Anda di halaman 1dari 5

KASUS KEBAKARAN

PADA BANGUNAN
TINGGI

2010 SHANGHAI FIRE

NAMA : BIMO ARITEJO H.

KELAS : 4TA04
JURUSAN TEKNIK SIPIL NPM : 11316442
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
DOSEN : RATU NURMALIKA
UNIVERSITAS GUNADARMA
MATAKULIAH : UTILITAS BANGUNAN
2020
2010 SHANGHAI FIRE

1.1 PENDAHULUAN
Kebakaran Shanghai 2010 adalah kebakaran yang terjadi pada tanggal 15
November 2010 yang menyebabkan gedung apartemen 28 lantai di kota shanghai
mengalami kehancuran, dan menyebabkan setidaknya 58 orang meninggal dan
mencederai 70 orang (beberapa sumber memberitakan lebih dari 120 orang cedera).

Gambar 1. Kebakaran Gedung Apartemen 28 Lantai di Shanghai, China

1.2 KRONOLOGI KEBAKARAN


Kebakaran terjadi pada pukul 2:15 siang waktu setempat pada lantai 10.
Gedung yang dibangun pada tahun 1997 ini berlokasi di persimpangan antara Jalan
Jiaozhou dan Jalan Yuyao di Distrik Jing’an Kota Shanghai, dan sedang direnovasi
pada saat Gedung ini terbakar. Saksi mata nengabarkan bahwa api dimulai dari material
konstruksi yang menyebar di seluruh bangunan. Kebakaran ini membutuhkan 80 mobil
pemadam kebakaran dan beberapa jam untuk mengendalikan api. Pemadam kebakaran
tidak dapat mencapai selang pada atap bangunan yang setinggi 85 m dari dasar.
China Youth Daily melaporkan bahwa kontraktor pada konstruksi ini
memberikan keterangan penyebab api adalah percikan api pada lantai 20 akibat
pekerjaan pengelasan. Qiu Jingshu, pekerja pada lantai 18, mengatakan percikan api
berasal dari pengelasan gedung lain yang terbang dan menyebakan kebakaran pada
scaffolding. Setelah itu, kontraktor memberikan pernyataan bahwa api berasal dari
tukang las tidak berlisensi yang menggunakan alatnya tidak sesuai dengan SOP.
Pemadam kebakaran berusaha untuk menyelamatkan 100 dari 180 keluarga
yang tinggal pada apartemen itu. Menurut Al Jazeera, api mulai menyebar dari
scaffolding yang mengelilingi Gedung, tetapi menyebar ke Gedung utama yang terdiri
dari 500 apartemen. Xinhua News Agency mengatakan api pertama kali ada pukul 6:30
pagi waktu stetempat, lebih dari empat jam sebelum kebakaran ini terjadi.
Tiga helicopter dikerahkan untuk menangani kebakaran ini, tetapi dibatalkan
akibat adanya asap tebal yang terjadi akibat kebakaran gedung ini. Bagian atas gedung
sulit dicapai oleh mobil pemadam kebakaran yang mengakibatkan api sulit untuk
dikontrol oleh pemadam kebakaran.

Gambar 2. Pemadam Kebakaran Berusaha Memadamkan Api


1.3 Korban Jiwa
Gedung ini menampung kurang lebih 440 orang, yang kebanyakan adalah
pensiunan guru. Laporan awal menunjukan usia korban kebakaran berkisar antara 3
samapi 85 tahun, dengan mayoritas (64,5%) berusia di atas 50 tahun. Korban terbanyak
adalah lansia dan anak-anak, dengan korban termuda akibat kebakaran ini berusia 16
bulan. Pemadam kebakaran menyatakan bahwa 57 samapi 58 orang tewas akibat
kejadian ini. Pada tanggal 24 November, laporan resmi mengatakan bahwa korban
tewas berjumlah 58 orang dengan rincian 22 pria, dan 36 wanita. Sementara itu
dilaporkan bahwa 56 orang dinyatakan hilang. The Global Times melaporkan bahwa
tertanggal 28 Desember 2010, 71 orang terluka dan 36 orang masih hilang.
Dokter di rumah sakit Jing’an mengatakan lebih dari 20 korban yang terluka
mengalami luka bakar, dan banyak yang mengalami asphyxia yang disebabkan akibat
menghirup asap kebakaran.

1.4 Penyebab Kebakaran

Gambar 3. Gedung Setelah Api Dipadamkan

Penyebab kebakaran disebabkan oleh kontak antara percikan api insulasi


polyurethane foam yang digunakan pada dinding di luar gedung. Di China penggunaan
polyurethane foam umum digunakan sebagai material insulasi tanpa ditambahkan oleh
flame retardant, dan polyurethane foam memproduksi gas beracun dan karnon
monoxida ketika terbakar. Warga China juga menanyakan tentang kurangnya sistem
indoor sprinkler pada gedung bertingkat.

Gambar 4. Polyurethane Foam


1.5 Pendapat Pribadi Akibat Kebakaran Ini
Pendapat pribadi saya sebagai seorang civil enginner akibat banyaknya korban
pada peristiwa kebakaran ini adalah:
1. Jumlah korban tewas yang banyak hingga mencapai 58 orang diakibatkan
karena unur rata-rata penghuni apartemen yang merupakan lansia.
2. Sulitnya akses helicopter pemadam kebakaran untuk mencapai atap gedung
akibat adanya asap yang tebal, serta ketidakmampuan pemadam kebakaran
yang ada di darat untuk mencapai atap gedung.
3. Penggunaan material yang tidak tahan api, dalam hal ini polyurethane foam
sebagai insulasi udara luar dan dalam gedung.
4. Kurangnya indoor water sprinkle pada gedung bertingkat tinggi yang ada di
China.
5. Kurangnya penerapan SOP yang dilakukan oleh pekerja di China, yang
mungkin masih menganggap enteng masalah SOP.

Anda mungkin juga menyukai