Anda di halaman 1dari 12

TUGAS RESUME KELOMPOK 9 2B AKUNTASI

BAB 16 INVESTASI INSTRUMEN EKUITAS

DISUSUN OLEH :
KOIRUL HUDA (18.1.02.01.0067)
MOHAMMAD HEDRIAWAN (18.1.02.01.0048)

Definisi
Investasi Instrumen Ekuitas merepresentasikan kepemilikan investor di saham biasa,
preferen atau instrument modal lainnya.Tingkat pengaruh investor terhadap entitas yang dimiliki
instrument ekuitasnya (investee) menentukan metode pencatatan yang diterapkan.
Sekuritas dicatat pada biaya pembelian sekuritas. Biaya pembelian sekuritas ekuitas
termasuk: harga pembelian, komisi broker, dan komisi lainnya terkait dengan pembelian.
Apabila biaya sekuritas tidak dapat ditentukan, maka biaya sekuritas ekuitas dicatat sesuai
dengan nilai wajar atau nilai aktiva yang diterima (apabila non kas)
Pengakuan dan Pengukuran Awal
Pada saat pengakuan awal investasi, entitas mengukur investasi pada nilai wajarnya.
Apabila investasi tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, maka nilai wajar
tersebut ditambah dengan biaya transaksi yang nilai wajar tersebut ditambah dengan biaya
transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan investasi tersebut. Untuk
asset yang diukur pada nilai wajar melaui laporan laba rugi, biaya transaksi dibebankan pada saat
terjadinya.
PT.Angkasa membeli 10.000 lembar saham PT Semesta dengan harga kuotasian Rp 1.200 per
lembar. Selain itu, PT Angkasa juga membayar biaya transaksi (broker free) sebesar Rp 240.000.
Contoh
PT Angkasa mengklasifikasikan investasinya dalam saham PT B sebagai asset keuangan yang
diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
Jurnal yang dicactat PT Angkasa pada tanggal perolehan investasi tersebut adalah sebagai
berikut :
Investasi 12.000.000
Beban Broker Fees 240.000
Kas 12.240.000
Jika PT Angkasa mengklasifikasikan investasi tersebut sebagai tersedia untuk dijual, maka
pencatatannya adalah sebagai berikut.
Investasi 12.240.000
Kas 12.240.000

Metode Instrumen Ekuitas


Ownership Interest Control or Degree of Accounting Method
Influence

Di atas 50% Control Consolidated Statements

20% sampai 50% Pengaruh penting Equity Method

Di bawah 20% Tidak ada pengaruh penting Cost Method

Keuntungan dan kerugian yang belum terealisasi


Yang dimaksud dengan persentase pemilikan saham adalah persentase jumlah lembar
saham yang dimiliki oleh investor dibandingkan dengan jumlah lembar saham yang beredar.

a. Metode Nilai Kepemilikan Kurang dari 20%


Ketika investor memiliki kepentingan kepemilikan kurang dari 20%, maka dianggap
investor memiliki pengaruh yang kecil ataupun tidak memiliki pengaruh terhadap pemilik saham
(investee). Jika harga pasar tersedia, maka sekuritas ekuitas dinilai dan dilaporkan menggunakan
metode nilai wajar (fair value method). Namun, apabila nilai pasar wajar tidak tersedia, maka
investasi dinilai dan dilaporkan sebesar harga perolehan (Cost Method). Metode nilai wajar
mengharuskan perusahaan mengklasifikasi sekuritas ekuitas pada saat pemerolehan sebagai
Sekuritas Tanpa Perdagangan ( non trading securities ) ataupun Sekuritas Perdagangan (Trading
securities).
Untuk sekuritas perdagangan aturan akuntansi dan pelaporan menurut IFRS adalah:
1. Investasi dinilai sebesar nilai wajar
2. Mencatat laba rugi yang belum direalisasi dalam laba bersih.
Sedangkan untuk sekuritas tanpa perdagangan ( non trading securities ) aturan akuntansi dan
pelaporan menurut IFRS adalah :
1. Investasi harus dinilai sebesar nilai wajar
2. Mencatat laba dan rugi yang belum direalisasi dalam other comprehensive income ( laporan
laba rugi komprehensif ).

