1.1.1 Definisi Keluarga Sejahtera Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adaptasi,dan kelahiran yang mana bertujuan untuk menciptakan serta mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental dan emosional serta sosial individu yang ada di dalamnya, dilihat dari interaksi yang reguler dean ditandai dengan adanya ketergantungan dan hubungan untuk mencapai tujuan umum (Zaidin Ali, 2010). Menurut Friedman, (2010) mendefinisikan keluarga adalah unit dari masyarakat dan merupakan lembaga yang mempengaruhi kehidupan masyarakat. Dalam masyarakat, hubungan yang erat antara anggotanya dengan keluarga sangat menonjol sehingga keluarga sebagai lembaga/unit layanan perlu diperhitungkan. Keluarga sejahtera adalah bagian keluarga berkualitas (Sunarti, 2011). Dalam UU RI Nomor 52 tahun 2009 tentang Perkembangan dan Pembangunan Keluarga, disebutkan bahwa keluarga berkualitas adalah keluarga yang dibentuk berdasarkan perkawinan yang sah dan bercirikan sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan ke depan, bertanggung jawab, harmonis, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Jadi dapat didefinisikan bahwa Keluarga sejahtera adalah yang dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan material yang layak, bertaqwa kepada Tuhan, memiliki hubungan serasi, selaras, dan seimbang antara anggota dan antar keluarga dengan masyarakat dan lingkungan (Abi Muhlisin, 2012). 1.1.2 Indikator Keluarga Sejahtera Indikator-indikator keluarga sejahtera banyak dikeluarkan oleh berbagai pihak yang berkepentingan dalam pembangunan keluarga sejahtera. BKKBN membagi lima tahapan kesejahteraan keluarga sejahtera, setiap tahapan kesejahteraan keluarga memiliki indicator yang berbeda-beda (Sunarti, 2006). Dalam penentuan kesejahteraan keluarga, BKKBN menggunakan 23 indikator, yaitu (Isdijoso et al, 2016) : 1. Anggota keluarga sudah melaksanakan ibadah menurut agamanya, 2. Seluruh anggota keluarga dapat makan minimal dua kali sehari, 3. Seluruh anggota keluarga memiliki pakaian berbeda untuk di rumah, bekerja, sekolah, dan bepergian, 4. Bagian terluas dari lantai rumah adalah bukan tanah 5. Bila anak sakit, dibawa ke sarana kesehatan 6. Anggota keluarga melaksanakan ibadah agamanya secara teratur 7. Keluarga makan daging/ikan/telur minimal sekali seminggu 8. Setiap anggota keluarga memperoleh satu stel pakaian baru dalam setahun 9. Terpenuhinya luas lantai rumah minimal delapan meter persegi per penghuni 10. Tidak ada anggota keluarga yang sakit dalam tigas bulan terakhir 11. Ada anggota keluarga berumur 15 tahun ke atas yang berpenghasilan tetap 12. Tidak ada anggota keluarga berumur 10-60 tahun yang tidak bisa baca-tulis 13. Tidak ada anak berumur 5-15 tahun yang bersekolah 14. Jika keluarga telah memiliki dua anak atau lebih, memakai kontrasepsi 15. Keluarga dapat meningkatkan pengetahuan agamanya 16. Sebagian penghasilan keluarga ditabung 17. Keluarga minimal dapat makan bersama sekali dalam sehari dan saling berkomunikasi 18. Keluarga ikut berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat 19. Keluarga melakukan rekreasi di luar rumah minimal sekali sebulan 20. Keluarga dapat mengakses berita dari surat kabar, radio, televise, ataupun majalah 21. Anggota keluarga dapat menggunakan fasilitas transportasi local 22. Keluarga berkontribusi secara teratur dalam aktivitas social 23. Minimal satu anggota keluarga aktif dalam pengelolaan lembaga local.
Indikator-indikator tersebut kemudian dibagi ke dalam setiap tahapan
kesejahteraan keluarga, dengan pembagian indikatornya pada setiap tahapan adalah sebagai berikut:
a. Keluarga Pra Sejahtera (KPS)
Pada tahap ini, keluarga disebutkan belum bisa memenuhi kebutuhan dasarnya (basic needs) secara minimal atau belum bisa memenuhi indikator 1 sampai indikator 5 b. Keluarga Sejahtera I (KSI) Pada tahap ini, disebut keluarga apabila memenuhi indikator 1 hingga indikator 5 c. Keluarga Sejahtera II Pada tahap ini, disebut keluarga apabila memenuhi indikator 1 hingga indikator 14 d. Keluarga Sejahtera III Pada tahap ini, disebut keluarga apabila memenuhi indikator I hingga indikator 21 e. Keluarga Sejahtera III Plus Pada tahap ini, disebut keluarga yang sejahtera apabila telah memenuhi seluruh indikator atau memenuhi indikator 1 hinggal indikator 23.
