Pemeriksaan Terdakwa
(Perangkat persidangan selain majelis hakim, saksi, terdakwa sudah siap di posisi masing-
masing)
Panitera : Majelis Hakim memasuki ruang sidang hadirin dimohon berdiri
(Majelis Hakim menempati tempat duduk yang telah tersedia).
Hadirin dipersilakan duduk kembali.
Hakim Ketua : Sebelum persidangan dimulai diperingatkan kepada pengunjung sidang
agar tidak membuat suara-suara gaduh serta menonaktifkan segala alat
komunikasi agar tidak mengganggun jalannya persidangan.
Baiklah Sebelum sidang dibuka marilah kita berdoa menurut agama dan
kepercayaan masing-masing agar persidangan ini berjalan dengan lancar
dan dapat menghasilkan putusan yang seadil-adilnya. Berdoa
dipersilakan… Selesai.
Hakim Ketua : Sidang Pengadilan Negeri Surabaya yang memeriksa dan mengadili
perkara pidana pada tingkat pertama dengan acara pemeriksaan biasa
dengan Nomor Perkara 2075/Pid.sus/2019/PN.Sby dengan terdakwa
Liadzani alias Lia pada hari Kamis, 25 Juli 2019 dibuka dan dinyatakan
terbuka untuk umum.
(ketuk palu 3x)
Hakim Ketua : Saudara Penuntut Umum, apakah terdakwa siap untuk dihadapkan di
persidangan?
PU : Siap Majelis Hakim
Hakim Ketua : Silakan dihadapkan
PU : Petugas, hadapkan terdakwa Liadzani alias Lia ke ruang sidang.
(Petugas membawa masuk terdakwa ke ruang sidang)
Hakim Ketua : Silahkan duduk.
PH : Mohon maaf majelis Hakim, Penasihat hukum berkeberatan jika saudara
Liadzani dihadirkan dengan menggunakan rompi, karena itu berarti
Terdakwa tidak dihadirkan dengan keadaan bebas
JPU : Keberatan Majelis Hakim
Hakim Ketua : Silahkan
JPU : Karena Terdakwa sudah dilakukan penahanan oleh penuntut umum, maka
terdakwa harus menggunakan rompi dalam persidangan
Hakim Ketua : Baik , Majelis Hakim mengabulkan permohonan dari Penasehat Hukum
untuk melepas rompi terdakwa dalam persidangan, petugas tolong
dibantu.
Hakim Ketua : Saudara terdakwa, saudara bisa berbahasa Indonesia?
Terdakwa : Bisa
Hakim Ketua : Saudara dalam keadaan sehat jasmani dan rohani?
Terdakwa : Sehat Pak
Hakim Ketua : Siap mengikuti persidangan pada hari ini ya?
Terdakwa : Siap
Hakim Ketua : Baiklah, berdasar pasal 155 KUHAP, sebelumnya Majelis Hakim akan
memeriksa identitas saudara terlebih dahulu.
Silahkan saudara sebutkan, nama lengkap, Tempat tanggal Lahir, Umur
dan alamat saudara?
Terdakwa : Nama Lengkap Liadzan, saya lahir di Surabaya /
29 Maret 1979 umur 40 Tahun, alamat saya di Jl. Putat Jaya Gg. Lebar B
No. 12 Surabaya
Hakim Ketua : Jenis kelamin Perempuan, Kebangsaan Indonesia, Benar?
Terdakwa : Benar
Hakim Ketua : Agama saudara?
Terdakwa : Islam
Hakim Ketua : Pekerjaan ?
Terdakwa : Swasta
Hakim Ketua : Pendidikan saudara ?
Terdakwa : SMA
Hakim Ketua : Saudara terdakwa, apakah saudara sedang ditahan?
Terdakwa : Benar Pak, saya di tahan di Kejaksaan Surabaya
Hakim Ketua : Apakah benar ini penasehat Hukum saudara?