Jurnal untuk metode nilai wajar


1. Pada saat pembelian saham
Investasi Saham “sebesar harga perolehan saham”
Kas “sebesar kas yang dikeluarkan”

2. Pada saat pengumuman pembagian dividen


Tidak ada jurnal

3. Pada saat penerimaan dividen


Kas “sebesar dividen yang diterima”
Pendapatan dividen “sebesar dividen yang diterima”

4. Pada saat saham dijual


Kas “sebesar kas yang diterima”
Investasi saham “sebesar biaya saham”
Laba/rugi penjualan saham “selisih antara kas dengan investasi saham”

5. Pada saat penilaian berdasarkan fair value


Penyesuaian saham dengan nilai pasar “sebesar selisih nilai saham dengan nilai pasar”
Laba belum terealisasi “sebesar selisih nilai saham dengan nilai pasar”

Contoh Kasus : Sekuritas yang diperdagangkan (trading securities)


Pada 3 November 2011 PT. Republik membeli saham biasa dari beberapaperusahaan
(kepemilikan < 20%):
Biaya/Harga perolehan
PT. Kasta 259.700
PT. Curut 317.500
PT. Regina 141.350
Kos Total 718.550

Pada 3 Nov. 2011, PT. Republik mencatat:


Pada bulan Desember, diketahui ketiga perusahaan memperoleh laba. Pada 6 Desember 2011,
PT. Republik menerima dividen tunai Rp.4.200 atas investasinya di saham biasa PT. Curut:

Karena kepemilikan kurang dari 20%, maka PT. Republik hanya mencatat pendapatan bila
perusahaan pemilik saham (investee) mengumumkan dividen.
Pada 31 Desember 2011, portofolio sekuritas ekuitas siap jual PT. Republik menunjukkan biaya
dan nilai wajar berikut:

Penyesuaian yang dilakukan PT. Republik untuk menyesuaikan biaya ke nilai wajar pada 31
Desember 2011 adalah:
Laba atau rugi yang belum direalisasi atas sekuritas ekuitas (Unrealized holding gain or loss-
equity) disajikan sebagai pengurang penghasilan (laba) komprehensif pada kelompok ekuitas
pemegang saham (Stockholder’s equity) di neraca. Sedangkan akun penyesuaian atas nilai wajar
sekuritas (securities fair value adjustment) diperlakukan sebagai pengurang investasi di neraca
(akun kontra/contra account)

Pada tanggal 23 Januari 2012, PT. Republik menjual seluruh sekuritas PT. Kasta Rp. 287.220.
Perhitungan untung/rugi atas penjualan saham:
Hasil penjualan 287.220
Biaya saham PT.Kasta 259.700 -
Laba dari penjualan saham 27.520
PT. Republik mencatat penjualan, 23 Januari 2012, sebagai berikut:
Asumsi pada 10 Februari 2012 PT. Republik membeli 2000 lembar saham biasa dengan harga
Rp.12,75 per lembar dari Continental Trucking, biaya untuk komisi broker Rp.1.850.
Portofolio Investasi Saham
Per 31 Desember 2012

b. Metode Ekuitas Kepemilikan Saham Antara 20% sampai 50%


Kepemilikan saham antara 20% dan 50% saham entitas lainnya, suatu entitas dapat
dianggap memiliki pengaruh yang signifikan. Pengaruh yang signifikan merupakan kemampuan
untuk melakukan pengaruh pada suatu entitas (investee) terkait dengan:
1. Menetapkan wakil pada dewan direktur
2. Partisipasi dalam pembuatan keputusan
3. Transaksi antar perusahaan
4. Perubahan-perubahan atas personil-personil manajerial, atau
5. Ketergantungan teknologi
Pemegang saham yang kepemilikannya sebesar 20% sampai dengan 50% dari seluruh jumlah
saham beredar akan mencatat akan mencatat investasinya dengan metode ekuitas (equity
method). PSAK no.15 menyatakan bahwa metode ekuitas adalah metode akuntansi yang
mencatat investasi saham sebesar harga perolehannya dan selanjutnya menyesuaikan dengan
perubahan dalam bagian kepemilikan investor atas aktiva bersih perusahaan yang terjadi setelah
perolehan.setiap periode akuntansi harga pokok surat berharga harus disesuaikan dengan laba
atau rugi yang diperoleh perusahaan investee sebanding dengan persentase pemilikannya.dividen
yang diterima dicatat mengurangi saldo rekening investasi saham. Pada akhir periode tidak perlu
dibuat jurnal penyesuaian bila harga perolehan berbeda dengan nilai wajarnya.

Perolehan saham
Seperti kepemilikan saham kurang dari 20%, saham dapat diperoleh melalui berbagai cara
seperti dibeli tunai, melalui tukar menukar, atau dibeli secara lumpsum.
Penerimaan Dividen
Investor memiliki saham 20% sampai dengan 50% akan mencatat dividen yang diterimanya
sebagai pengurang rekening investasi saham.

Penyesuain Akhir Tahun


Apabila pada akhir tahun terdapat perbedaan antara nilai wajar dengan harga perolehannya,
dalam metode ekuitas tidak diperlukan jurnal penyesuaian.

