Anda di halaman 1dari 11

“MAKALAH TENTANG TEORI CULTURE CARE MENURUT M.

LEININGER”

DISUSUN OLEH

NAMA KELOMPOK 1 :
1. MANSYE LATUMAHINA
2. MARYAM MATDOAN
3. MARYAM WAKAN
4. MEILISSA LESILOLO
5. MITA PADANGGA
6. MOH HIJAN TEHUAYO
7. NANDA MURNI LULANG
8. NELDIN LESIELA
9. NINING WABULA
10. NOVIYANTI ALI
11. NUR ASYA LAUSIRY
12. NUR HAFNI FID
13. NUR HAJA MASAA
14. ZULNITA SARI SALAMPESSY

KELAS : A2 SIANG (KAIRATU)

PRODI : KEPERAWATAN

SEMESTER : III (TIGA)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)


MALUKU HUSADA

KAIRATU
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala

kebesaran dan limpahan hikmat yang diberikan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

Makalah yang berjudul “TEORI CULTURE CARE MENURUT M. LEININGER”.

Dalam menyelesaikan makalah ini, berbagai hambatan telah penulis alami. Oleh,

karena itu terselesaikannya makalah ini tentu saja bukan kemampuan penulis semata-mata.

Namun karena adanya dukungan dan bantuan dari pihak-pihak yang terkait. Sehubungan

dengan hal tersebut, penulis berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu

menyelesaikan makalah ini.

Dalam menyelesaikan makalah ini, penulis menyadari pengetahuan dan pengalaman

penulis masih sangat terbatas. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik

dan saran dari berbagai pihak, agar makalah ini dapat menjadi lebih baik dan lebih

bermanfaat. Serta akhir kata penulis ucapkan semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu

memberikan yang terbaik bagi kita semua.

Kairatu, 15 Februari 2019

Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1.   Latar Belakang

Ilmu keperawatan didasarkan pada suatu teori yang sangat luas. Proses keperawatan
adalah metode dimana suatu konsep diterapkan dalam praktik keperawatan. Keperawatan
merupakan suatu bentuk layanan kesehatan professional yang merupakan suatu bentuk
layanan kesehatan yang berdasarkan pada ilmu dan etika keperawatan. Keperawatan sebagai
bagian integral dari pelayanan kesehatan, ikut menentukan mutu dari pelayanan kesehatan.

Banyak model konseptual dan teori yang telah dikembangkan para ahli keperawatan,
dimana teori dan model konseptual merupakan suatu cara untuk memandang, menilai situasi
kerja yang menjadi petunjuk bagi perawat dalam mendapatkan informasi untuk menjadikan
perawat peka terhadap apa yang terjadi dan apa yamg harus dilakukan.

Teori-teori keperawatan juga digunakan dalam praktik, penelitian dan proses belajar-
mengajar dalam bidang keperawatan sehingga perlu diperkenalkan, disaji dan dikembangkan
untuk memperkuat profesi keperawatan. Perawat perlu memiliki latar belakang pengetahuan
baik secara teoritis maupun empiris terhadap teori-teori keperawatan yang ada, sehingga
perawat dapat memahami dan mengaplikasikan teori-teori tersebut.Dalam memberikan
pelayanan keperawatan yang ada adalah teori keperawatan yang dikembangkan oleh
Madeleine Leininger yang lebih di kenal dengan teori “trans Cultural”.

1.2.   Rumusan Masalah


1.      Apa definisi teori culture care ?
2.      Bagaimana asumsi dasar teori culture care ?
3.      Bagaimana konsep teori culture care ?
4.      Bagaimana paradigma teori culture care ?

1.3.   Tujuan
1.3.1.      Tujuan umum
Untuk meningkatkan pengetahuan dan mendapatkan informasi secara runtut dan
lengkap tentang teori culture care menurut M. Leininger.
1.3.2.      Tujuan khusus
1.      Untuk mengetahui apa definisi teori culture care.
2.      Untuk mengetahui bagaimana asumsi dasar teori culture care.
3.      Untuk mengetahui bagaimana konsep teori culture care.
4.      Untuk mengetahui bagaimana paradigma teori culture care.

