Anda di halaman 1dari 30

Pengertian Bank, Perbedaan Bank Syariah dan Konvensional

Di jaman yang modern ini kehadiran bank sudah tidak asing lagi dimasyarakat Indonesia, namun
tidak semua orang tahu pengertian dari bank itu sendiri serta perbedaan dasar yang mendasari perbedaan
bank syariah dan konvensional. Semenjak kemunculannya dilihat dari sisi keagamaan dan manfaat
bank ada banyak pihak  yang menanyakan mengenai keabsahan bank itu sendiri, namun seiring dengan
perkembangan waktu dan zaman kehadiran bank mulai diterima di semua element masyarakat baik itu
bank konvensional (umum) ataupun bank berbasis syariah.
Pengertian Bank
• Perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank syariah dan unit usaha
syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan
kegiatan usahanya.
• Bank konvensional adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional yang
dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran secara umum berdasarkan
prosedur dan ketentuan yang telah ditetapkan
Perbedaan Bank Syariah dan Konvensional
Bank syariah berbeda dengan bank konvensional dalam hal akd dan aspek legalitas, struktur organisasi,
lembaga penyelesaian sengketa, usaha yang dibiayai, dan lingkungan kerja serta corporate culture/budaya

Bank Syariah
1. Melakukan investasi-investasi yang halal saja (sesuai syariat agama)
2. Berorientasi pada keuntungan (profit oriented) dan kemakmuran dan kebahagian dunia akhirat
3. Berdasarkan prinsip bagi hasil yang telh disepakati kedua belah pihak, dimana ;
• Besarnya disepakati pada waktu akad dengan berpedoman kepada kemungkinan untung rugi.
• Besar rasio didasarkan pada jumlah keuntungan yang diperoleh
• Rasio tidak berubah selama akad masih berlaku
• Kerugian ditanggung bersama
• Jumlah pembagian laba meningkat sesuai dengan peningkatan keuntungan
• Eksistensi tidak ada yang meragukan keabsahan bagi hasil.
4. Hubungan dengan nasabah dalam bentuk hubungan kemitraan.
5. Penghimpunan dan penyaluran dana harus sesuai dengan fatwa Dewan Pengawas Syariah

Bank Konvensional
1. Investasi ke semua bidang usaha sesuai dengan persyaratan yang sudah ditetapkan
2. Profit oriented (berorientasi pada keuntungan)
3. Memakai prosedur bunga pinjaman, sesuai kesepakatan yang diantaranya :
• Besarnya disepakati pada waktu akad dengan asumsi akan selalu untung
• Besarny presentase didasarkan pada jumlah modal yang dipinjamkan
• Bunga dapat mengambang dan besarnya naik turun
• Pembayaran bunga besarnya tetap tanpa pertimbangan untung rugi
• Jumlah bunga tidak meningkat sekalipun keuntungan meningkat
• Eksistensi bunga diragukan

4. Hubungan dengan nasabah dalam bentuk hubungan kreditur-debitur.


5. Tidak terdapat dewan sejenis Dewan Pengawas Syariah
Selain itu ada beberapa perbedaan dasar seperti ; Dalam bank syariah, bisnis dan usaha yang dibiayai
tidak terlepas dari saringan syariah agama, yakni usaha yang di dalamm menajalankan usahanya sesuai
dengan syariah agama dan perbedaan lainnya secara organisasi, bank syariah dan bank konvensional
secara umum itu sama. Perbedaannya hanya satu, bank syariah memiliki Dewan Pengawas Syariah,
sedangkan bank konvensional tidak.

MANAJEMEN KREDIT
PENGERTIAN KREDIT : (UU no. 10/1998 pl 1)
Penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan pinjam peminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk
melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.
PENGERTIAN PEMBIAYAAN : (UU no. 10/1998 pasal 1)
Penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan
uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil
PENGERTIAN MANAJEMEN KREDIT :
Proses pengelolaan kredit yang terdiri dari perencanaan jumlah kredit, penentuan suku bunga, prosedur
pemberian kredit, analisis pemberian kredit sampai kepada pengendalian kredit macet

TUJUAN KREDIT
 Guna mendapatkan nilai tambah baik bagi nasabah sebagai
debitur mupun bagi bank sebagai kreditur
(pendekatan mikro ekonomi)
 Salah satu instrumen untuk menjaga keseimbangan uang
beredar di masyarakat (pendekatan makro ekonomi)
 Bagi nasabah :
Kredit digunakan untuk mengatasi kesulitan pembiayaan
dalam meningkatkan usaha & pendapatan di masa depan
 Bagi bank :
Pemberian kredit akan menghasilkan pendapatan bunga
sebagai pengganti harga dari pinjaman itu sendiri

FUNGSI KREDIT :
 Kredit dapat meningkatkan daya guna (utility) dari uang
 Kredit dapat meningkatkan daya guna (utility) dari barang
 Kredit meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang
 Kredit adalah salah satu alat stabilitas ekonomi
 Kredit menimbulkan kegairahan berusaha masyarakat
 Kredit adalah jembatan untuk meningkatkan pendapatan
nasional
 Kredit merupakan alat penghubung perekonomian
internasional.
PRINSIP-PRINSIP PENILAIAN KREDIT
5C:
 Character
 Capacity
 Capital
 Condition
 Collateral
7P:
 Personality
 Party
 Purpose
 Prospect
 Payment
 Profitability
 Protection

