Anda di halaman 1dari 9

A.

JUDUL PERCOBAAN
Pembuatan Natrium Tiosulfat

B. TUJUAN PERCOBAAN
Mempelajari pembuatan garam natrium tiosulfat dan sifat-sifat kimianya

C. LANDASAN TEORI
1. Tinjauan Umum
Natrium (sodium) merupakan logam alkali yang terbesar dibutuhkan
untuk keperluan-keperluan industri. Seperti logam-logam alkali yang lain,
natrium tidak dapat ditemukan dalam keadaan murni di alam karena
memiliki reaktivitas yang sangat tinggi. Logam putih keperakan ini
diproduksi dalam pabrik secara elektrometalurgi menurut proses Downs.
Cara yang paling mudah dilakukan untuk mendapatkan logam-logam yang
lebih sedikit kelimpahannya seperti torium, zirkonium, tantalum dan
titanium, yaitu dengan cara mereduksi senyawaannya dengan menggunakan
logam natrium (Sugiyarto, 2003: 89-90).
Natrium adalah logam putih-perak yang sangat lunak, yang melebur
pada suhu 97,50C. Natrium teroksidasi dengan cepat dalam udara lembab,
sehingga harus disimpan terendam seluruhnya dalam pelarut nafta dan
stirena. Logam ini bereaksi keras dengan air, membentuk natrium
hidroksida dan hidrogen:
2Na(s) + 2H2O(l) 2Na+(aq) + 2OH-(aq) + H2(g)

Dalam garam-garamnya, natrium berada sebagai kation monovalen Na+.


Garam-garam ini membentuk larutan tak berwarna kecuali jika anionnya
berwarna, hampir semua garam natrium larut dalam air (Svehla, 1985: 310).
Belerang dalam sulfida, sulfit, tiosulfat dan tetrationat dapat ditetapkan
dengan mengoksidasi belerangnya menjadi sulfat, kemudian mengendapkan
barium sulfat. Seringkali digunakan permanganat untuk melakukan proses
oksidasi. Belerang dalam senyawa organik ditetapkan untuk mengoksidasi
unsur tersebut menjadi sulfat dengan menggunakan natrium peroksida. Bijih
belerang seperti pirit, FeS2 dan kalkopirit, CuFeS2 dapat dilelehkan dengan
natrium peroksida untuk mengoksidasi belerang menjadi sulfat. Kation lain
yang sering diendapkan sebagai sulfat adalah timbel dan stronsium. Kedua
sulfat ini lebih mudah larut daripada barrium sulfat (Day, 2002: 86).
Belerang atau sulfur terdapat dalam kerak bumi sebagai unsurnya,
mineral sulfida dan sulfat, gas H2S dalam gas alam, dan sebagai senyawa
belerang organik dalam batu bara dan minyak. Belerang mempunyai sifat
yang sama dengan oksigen yaitu, keduanya membentuk senyawa kovalen
seperti H2S dan H2O, CS2 dan CO2, SCl2 dan Cl2O. Beberapa faktor yang
membuat perbedaan yang mencolok antara belerang dengan oksigen yaitu
dari panjang ikatan kovalen tunggal, O adalah 74 pm dan S adalah 104 pm,
elektronegativitas O adalah 3,5 dan S hanya 2,6 (Sugiyarto, 2004: 221).
Larutan-larutan standar dari agen-agen pereduksi tidak dipergunakan
sesering agen-ageb pengoksidasi. Karena kebanyakan agen pereduksi sangat
lambat dioksidasi oleh oksigen dari udara. Natrium tiosulfat adalah sala-
satunya agen pereduksi umum yang dapat disimpan untuk jangka waktu
yang lama tanpa mengalami oksidasi udara. Reagen ini dipergunakan hanya
untuk titrasi-titrasi iodin (Day. 2002: 303).
Ion tiosulfat mirip dengan ion sulfat kecuali jika salah satu atom
oksigen diganti dengan atom belerang (tio-merupakan awalan yang berarti
belerang). Tingkat oksidasi bagi atom belerang pusat adalah +5, sedangkan
untuk atom belerang tambahan adalah -1. Natrium tiosulfat pentahidrat
dapat dipreparasi dengan mudah dengan mendidihkan belerang dalam
larutan sulfit menurut persamaan reaksi:
SO32-(aq) + S(s) S2O32-(aq)
Ion tiosulfat tidak stabil oleh pemanasan, mengalami disproporsionasi
menjadi tiga spesies dengan tingkat oksidasi belerang yang berbeda-beda
yaitu sulfat, sulfida, dan belerang menurut persamaan
4Na2S2O3 (S) → 3Na2SO4 (S) + Na2S (S) + 4 S (S)
(Sugiyarto, 2004: 228-229).
Natrium tiosulfat umumnya dibeli sebagai pentahidrat Na 2S2O3.5H2O
dan larutan-larutannya di standarisasi terhadap sebuah sandar primer.
Larutan-larutan tersebut tidak stabil pada jangka waktu yang lama. Sehingga
boraks atau natrium karbonat seringkali ditambahkan sebagai bahan
pengawet. Iodin mengoksidasi tiosulfat menjadi ion tetrationat:

I2 + 2S2O32- → 2I- + S4O62-


Reaksinya berjalan dengan cepat, sampai selesai, dan tidak ada reaksi
sampingan. Berat ekivalen dari Na2S2O5 . 5H2O adalah berat molekulnya,
248.17, karena satu elektron per satu molekul hilang. Dalam larutan yang
netral, tau sedikit alkalin, oksidasi menjadi sulfat tidak muncul, terutama
jika iodin dipergunakan sebagai titran. Banyak agen pengoksidasi kuat
seperti garam permanganat, garam dikromat, dan garam serium (IV)
mengoksidasi tiosulfat menjadi sulfat (Day. 2002: 298)
Natrium tiosulfat tersedia dalam bentuk murni seperti natrium
pentahidrat (Na2S2O3.5H2O). Natrum tiosulfat berbentuk padat dan dapat
pula berbentuk kristal yang tidak berwarna dan dalam larutan 10% yang
mengandung natrium tiosulfat jerni dan tidak berwarna. Natrium tiosulfat
dapa diidentifikasi dengan penambahan beberapa tetes iodin sampai berubah
warna menjadi kuning (Sherman, 2017:6)
Tiosulfat ( S2O32-) larut dalam air, tiosulfat dari timbel, perak dan
berium larut sedikit sekali. Banyak dari tiosulfat ini larut dalam larutan
natrium tiosulfat yang berlebih, membentuk garam kompleks. Asam klorida
encer akan mengalami perubahan yang segera dalam keadaan dingin dengan
larutan tiosulfat, cairan yang diasamkan itu segera menjadi keruh karena
pemisahan belerang. Dan dalam larutan terdapatlah asam sulfit. Dengan
memanaskan larutan, belarang dioksidasi dilepaskan, yang dapat dikenali
dari baunya dan kerjanya terhadap kertas saring yang dibasahi larutan
kalium dikromat yang telah diasamkan. Belerang tadi mula-mula
membentuk larutan koloidal, yang berangsur-angsur dikoagulasikan oleh
asam bebas yang terdapat. Reaksi-reaksi sampingan juga terjadi, yang
menimbulkan asam-asam tionat (Svehla. 1979: 325).
Asam tiosulfat tidak stabil pada suhu kamar. Asam ini dapat dipisahkan
pada suhu 78oC , menurut persamaan reaksi berikut:
SO3(g) + H2S(g) H2S2O3(l)
Molekul gas sulfur trioksida SO3 memiliki struktur segitiga datar yang
dapatmengalami resonansi dengan melibatkan ikatan phi-phi dari S-O:

Garam alkali tiosulfat banyak diproduksi terutama untuk kebutuhan


dibidang fotografi, dimana garam ini digunakan untuk melarutkan perak
klorida yang tidak beraksi dalam suatu emulsi. Ion tiosulfat dengan ion
perak dapat membentuk kompleks Ag(S2O3)- dan Ag(S2O3)23-. Ion tiosulfat
juga dapat membentuk kompleks dengan ion-ion loga lainnya. Pada
temperatur dibawah 96 ͦ C stabil dalam bentuk rombik dan diatas emperatur
tersebut stabil dalam bentuk monoklin. Dalam dua struktur tersebut molekul
sulfur membentuk cicin yang mengandung 8 atom. Agar sulfur dapat
bereaksi dilakukan pemutusan cincin. Mekanisme reaksi yang melibatkan
sulfur sangat rumit (Tim Dosen Kimia Anorganik, 2020: 5-6).
Natrium tiosulfat (Na2S2O3) memiliki kemampuan yang lebih baik
yakni dapat mereduksi besi sebesar 77,95% daripada K 2C2O4 yang
mereduksi besi sebesar 72,77%. Berdasarkan penelitian lain dengan
menggunakan pereduksi natrium tiosulfat (Na2S2O3) dan timah (II) klorida
(SnCl2) untuk mereduksi Fe(III) menjadi Fe(II). Dari hasil yang diperoleh
menunjukkan bahwa SnCl2 lebih baik karena dapat mereduksi besi dengan
baik yaitu sebesar 78,45% daripada Na2S2O3 yang mereduksi besi sebesar
78,23%, namun hal ini tidak jauh berbeda karena keduanya memiliki
kemampuan yang sama kuat untuk mereduksi besi (Pangastuti, 2017: 12).
2. Tinjauan Hasil
Natrium tiosulfat sering dijadikan sebagai bahan untuk titrasi. Misalnya,
dalam proses sentrifugasi dimana titrasi dilakukan sampai filtrat berwarna
kuning samar, kemudian tambahkan sebanyak 1 ml larutan amilum pada
konsentrasi 1%. Proses titrasi dilakukan dilakukan secara terus menerus
sampai warna biru hilang (Wardani. 2019 : 502).
Natirum tiosulfat bila direaksikan dengan asam klorida encer tidak
terjadi perubahan yang segera dalam keadaan dingin dengan larutan
tiosulfat. Cairan yang diasamkan itu menjadi keruh karena terjadi
pemisahan belerang, dan dalam larutan terdapat asam sulfit. Dengan
memanaskan larutan tersebut, belerang dioksida akan dilepaskan, hal ini
dapat dilihat dari bau dan kerjanya terhadap kertas saring yang telah
dibasahi larutan kalium dikromat. Belerang tersebut mula-mula membentuk
larutan koloid yang berangsur-angsur dan dikoagulasikan oleh asam bebas.
Adapun reaksi-reaksi sampingan juga terjadi, sehingga menimbulkan asam-
asam tionat. Adapun reaksinya:
S2O32-(aq) + 2H+(aq) S(s) + SO2(g) + H2O(l)
(Svehla, 1985: 325).
Tiosulfat bereaksi dengan asam membentuk endapan kuning belerang
dan gas belerang dioksida menurut persamaan reaksi
S2O32-(aq) + 2H3O+(aq) → H2S2O3-(aq) + 2H2O(l)
H2S2O3-(aq) ) → 2H2O(l) + S(s) + SO2(g)
Natrium tiosulfat dalam laboratorium berguna untuk titrasi redoks misanya
pada iodometri, yaitu menentukan kadar ion dalam suatu larutan. Dalam
pross titrasi, iodin direduksi menjadi iodida dan tiosulfat standar dioksidasi
menjadi tetrationat S4O62-(Sugiarto. 2004: 229).
Penambahan KI dilakukan karena iodium sukar larut dalam air namun
agak larut dalam larutan yang mengandung ion iodida sehingga akan
membentuk senyawa kompleks tri iodida dengan iodide. Adapun reaksinya
yaitu:
I2 + I - I3-
Kalium iodida berlebih juga ditambahkan untuk meningkatkan kelarutan
dan mengurangi penguapan iodium. Hal ini dikarenakan titik penguapan I2
lebih kecil dibandingkan dengan KI maupun senyawa kompleks lain iodin.
Analisis kuantitatif dengan metode titrasi iodometri klorin akan
mengoksidasi iodida untuk menghasilkan iodium.
Cl2 + 2I- 2Cl- + I2
Kemudian iodium yang dibebaskan selanjutnya dititrasi dengan larutan baku
natrium tiosulfat menurut reaksi :
2S2O32- + I2 S2O62- + 2I
(Samsuar, 2017: 19).
Sejumlah substansi dapat dipergunakan sebagai standar-standar perimer
untuk larutan-larutan tiosulat. Iodin murni adalah standar yang paling jelas
namun jarang dipergunakan dikarenakan kesulitannya dalam penanganan
dan penimbangan yang lebih sering dipergunakan adalah standar yang
terbuat dari suatu agen pengoksidasi kuat yang akan membebaskan iodin
dari iodide, sebuah proses iodometrik (Day, 2002: 298).
D. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
a) Gelas ukur 10 mL 1 buah
b) Gelas ukur 50 mL 1 buah
c) Tabung reaksi 3 buah
d) Rak tabung reaksi 1 buah
e) Pembakar spiritus 1 buah
f) Kaki tiga dan kasa asbes 1 buah
g) Timbangan 1 buah
h) Cawan penguap 1 buah
i) Alat refluks 1 set
j) Batang pengaduk 1 buah
k) Botol semprot 1 buah
l) Corong 1 buah
m)Kaca arloji 1 buah
n) Botol timbang 1 buah
o) Gelas kimia 100 mL 1 buah
2. Bahan
a) Natrium sulfit anhydrous (Na2SO3)
b) Serbuk belerang (S)
c) Natrium sulfat (Na2SO4)
d) Larutan iodium dalam larutan KI (I2 dalam KI)
e) Larutan asam klorida encer (H2SO4)
f) Barium klorida (BaCl2)