1.4.   Manfaat
1.      Dapat mengetahui definisi teori culture care.
2.      Dapat mengetahui asumsi dasar terori culture care.
3.      Dapat mengetahui konsep teori culture care
4.      Dapat mengetahui paradigma teori culture care.
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1.   Latar Belakang Teori M. Leininger


Madeleine Leininger (13 Juli 1925 di Sutton, Nebraska, Amerika Serikat) adalah
perintis teori keperawatan, pertama kali diterbitkan pada tahun 1961. Kontribusinya untuk
teori keperawatan melibatkan diskusi tentang apa itu peduli. Terutama, ia mengembangkan
konsep keperawatan transkultural, membawa peran faktor budaya dalam praktek keperawatan
ke dalam diskusi tentang bagaimana terbaik hadir untuk mereka yang membutuhkan asuhan
keperawatan.

Leininger Madeline adalah seorang antropolog perawat perintis. Menjabat dekan dari


University of Washington, Sekolah Keperawatan pada tahun 1969, dia tetap dalam posisi itu
sampai 1974. janji nya mengikuti perjalanan ke New Guinea pada tahun 1960 yang membuka
matanya untuk kebutuhan perawat untuk memahami ‘pasien dan latar belakang budaya
mereka dalam rangka untuk menyediakan perawatan. Dia dianggap oleh beberapa orang
sebagai “Margaret Mead keperawatan” dan diakui di seluruh dunia sebagai pendiri
keperawatan transkultural, sebuah program yang dia menciptakan di Sekolah pada tahun
1974.Dia telah menulis atau menyunting 27 buku dan mendirikan Journal of Transcultural
Perawatan untuk mendukung penelitian Transcultural Keperawatan Society, yang ia mulai
tahun 1974.

Dr Leininger telah menyediakan bahan berikut yang dapat didownload pada forum
diskusi: Enabler Sunrise (Sunrise Model), Paket Informasi tentang Dr Leininger, Informasi
tentang Leininger’s 2005 Dr Awards Terobosan dan Beasiswa, Surat Terbuka untuk Perawat
dengan Informasi Kontak. Madeleine Leininger adalah pendiri gerakan Transcultural
Keperawatan di seluruh dunia  Dia tetap sebagai salah satu penulis paling produktif
keperawatan dan otoritas terkemuka di seluruh dunia dalam bidang perawatan budaya.

2.2.   Definisi Teori Trans Culture


Transcultural Nursing adalah suatu area/wilayah keilmuaan budaya pada proses
belajar dan praktek keperawatan yang fokus memandang perbedaan dan kesamaan diantara
budaya dengan menghargai asuhan,sehat dan sakit didasarkan pada nilai budaya manusia,
kepercayaan dan tindakan, dan ilmu ini digunakan untuk memberikan asuhan keperawatan
khususnya budaya atau keutuhan budaya kepada manusia (Leininger, 2002).

Tujuan dari keperawatan transkultural adalah untuk mengidentifikasi, menguji,


mengerti dan menggunakan pemahaman keperawatan transkultural untuk meningkatkan
kebudayaan yang spesifik dalam pemberian asuhan keperawatan. Asumsi mendasar dari teori
adalah perilaku Caring. Caring adalah esensi dari keperawatan, membedakan, mendominasi
serta mempersatukan tindakan keperawatan.

Tindakan Caring di katakan sebagai tindakan yang dilakukan dalam memberikan


dukungan kepada individu secara utuh. Perilaku Caring semestinya diberikan kepada manusia
sejak lahir, dalam perkembangan dan pertumbuhan,masa pertahanan sampai dikala manusia
itu meninggal. Human caring secara umum dikatakan sebagai segala sesuatu yang berkaitan
dengan dukungan dan bimbingan pada manusia yang utuh. Human caring merupakan
fenomena yang universal dimana ekspresi, struktur dan polanya bervariasi diantara kultur
satu tempat dengan tempat lainnya.