ASPEK-ASPEK PENILAIAN KREDIT


1. Yuridis / hukum
2. Pasar dan Pemasaran
3. Keuangan
4. Teknis /
5. Manoperasiajemen
6. Sosial Ekonomi
7. Amdal

JENIS PEMBEBANAN SUKU BUNGA KREDIT


FLATE RATE :
Suku bunga tetap setiap periode, sehingga jumlah angsuran setiap periode tetap sampai pinjaman tersebut
lunas. Perhitungan suku bunga dengan cara mengalikan % bunga per periode dikali dengan pinjaman
SLIDING RATE :
Suku bunga yang diperhitungkan dengan mengalikan % suku bunga per periode dengan sisa pinjaman,
sehingga jumlah suku bunga yang dibayar debitur semakin menurun, akibatnya angsuran yang dibayarpun
menurun jumlahnya
FLOATING RATE :
Suku bunga yang diperhitungkan sesuai dengan tingkat suku bunga pada bulan yang bersangkutan.
Dalam model ini, suku bunga dapat naik, turun, atau tetap setiap periodenya

JENIS-JENIS KREDIT

KEGUNAAN TUJUAN JANGKA WAKTU JAMINAN SEKTOR USAHA

• Kredit Investasi • Kredit Produktif • Kredit Jk. • Kredit • Kredit Pertanian


Pendek dengan
• Kredit Modal • Kredit • Kredit Peternakan
jaminan
kerja konsumtif • Kredit Jk.
• Kredit
Menengah • Kredit
• Kredit Pertambangan
tanpa
Perdagangan • Kredit jk.
jaminan • Kredit Profesi, dll
Panjang

KREDIT MACET
UNSUR PENYEBAB KREDIT MACET :
• PIHAK PERBANKAN
Kurang teliti
Analisis kredit tidak obyektif
• PIHAK NASABAH
Unsur ketidaksengajaan
Unsur kesengajaan

UPAYA PENYELAMATAN KREDIT MACET


1. RESCHEDULING
a. Memperpanjang jangka waktu kredit
b. Memperpanjang jangka waktu angsuran
2. RECONDITIONING
a. Kapitalisasi bunga
b. Penundaan pembayaran bunga
c. Penurunan suku bunga
d. Pembebasan bunga
3. RESTRUCTURING
a. Menambah jumlah kredit
b. Menambah equity
4. KOMBINASI
5. PENYITAAN JAMINAN
Produk dan Jasa Bank

Kliring
“ the act of exchanging drafts on each other and settling the differences”. Jasa penyelesain hutang-piutang
antar bank dengan cara saling menyerahkan warkat-warkat yang akan dikliringkan di lembaga kliring
yang dikoordinir oleh Bank Indonesia. Warkat; alat lalu lintas pembayaran giral yang diperhitungkan
dalam satu lembaga yang disebut Lembaga Kliring. Contohnya warkat,Cek, Bilyet Giro, Surat bukti
penerimaan transfer, wesel bank, nota kredit, dll. Lembaga Kliring dibentuk pada tgl 7 Maret 1967.

Proses Penyelesaian Kliring


- Sistem Kliring Manual
- Sistem Kliring Semiotomasi
- Sistem Kliring Otomasi
- Sistem Kliring Elektronik

Bank Garansi
Bank Garansi adalah jaminan pembayaran yang diberikan kepada pihak penerima jaminan, apabila pihak
yang dijamin tidak memenuhi kewajibannya. 3 pihak yang terkait dalam penerbitan Bank Garansi.
Jenis-Jenis Bank Garansi:
• Bid Bond disebut juga Tender Bond adalah jaminan penawaran.
• Advance Payment Bond adalah jaminan uang muka.
• Performance Bond adalah jaminan pelaksanaan.
• Retention/Maintenance Bond adalah jaminan pemeliharaan.
Manfaat Bank Garansi: mempermudah/lancar urusan bisnis, keuntungan utk pihak Bank
Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan Bagi Penerima Bank Garansi
• Pastikan keaslian dan keabsahan Bank Garansi dengan cara menghubungi bank penerbit.
• Periksa masa berlaku Bank Garansi sesuai dengan jangka waktu proyek Anda.
• Periksa dan pahami syarat-syarat klaim untuk memudahkan Anda melakukan klaim apabila
diperlukan.