E. PROSEDUR KERJA
1. Pembuatan Natrium Tiosulfat-5-hidrat (Na2S2O3.5H2O)

7 6 5
4 7 6 5
4
7 6 5
4 7 6 5
4
8 3 8 3
8 8 9 2 9 11 12
3 3 1 1
9 2 9 11 12
1 1 0
0

4 g serbuk Tambahkan
25 g Na2SO3
15 ml H2O belerang batu didih

Pindahkan ke Dinginkan
dalam cawan
Uapkan sampai Saring
penguap
tersisa 5 mL
4 5 6 78 4 5 6 78
3 1
1 0
1

3
2 9 21 9
1
0

7 6 5
4 7 6 5
4
8 3 8 3
9 2 9 11 12
1 1
0

Dinginkan
Keringkan Timbang
kristal kristal

2. Mempelajari Sifat-Sifat kimia Natrium Tiosulfat


a. Pengaruh Pemanasan
1. Pengaruh pemanasan
N a 2 S 2 O 3 .5 H 2 O

natrium diamati
tiosulfat-5-hidrat
s ta b ilis a s i te rm a l
d ib a n d in g k a n
dipanaskan

N a 2 S 2 O 3 .5 H 2 O

diamati
natrium
tiosulfat-10-hidrat

dipanaskan

2. Reaksi dengan iod

1 g

1 gram natrium
10 mL diamati
tiosulfat 2 mL iod
aquades
pentahidrat

3. Pengaruh asam encer

3 mL natrium 3 mL asam diamati


tiosulfat sulfat encer
DAFTAR PUSTAKA

Day, R. A. dan A. L. Underwood. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi


Keenam. Jakarta: Erlangga.

Pangastuti, Devita Dwining., R. Djarot Sugiarso dan Fredy Kurniawan. 2017.


Perbandingan Kondisi Optimum Pereduksi Natrium Tiosulfat (Na2S2O3)
dan Hidroksilamin Hidroklorida (NH2OH.HCl) pada Analisis Kadar
Total Besi secara Spektrofometri UV-Vis. Jurnal Sains dan Seni. Vol. 6.
No. 1.

Sherman, Craig. Scottsdale, UZ, Catherine Marie Smith, Grafton, Kevin Robert
Wirtz, Belgium, Erich Schulze dan Mission Viejo. 2017. Sodium
Thiosulfate-Containing Pharmaceutical Compositions. United Stated
Patent.
US 9,585,912 B2

Samsuar, Febri Mariana dan Merinda Setyowati. 2017. Analisis kadar Klorin (Cl 2)
Sebagai Pemutih Pada Rumput Laut (Eucheuma cottoni) Yang Beredar di
Lampung. Jurnal Faramasi Lampung. Vol. 6, No. 2.

Sugiyarto, Kristian Handoyo. 2004. Kimia Anorganik I. Yogyakarta: Universitas


Negeri Yogyakarta.

Sugiyarto, Kristian Handoyo. 2003. Kimia Anorganik II. Yogyakarta: Universitas


Negeri Yogyakarta.

Svehla, G. 1985. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro
Bagian I. Jakarta: PT. Kalman Media Pustaka.

Tim dosen kimia anorganik. 2020. Penuntun Praktikum Kimia Anorganik.


Makassar: UNM

Wardani, Sari dan Rina Mirdayanti. 2019. Optimasi Suhu Aktivasi Proses
Pembuatan Arang Aktif Limbah Tulang Kambing. Serambi Engineering.
Vol. 4 No. 2

Anda mungkin juga menyukai