2.3.   Asumsi Dasar Teori Culture


Asumsi mendasar dari teori Transcultural Nursing adalah perilaku Caring. Caring
adalah esensi dari keperawatan, membedakan, mendominasi serta mempersatukan tindakan
keperawatan. Tindakan Caring di katakan sebagai tindakan yang dilakukan dalam
memberikan dukungan kepada individu secara utuh. Perilaku Caring semestinya diberikan
kepada manusia sejak lahir, dalam perkembangan dan pertumbuhan,masa pertahanan sampai
dikala manusia itu meninggal. Asumsi mayor untuk mendukung teori cultural care: diversity
and universality yang dikemukakan oleh Leininger sebagai berikut :
1) Perawatan (caring) yang didasarkan pada kebudayaan adalah suatu aspek esensial untuk
memperoleh kesejahteraan, kesehatan, pertumbuhan, dan ketahanan, serta kemampuan
untuk menghadapi rintangan maupun kematian.
2) Perawatan yang berdasarkan budaya adalah bagian yang paling komprehensif dan
holisatic untuk mengetahui, menjelaskan, menginterpretasikan dan memprediksikan
fenomena asuhan keperawatan serta memberikan panduan dalam pengambilan keputusan
dan tindakan perawatan.
3) Keperawatan transcultural adalah disiplin ilmu perawatan humanistic dan profesi yang
memiliki tujuan utama untuk melayani individu, dan kelompok.
4) Caring yang berdasarkan kebudayaan adalah suatu aspek esensial untuk mengobati dan
menyembuhkan dimana pengobatan tidak akan mungkin dilakukan tanpa perawatan,
sebaliknya perawatan dapat tetap eksis tanpa pengobatan.
5) Konsep keperawatan cultural, arti, ekspresi, pola-pola, proses dan struktur dari bentuk
perawatan transkultural yang beragam dengan perbedaan dan persamaan yang ada.
6) Setiap kebudayaan manusia meiliki pengetahuan dan praktek perawatan tradisional serta
praktik professional yang bersifat budaya dan individual
7) Praktik perawatan keyakinan dan nilai budaya dipengaruhi oleh dan cenderung tertanam
dalam pandangan dunia, bahasa, filosofi, agama, kekeluargaan, sosial, politik,
pendidikan, ekonomi, tehnologi, etnohistory, dan lingkungan kebudayaan.
8) Keuntungan, kesehatan dan kepuasan terhadap budaya perawatan mempengaruhi
kesehatan dan kesejahteraan individu, keluarga, dan kelompok, komunitas di dalam
lingkungan.
9) Kebudayaan dan keperawatan yang konggruen dapat terwujud apabila pola-pola,
ekspresi, dan nilai-nilai perawatan digunakan secara tepat, aman dan bermakna.
10) Perbedaan dan persamaan perawatan culture tetap berada diantara masyarakat tradisional
dan profesional pada setiap kebudayaan manusia.
11) Konflik cultural, beban praktek kebudayaan, stress kultural merefleksikan kurangnya
untuk memberikan perawatan, rasa aman, tanggung jawab yang kongruen dengan
kebudayaan.
12) Metode penelitian kualitatif ethnonursing memberikan interpretasi dan temuan yang
penting mengenai pemberian asuhan keperawatan dengan kebudayaan kompleks yang
berbeda.

2.4.   Konsep Teori Keperawatan Transcultural


Keperawatan transcultural merupakan suatu area utama dalam keperawatan yang
berfokus pada study komparatif dan analisis tentang budaya dan sub-budaya yang berbeda di
dunia yang menghargai perilaku caring. Layanan keperawatan, nilai-nilai, keyakinan tentang
sehati sakit, serta pola-pola tingkah laku yang bertujuan mengembangkan body of knowledge
yang ilmiah dan humanistik guna memberi tempat praktik keperawatan transkultural ini
menenkankan pentingnya peran keperawatan dalam memahami budaya klien. Pemahaman
yang benar pada diri perawat mengenai budaya klien, baik individu, keluarga, maupun
masyarakat, dapat mencegah terjadinya culture shock maupun culture imposition. Culture
shock terjadi saat pihak luar (perawat) mencoba mempelajari atau beradaptasi secara efektif
dengan kelompok budaya tertentu (klien). Klien akan merasakan perasaan tidak nyaman,
gelisah, dan disorientasi karena perbedaan nilai budaya, keyakinan, dan kebiasaan.
Sedangkan culture imposition adalah kecenderungan tenaga kesehatan (perawat), baik secara
diam-diam maupun terang-terangan, memaksakan nilai-nilai budaya, keyakinan dan
kebiasaan atau perilaku yang diilikinya kepada individu, keluarga atau kelompok dari budaya
lain karena mereka meyakini bahwa budayanya lebih tinggi dari pada budaya kelompok lain.

Leininger menggambarkan teori keperawatan transkultural matahari terbit, sehingga


disebut juga sebagai sunrise model. Model matahari terbit ini melambangkan esensi
keperawatan dalam transkultural yang menjelaskan bahwa sebelum memberikan asuhan
keperawatan kepada klien (individu, keluarga, kelompok, komunitas, lembaga), perawat
terlebih dahulu harus mempunyai pengetahuan mengenai pandangan dunia (world view)
tentang dimensi dan budaya serta struktur sosial yang berkembang di berbagai belahan dunia
(secara global) maupun masyarakat dalam lingkup yang sempit. Dimensi budaya dan struktur
sosial Leininger tersebut dipengaruhi oleh tujuh faktor, faktor tersebut antara lain:
1. Faktor teknologi
2. Faktor gama dan falsafah hidup
3. Faktor sosial dan kekerabatan
4. Nilai budaya dan gaya hidup
5. Faktor politik dan hukum
6. Faktor ekonomi
7. Faktor pendidikan.