1.1.3 Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
Kementerian Kesehatan telah mengeluarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 39 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat dengan pendekatan keluarga. Kegiatan ini dilaksanakan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang diselenggarakan melalui pendekatan keluarga. Pendekatan keluarga adalah salah satu cara untuk meningkatkan jangkauan sasaran dan mendekatkan/meningkatkan akses pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya dengan mendatangi keluarga. Dalam hal ini pihak kesehatan tidak hanya menyelenggarakan pelayanan kesehatan di dalam gedung, melainkan juga keluar gedung dengan mengunjungi keluarga di wilayah kerjanya. Dalam upaya pencapaian prioritas pembangunan kesehatan tahun 2015-2019 dalam Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan mendayagunakan segenap potensi yang ada, baik dari pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota, maupun masyarakat. Pembangunan kesehatan dimulai dari unit terkecil dari masyarakat, yaitu keluarga. Program Indonesia sehat dengan pendekatan keluarga pada dasarnya merupakan integrasi pelaksanaan program program kesehatan yang baik upaya kesehatan perorangan (UKP) dan upaya kesehatan masyarakat (UKM) secara berkesinambungan, dengan target atau focus kepada keluarga. Dalam program Indonesia sehat terdapat 3 kompenen yang akan dilakukan yaitu mewujudkan paardigma sehat, penguatan pelayanan kesehatan dan jaminan kesehatan. Friedman (1981) membagi lima tugas kesehatan yang harus dilakukan oleh keluarga, yaitu : 1. Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggotanya. 2. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat. 3. Memberikan tindakan keperawatan kepada anggota keluarganya yang sakit dan yang tidak dapat membantu dirinya sendiri. 4. Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan dan perkembangan kepribadian annggota keluarga. 5. Mempertahankan hubungan timbal-balik antara keluarga lembaga-lembaga kesehatan yang menunjukkan manfaat fasilitas kesehatan dengan baik. Program Indonesia Sehat telah disepakati adanya 12 indikator utama untuk penanda status kesehatan sebuah keluarga. Kedua belas indikator utama tersebut adalah sebagai berikut. 1. Keluarga mengikuti program Keluarga Berencana (KB) 2. Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan 3. Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap 4. Bayi mendapat air susu ibu (ASI) eksklusif 5. Balita mendapatkan pemantauan per- tumbuhan 6. Penderita tuberkulosis paru mendapat- kan pengobatan sesuai standar 7. Penderita hipertensi melakukan pengo- batan secara teratur 8. Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak ditelantarkan 9. Anggota keluarga tidak ada yang merokok 10. Keluarga sudah menjadi anggota Jami- nan Kesehatan Nasional (JKN) 11. Keluarga mempunyai akses sarana air bersih 12. Keluarga mempunyai akses atau meng- gunakan jamban sehat DAFTAR PUSTAKA
Ali, Z. (2010). Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC.
Dian meiliana dewi. 2017. konsep keluarga sejahtera Tersedia pada https://www.academia.edu/23992684/konsep_keluarga_sejahtera diakses pada tanggal 30 maret 2020 Friedman, E.T.S., Bowden, VR., & jones. E.G.2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga : Riset, Teori, dan Praktik. Achir Yani S. Hamid, et.al, penerjemah. Edisi 5. Jakarta: EGC. Muhlisin, Abi.2012.Keperawatan Keluarga.Yogyakarta: Gosyen Publishing Rostiana, Endang& Djulius, Horas. 2018. Perencanaan Dan Pengelolaan Keuangan Dalam Mewujudkan Keluarga Sejahtera. Jakarta: Diandra Kreatif Shinta ELshintz'loviizamoree . 2013 PENGERTIAN KELUARGA SEJAHTERA tersedia pada https://www.scribd.com/doc/146290246/PENGERTIAN- KELUARGA-SEJAHTERA diakses pada tanggal 30 maret 2020