Terdakwa : Iya Pak, Mereka merupakan Penasehat Hukum saya yang duduk di
sebelah kanan saya pak
Hakim Ketua : Apakah Benar saudara Penasehat Hukum terdakwa?
PH : Benar majelis hakim
Hakim Ketua : Silakan saudara maju ke depan untuk menunjukkan surat kuasa, surat izin,
dan berita acara sumpah advokat.
dan kepada Penuntut Umum silakan maju untuk ikut memeriksanya.
(kemudian PH maju menunjukan surat kuasa, surat izin beracara,
dan berita acara sumpah advokat pada MH, diikuti PU melihat surat
kuasa dan surat izin beracara dari PH)
Hakim Ketua : Baik, silakan kembali ke tempat
Hakim Ketua : Saudara terdakwa, mulai hari ini perkara saudara akan disidangkan di
Pengadilan Negeri Surabaya, oleh karena itu segala sesuatu yang terjadi
dalam persidangan ini silakan saudara dengarkan dan perhatikan baik-
baik, mengerti?
Terdakwa : Mengerti Pak
Hakim Ketua : Sesuai dengan acara persidangan hari ini adalah pembacaan surat dakwaan
oleh Penuntut Umum, bagaimana saudara Penuntut Umum, apakah
saudara sudah siap dengan surat dakwaan saudara?
PU : Siap yang mulia
Hakim Ketua : Saudara terdakwa, apakah sudah menerima salinannya?
Terdakwa : Sudah pak, sudah saya serahkan pada Penasehat Hukum saya
Hakim Ketua : Bagaimana saudara Penasihat Hukum, Apakah sudara sudah menerima
salinan surat dakwaan?
PH : Sudah majelis hakim
Hakim Ketua : Baik, meskipun saudara teleh menerima dan membacanya namun surat
dakwaan masih harus dibacakan oleh Penuntut Umum, Penuntut Umum
silakan dibacakan.
(berdiri dan membacakan surat dakwaan)
Hakim Ketua : Saudara terdakwa apakah saudara sudah mengerti maksud dari surat
dakwaan tersebut?
Terdakwa : Iya, sudah mengerti Pak Hakim
Hakim Ketua : Baik saudara terdakwa, lalu apakah saudara akan menanggapi dakwaan
dari Penuntut Umum?
Terdakwa : Saya serahkan sepenuhnya pada Penasehat Hukum saya, Pak hakim.
Hakim Ketua : Bagaimana saudara Penasehat Hukum apakah akan mengajukan
Keberatan atas surat dakwaan Penuntut Umum?
PH : Tidak Majelis hakim.
Hakim Ketua : Baiklah karena PH Tidak keberatan atas surat dakwaan
maka persidangan akan dilanjutkan dengan acara pembuktian oleh majelis
Hakim,
Bagaimana penuntut umum, apakah sudah siap dengan alat bukti ?
PU : Siap Majelis hakim. Kami telah siap dengan 4 orang saksi yaitu:
1. Ramadana Setyabudi,
2. Tajuddin Eka,
3. Asyam Faishal, dan
4. Taufan Nugraha
Serta Barang bukti yang sudah kami serahkan kepada bagian kepaniteraan
Pengadilan Negeri Surabaya, berupa :
Hakim Ketua : Baiklah silakan mulai alat bukti saksi terlebih dahulu.
PU : Siap majelis hakim.
Hakim Ketua : Apakah para saksi sudah siap dihadirkan?
PU : Siap majelis hakim
Hakim Ketua : Saudara terdakwa, silahkan saudara duduk disamping penasehat hukum
saudara.
Penuntut Umum, silahkan hadirkan para saksinya.
PU : Petugas hadirkan saksi pertama atas nama Ramadana Setyabudi ke dalam
ruang sidang
(Petugas mengantarkan para Saksi ke muka persidangan)
Hakim Ketua : Saudara saksi apakah saudara bisa berbahasa Indonesia ?