Faktor-faktor tersebut merupakan totalitas dari suatu keadaan, situasi, atau


pengalaman yang memberi arti bagi perilaku manusia, interpretasi dan interaksi sosial dalam
tatanan fisik, ekologi, sosial-politik, dan /strutur kebudayaan termasuk di dalamnya adalah
etnohistori atau riwayat kebudayaan yang mengacu pada keseluruhan fakta pada masa
lampau, kejadian, dan pengalaman individu, kelompok, kebudayaan, serta suatu institusi yang
difokuskan pada manusia/masyarakat yang menggambarkan, menjelaskan, dan
menginterpretasikan cara hidup manusia dalam suatu bentuk kebudayaan tertentu dalam
jangka panjang maupun pendek.
Semua faktor tersebut berbeda pada setiap negara atau area, sesuai dengan kondisi
masing-masing daerah, dan akan memengaruhi pola/cara dan praktik keperawatan semua
langkah-langkah perawatan tersebut ditunjukkan untuk pemeliharaan kesehatan holistik,
penyembuhan penyakit dan persiapan menghadapi kematian. Oleh karena itu, ketujuh faktor
tersebut harus dikaji oleh perawat sebelum memberikan asuhan keperawatan kepada klien
sebab masing-masing faktor memberi pengaruh terhadap ekspresi, pola dan praktik
keperawatan (care expression, patterns, and practices).

Dengan demikian, ketujuh faktor tersebut besar kontribusinya, terhadap pencapaian


kesehatan secara holistik atau kesejahteraan manusia, baik pada level individu, keluarga,
kelompok, komunitas, maupun institusi, di berbagai sistem kesehatan. Jika disesuaikan
dengan proses keperawatan ketujuh faktor tersebut masuk ke dalam level pertama yaitu tahap
pengkajian. Peran perawat pada transcultural nursing ini adalah menjembatani antara sistem
perawatan yang dilakukan masyarakat awam dengan sistem perawatan profesional melalui
asuhan keperawatan.

Oleh karena itu, perawat harus mampu membuat keputusan dan rencana tindakan
keperawatan yang akan diberikan kepada masyarakat. Jika disesuaikan dengan proses
keperawatan, hal tersebut merupakan tahap perencanaan tindakan keperawatan.

1. Culture care preservation/maintenance, yaitu merupakan prinsip membantu, memfasilitasi


atau memperhatikan fenomena budaya guna membantu individu menentukan tingkat
kesehatan dan gaya hidup yang diinginkan.
2. Culture care accomodation, yaitu prinsip membantu, memfasilitasi atau memperhatikan
budaya fenomena ada, yang merefleksikan cara-cara untuk beradaptasi, bernegosiasi atau
mempertimbangkan kondisi kesehatan atau mempertimbangkan kondisi kesehatan dan gaya
hidup individu atau klien.
3. Culture care repatterning/restructuring, yaitu prinsip merekonstruksikan atau mengubah
desain untuk membantu memperbaiki kondisi kesehatan dan pola hidup klien ke arah yang
lebih baik.

Hasil akhir yang diperoleh melalui keperawatan transkultural pada asuhan


keperawatan adalah tercapainya culture congruent nursing care health and well being, yaitu
suhan keperawatan yang kompeten berdasarkan budaya dan pengetahuan kesehatan yang
sensitif, kreatif, serta cara-cara bermakna guna mencapai tingkat kesehatan dan kesejahteraan
bagi masyarakat.