Jenis-jenis Jasa Bank Lainnya


 Telah dijelaskan di depan bila kelengkapan jenis-jenis jasa bank lainnya akan sangat tergantung dari
apakah bank tersebut BPR, bank umum konvensional ataukah bank umum syariah.
 Berikut adalah beberapa jenis jasa-jasa bank lainnya :
1. Kiriman Uang (Transfer)
Transfer adalah merupakan jasa pengiriman uang baik di dalam negeri ataupun luar negeri. Sebagai
contoh Gayus mengirim uang kepada ayahnya sebesar Rp 5.000.000 melalui “Bank X” melalui jasa
transfer.
2. Inkaso
Inkaso merupakan jasa bank utnuk menagihkan warkat-warkat yang berasal dari luar kota atau luar
negeri. Contoh apabila kita memperoleh selembar cek yang diterbitkan oleh bank di kota Balikpapan,
maka cek tersebut dapat dicairkan di Jakarta melalui jasa inkaso. Warkat-warkat yang dapat ditagihkan
melalui inkaso misalnya cek, bilyet giro, wesel, deviden.
 3. Safe Deposit Box
Safe deposit box merupakan jasa bank yang diberikan kepada para nasabahnya yang membutuhkan
keamanan pada benda-benda ataupun surat-surat berharga miliknya.
 Bentuknya berupa kotak dimana terdapat ukuran yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan dari
para nasabahnya.
 Surat-surat berharga yang disimpan di dalam safe deposit box adalah:
a. Sertifikat deposito b. Sertifikat tanah
c. Saham d. Obligasi
e. Surat Perjanjian f. Akte kelahiran
g. Akte pernikahan h. Ijasah
Benda-benda yang dapat disimpan di dalam safe deposit box adalah; Emas, Mutiara, Berlian, Intan,
Permata. Adapun keuntungan yang dapat diperoleh pihak bank adalah biaya sewa, uang setoran jaminan
yang mengendap, dan pelayanan nasabah.

4. Bank Card
Bank card adalah “kartu plastik”atau yang biasa kita sebut dengan ATM, yang dikeluarkan oleh bank
yang bersangkutan kepada nasabahnya untuk dipergunakan sebagai alat pembayaran di tempat-tempat
yang menyediakan fasilitas untuk ATM ini.
5. Travellers Cheque
Travellers cheque dikenal dengan nama cek wisata atau cek perjalanan, cek ini biasanya dipergunakan
untuk orang-orang yang senang bepergian.Traveller cheque diterbitkan dalam pecahan-pecahan tertentu
seperti halnya uang kartal dan diterbitkan dalam mata uang rupiah dan mata uang asing.
6. Letter of Credit (L/C)
• Letter of credit merupakan salah satu jasa bank yang diberikan kepada masyarakat untuk
memperlancar arus barang termasuk barang dalam negeri.
• Kegunaan letter of credit adalah untuk menampung dan menyelesaikan kesulitan-kesulitan dari
pihak pembeli (importir) maupun penjual (eksportir) dalam transaksi dagangannya.
• Pembukaan L/C oleh importir dilakukan nasabah melalui bank yang disebut Opening Bank atau
issuing Bank sedangkan bank eksportir merupakan bank pembayar terhadap barang yang
diperdagangkan.
• Dalam hal ini eksportir berhubungan dengan bank pembayar atau disebut dengan advising bank

Pelaku L/C
• Applicant atau pemohon kredit adalah importir (pembeli) yang mengajukan aplikasi L/C.
• Beneficiary adalah eksportir (penjual) yang menerima L/C.
• Issuing bank atau opening bank adalah Bank pembuka L/C.
• Advising bank adalah bank yang meneruskan L/C, yaitu bank koresponden (agen) yang meneruskan
L/C kepada beneficiary. Bank tidak bertanggung jawab atas isi L/C dan hanya bertindak sebagai
perantara.
• Confirming bank adalah bank yang melakukan konfirmasi atas permintaan issuing bank dan
menjamin sepenuhnya pembayaran.
• Paying bank adalah bank yang secara khusus ditunjuk dalam L/C untuk melakukan pembayaran
dan beneficiary berkewajiban menyerahkan dokumen kepada bank tersebut.
• Carrier adalah pengangkut barang yang dikirim (Perusahaan Pelayaran/Penerbangan) untuk di
beberapa negara dengan perbatasan darat bisa juga perusahaan angkutan darat seperti truk, kereta,
dll).
Jenis-jenis L/C
• Revocable L/C.
• Irrevocable L/C.
• Irrevocable dan Confirmed L/C
• Clean Letter of Credit
• Documentary Letter of Credit
• Documentary L/C dengan Red Clause
• Revolving L/C
• Back to Back L/C.
• Transverable L/C

Keuntungan Jasa-Jasa Bank bagi Bank


Keuntungan yang dapat diperoleh oleh pihak bank adalah selisih antara bunga simpanan dengan bunga
kredit. Selain itu ada lagi keuntungan yang dapat diperoleh perbankan yaitu melalui:
1. Biaya administrasi, Biaya ini dikenakan untuk jasa-jasa yang memerlukan administrasi khusus,
biasanya dikenakan untuk pengelolaan fasilitas tertentu.
2. Biaya Kirim, Biaya kirim diperoleh dari jasa pengiriman uang atau yang biasa disebut dengan
transfer, baik transfer dalam negari ataupun luar negeri.
3. Biaya Tagih, Jasa yang dikenakan untuk menagihkan dokumen-dokumen milik nasabahnya
seperti jasa kliring dan jasa inkaso. Biaya tagih ini dilakukan baik untuk tagihan dokumen dalam
negeri maupun luar negeri.
4. Biaya Provisi dan Komisi, Biaya ini dibebankan kepada jasa kredit dan jasa transfer serta jasa-
jasa atas bantuan bank terhadap suatu fasilitas perbankkan.
5. Biaya Sewa, Biaya ini dibebankan kepada nasabah yang menggunkan fasilitas safe deposit box,
dan besarnya sewa tergantung dari besarnya safe deposit box yang dipakai.