Jurnal Untuk Metode Ekuitas


1. Pada saat pembelian saham
Investasi Saham “sebesar harga perolehan saham”
Kas “sebesar kas yang dikeluarkan”

2. Pada saat pengumuman pembagian dividen


Investasi saham “sebesar dividen yang diumumkan akan dibagi”
Pendapatan dari investasi “sebesar dividen yang diumumkan akan dibagi”

3. Pada saat penerimaan dividen


Kas “sebesar dividen yang diterima”
Investasi saham “sebesar dividen yang diterima”

4. Pada saat saham dijual


Kas “sebesar kas yang diterima”
Investasi saham “sebesar biaya saham”
Laba/rugi penjualan saham “selisih antara kas dengan investasi saham”

5. Pada saat penilaian berdasarkan fair value


Tidak ada jurnal
c. Metode Ekuitas Kepemilikan Diatas 50% (Konsolidasi)
Apabila kepemilikan saham melebihi 50%, maka investor telah memiliki hak
pengendalian pada investee. Perusahaan investor disebut sebagai perusahaan induk (Parent
Company) dan Investee merupakan perusahaan anak (subsidiary). Ketika kepemilikan mencapai
50% maka perusahaan induk wajib menyusun laporan keuangan , konsolidasi, sedangkan
perusahaan induk tetap mencatat investasi dengan metode ekuitas. Penyusunan laporan keuangan
konsolidasi dibahas pada akuntansi keuangan lanjutan.

Penghentian Pengakuan
Apabila entitas menjual investasi yang memenuhi criteria penghentian pengakuan, maka
selisih antara nilai tercatat investasi dan harga jual diakui sebagai laba/rugi di tahun berjalan.
Contoh : Investasi – Diukur pada Nilai Wajar Melalui Laporan Laba Rugi
Pada tanggal 31 Oktober 2015, PT Lentera membeli 15% kepemilikan di PT Terang dengan total
harga perolehan Rp 300.000.000. Investasi tersebut diukur pada nilai wajar melalui laporan laba
rugi.
31 Oktober 2015
Investasi di Saham 300.000.000
Kas 300.000.000
PT Terang mengumumkan dividen sebesar Rp 40.000.000 pada tanggal 1 Desember
2015. Dividen yang diakui PT Terang adalah sebesar Rp 6.000.000 (15%*40.000.000). Ayat
Jurnal yang di catat PT Lentera atas pengumuman dividen tersebut adalah :
1 Desember 2015

Piutang Dividen 6.000.000

Pendapatan Dividen 6.000.000

Pada tanggal 31 Desember 2015, Nilai Wajar investasi di PT Terang adalah Rp


303.000.000

31 Desember 2015

Keuntungan/Kerugian Belum Terealisasi – Laba/Rugi 3.000.000

Investasi di Saham 3.000.000

Atau alternatifnya, entitas dapat mencatat penyesuaian tersebut di akun Penyisihan


Keuntungan/Kerugian Belum Terealisasi :

Keuntungan/Kerugian Belum Terealisasikan 3.000.000

Penyisihan keuntungan/Kerugian Belum Terealisasi 3.000.000

Pada Tanggal 5 Januari 2016 PT Lentera menjual seluruh investasinya di PT Terang


dengan harga Rp 304.000.000

Harga Jual Rp 304.000.000

Nilai Tercatat Rp 297.000.000

Keuntungan Penjualan Investasi Rp 7.000.000

5 Januari 2015

Kas 304.000.000

Investasi di Saham 297.000.000

Keuntungan Penjualan Investasi 7.000.000

Atau :

Kas 304.000.000

Penyisihan Keuntungan/Kerugian Belum Terealisasi 3.000.000

Investasi di Saham 300.000.000

Keuntungan Penjualan Investasi 7.000.000


Atau :
Kas 304.000.000

Penyisihan Keuntungan/Kerugian Belum Terealisasi 3.000.000

Investasi di Saham 300.000.000

Keuntungan Penjualan Investasi 4.000.000

Keuntungan/Kerugian Belum Terealisasi –

Penghasilan Komprehensif lain 3.000.000

Perbedaan ayat jurnal transaksi untuk dijual dan investasi yang diukur pada nilai
wajar melalui laba rugi adalah karena keuntungan/kerugian belum terealisasi dari investasi
tersedia untuk dijual dilaporkan dalam penghasilan komprehensif lain, maka pada saat
penjualan akun tersebut harus dihapuskan (sudah terealisasi sebagai keuntungan/kerugian).
31 Desember 2015 (Penyesuaian Nilai Wajar)