Saksi 1 : Bisa, Pak
Hakim Ketua : Apakah dalam keadaan sehat jasmani dan rohani?
Saksi 1 : Ya, sehat Pak Hakim
Hakim Ketua : Siap untuk mengikuti persidangan pada hari ini?
Saksi 1 : Siap
Hakim Ketua : Baiklah, sebelum saudara dimintai keterangannya, terlebih dahulu Majelis
Hakim akan memeriksa identitas saudara.
Hakim Ketua : Silahkan saudara maju untuk menunjukan kartu identitas saudara
(Saksi 1 maju menunjukan kartu identitas)
(Hakim Anggota ikut memeriksa)
Hakim Ketua : Silahkan saudara duduk kembali
(Saksi 1 duduk kembali)
Hakim Ketua : Baik Silahkan sebutkan Nama lengkap, Umur dan Alamat saudara!
Saksi 1 : Ramadana Setyabudi, Umur 35 Tahun, Tempat tinggal Asrama Polres
Surabaya
Hakim Ketua : Jenis kelamin Laki-laki, Kebangsaan Indonesia Benar??
Saksi 1 : Benar Pak
Hakim Ketua : Agama saudara?
Saksi 1 : Islam
Hakim Ketua : Pekerjaan
Saksi 1 : Anggota POLRI
Hakim Ketua : Apakah saudara kenal dengan terdakwa?
Saksi 1 : Tidak Pak
Hakim Ketua : Ada hubungan darah?
Saksi 1 : Tidak ada
Hakim Ketua : Hubungan semenda?
Saksi 1 : Tidak ada Pak
Hakim Ketua : Hubungan pekerjaan?
Saksi 1 : Tidak ada
Hakim Ketua : Saudara saksi, apakah bersedia untuk memberi keterangan pada
persidangan hari ini?
Saksi 1 : Siap Pak!!
Hakim Ketua : Baiklah sesuai dengan Pasal 160 ayat (3) KUHAP sebelum diambil
keterangannya, saudara akan disumpah terlebih dahulu sesuai dengan
agama dan kepercayaan saudara. Apakah saudara bersedia?
Saksi 1 : Bersedia Pak
Hakim Ketua : Baik silahkan saudara berdiri, Rohaniawan mohon dibantu.
HAII : Saudara Saksi 1kuti kata-kata saya…
“Demi Allah Saya Bersumpah / Bahwa Saya Sebagai Saksi / Akan
Menerangkan Dengan Sebenar-benarnya / Tiada lain Dari Pada Yang
Sebenarnya”.
Hakim Ketua : Baiklah saudara telah disumpah oleh karena itu saya meminta kepada
saudara untuk memberikan keterangan yang sebenar-benarnya, jika tidak
saudara saksi akan dikenai ketentuan Pasal 242 ayat (2) KUHP karena
memberikan keterangan palsu dibawah sumpah dengan ancaman pidana
maksimal 9 tahun penjara, apakah saudara mengerti?
Saksi 1 : Mengerti Pak.
Hakim Ketua : Baiklah, saudara saksi Apakah saudara mengerti mengapa saudara
dihadirkan pada persidangan ini?
Saksi 1 : Mengerti, Pak saya dihadirkan dalam persidangan hari ini untuk
memberikan keterangan terkait dengan kasus ibu ini (menunjuk terdakwa)
Hakim Ketua : Memangnya apa yang saudara ketahui ? coba saudara ceritakan!
Saksi 1 : Yang saya tahu sehubungan dengan Kasus ini pada Sabtu tanggal 11 Mei
2019 sekitar pukul 19.00 saya mengamankan bapak Taufan dan Ibu Lia
sedang bertransaksi di rumah Ibu Lia di Jalan Putat Jaya No. 12 Surabaya
Hakim Ketua : Bersama siapa saudara melakukan penangkapan thd terdakwa pada saat
itu?
