (keterangan sebab)
-       Buku itu ditulis dari pengalamanya selama di Jerman (menyatakan alasan)
2.    Kata pada dan kepada
Contoh :
-       Buku catatan saya ada pada Astuti (pengantar keterangan)
-       Saya ketemu dengan dia pada suatu sore hari. (keterangan waktu)
3.    Kata di dan ke
Contoh :
-       Atika sedang berada di luar kota  (fungsi kata depan di)
-       Di saat usianya suadah lanjut, orang itu semakin malas belajar (keterangan
waktu)

15
4.    Kata dan dan dengan
Contoh :
-       Ayah dan Ibu pergi ke Jakarta kemarin
-       Ibu memotong kue dengan pisau
5.    Kata antar dan antara
Contoh :
-       Kabar ibu belum pasti,antara benar dan tidak (menyataan pemilihan)
-       Dia akan tiba antara jam 04.00 sampai jam 06.00 (jangka waktu)

G. Ungkapan Idiomatik

Ungkapan idiomatic adalah kontruksi yang khas pada suatau Bahasa yang
salah satu unsurnya tidak dapat dihilangkan atau diganti.ungkapan idiomatik
adalah kata-kata yang mempunyai sifat idiom yang tidak terkena kaidah
ekonomi Bahasa.

Ungkapan yang bersifat idiomatic terdiri atas dua atau tiga kata yang dapat
memperkuat diksi di dalam tulisan.beberapa conto pemakain yngkapan
idiomatic adala sebagai berikut.

- Manteri Dalam Negeri bertemu Presiden Jokowi.(salah)


- Manteri Dalam Negeri bertemu dengan Presiden Jokowi.(Benar)

Yang benar ialah bertemu dengan.

Di samping itu,ada beberapa kata yang berbentuk se-perti itu,yaitu


sehubungan dengan berhubungan dengan sesuai dengan bertepatan sesuai
denan bertepatan dengan sejalan dengan.

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kreativitas dalam memilih kata merupakan kunci utama pengarang dalam
menulis gagasan atau ungkapan. Penguasaan dalam pengolahan kata juga
merupakan kunci utama dalam menghasilkan tulisan yang indah, dapat dibaca
serta ide yang ingin disampaikan penulis dapat dipahami dengan baik.
Kata yang tepat akan membantu seseorang mengungkapkan dengan tepat
apa yang ingin disampaikannya baik secara lisan maupun dengan tulisan.
Pemilihan kata juga harus sesuai dengan situasi kondisi dan tempat penggunaan
kata–kata itu. Pembentukan kata atau istilah adalah kata yang mengungkapkan
makna konsep, proses, keadaan atau sifat yang khas dalam bidang tertentu.
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa diksi
mempunyai persamaan yaitu sama-sama penulis ingin menyampaikan sesuatu di
hasil karya tulisannya dengan maksud agar pembaca dapat memahami maksud
dan tujuan penulis.

B. Saran
Penulis mendapatkan pengalaman yang sangat berharga dalam pembuatan
makalah ini mengenai pengetahuan diksi (pilihan kata). Penulis menyarankan

17
kepada semua pembaca untuk mempelajari pengolahan kata dalam membuat
kalimat. Dengan mempelajari diksi diharapkan  mahasiswa dan mahasiswi
memiliki ketetapan dalam menyampaikan dan menyusun suatu gagasan agar yang
disampaikan mudah dipahami dengan baik.

18

Anda mungkin juga menyukai