Keuntungan/Kerugian Belum Terealisasi 34.500.000

Investasi di Saham 34.500.000

31 Desember 2015 (Penyesuaian Nilai Wajar)

Keuntungan/Kerugian Belum Terealisasi 34.500.000

Investasi di Saham 34.500.000

Pada tanggal 31 Desember 2015, PT Nuri memiliki Portofolio Investasi di Instrumen ekuitas
(yang diklasifikasikan sebagai diukur pada nilai wajar melalui laba rugi) sebagai berikut :

Keuntungan/Ker
Investasi Nilai Tercatat Nilai Wajar ugian Belum
Terealisasi
PT Amanda Rp 25.000.000 Rp 26.000.000 Rp 1.000.000
PT Bakti Rp 32.000.000 Rp 31.500.000 (Rp 500.000)
PT Cakra RP 140.000.000 Rp 105.000.000 (Rp 35.000.000)
Total Rp 197.000.000 Rp 162.000.000 (Rp 34.500.000)
Saldo penyesuaian periode
sebelumnya -
Penyesuaian nilai wajar Rp 34.500.000

Pada tanggal 25 Januari 2016, PT Nuri menjual semua sahamnya di PT Amanda dengan harga
Rp 27.250.000
25 Januari 2016 (Penjualan Investasi)
Kas 27.250.000
Investasi Saham 25.000.000
Keuntungan Penjualan Investasi 2.250.000
Pada tanggal 16 Maret 2016 PT Nuri membeli saham PT Dora Rp 24.500.000.
16 Maret 2016 (Pembelian Investasi)
Investasi Saham 24.500.000
Kas 24.500.000
Keuntungan/Kerugian
Belum Terealisasi
Investasi Nilai Tercatat Nilai Wajar

PT Bakti Rp 32.000.000 Rp 54.500.000 Rp 22.500.000

PT Cakra Rp 140.000.000 Rp 139.000.000 (Rp 1.000.000)

PT Dora RP 24.500.000 Rp 39.250.000 Rp 14.750.000

Total Rp 196.500.000 Rp 232.750.000 (Rp 36.250.000)

Saldo penyesuaian periode    


sebelumnya

(Rp 34.500.000)
Penyesuaian nilai wajar     Rp 1.750.000

31 Desember 2016 (Penyesuaian Nilai Wajar)

Investasi di Saham 1.750.000

Keuntungan/Kerugian Belum Terealisasi 1.750.000


Pengukuran Setelahnya Menggunakan Harga Perolehan
Sebagaimana dijelaskan diatas, investasi di dalam instrumen ekuitas yang merupakan
kategori diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dan tersedia untuk dijual diukur
menggunakan nilai wajar tiap tanggal pelaporan keuangan. Namun berdasarkan PSAK 55
(Revisi 2014), dalam kondisi nilai wajar instrumen ekuitas tidak dapat ditentukan nilai
wajarnya secara andal, maka instrumen ekuitas tersebut dicatat pada harga perolehan.

Pengecualian Penerapan Metode Ekuitas


PSAK 15 (Revisi 2013) mengatur mengenai pengecualian penerapan metode ekuitas. Jika
investasi pada entitas asosiasi dimiliki oleh, atau dimiliki secara tidak langsung melalui, entitas
yang merupakan organisasi modal ventura, atau reksa dana, unit perwalian dan entitas sejenis
termasuk dana asuransi terkait investasi, maka entitas dapat memilih untuk tidak menerapkan
metode ekuitas. Entitas yang memilih untuk tidak menerapkan meode ekuitas tersebut akan
mengukur investasi pada entitas asosiasi tersebut pada nilai wajar melalui laba rugi sesuai
dengan PSAK 55 (Revisi 2014).
Contoh : Metode Ekuitas

Pada tanggal 2 Januari 2015, PT.Mira membeli 25% kepemilikan di PT Raisa dengan
harga Rp 55.000.000

Investasi Saham 55.000.000

Kas 55.000.000

Laba bersih PT Raisa untuk tahun 2015 adalah sebesar Rp 40.000.000. PT Mira
mencatat bagian atas laba tersebut sebesar Rp 10.000.000 (25%*Rp 40.000.000).

Investasi Saham 10.000.000

Bagian Laba Rugi dari Entitas Asosiasi 10.000.000

Pada tanggal 15 Januari 2016, PT Raisa mengumumkan dan membayar dividen tunai
sebesar Rp 10.000.000. PT Mira mengakui bagian atas dividen tersebut sebesar Rp 2.500.000
(25%*Rp10.000.000)

Kas 2.500.000

Investasi Saham 2.500.000

Anda mungkin juga menyukai