Saksi 1 : Saya melakukan penangkapan pada saat itu bersama team yang dipimpin
oleh Iptu Doni Mallalangkay, S.H. anggota pada saat itu Aipda Bima,
Bripka Hadiyanto
Hakim Ketua : Apa alasan saudara menangkap terdakwa pada saat itu?
Saksi 1 : Ya karena sebelumnya ada informasi kepada kami bahwa di jalan Putat
Jaya itu ada seseorang yang sedang melakukan transaksi untuk melayani
tamu pak.
Hakim Ketua : Apa yang saudara lakukan bersama team setelah mendapatkan informasi
tersebut?
Saksi 1 : Waktu itu saya bersama team langsung menuju ke Jl Putat Jaya tepatnya
dekat papan iklan Restoran disitu , lalu saya target kami yakni Ibu Lia yang
sedang berbincang-bincang bersama beberapa pria, saat itu Ibu Lia menerima
sejumlah uang.
Saksi 1 : Dari pemantauan kami, terdakwa berjualan atau membuka warung, nah
warung ini lah yang dijadikan pengalih untuk melakukan transaksi menjual para
pegawainya kepada para lelaki.
Hakim Ketua : Kepada Penuntut umum dan Penasihat Hukum, Berdasarkan pada Pasal
164 Ayat (2) KUHAP apabila ingin mengajukan pertanyaan kepada saksi
dan terdakwa haruslah melalui perantara Majelis Hakim, Namun dalam
Hal ini Saudara dapat Mengajukan pertanyaan tanpa melalui perantara
Majelis Hakim, Bagaimana Saudara penuntut umum, apakah ada
pertanyaan?
JPU : Ada yang mulia , dari pantauan saudara, bagaimana cara terdakwa
melakukan perbuatannya ?
terhadap terdakwa ?
Saksi 1 : saya waktu itu bersama team menangkap terdakwa itu berdasarkan laporan
dari masyarakat sekitar yang melapor untuk kedua kalinya.
Saksi 1 : Iya benar pak, terdakwa sangat kooperatif pada saat dilakukan
pemeriksaan dan mengatakan secara terus terang mengenai perbuatan
yang ia lakukan
Saksi 1 : pada saat itu saya bersama terdakwa yang menemukan, karena barang
bukti tersebut berada di kamar yang biasa digunakan para pelanggan Ibu Lia.
Saksi 1 : tidak pernah pak, ini merupakan kali pertama Ibu Lia kami tangkap.
Hakim Ketua : baiklah karena dari pihak terdakwa tidak keberatan maka pemeriksaan
terhadap saksi 1 telah selesai dan cukup silahkan saudara saksi duduk
dibelakang dan silahkan saudar mengambil kartu pengenal saudara di
bagian kepaniteraan setelah persidangan selesai nanti.
Kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan saksi ke II , di persilahkan
kepada JPU untuk menghadirkan Saksi 2 kedalam ruang persidangan .
JPU : Petugas hadirkan Saksi 2 atas nama Saksi Tajuddin Eka ke dalam ruang
sidang
(Petugas mengantarkan Saksi ke muka persidangan)
Hakim Ketua : Baiklah saudara telah disumpah, oleh karena itu saya meminta kepada
saudara untuk memberikan keterangan yang sebenar-benarnya, jika tidak
saudara saksi akan dikenai ketentuan Pasal 242 ayat (2) KUHP karena
memberikan keterangan palsu dibawah sumpah dengan ancaman pidana
maksimal 9 tahun penjara, apakah saudara-saudara mengerti?
Saksi 2 : Nggeh Pak.
Hakim Ketua : Apa yang saudara ketahui sehubungan perkara terdakwa ini ?
Saksi 2 : Yang saya ketahui, karena Ibu Lia menawari saya untuk jasa layanan plus-
plus saya mendapat pandangan negative pak
Hakim Ketua : Benar waktu itu saudara yang diamankan oleh saksi sebelumnya ?
