MAKALAH
Oleh:
Puji syukur penulis kami panjatkan kehadirat Allah swt. Karena berat
bisnis yang penuh dengan risiko. Secara rasional, para pelaku bisnis akan
mengurangi permasalahan ekonomi yang akan dihadapi apabila ada salah satu
mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan
1. Ibu Euis Rosidah, S.E, M.Ak., selaku dosen mata kuliah yang telah
3. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebut satu per satu.
semoga Allah swt. Memberikan balasan yang berlipat ganda.
banyak kekurangan, baik dalam hal isi maupun sistemmatika dan teknik
ini bisa memberikan manfaat bagi penulis dan bagi pembaca. Amin
Penulis
ABSTRACT
In Islam, insurance has actually been practiced since the time of The
some scholars is al-diyah „ala al-„aqilah. Al-„aqilah is the habit of Arab tribes
having been practiced long before Islam where if one member of the tribe were
killed by other tribe members, the heirs of the victim will be paid with blood
money (al-diyah) as compensation by the next of kind of the killer. Next of kind
of the killer is known as al-„aqilah. After the arrival of Islamic law. Furthermore,
al-„aqilah was contained in the Charter of Medina. In the next period, this al-
Therefore, the aspect of mutual help always serves as a primary basis of the
forned on the basis of mutual help and a sense of humanity. Today Islamic
insurance is quite attractive to the public in various countries. The problem is,
until now there are many people including some Muslims who do not
Rasulullah saw. Cikal bakal konsep asuransi Islam menurut sebagian ulama
adalah al-diyah „ala al-„aqilah. Al-„aqilah adalah kebiasaan suku Arab jauh
sebelum Islam datang. Jika salah satu anggota suku terbunuh oleh anggota
suku lain, pewaris korban akan dibayar uang darah (al-diyah) sebagai
pembunuh tersebut dikenal dengan al-„aqilah. Setelah Islam datang, sistem al-
„aqilah disahkan oleh Rasulullah saw menjadi bagian dari Hukum Islam. Bahkan
atau asuransi ini terus dijalankan oleh para Khalifah Umar bin Khattab sampai
sekarang. Asuransi Islam atau asuransi yang berdasarkan syariah lebih banyak
bernuansa sosial daripada bernuansa ekonomi atau profit oriented. Oleh karena
itu, aspek tolong menolong selalu dijadikan dasar utama dalam menegakkan
fenomena sosial yang dibentuk atas dasar saling tolong menolong dan rasa
kemanusiaan. Saat ini asuransi Islam sudah tumbuh di berbagai negara. Hal ini
berbagai negara. Yang menjadi masalah, sampai saat ini masih banyak
Islam.
ABSTRAK ....................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Simpulan ............................................................................................... 52
B. Saran .................................................................................................... 56
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
politik, sosial, budaya, maupun aspek ekonomi. Hal ini sesuai dengan QS.
bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama
selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan
juga) mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak
panah itu) adalah kefasikan. pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa
mereka dan takutlah kepada-Ku. pada hari ini telah kusempurnakan untuk
Ku-ridhai Islam itu Jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena
tidak aman dan bisa saja terbakar atau terjadi pencurian, perusahaan yang
dimilikinya pun tidak bisa dijamin berjalan terus, pendidikan anak bisa jadi
tiba-tiba membutuhkan biaya besar ditahun-tahun mendatang dan lain
oleh pihak asuransi dan akhirnya menjadi alasan masyarakat memilih untuk
dunia bisnis yang penuh dengan risiko. Secara rasional, para pelaku bisnis
salah satu anggota keluarga yang menghadapi risiko cacat atau meninggal
dunia.
C. Tujuan Makalah
D. Kegunaan Makalah
secara teoritis maupun secara praktis. Secara teoritis makalah ini berguna
pandangan islam;
2. Pembaca/guru, sebagai media informasi tentang konsep asuransi
E. Prosedur Makalah
makalah. Data tersebut diolah dengan teknik analisis isi melalui kegiatan
PEMBAHASAN
waktu itu, seseorang meminjamkan sejumlah harta riba untuk kapal yang
akan berlayar. Jika kapal itu hancur, maka pinjaman tersebut hilang. Jika
bersifat riba, mengandung unsur perjudian dan bahaya. Dan hingga pada
pertama kali.
pada tahun 1666 Masehi. Kerugian yang diderita pada waktu itu, tidak
kurang dari 13 ribu rumah, dan sekitar 100 gereja terbakar. Dari sini,
Masehi.