 RTGS (Real-Time Gross Settlement). 


Sistem RTGS adalah proses penyelesaian akhir transaksi (settlement) pembayaran yang dilakukan per
transaksi (individually processed/gross settlement) dan bersifat Real-Time (electronically processed),
dimana rekening peserta dapat di- debit / di-kredit berkali-kali dalam sehari sesuai dengan perintah
pembayaran dan penerimaan pembayaran.
Dengan sistem RTGS, peserta pengirim melalui terminal RTGS di tempatnya mentransmisikan transaksi
pembayaran ke pusat pengolahan sistem RTGS di Bank Indonesia untuk proses settlement. Jika proses
settlement berhasil, transaksi pembayaran akan diteruskan secara otomatis dan elektronis kepada peserta
penerima.
Kecukupan saldo peserta pengirim adalah PENTING karena dalam sistem BI-RTGS peserta hanya
diperbolehkan untuk mengkredit peserta lain.
Penerapan sistem RTGS di Indonesia telah dimulai sejak tanggal 17 November 2000 dengan nama Sistem
Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-RTGS).
Pengertian LPS

Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) adalah suatu lembaga independen yang berfungsi
menjamin simpanan nasabah perbankan di Indonesia. Badan ini dibentuk berdasarkan Undang-undang
Republik Indonesia Nomor 24 tentang Lembaga Penjamin Simpanan yang ditetapkan pada 22 September
2004. Undang-undang ini mulai berlaku efektif 12 bulan sejak diundangkan sehingga pendirian dan
operasional LPS dimulai pada 22 September 2005. Setiap bank yang melakukan kegiatan usaha di
wilayah Republik Indonesia wajib menjadi peserta penjaminan LPS.

Latar Belakang
Krisis moneter dan perbankan tahun 1998 dan likuidasinya 16 bank mengakibatkan menurunnya tingkat
kepercayaan masyarakat pada sistem perbankan. Pemerintah mengeluarkan kebijakan memberikan
jaminan atas seluruh kewajiban pembayaran bank, termasuk simpanan masyarakat (blanket guarantee).
Blanket guarantee dapat menumbuhkan kembali kepercayaan masyarakat terhadap industri perbankan.
Ruang lingkup penjaminan yang terlalu luas sehingga perlu digantikan dengan sistem penjaminan yang
terbatas yaitu LPS.

Visi & Misi LPS


• Mewujudkan program penjaminan simpanan yang efektif.
• Berperan aktif dalam memelihara stabilitas sistem perbankan nasional.

Nilai-Nilai (LPS)
• Integritas.
• Profesionalisme.
• Independensi.
• Transparansi.
• Akuntabilitas.

Fungsi LPS
LPS berfungsi menjamin simpanan nasabah bank dan turut aktif dalam menjaga stabilitas sistem
perbankan sesuai kewenangannya. Sejak tanggal 22 Maret 2007 dan seterusnya, nilai simpanan yang
dijamin LPS maksimum sebesar Rp 100 juta per nasabah per bank, yang mencakup pokok dan bunga/bagi
hasil yang telah menjadi hak nasabah. Bila nasabah bank memiliki simpanan lebih dari Rp 100 juta maka
sisa simpanannya akan dibayarkan dari hasil likuidasi bank tersebut.
Tujuan kebijakan publik penjaminan LPS tersebut adalah untuk melindungi simpanan nasabah kecil
karena berdasarkan data distribusi simpanan per 31 Desember 2006, rekening bersaldo sama atau kurang
dari Rp 100 juta mencakup lebih dari 98% rekening simpanan.

Nilai simpanan yang Dijamin


Nilai simpanan yang dijamin untuk setiap nasabah pada setiap bank ditetapkan dengan pentahapan
sebagai berikut:
1. Sejak 22 Maret 2006 sampai dengan 21 September 2006, maksimum sebesar Rp. 5 milyar.
2. Sejak 22 September 2006 sampai dengan 21 Maret 2007 , maksimum sebesar Rp. 1 milyar dan,
3. Sejak 22 Maret 2007 dan seterusnya, maksimum sebesar Rp. 100 juta.
Tugas LPS
1. Merumuskan dan menetapkan kebijakan pelaksanaan penjaminan simpanan.
2. Melaksanakan penjaminan simpanan.
3. Merumuskan dan menetapkan kebijakan dalam rangka turut aktif memelihara stabilitas sistem
perbankan.
4. Merumuskan, menetapkan, dan melaksanakan kebijakan penyelesaian Bank Gagal yang tidak
berdampak sistemik.
5. Melaksanakan penanganan Bank Gagal yang berdampak sistemik.

Wewenang LPS
• Menetapkan dan memungut premi penjaminan.
• Menetapkan dan memungut kontribusi pada saat bank pertama kali menjadi peserta.
• Melakukan pengelolaan kekayaan dan kewajiban LPS.
• Mendapatkan data simpanan nasabah, data kesehatan bank, laporan keuangan bank, dan laporan hasil
pemeriksaan bank sepanjang tidak melanggar kerahasiaan bank.
• Melakukan rekonsiliasi, verifikasi, dan/atau konfirmasi atas data tersebut pada angka 4.
• Menetapkan syarat, tata cara, dan ketentuan pembayaran klaim.
• Menunjuk, menguasakan, dan/atau menugaskan pihak lain untuk bertindak bagi kepentingan dan/atau
atas nama LPS, guna melaksanakan sebagian tugas tertentu.
• Melakukan penyuluhan kepada bank dan masyarakat tentang penjaminan simpanan.
• Menjatuhkan sanksi administratif.