Saksi 2 : Benar pak, waktu itu diwarung Ibu Lia saya ditangkap pak
Hakim Ketua : Sebelum saudara transaksi, apa yang saudara lakukan ketika datang ke
warung terdakwa ?
Saksi 2 : Saya datang ke warung Ibu Lia maksudnya ingin makan dan ngopi sejenak
pak, setelah itu saya ditawari oleh Ibu Lia.
Hakim Ketua : Lalu saudara langsung mau ?
Saksi 2 : Saya awalnya menolak pak, namun Ibu Lia memberikan diskon, katanya
harga pelanggan yang makan disitu
Hakim ketua : Silahkan hakim anggota I ajukan pertanyaan saudara.
HA 1 : Terimakasih Hakim Ketua, Apakah saudara tahu diwarung tersebut juga
menawarkan jasa seperti itu sebelumnya ?
Saksi 2 : Saya tidak tahu, yang saya tau warung itu hanya menyediakan makanan
saja
HA 1 : Mengapa saudara tertarik dengan penawaran terdakwa ?
Saksi 2 : Sebenarnya saya awalnya tidak mau, namun Ibu Lia membujuk saya,
dengan mengatakan sebagai relaksasi sehabis kerja seharian dan
memberikan kortingan harga
HA 1 : Cukup hakim ketua
Hakim Ketua : Baiklah silahkan kepada penuntut umum apakah akan memberikan
pertanyaan kepada saudara saksi?
Saksi 2 : Kata Ibu Lia, setelah selesai saja dibayarkan, nanti langsung diberikan
kepada Ibu Lia uangnya
PH : Darimana saudara tahu terdakwa akan menuju Superindo ?
Saksi 2 : Karena Ibu Lia mengatakan akan kesana dan saya menitip pengaman
kepada ia
PH : Saudara saksi, tadi saudara mengatakan bahwa saudara meminta yang
terbaik saja kepada terdakwa , berarti saudara yang menginginkan juga ya ?
JPU : Keberatan Majelis Hakim
Hakim Ketua : Silahkan penuntut umum, apa keberatan Saudara?
JPU : Pertanyaan yang di ajukan oleh Penasihat Hukum tidak ada relevansinya
dengan perkara ini.
Hakim Ketua : (Berdiskusi dengan Hakim Anggota)
Keberatan PU diterima, silahkan PH untuk mengganti pertanyaan ya.
PH : Saudara saksi, apakah saudara sebelumnya pernah juga menerima
penawaran dari orang lain seperti yang dilakukan terdakwa ?
Saksi 2 : Tidak pernah, ini pertama kali saya menerima tawaran seperti ini.
PH : Cukup Majelis Hakim
JPU : Petugas hadirkan Saksi 3 atas nama Saksi Asyam ke dalam ruang sidang
(Petugas mengantarkan Saksi ke muka persidangan)
Hakim Ketua : Apakah dalam keadaan sehat jasmani dan rohani?
Saksi 3 : Ya, sehat Pak Hakim
Hakim Ketua : Siap untuk mengikuti persidangan pada hari ini?
Saksi 3 : Siap
Hakim Ketua : Baiklah, sebelum saudara dimintai keterangannya, terlebih dahulu kami
akan memeriksa identitas saudara.
Hakim Ketua : Silahkan saudara maju untuk menunjukan kartu identitas saudara
(Saksi 2 maju menunjukan kartu identitas)
(Hakim Anggota ikut memeriksa)
Hakim Ketua : Silahkan saudara duduk kembali
(Saksi 2 duduk kembali)
Hakim Ketua : Nama lengkap saudara?
Saksi 3 : Asyam Faishal
Hakim Ketua : tempat tanggal lahir
Saksi 3 : Sumpiuh, 31 Maret 1987
Hakim Ketua : Jenis kelamin Laki-laki, Kebangsaan Indonesia, benar?