Adapun latar belakang lahirnya sistem asuransi syariah dan
adalah :
sistem konvensional,
Takaful Indonesia pada tanggal 24 Februari 1994, dengan nomor ijin usaha
Company).
Agustus 1994, dengan nomor ijin usaha dan operasional berdasarkan pada
yaitu PT Asuransi Takaful Umum, dengan nomor ijin usaha dan operasional
31 Mei 1995, yang diresmikan oleh Menristek/Ketua BPPT Prof. Dr. B.J.
yaitu:
Konvensional:
memberikan
pergantian kepada
tertanggung.
langsung rasulullah.
dan mashalih
mursalah.
diharamkan dalam
muamalah.
praktik muamal- ah
yang bertentang
dengan prinsip-prinsip
syariah.
dengan peserta
lainnya (ta‟awun).
perundang-undangan perundang-undangan,
printsip-prinsip syariah
dan tempat-tempat
investasi terlarang.
pemegang amanah
tersebut.
perhitungan bunga
teknik.
sudah terbentuk.
ikut menannggung
bersama resiko.
yang tahu.
(mudharabah) dengan
peserta
16 Misi dan visi Secara gars besar misi Misi yang diemban
pemberdayaan umat
(social)
1994-2002:
(JASINDO)
Tabel 2 tersebut menunjukkan bahwa selama rentang tahun 1994
asuransi syariah.
syariah baru dapat menggarap 1,2% sampai 1,5% dari pangsa pasar
Indonesia.
4. Kendala operasional.
personal accident diperlukan list peserta dan jika tidak ada maka
tanpa list peserta (no name) sudah bisa di cover. Selain dalam hal
dalam hal pembayaran yang tidak lancar (macet) karena suatu hal
nilai tunai yang sudah terkumpul. Selain itu kendala operasional ini
dan ada dana lebih untuk berasuransi, prosedur yang rumit dan
dikembalikan.
jangka pendek, biasanya dalam waktu satu tahun atau dua tahun
asuransi.
sekelompok individu.
Insurance
menjadi asuransi jiwa yang terdiri dari produk saving dan non saving
baik secara individual maupun kumpulan, serta asuransi umum yang
diantara anggota.
tolong menolong
akad.
sebagai berikut:
mudhorobah.
suatu musibah. Akan tetapi jiga diberi uang jamaah sebagai ganti
Pengertian Asuransi
(muamman) sejumlah harta sebagai konsekuensi dari pada akad itu, baik
itu berbentuk imbalan, Gaji atau ganti rugi barang dalam bentuk apapun
merupakan salah satu cara pembayaran ganti rugi kepada pihak yang
mengalami musibah, yang dananya diambil dari iuran premi seluruh peserta
diasuransikan.
Asuransi Konvensional
diasuransikan.
Akad asuransi ini adalah akad mu‟awadhah, yaitu akad yang
Akad asuransi ini adalah akad idz‟an (penundukan) pihak yang kuat
agama Islam.
Islami. Orang yang melakukan asuransi sama halnya dengan orang yang
asuransi ini tidak dijelaskan secara tegas dalam nash, maka masalahnya
asuransi jiwa
praktek riba.
tidak tunai.
Mereka beralasan:
asuransi.
seperti taspen.
komersial diharamkan
adalah karena tidak ada dalil yang tegas haram atau tidak
permusuhan.”
mudhorobah.
tidak lebih. Atau jika lebih maka kelebihan itu adalah kentungan
- Dalam asuransi syari‟ah tidak ada pihak yang lebih kuat karena
antara anggota.
berhentinya akad.
berikut:
masing pihak,
anggota,
masing pihak.
perusahaan).
bunga.
tersebut.
objek muamalah yang syah bagi kaum muslimin. Hal itu dikarenakan
asuransi tersebut.
syariat Islam.
manusia.
atau barang lainnya yang merupakan barang import dengan biaya sekian
dan sekian. Kadang tidak terjadi apa-apa sehingga uang yang telah
dibayarkan itu diambil perusahaan asuransi begitu saja. Ini termasuk judi
90].
pihak.
memberikan bantuan.
Selain dua jenis asuransi di atas, masih ada jenis asuransi
1. Asuransi Kecelakaan
semacamnya.
2. Asuransi Pribadi
3. Asuransi Jiwa
beberapa macam.
a. Asuransi Kematian.
nasabah itu hilang. Begitu pula ahli waris nasabah tidak dapat
perjudiannya.
perusahaan.