Bentuk dan Status LPS


• LPS dibentuk oleh Pemerintah Indonesia melalui Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2004 tentang
Lembaga Penjamin Simpanan.
• LPS adalah badan hukum berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2004 tentang Lembaga
Penjamin Simpanan.
• LPS merupakan lembaga yang independen, transparan, dan akuntabel dalam melaksanakan tugas dan
wewenangnya.
• LPS bertanggung jawab kepada Presiden.
• LPS berkedudukan di Jakarta dan dapat mempunyai kantor perwakilan di wilayah negara Republik
Indonesia.
Manajemen Jasa Perbankan

Tujuan pemberian jasa perbankan adalah untuk mendukung dan memperlancar dua kegiatan sebelumnya
yaitu penghimpunan dana dan penyaluran dana (kredit). Semakin lengkap jasa perbankan yang tersedia
maka bank semakin baik karena nasabah hendak melakukan transaksi cukup pada satu bank (one stop
services). Kelengkapan jasa perbankan sangat tergantung pada kemampuan bank tersebut dari segi modal,
perlengkapan fasilitas dan SDM. Bila dari transaksi pokok bank memperoleh bunga, dari transaksi jasa ini
bank mendapatkan “Fee”
Keuntungan yang diperoleh dari jasa bank anatara lain diperoleh :
– Biaya administrasi
– Biaya kirim
– Biaya tagih
– Biaya provisi dan komisi
– Biaya sewa
– Biaya iuran, dsb

Lalu Lintas Pembayaran


• Pengiriman uang (Transfer) :
– Dengan surat (mail transfer)
– Dengan kawat (telegrafic transfer)
– Dengan telepon
• Inkaso (Collection)
– Kuasa pada bank dari seseorang /perusahaan untuk menagih atau meminta persetujuan
pembayaran atau menyerahkan begitu saja kepada pihak tertarik ditempat lain atas surat berharga
• Kliring
• Letter of Credit (L/C)

Kliring
Sarana perhitungan warkat antar bank guna memperluas dan memperlancar lalu lintas
pembayaran giral. Dilaksanakan oleh Bank Indonesia. Peserta kliring adalah bank bank dalam wilayah
tertentu. Bila disuatu wilayah tidak ada cabang BI, bank yang memenuhi persyaratan ditunjuk BI sebagai
penyelenggara kliring (Kliring lokal).
Sistem Kliring Elektronik (SKE) merupakan sistem kliring yang didasarkan atas Data Kliring
Elektronik (DKE) yang dikirim oleh Peserta Langsung Aktif (PLA) dari Terminal Peserta Kliring (TPK)
melalui jaringan data ke Sistem Pusat Kliring Elektronik (SPKE) dan diikuti dengan penyampaian
dokumen / warkat kliring kepada penyelenggara (Bank Indonesia).

Tujuan SKE
• Meningkatkan kualitas dan kapasitas layanan sistem pembayaran giral lebih cepat, akurat aman dan
lancar
• Hasil perhitungan kliring lebih cepat, akurat dan informatif
• Pengawasan sistem kliring lebih efisien, efektif dan aman
Peserta Kliring
• Peserta Langsung Aktif (PLA)
– Merupakan kantor induk dari bank peserta kliring
• Peserta Langsung Pasif (PLP)
– Merupakan kantor cabang bank peserta kliring
– Mengirim warkat kliring dengan menggunakan identitas PLA namun menerima dengan identitas
sendiri (PLP)
– Peserta Tidak Langsung (PTL)
– Merupakan cabang pembantu bank peserta kliring
• Mengirim dan menerima warkat kliring dengan menggunakan identitas PLA atau PLP
• Peserta Langsung Aktif (PLA)
– Merupakan kantor induk dari bank peserta kliring
– Peserta Langsung Pasif (PLP)
– Merupakan kantor cabang bank peserta kliring
– Mengirim warkat kliring dengan menggunakan identitas PLA namun menerima dengan identitas
sendiri (PLP)
– Peserta Tidak Langsung (PTL)
– Merupakan cabang pembantu bank peserta kliring
• Mengirim dan menerima warkat kliring dengan menggunakan identitas PLA atau PLP

Cap Kliring
• Semua warkat kliring harus di “cap” yang memuat sebutan kliring dan mencantumkan kode
kelompok peserta kliring
• Pemberian kode kelompok dilaksanakan secara elektronik dan penyelenggara (BI) akan menyortir
dengan menggunakan “Card Reader”
• Cap kliring merupakan tanda keabsahan warkat kliring dan tanda pengenal peserta kliring
• Warkat yang ditolak berarti dana yang tercantum dalam warkat tersebut tidak diterima
• Pembatalan cap kliring harus dilakukan dengan memberi tanda cap pembatalan dan ditanda tangani

Letter of Credit (L/C)


