PENDAHULUAN
A. PENDAHULUAN
Dalam era kemajuan informasi dan teknologi, siswa semakin tertekan
dan terintimidasi oleh perkembangan dunia akan tetapi belum tentu diimbangi
dengan perkembangan karakter dan mental yang sehat.
Seorang guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor mempunyai
tugas yaitu membantu siswa untuk mengatasi permasalahan dan
hambatan dalam, perkembangan jiwa dan perkembangan kopetensi dirinya.
Permasalahan yang dihadapi siswa dapat bersifat pribadi, sosial, belajar,
atau karier, oleh karena keterbatasan kematangan siswa dalam mengenali
dan memahami hambatan dan permasalahan yang dihadapinya, maka Konselor
sebagai pihak yang berkompetenperlu memberikan bantuan. Apabila siswa tidak
mendapatkan bantuan dari guru Bimbingan dan konseling maka siswa
bisamengalami permasalahan yang cukup berat untuk dipecahkan. olehkarenaitu
Konselor sekolah senantiasa diharapkan untuk mengetahui keadaan dan kondisi
siswanya secara mendalam.
Studi kasus akan mempermudah Konselor sekolah untuk membantu
memahami kondisi siswa seobyektif mungkin dan sangat mendalam,
danjugadapatmembedah permasalahan dan hambatan yang dialami siswa
sampai ke akar permasalahan, dan akhirnya Konselor dapat menentukan skala
prioritas penanganan dan pemecahan masalah bagi siswa tersebut.
B. rumusan masalah
1. apa itu pengertian studi kasus dalam bimbingan konseling ?
2. apa itu Tujuan dan manfaat studi konseling?
3. apa saja kelemahan dalam studi kasus ?
C. Tujuan penulisan
1. Pengertian studi kasus dalam bimbingan konseling
2. Tujuan dan manfaat studi konseling
3. Kelemahan dalam studi konseling
1
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian studi kasus sangat luas, banyak para ahli yang memberikan
pendapatnya tentang apa itu studi kasus, untuk itu penulis menuangkan di dalam
bahan ajar ini beberapa pengertian menurut para pakar yaitu :
1
Prayitno, dan ErmanAmti. 2004. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta. Hal 3
2
http://bdkmedan.kemenag.go.id 06/11/2014 diakses pada 14 maret 2020 pukul 16.00 WIB
3
1). Untuk memproleh gambaran yang jelas tentang keadaan pribadi siswa yang
di anggap mempunyai masalah,
3). Untuk memberi bekal pengalaman kepada siswa agarsiswa lebih peka
terhadap permasalahan yang dihadapinya dan mampu memecahkannya.
b. Tujuan Khusus
Selain itu, secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa tujuan dari studi kasus
antara lain:
d. Konselor dapat membantu siswa untuk mencapai penyesuaian yang lebih baik.
4
untuk siswa agar mengetahui keadaan diri sendiri dan bisa beradaptasi dengan
lingkungan sekitarnya.3
3
https://anggafebiyanto.wordpress.com/2013/02/26/studi-kasus-dalam-bimbingan-dan-konseling/ diakses
pada 14 maret 2020 pada pukul 16.00
5
Langkah ini merupakan sesuatu yang paling kritis, karena baik tidaknya
rumusan masalah akan menentukan dipahami dan diterimanya masalah oleh
orang lain sebagai masalah yang perludipecahkan
c. Menentukan alternatif-alternatif pemecahan
Pada tahap ini perlu diingat faktor - faktor yang menyebabkan timbulnya
masalah dan hal – hal yang berkenaan dengan hadirnya masalah yang akan
dipecahkan.
d. Mengidentifikasi akibat atau konsekuensi dari pengambilan setiap alternative
e. Memilih alternatif yang paling baik
Konselor perlu membandingkan dan memilih alternatif yang paling
sedikit dampak negatifnya dari beberapa alternatif yang ada. Menguji akibat-
akibat dari pengambilan keputusan sebelum pemecahan masalah dilakukan
sebaiknya diuji terlebih dahulu akibat – akibat negative serta kelemahan apa
yang akan diperoleh setelah keputusan diambil atau dengan kata lain sebelum
pemecahan masalah dijalankan perlu dianalisa kemungkinan apa yang
akanterjadi setelah menetapkan pilihan itu.
4
http://rakhmanhabibi.blogspot.com/2012/12/studi-kasus-dalam-bimbingan-dan.html?m=1
6
4. Karena lebih bersifat deskriftif, studi kasus juga dianggap kurang
memberi sumbangan pada persoalan-persoalan praktis mengatasi suatu
masalah.
5. Biaya penyelenggaraan yang relative mahal. Karena kedalaman ibformasi
yang digali pada studi kasus, maka luangan waktu dan fikiran untuk
mengerjakan studi kasus jauh lebih banyak daripada studi dengan skala
yang besar, tetapi hanya melingkupi data yang terbatas. Untuk hal ini,
sebagian orang menganggap bahwa studi kasus lebih mahal dari pada
penelitian-penelitian kuantitatif.
6. Karena fleksibilitas disain studi kasus, ini memungkinkan peneliti untuk
beralih focus studi ke rah yang tidak seharusnya.5
5
Sedarmayanti dan Hidayat, Syarifudin.Metodologi Penelitian. (Bandung : Mandar Maju,2011) hal 116
7
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Untuk dapat menyelesaikan suatu kasus dengan baik dan tuntas, harus
melalui suatu proses yang panjang, maka studi kasus harus dilakukan agar
sesuai dengan jenis-lenis masalah yang dialami klien, oleh sebab itu seorang
8
DAFTAR PUSTAKA
https://anggafebiyanto.wordpress.com/2013/02/26/studi-kasus-dalam-
bimbingan-dan konseling/
http://bdkmedan.kemenag.go.id 06/11/2011
http://rakhmanhabibi.blogspot.com/2012/12/studi-kasus-dalam-bimbingan-
dan.html?m=
9
10