Saksi 3 : Benar pak
Hakim Ketua : Tempat tinggal?
Saksi 3 : Jalan Putat Jaya Selatan No. 212 Kecamatan Bulumanuk, Surabaya
Hakim Ketua : Agama?
Saksi 3 : Kristen Protestan
Hakim Ketua : Pekerjaan
Saksi 3 : Saya yang penjaga warung Bu Lia
Hakim Ketua : Apakah saudara kenal dengan terdakwa?
Saksi 3 : Iya Pak
Hakim Ketua : Ada hubungan darah?
Saksi 3 : Tidak ada
Hakim Ketua : Hubungan semenda?
Saksi 3 : Hubungan semenda si opo toh pak ?
Hakim Ketua : Hubungan semenda itu hubungan akibat adanya perkawinan
Saksi 3 : Oh, tidak ada pak
Hakim Ketua : Saudara saksi, apakah bersedia untuk memberi keterangan pada
persidangan ini?
Saksi 3 : Bersedia
Hakim Ketua : Baiklah sesuai dengan Pasal 160 ayat (3) KUHAP sebelum diambil
keterangannya, saudara akan disumpah terlebih dahulu sesuai dengan
agama dan kepercayaan masing-masing. Saudara saksi bersedia?
Saksi 3 : Bersedia
Hakim Ketua : Baik silahkan saudara berdiri, Rohaniawan mohon dibantu.
HA 1 : Saudara Saksi 1kuti kata-kata saya…
“Saya Berjanji / Bahwa Saya Sebagai Saksi / Akan Menerangkan
Dengan Sebenar-benarnya / Tiada lain Dari Pada Yang Sebenarnya,
Semoga Tuhan Menolong saya”.
Hakim Ketua : Baiklah saudara telah disumpah, oleh karena itu saya meminta kepada
saudara untuk memberikan keterangan yang sebenar-benarnya, jika tidak
saudara saksi akan dikenai ketentuan Pasal 242 ayat (2) KUHP karena
memberikan keterangan palsu dibawah sumpah dengan ancaman pidana
maksimal 9 tahun penjara, apakah saudara-saudara mengerti?
Saksi 3 : Ngerti Pak.
Hakim Ketua : Apa yang saudara ketahui sehubungan perkara terdakwa ini ?
Saksi 3 : Jadi saya diminta keterangannya perihal pekerjaan kami di warung sehari
hari seperti apa, dan tiba-tiba kemarin ada penggrebekan dari polisi pak
Saksi 3 : Saya bisanya ngelayanin yang mau makan pak, yang mau bayar, itu
kerjaan saya pak
Hakim Ketua : Baiklah silahkan kepada penuntut umum apakah akan memberikan
pertanyaan kepada saudara saksi?
JPU : Saudara saksi, apakah saudara pernah disuruh oleh terdakwa untuk
menawarkan perempuan kepada pengunjung di warung tempat saudara
bekerja ?
Saksi 3 : Itu memang salah satu tugas saya juga untuk menawarkan kepada
pengunjung
JPU : Siapa yang saudara saksi tawarkan terakhir kali sebelum datang ke
persidangan ini ?
Saksi 3 : Jadi waktu itu Eka datang dan makan di warung kami, lalu Ibu Lia
mengatakan untuk menawarkan kepada Eka, jadi setelah Eka makan saya
dekati dan saya tawarkan perempuan
Hakim ketua : Baiklah apakah ada pertanyaan dari penasihat hukum kepada saksi?
PH : Ada majelis hakim
Hakim Ketua : Silahkan
PH : Terima Kasih Majelis Hakim, Selama saudara bekerja di warung
terdakwa, apakah saudara pernah dipaksa untuk menawarkan wanita-
wanita tersebut ?