• Surat dari suatu bank yang memberi kuasa kepada bank atau pihak lain untuk membayar atau
mengaksep atau mengambil alih wesel dalam suatu jumlah tertentu sesuai dengan syarat syarat yang
tercantum dalam L/C
• L/C merupakan jaminan dari bank pembuka L/C (Issuing Bank) kepada bank penerus (Advicing
Bank) ataupun kepada eksportir

Langkah Pembukaan L/C


• Terjadi kesepakatan jual beli
• Importir meminta Issuing Bank membuka L/C
• Issuing bank membuka L/C kepada Advising Bank di luar negeri (bank correspondence)
• Advising Bank meneruskan L/C kepada eksportir (Benefeciary)
• Eksportir mengapalkan barang melalui jasa EMKL
• Dokumen pengapalan dan dokumen pendukung lain disampaikan kepada Advising Bank
• Advising Bank membayar kepada eksportir
• Advising Bank mengirim dokumen kepada Issuing Bank
• Importir membayar kepada Issuing Bank
• Issuing Bank menyerahkan dokumen kepada importir
• Issuing Bank membayar kepada Advising Bank

Jasa bank lain


• Jual beli uang kertas asing (bank note)
• Jual beli valuta asing
• Jual beli cek perjalanan (travellers cheque)
• Jual beli surat berharga
• Kartu kredit
• Bank Garansi
• Kotak pengaman simpanan (save deposit box)
• Pengawas dan penangggung penerbitan obligasi
• Penjamin emisi effek (underwriting)
• Pengesahan (endosemen)

Transaksi Valuta Asing


• Uang kertas asing / bank notes disebut juga devisa tunai
• Kurs (exchange rate) adalah tolak ukur satuan uang antara suatu negara dengan satuan uang negara
lain
• Dalam pemilihan kurs (kurs beli atau jual), transaksi yang dimaksud harus dilihat dari sudut bank
• Secara rational kurs jual > kurs beli
• Transaksi tunai (Spot)
– Penyerahan 2 hari setelah transaksi
• Transaksi Tunggak (Foreward)
– Pembayaran pada waktu yang disepakati 1 bulan, 2 bulan atau suatu saat dengan kurs saat ini
• Transaksi Barter (Swap)
– Kombinasi dari membeli dan menjual 2 mata uang secara tunai yang diikuti dengan menjual dan
membeli kembali mata uang yang sama secara tunai dan tunggak

Cek Perjalanan
• Cek perjalanan diterbitkan dalam mata uang yang kuat sehingga mudah digunakan
• Diterbitkan oleh bank yang terkenal
• Hanya dapat diuangkan oleh pemiliknya
• Dapat digunakan sebagaimana layaknya uang
• Bila tidak diperlukan dapat diuangkan kembali
• Cek perjalanan diterbitkan dalam mata uang yang kuat sehingga mudah digunakan
• Diterbitkan oleh bank yang terkenal
• Hanya dapat diuangkan oleh pemiliknya
• Dapat digunakan sebagaimana layaknya uang
• Bila tidak diperlukan dapat diuangkan kembali

Kartu Kredit
• Sebagai instrumen pembayaran pengganti uang tunai atau cek
• Hanya dapat dikeluarkan oleh bank yang sehat / cukup sehat
• Mendapat persetujuan Bank Indonesia
• Keuntungan :
– Belanja dalan jumlah besar tanpa uang tunai
– Menikmati fasilitas kredit dalam waktu tertentu
– Pembayaran dengan kartu kredit dijamin oleh bank penerbit
– Lebih aman
– Prestise

Bank Garansi
Kesanggupan tertulis yang diberikan bank kepada pihak yang penerima jaminan bahwa bank akan
membayar sejumlah uang kepadanya pada waktu yang ditetapkan bila pihak terjamin (nasabah) tidak
dapat memenuhi kewajibannya. Contoh: tender bond.
Kata Garansi berasal dari bahasa Belanda “Garansie” yang artinya jaminan
Manajemen Jasa Bank

TUJUAN DAN JENIS JASA BANK LAINNYA


Kegiatan bank yang ketiga adalah memberikan jasa jasa bank. Tujuan Pemberian jasa bank adalah untuk
mendukung dan memperlancar kegiatan sebelumnya. Semakin lengkap jasa bank maka akan semakin
baik.
Kelengkapan jasa bank sangat tergantung dari :
• Modal, Perlengkapan Fasilitas sampai pada Karyawan
• Jenis Bank, apakah bank umum atau BPR, Bank Devisa atau Non Devisa
Jenis-jenis jasa bank yang ada di Indonesia antara lain :
 Menerima setoran-setoran Seperti :
o Pembayaran pajak
o Pembayaran telepon
o Pembayaran listrik
o Pembayaran uang kuliah
 Menerima pembayaran-pembayaran seperti :
o Gaji/ Pensiun
o Pembayaran deviden
o Pembayaran kupon
o Pembayaran bonus/ hadiah
 Di dalam pasar modal memberikan atau menjadi :
o Penjamin emisi (underwriter)
o Penjamin (guarantor)
 Transfer (Kiriman Uang)
 Inkaso
 Kliring
 Safe Deposit Box
 Bank Card
 Bank Notes (Valas)
 Bank Garansi
 Referensi Bank
 Bank Draf
 Letter Of Credit (L/C)
 Cek Wisata (Travellers cheque)
 Jual Beli Surat-surat Berharga
 Dan jasa lainnya