Di dunia timur, asuransi dikenal pada abad XIX M, sedang di barat telah
dikenal sejak abad XIV M, karena itu para imam madzhab empat tidak ada
Di kalangan ummat Islam ada anggapan bahwa asuransi itu tidak Islami.
Orang yang melakukan asuransi sama halnya dengan orang yang mengingkari
“Dan tidak ada suatu binatang melata pun dibumi mealinkan Allah-lah yang
“……dan siapa (pula) yang memberikan rezeki kepadamu dari langit dan bumi?
Dari ketiga ayat tersebut dapat dipahami bahwa Allah sebenarnya telah
manusia sebagai khalifah di muka bumi. Allah telah menyiapkan bahan mentah,
mengikhtiarkannya.
lazim dipakai oleh ulama mujtahidin dahulu. Dan diantara metoda ijtihad yang
tidak ada nashnya di dalam Al Quran dan Hadits adalah masalah mursalah atau
- Haram
jiwa. Pendapat ini dikemukakan oleh Sayyid Sabiq Abdullah al-Qalqii Yusuf
kemukakan ialah:
riba. Asuransi termasuk jual beli atau tukar menukar mata uang tidak
tunai,
f. Hidup dan mati manusia dijadikan objek bisnis dan sama halnya dgn
- Boleh
Wahab Khalaf Mustafa Akhmad Zarqa Muhammad Yusuf Musa dan Abd.
- Syubhat
ada dalil yg tegas yang menyatakan halal atau haramnya asuransi tersebut.
secara nyata apa dan bagaimana berasuransi. Namun bukan berarti bahwa
syariah.
satu sama lain. Oleh karena itu berasuransi diperbolehkan secara syariah,
ini tidak ada perbuatan memakan harta manusia dengan batil (aklu
sedekah dari hasil harta yang dikumpulkan. Selain itu keberadaan asuransi
perekonomian umat.
Pedoman Perasuransian
Fatwa DSN-MUI yang paling terkini yang terkait dengan akad perjanjian
MUI/III/2006 tentang Akad Wakalah bil Ujrah pada Asuransi Syariah, Fatwa No.
dalam Pasal 3-4 mengenai persyaratan dan tata cara memperoleh izin
PENUTUP
A. Simpulan
dalam sejarah Islam, asuransi sudah dikenal sejak zaman Nabi Yusuf a.s
konvensional.
saw agar umat islam saling tolong menolong; jauh dari bentuk-betuk
tidak perlu mengganti atau membayar sendiri kerugian yang timbul yang
jumlah yang dibayar pada pihak asuransi akan dikembalikan saat terjadi
sama dengan hibah (pemberian) oleh karena itu haram hukumnya ditarik
kembali. Kalau terjadi peristiwa diselesaikan menurut syariat. Setiap
Kemudian dari uang yang terkumpul itu diambilah sejumlah uang guna
imbalan yang berlipat bila terkena suatu musibah. Akan tetapi jiga diberi
uang jamaah sebagai ganti atas kerugian itu menurut ijin yang diberikan
ikhtiar untuk mengahadapi masa depan dan masa tua. Namun karena
masalah asuransi ini tidak dijelaskan secara tegas dalam nash, maka
termasuk jual beli atau tukar menukar mata uang tidak tunai, hidup dan
mati manusia dijadikan objek bisnis dan sama halnya dgn mendahului
takdir Allah, menjadikan takdir Allah sebagai obyek bisnis; (b) Boleh yaitu
Wahab Khalaf Mustafa Akhmad Zarqa Muhammad Yusuf Musa dan Abd.
4. Jenis-jenis asuransi dapat dilihat dari beberapa segi, yaitu 1) dari segi
bersih dari maisir, gharar, dan riba sehingga asuransi ini sesuai dengan
B. Saran
sebenarnya tidak kita ketahui yaitu akan adanya kecelakaan atau kerugian
asuransi yang sesuai syari‟ah islam, yaitu asuransi kooperatif atau asuransi
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Renaisan: Jakarta.
http://Linafadilashabil.blogspot.co.id/2014/03/pandangan-islam-terhadap-
http://gamaccainstitute.blogspot.co.id/2013/02/asuransi-dalam-persfektif-islam-
http://www.fimadani.com/hukum-asuransi-dalam-pandangan-islam.
http://fatan10.blogspot.co.id/2015/06/pengertian-manfaat-dan-tujuan-