PEMBAHASAN
Penelitian ini menujukkan, bahwa
terdapat korelasi jumlah monosit dengan
kadar kolesterol total dengan p = 0.038
Gambar 2. Histogram Jumlah Monosit (<0.05). Koefisien korelasi dari jumlah
Sebelum dilakukan analisis korelasi monosit dengan kadar kolesterol total (r =
secara statistik, terlebih dahulu dilakukan uji 0.380), hal ini dapat menunjukkan bahwa
normalitas data penelitian. Berdasarkan uji terdapat korelasi positif atau searah dengan
normalitas kolmogorov-Smirnov (tabel 2) tingkat korelasi sedang, sehingga jika terjadi
nilai p dari kolesterol total 0.200 dan monosit peningkatan kadar kolesterol total akan akan
0.200, oleh karena nilai p kolesterol total dan diikuti dengan peningkatan jumlah monosit.
monosit berada > 0.05 sehingga dapat Hasil penelitian ini, mendukung teori
disimpulkan bahwa distribusi atau sebaran dalam penelitian terdahulu bahwa keadaan
data normal dan dapat dilanjutkan pada uji hiperkolesterolemia dan mengkonsumsi
korelasi Pearson. Nilai p value > alpha (0.05) makanan pemicu naiknya kadar kolesterol
merupakan bukti bahwa hipotesa nol ditolak dapat meningkatkan sekresi sitokin
dan hipotesa satu diterima. proinflamasi terutama Interleukin-6 dan
Tumor Necrosis Factor-α, dimana terjadi
Tabel 2. Hasil uji normalitas data
peningkatan 36% kadar Interleukin-6 dan
kolmogorov-smirnov
58% kadar Tumor Necrosis Factor-α korelasi
Statistik df Sig positif kadar High Density Lipoprotein
Kolesterol 0.111 30 0.200 dengan Interleukin-1β (r = 0.499; P < 0.001)
Monosit 0.092 30 0.200 setelah mengkonsumsi diet tinggi lemak10.
Peningkatan asam lemak bebas pada keadaan
Setelah diketahui data terdistribusi
hiperkolesterol merusak mekanisme fisiologis
normal, maka selanjutnya data dianalisis
menbran sel11. Peningkatan kadar kolestetol
menggunakan uji kolerasi Pearson (Tabel 3).
berpengaruh terhadap sinyal aktivasi sel
Hasil analisis mendapatkan nilai sig < 0.05,
inflamasi dan polaritas permukaan sel, tidak
(p=0.038) yang menunjukkan adanya korelasi
hanya kadar total kolesterol didalam sel tetapi
antara kadar kolesterol total dengan jumlah
kadar koleterol dalam sirkulasi berperan
sel monosit yang bermakna. Nilai koefisien
penting terhadap fungsi fisiologis lipid.
korelasi Pearson sebesar 0.380 menunjukkan
korelasi positif atau searah dengan kekuatan
darah terkontrol, resistensi insulin terjadi korelasi positif atau searah dengan tingkat
peningkatan lipolisis, sehingga terjadi korelasi sedang, yang artinya jika terjadi
peningkatan asam lemak bebas dalam plasma peningkatan kadar kolesterol total akan
yang selanjutnya akan meningkatkan uptake akan diikuti dengan peningkatan jumlah
asam lemak bebas kedalam liver. monosit.
Dislipidemia adalah gangguan atau perubahan
pada kadar profil lipid dalam darah. SARAN
Gangguan itu dapat berupa peningkatan kadar Penelitian selanjutnya perlu
total kolesterol atau hiperkolesterolemia, memperhatikan C-Reactive Protein sebagai
penurunan kadar High Density Lipoprotein penanda adanya infeksi dalam inklusi.
(HDL), peningkatan kadar Low Density Penelitian ini dapat dilanjutkan dengan
Lipoprotein (LDL), atau peningkatan kadar melihat korelasi jumlah sel monosit dengan
trigliserida dalam darah (hipertrigliserida)22. kadar Tumor Necrosis Factor-α dan
Mekanisme rendahnya High Density Interleukin-6 pada pasien hiperkolesterolemia
Lipoprotein (HDL) juga dapat disebabkan Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut melalui
oleh penigkatan pelepasan sitokin proinflamsi jalur stres oksidatif dengan melihat adanya
terutama Interleukin-6, dimana sitokin penanda radikal lipid seperti
tersebut ikut berperan dalam proses Malondialdehyde dengan jumlah sel monosit,
menghambat kerja dari enzim lipoprotein karena hiperkolesterol memiliki kecendungan
lipase dalam peredaran darah10. Interleukin-6 terhadap terjadinya stress oksidatif yang
dan Tumor Necrosis Factor-α memiliki berperan penting dalam disregulasi jaringan
korelasi negatif terhadap kadar High Density adiposa. Perlu dilakukan penelitian lebih
Lipoprotein (HDL) dan berkolelasi positif lanjut tentang sel monosit dengan Nitric
terhadap kadar kolesterol total 23. Oxide, Intercellular Adhesion Molecule-1
(ICAM-1), Vascular Cell Adhesion Molecule-
SIMPULAN 1 (VCAM-1), Palminogen Activator Inhibitor-
Dari hasil penelitian dan pembahasan 1 (PAI-1) pada pasien hiperkolesterolemia
hubungan jumlah monosit dengan kadar sehingga dapat di gunakan sebagai predictor
kolesterol total pada pasien adanya disfungsi endotel dan mencegah
hiperkolesterolemia di Rumah Sakit X Kota terjadinya artheriosclerosis
Kediri yang dilakukan pada tanggal 26 Mei –
12 Juni 2014 dan berdasarkan hasil uji REFERENSI
statistik menggunakan korelasi Pearson maka 1. Saifur, M. 2007. Patogenesis dan Terapi
dapat disimpulkan bahwa: Sindroma Metabolik. Jurnal Kardiologi
1. Jumlah monosit pada keadaan Indonesia.
hiperkolesterolemia 0.48.10^3 sel/μl 2. Almatsier S. 2009. Prinsip Dasar Ilmu
2. Terdapat korelasi antara jumlah monosit Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
dengan kadar kolesterol total, dalam hal ini 3. Schlesinger, D.P. 2011. Raw food diets in
dibuktikan dengan korelasi Pearson companion animals: A critical review.
diperoleh nilai sig sig = 0.038 (<0.05). Canadian Veterinary Journal 52(1).
Koefisien korelasi dari jumlah monosit 4. Wakkad, Nayera E. Hassan, A., Hibba S.,
dengan kadar kolesterol total (r = 0.380), Zayat, S. 2010. Hypercholesterolemia
hal ini dapat menunjukkan bahwa terdapat enhances the release of proinflammatory