KEUNTUNGAN JASA BANK LAINNYA


Disamping keuntungan utama yaitu selisih bunga pinjaman dengan bunga simpanan (spread based) maka
pihak perbankan juga memperoleh keuntungan dari transaksi jasa jasa bank (fee based).
Keuntungan yang diperoleh dari jasa bank antara lain diperoleh dari :
1. Biaya Administrasi
Pembebanan biaya administrasi dikenakan untuk pengolahan suatu usaha tertentu seperti biaya
administrasi simpanan, kredit dan transaksi lainnya
2. Biaya Kirim
Biaya Kirim diperoleh dari jasa pengiriman uang baik transfer dalam negeri maupun transfer luar negeri
3. Biaya Tagih
Biaya tagih diperoleh dari penagihan dokumen-dokumen milik nasabah baik kliring maupun inkaso
4. Biaya Provisi dan Komisi
Biaya yang diperoleh dari jasa kredit dan jasa transfer
5. Biaya Sewa
biaya yang dikenakan bagi nasabah yang menggunakan jasa safe deposit box. Besarnya biaya tergantung
dari ukuran box dan jangka waktunya.
6. Biaya Iuran
jasa iuran diperoleh dari jasa pelayanan bank card dimana kepada setiap pemegang kartu dikenakan
biaya,iuran biasanya dikenakan pertahun.
Besar kecilnya biaya diatas kepada nasabah tergantung pada masing-masing bank. Bank dapat
menggunakan :
• Metode jangakauan wilayah untuk biaya kirim dan tagih
• Metode jangka waktu untuk biaya iuran dan biaya sewa

JASA BANK
 Jasa Pengiriman Uang (Transfer)
Transfer adalah jasa pengiriman uang atau pemindahan uang lewat bank baik pengiriman uang dalam
kota, luar kota maupun luar negeri.
Keuntungan yang diperoleh jika dibandingkan jasa pengiriman lainnya :
1. Pengiriman uang lebih cepat
2. Aman sampai tujuan
3. Pengiriman dapat dilakukan melalui telepon melalui pembebanan rekening
4. Prosedur mudah dan murah
 Jasa Kliring (Clearing)
Kliring adalah penagihan warkat bank yang berasal dari dalam kota melalui lembaga kliring. Lembaga
kliring dibentuk dan dikoordinir oleh bank indonesia.
Tujuan dilaksanakan kliring oleh BI antara lain :
 Untuk memajukan dan mempelancar lalulintas pembayaran giral (Cek, BG)
 Agar perhitungan penyelesaian utang piutang dapat dilaksanakan lebih mudah, aman dan efesien
 Salah satu pelayanan bank kepada nasabahnya
 Jasa Inkaso (collection)
Inkaso adalah penagihan warkat bank yang berasal dari luar kota atau luar negeri.
Warkat-warkat yang dapat di inkasokan seperti :
1. Cek
2. BG
3. Wesel
4. Deviden
5. Kupon
 Jasa Penyimpanan Dokumen (safe deposit box)
Safe deposit box merupakan jasa persewaan kotak untuk menyimpan dokumen atau surat surat berharga.
Keuntungan bagi nasabah :
o Menjamin kerahasiaan barang-barang yang disimpan karena pihak bank tidak perlu tahu isi SDB
o Keamanan dokumen terjamin
Nasabah penyewa SDB dikenakan 2 macam biaya, yaitu :
1. Biaya Sewa, besarnya biaya tergantung ukuran box dan jangka waktu sewa yang biasanya
dibayar pertahun
2. Biaya Jaminan, biaya pengganti apabila kunci yang dipegang nasabah hilang dan box harus
dibongkar
 Jasa Kartu Kredit (bank card)
Bank card merupakan uang plastik yang kegunaannya adalah sebagai alat pembayaran di tempat
tempat tertentu.
Jenis-jenis bank card :
1. Credit Card
Credit card adalah suatu sistem dimana pemegang kartu dapat melunasi penagihan yang terjadi atas
dirinya secara angsuran dengan minimal pembayaran tertentu
2. Debet Card
Debet card adalah sistem pembayaran atas penagihan nasabah melalui pendebetan atas rekening di bank.

Dengan bank card ada 3 pihak yang diuntungkan, yaitu ;


a. Keuntungan bagi bank :

– Memperoleh iuran tahunan

– Memperoleh bunga saat berbelanja

– Loyalitas nasabah
b. Keuntungan bagi pemegang kartu :

– Kemudahan berbelanja

– Kemudahan dalam memperoleh uang tunai

– Menghindari resiko kehilangan membawa uang tunai


c. Keuntungan bagi pedagang :