2.5.   Konsep Dalam Teori Transcultural Nursing


Teori Leininger adalah untuk menyediakan langkah-langkah perawatan yang selaras
dengan individu atau kelompok budaya kepercayaan, praktik, dan nilai-nilai. Pada tahun
1960-an diamenciptakan budaya kongruen perawatan jangka panjang, yang merupakan tujuan
utama transkultural keperawatan praktek. Budaya perawatan sebangun adalah mungkin bila
tindakan terjadi dalam hubungan perawat-klien (Leininger, 1981). Leininger
mengembangkan istilah baru untuk prinsip dasar teorinya. Ini definisi dan prinsip-prinsip
istilah kunci untuk memahami teori tersebut. Di bawah ini adalah ringkasan dasar prinsip
yang penting untuk memahami teori Leininger :
1. Care adalah untuk membantu orang lain dengan kebutuhan nyata atau diantisipasi dalam
upaya untuk memperbaiki kondisi manusia yang menjadi perhatian atau untuk menghadapi
kematian.
2. Merawat adalah tindakan atau kegiatan diarahkan memberikan perawatan.
3. Budaya mengacu pada belajar, berbagi, dan dipancarkan nilai-nilai, keyakinan, norma, dan
kehidupan dari individu tertentu atau kelompok yang membimbing mereka berpikir,
keputusan, tindakan, dan cara berpola hidup.
4. Perawatan Budaya mengacu pada beberapa aspek budaya yang mempengaruhi seseorang
atau kelompok untuk meningkatkan kondisi manusia atau untuk menangani penyakit atau
kematian.
5. Keragaman budaya peduli merujuk pada perbedaan dalam makna, nilai, pantas tidaknya
perawatan di dalam atau di antara kelompok-kelompok orang yang berbeda.
6. Universalitas peduli Budaya mengacu pada perawatan umum atau arti serupa yang jelas di
antara banyak budaya. Keperawatan adalah profesi yang dipelajari dengan disiplin terfokus
dengan perawatan fenomena.
7. Worldview mengacu pada cara orang cenderung untuk melihat dunia atau alam
semesta dalam menciptakan pandangan pribadi tentang hidup.
8. Budaya dan dimensi struktur sosial termasuk faktor yang berhubungan dengan
agama, struktur sosial, politik / badan hukum, ekonomi, pola pendidikan-terns, penggunaan
teknologi, nilai-nilai budaya, dan ethnohistory yang di-fluence tanggapan budaya manusia
dalam konteks budaya.
9. Kesehatan mengacu pada keadaan kesejahteraan yang didefinisikan budaya dan
dihargai oleh budaya yang ditunjuk.
10. Pelestarian budaya perawatan atau pemeliharaan mengacu pada kegiatan pelayanan
keperawatan yang membantu orang dari budaya tertentu untuk menyimpan dan menggunakan
inti kebudayaan nilai perawatan terkait dengan masalah kesehatan atau kondisi.
11. Budaya akomodasi perawatan atau negosiasi merujuk kepada tindakan keperawatan
kreatifyang membantu orang-orang dari budaya tertentu beradaptasi dengan atau bernegosiasi
dengan dalam kesehatan masyarakat dalam upaya untuk mencapai tujuan bersama dari hasil
kesehatan yang optimal untuk klien  dari budaya yang ditunjuk. Memahami Kerja Theorists
Perawat
12. Budaya perawatan restrukturisasi mengacu pada tindakan terapi yang diambil oleh
budaya perawat yang kompeten atau keluarga. Tindakan ini memungkinkan atau sebagai
klien untuk mengubah perilaku kesehatan pribadi terhadap menguntungkan hasil sementara
menghormati nilai-nilai budaya klien.