Saksi 3 : Tidak pernah pak, karena memang saya bertindak sesuai kebiasaan saja
PH : Sudah berapa lama saudara mengetahui terdakwa melakukan perbuatan ini
?
Saksi : Saya baru bekerja tiga bulan di warung Ibu Lia, tapi setahu saya baru 4
bulan terakhir ini
JPU : Petugas hadirkan Saksi 4 atas nama Saksi Taufan ke dalam ruang sidang
(Petugas mengantarkan Saksi ke muka persidangan)
Saksi 4 : Saya ditahan karena melakukan perbuatan seperti Ibu Lia, namun saya
ditangkap sehari setelah Ibu Lia ditangkap
Hakim Ketua : Saudara penuntut umum, berarti saudara saksi ini merupakan saksi
mahkota ya ?
Hakim Ketua : Apa yang saudara ketahui sehubungan perkara terdakwa ini ?
Saksi 4 : Saya membuka warung juga seperti Ibu Lia, warung saya persis di
seberang warung dia
Hakim Ketua : Tadi saudara mengatakan mengenal terdakwa sejak kapan saudara
mengenal terdakwa ?
Saksi 4 : Saya mengenal sejak tahun 2004, waktu itu kami menjadi tim sukses salah
satu presiden di daerah Surabaya pak, dari 2004 sampai dengan hari ini
pak
HA1 : Ada hakim ketua. Saudara saksi, bisa saudara jelaskan bagaimana
biasanya kalian menjalankan bisnis seperti ini ?
Saksi 4 : Kalau saya, memang saya awalnya membuka warung untuk memenuhi
kebutuhan saya, namun karena saya merasa pengahsilan dari warung
kurang, saya mulai merekrut beberapa wanita untuk bekerja kepada saya,
jadi sembari saya buka warung, para teman saya bisa dilayani di belakang
warung
HA2 : Ada hakim ketua. Saudara saksi, apakah saudara pernah menerima
keluhan dari warga sekitar terkait perbuatan saudara ini ?
Saksi 4 : Saya rasa hampir kami semua pernah mendapat keluhan, namun karena
warga sekitar juga sudah terbiasa jadi seiring waktu mereka biasa saja
HA2 : Sedekat apa hubungan bisnis saudara saksi dan terdakwa ? Bisa saudara
jelaskan ?
Saksi 4 : Kami kenal sudah lama ya, jadi ketika memang Bu Lia membutuhkan
bantuan pegawai saya atau kamar di warung Bu Lia sedang penuh,
biasanya kita saling bantu
Hakim Ketua : Baiklah silahkan kepada penuntut umum apakah akan memberikan
pertanyaan kepada saudara saksi?
Saksi 4 : Setahu saya hanya saya dan Ibu Lia yang membuka warung seperti ini
JPU : Saudara saksi, dalam praktiknya apakah saudara yang biasa menawarkan
atau orang yang memang langsung datang ke warung saudara ?
Saksi 4 : Tergantung, kadang saya yang menawarkan terkadang juga ada yang
datang untuk mencari perempuan
Saksi 4 : Tentu Ibu Lia dulu, wong dia yang ngajarin saya usaha ginian
Saksi 4 : Untuk itu sering pak, beberapa kali saya ikut diundang dalam acara
syukuran di rumah Bu Lia
Hakim Ketua : Penasihat Hukum apakah saudara akan menghadirkan saksi yang
meringankan ?
Hakim Ketua : Penuntut umum tanggal 1 Agustus 2019 apakah siap hadir ?
dipersidangan?
PU : Ya siap
Hakim Ketua : Penasehat hukum tanggal 1 Agustus 2019 apakah siap hadir
dipersidangan?
Hakim Ketua : Baiklah, Karena para pihak sepakat maka dengan ini sidang
ditunda dan akan dilanjutkan kembali pada tanggal 1 Agustus 2019
dengan acara pemeriksaan saksi Meringankan (a de charge) oleh majelis
hakim.
berdiri