Nim : 175020301111004
Audit sektor publik adalah pemeriksaan (examination) secara objektif atas laporan keuangan
suatu perusahaan atau organisasi lain dengan tujuan untuk menentukan apakah laporan
keuangan tersebut menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan
dan hasil usaha perusahaan atau organisasi tersebut.
2. Bukti audit ialah Segala informasi yang mendukung angka – angka atau informasi lain yang
disajikan dalam laporan keuangan, yang dapat digunakan oleh auditor sebagai dasar untuk
menyatakan pendapatnya. Bukti audit yang mendukung laporan keuangan terdiri dari data
akuntansi dan semua informasi penguat yang tersedia bagi auditor. Neraca, (LRA), (LO), (LE),
(LAK), dan (CALK) bukan termasuk sebagai bukti audit melainkan melainkan sebagai informasi
bagi auditor untuk melakukan audit.
3. Perencanaan audit adalah total lamanya waktu yang dibutuhkan oleh auditor untuk
melakukan perencanaan audit awal sampai pada pengembangan rencana audit dan
program audit menyeluruh. Variabel ini diukur dengan menggunakan jam
perencanaan audit. Keberhasilan penyelesaian perikatan audit sangat ditentukan
oleh kualitas perencanaan audit yang dibuat oleh auditor.
4. Risiko audit (audit risk) merupakan Risiko kesalahan auditor dalam memberikan
pendapat wajar tanpa pengecualian atas laporan keuangan yang salah saji secara
material.
- Risiko bawaan (Inherent risk) merupakan kerentanan asersi terhadap salah saji
(misstatement) yang material, dengan mengasumsikan bahwa tidak ada
pengendalian yang berhubungan. Risiko salah saji (misstatement) seperti itu
lebih besar dalam beberapa asersi laporan keuangan dan saldo-saldo atau
pengelompokan yang berhubungan daripada yang lainnya. Risiko ini
dipertimbangkan pada tahap perencanaan audit. Sebagai contoh, perhitungan
yang rumit lebih mungkin disajikan salah jika dibandingkan dengan perhitungan
yang sederhana. Akun yang terdiri dari jumlah yang berasal estimasi akuntansi
cenderung mengandung risiko lebih besar dibandingkan dengan akun yang
sifatnya relatif rutin dan berisi data berupa fakta.
- Risiko Pengendalian (Control Risk) merupakan risiko bahwa suatu salah saji yang
material yang akan terjadi dalam asersi tidak dapat dicegah atau dideteksi secara
tepat waktu oleh pengendalian perusahaan. Risiko ini merupakan fungsi
keefektifan perancangan dan operasi pengendalian internal dalam mencapai
tujuan entitas yang relevan untuk menyusun laporan keuangan entitas. Beberapa
risiko pengendalian akan selalu ada karena keterbatasan yang melekat pada
pengendalian internal.
- Risiko Deteksi (Detection Risk) merupakan risiko bahwa auditor tidak dapat
mendeteksi salah saji yang material dalam suatu perusahaan. Risiko ini
merupakan fungsi keefektifan prosedur audit dan aplikasinya oleh auditor. Hal ini
sebagian muncul dari ketidakpastian yang ada ketika auditor tidak memeriksa
semua saldo akun atau kelompok transaksi untuk mengumpulkan bukti tentang
asersi lainnya.
5. Karena dengan melakukan sempling secara statistik kita dapat meperoleh sampel yang
representatif dan mudah menemukan faktor yang mengandung kesalahan dalam sempling.
6. asersi audit atas laporan keuangan dan asersi audit kinerja
- Asersi Exsistensi / Keterjadian atau Keberadaan
Auditor menguji Keterjadian transaksi-transaksi yang ada dalam akun-akun laporan keuangan
benar-benar terjadi (Bukan fiktif). Dan apakah transaksi yg terjadi telah sesuai tanggal dan
obyektif (metode Accrual basic) telah di cutt of / di tutup per tanggal Neraca. Auditor akan
memrikasa memeriksa semua bukti transaksi berdasarkan sampel yg telah dipilih, seperti:
Kuitansi,
faktur pembelian dan penjualan,
Nota debet,
Nota kredit,
Nota kontan, cek / Giro ;Jika anda lupa materinya,
Silahkan buka : Dasar akuntansi keuangan dan 5 macam laporan keuangan di indonesia
Bukti transaksi yang terkumpul akan ditentukan Auditor untuk diambil sebagai sampel
pemeriksaan agar audit laporan keuangan dapat berjalan dengan efisien dan selesai tepat
waktu.
Semua pemeriksaan yang telah Auditor lakukan dilapangan dengan semua bukti-bukti yang
terkumpul untuk pemeriksaan audit laporan keuangan harus sesuai dengan Standar Profesional
Akuntan Publik (SPAP) yang berlaku di indonesia. Adanya auditor dalam hal laporan keuangan
untuk mencegah pembaca laporan keuangan atau pihak-pihak berkepentingan
(internal/eksternal) tersesat atau disesatkan atau salah mengidentifikasi.
7. Karena kecukupan bukti audit meyakinkan auditor bahwa kualitas bukti tersebut sudah cukup
dan bisa dipercaya oleh auditor dalam menyatakan atau meberikan opini terhadap laporan
keuangan yang diaudit.
8. Hubungan keduanya terumuskan dengan jumlah bukti dan materialitasnya, suatu yang diaudit,
karena sesuatu yg diaudit yang jumlah nya materialitas dapat mencakup hasil dari keseluruhan
yg diaudit, dari hasil tersebut bukti yang kita kumpulkan juga material atau cukup berdasarkan
penilaian auditornya.
9. Kita dapat meperoleh kepasatian resiko pengendalian pada perhitungan
AR = IR X CR X DR
AR = Audit Risk
IR = Inherent Risk
CR = Control Risk
DR = Detection Risk
10. Karena dengan memahami sia dan lapkeu objek audit auditor dapat menilai kinerja
atau hasil dari laporan keuangan yg dihasilkan perusahaan