2.6.   Paradigma Keperawatan


Paradigma Transcultural Nursing Leininger (1985) mengartikan paradigma
keperawatan transcultural sebagai cara pandang, keyakinan, nilai-nilai, konsep-konsep dalam
terlaksananya asuhan keperawatan yang sesuai dengan latar belakang budaya terhadap empat
konsep sentral keperawatan yaitu : manusia, sehat, lingkungan dan keperawatan (Andrew and
Boyle, 1995).
1.      Manusia
Manusia adalah individu, keluarga atau kelompok yang memiliki nilai-nilai dan
norma-norma yang diyakini dan berguna untuk menetapkan pilihan dan melakukan
pilihan.Menurut Leininger (1984) manusiamemiliki kecenderungan untuk mempertahankan
budayanya pada setiap saat dimanapun dia berada (Geiger and Davidhizar, 1995).
2.      Sehat
Kesehatan adalah keseluruhan aktifitas yang dimiliki klien dalam mengisi
kehidupannya, terletak pada rentang sehat sakit. Kesehatan merupakan suatu keyakinan, nilai,
pola kegiatan dalam konteks budaya yang digunakan untuk menjaga dan memelihara keadaan
seimbang/sehat yang dapat diobservasi dalam aktivitas sehari-hari. Klien dan perawat
mempunyai tujuan yang sama yaitu ingin mempertahankan keadaan sehat dalam rentang
sehat-sakit yang adaptif (Andrew and Boyle, 1995).
3.      Lingkungan
Lingkungan didefinisikan sebagai keseluruhan fenomena yang mempengaruhi
perkembangan, kepercayaan dan perilaku klien. Lingkungan dipandang sebagai suatu
totalitas kehidupan dimana klien dengan budayanya saling berinteraksi. Terdapat tiga bentuk
lingkungan yaitu: fisik, sosial dan simbolik.
a) Lingkungan fisik adalah lingkungan alam atau diciptakan oleh manusia seperti daerah
katulistiwa, pegunungan, pemukiman padat dan iklim seperti rumah di daerah Eskimo
yang hampir tertutup rapat karena tidak pernah ada matahari sepanjang tahun.
b) Lingkungan sosial adalah keseluruhan struktur sosial yang berhubungan dengan
sosialisasi individu, keluarga atau kelompok ke dalam masyarakat yang lebih luas. Di
dalam lingkungan sosial individu harus mengikuti struktur dan aturan-aturan yang
berlaku di lingkungan tersebut.
c) Lingkungan simbolik adalah keseluruhan bentuk dan simbol yang menyebabkan
individu atau kelompok merasa bersatu seperti musik, seni, riwayat hidup, bahasa dan
atribut yang digunakan.
4.      Keperawatan
Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada praktik
keperawatan yang diberikan kepada klien sesuai dengan latar belakang budayanya. Asuhan
keperawatan ditujukan memandirikan individu sesuai dengan budaya klien.
BAB 3
PENUTUP

3.1.   Kesimpulan
Teori Madeleine Leininger menyatakan bahwa kesehatan dan asuhan dipengaruhi
oleh elemen-elemen antara lain : struktur sosial seeperti teknologi, kepercayaan dan faktor
filosofi, sistem sosial, nilai-nilai kultural, politik dan fakto-faktor legal, faktor-faktor ekonomi
dan faktor-faktor pendidikan. Faktor sosial ini berhubungan dengan konteks lingkungan,
bahasa dan sejarah etnis, masing-masing sistem ini nerupakan bagian struktur sosial. Pada
setiap kelompok masyarakat : pelayanan kesehatan, pola-pola yang ada dalam masyarakat
dan praktek-praktek yang merupakan baggian integral dari aspek-aspek struktur sosial.

Dalam model sunrisenya Leineinger menampilkan visualisasi hubungan antara


berbagai konsep yang signifikan. Ide pelayanan dan perawatan (yang dilihat Leineinger
sebagai bentuk tindakan dari asuhan) merupakan inti dari idenya tentang keperawatan.
Memberikan asuhan merupakan jantung dari keperawatan. Tindakan membantu didefinisikan
sebagai perilaku yang mendukung. Menurut Leineinger bantuan semacam ini baru dapat
benar-benar efektif jika latar belakang budaya pasien juga dipertimbangkan, dan bahwa
perencanaan dan pemberian asuhan selalu dikaitkan dengan budaya.

3.2.   Saran
Kami menyadari bahwa kekurangan dalam makalah yang kami buat di atas
merupakan kelemahan dari pada kami, karena terbatasnya kemampuan kami untuk
memperoleh data dan informasi karena terbatasnya pengetahuan kami. Jadi yang kami
harapkan kritik dan saran yang membangun agar kami dapat membuat makalah yang lebih
baik lagi. Dengan segala pengharapan dan keterbukaan, kami menyampaikan rasa terima
kasih dengan setulus-tulusnya. Akhir kata, kami berharap agar makalah ini dapat membawa
manfaat kepada pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Aplikasi Teori Transcultural Nursing dalam Proses Keperawatan oleh Rahayu Iskandar,
Ners, M.Kep.Diperoleh,19 Februari 2015,dari,
https://www.academia.edu/5611692/Aplikasi_Leininger.

Efendi, Ferry & Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan Praktik
dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

George, J.B. 1995. Nursing Theories. 4th ed. New Jersey: Prentice Hall.

Janes, Sharyn & Karen Saucier Lundy. 2009. Community Health Nursing-Caring for the
Public’s Health-Third Edition. United States: Jones & Barklett Learning.

Johnson, Betty M & Pamela B. Webber. 2005. Theory and Reasoning in Nursing. Virginia:
Wolters Kluwer

Sagar, Priscilla Limbo. 2014.Transculural Nursing Education Strategies. United States:


Spinger Publishing Company.

Anda mungkin juga menyukai