– Meningkatkan omset penjualan

– Pelayanan kepada para pelanggan


 Jasa Valuta Asing (bank notes)
Bank notes merupakan uang kartal asing yang dikeluarkan dan diterbitkan oleh bank diluar negeri.
Bank mengelompokan valuta asing kedalam dua kelompok :
a. Bank notes yang kuat
Bank notes yang kuat berdasarkan kategori :
• Mudah diperjual belikan
• Nilai tukar terkendali/ stabil
• Frekuensi penjualan sering terjadi.
b. Bank notes yang lemah
Sedangkan bank notes yang lemah adalah kebalikan dari bank notes yang kuat. Dalam transaksi jual beli
valuta asing, bank menggunakan KURS
 Jasa Cek Wisata (travellers cheque)
Travellers cheque adalah cek wisata atau cek perjalanan yang biasanya digunakan oleh mereka yang
hendak bepergian
Keuntungan atau manfaat penggunaan travellers cheque :
a) Memberikan kemudahan berbelanja karena travellers cheque dapat dibelanjakan atau diuangkan
di berbagai tempat
b) Mengurangi resiko kehilangan uang karena setiap travellers cheque yang hilang dapat diganti
c) Biasanya untuk pembelian travellers cheque tidak dikenakan biaya begitu juga saat
pencairannya.
 Jasa Letter of Credit (L/C)
L/C adalah pernyataan dari bank atas permintaan nasabah (importir)untuk menyediakan atau membayar
sejumlah uang tertentu untuk kepentingan pihak ketiga (eksportir).

Jenis-jenis L/C :
a. Revocable L/C
Yaitu : L/C yang setiap saat dapat dibatalkan atau diubah secara sepihak oleh bank pembuka (opening
bank) tanpa memberitahukan terlebih dahulu kepada pihak yang menerima pembayaran (benefeciary)
b. Irrevocable L/C
Yaitu : L/C yang tidak dapat dibatalkan atau diubah tanpa persetujuan dari semua pihak yang terlibat
c. Sight L/C
Yaitu : L/C yang saat pembayarannya langsung pada saat dokumen diajukan oleh eksportir kepada advise
bank
d. Usance L/C
Yaitu L/C yang pembayarannya dengan tenggak waktu tertentu, misal 1 bulan etelah penunjukan
dokumen
e. Restricted L/C
Yaitu L/C yang pembayarannya di batasi kepada bank-bank tertentu yang namanya tercantum di dalam
L/C
f. Unrestricted L/C
Yaitu L/C yang membebaskan negoisasi dokumen di bank manapun atau L/C yang tidak menyebutkan
dengan tegas bank yang akan menjadi advise.
g. Red Cluse L/C
Yaitu : dimana bank pembuka L/C memberikan kuasa kepada bank pembayar untuk membayar uang
muka / seluruh nilai L/C kepada benefeciary sebelum benefeciary menyerahkan dokumen.
h. Transferable L/C
Yaitu L/C yang memberikan hak kepada beneficiary untuk memindahkan sebagian atau seluruh nilai L/C
pada satu atau beberapa pihak.
i. Revolving L/C
Yaitu : L/C yang penggunaannya dapat dilakukan secara berulang-ulang. Dalam proses penyelesaian L/C
dibutuhkan dokumen-dokumen.
Dokumen-dokumen meliputi :
• Bill of Lading (B/L)
Yaitu ; surat/ dokumen yang dikeluarkan oleh perusahaan pengangkutan yang menyatakan bahwa
pihaknya telah menerima penyerahan barang untuk diangkut ke tujuan tertentu.
• Faktur (invoice)
Yaitu : daftar perincian harga dari barang-barang yang dikeluarkan penjual atas suatu transaksi sebagai
tanda bukti transaksi dan dapat juga sebagai alat tagihan.
• Asuransi
Yaitu : perusahaan yang akan menanggung dan mengganti terhadap kerugian yang akan dialami eksportir
apabila terjadi kehilangan atau kerusakan.
• Daftar Pengepakan (packing list)
Yaitu ; daftar uraian barang-barang yang dimasukan dalam peti
• Certificate of origin
Yaitu : surat keterangan asal barang yang diekspor
• Certifikat of Inspection
Yaitu : surat keterangan pemeriksaan barang tentang keadaan barang yang dibuat oleh independet
surfeyor

Keterangan mekanisme proses L/C :


1. Eksportir dan importir melakukan perjanjian dan persetujuan penjualan barang yang tertuang dalam
sales contract
2. Importir melakukan pemukaan L/C di opening bank
3. Berdasarkan aplikasi importir, opening bank meneruskan L/C ke advising bank
4. L/C berikut dokumen diserahkan oleh advising bank ke pada eksportir
5. Setelah menerima dokumen dari advising bank maka eksportir mengirim barang kepada importir
sesuai perjanjian
6. Bukti pengiriman barang berikut dokumen diserahkan pada advising bank untuk memperoleh
pembayaran.
7. Advising bank melakukan pembayaran setelah mempelajari dokumen yang diserahkan eksportir
memenuhi syarat
8. Advising bank meneruskan dokumen pembayaran dan pengapalan barang kpada opening bank
untuk menerima pembayaran kembali
9. Opening bank akan mempelajari dokumen dari advising bank dan apabila sudah lengkap baru
dibayar
10. Opening bank memberitahukan importir atas kedatangan dokumen dari eksportir
11. Importir akan melunasi pembayaran L/C yang telah dibuatnya serta memperoleh dokumen yang
dikirim.
Manfaat yang diperoleh oleh bank :

– Penerimaan biaya administrasi berupa provisi/komisi

– Pemberian pelayanan kepada nasabah sehingga nasabah menjadi loyal

– Pengendapan dana setoran yang merupakan dana murah bagi bank


 Jasa Bank Garansi
Bank garansi yaitu jaminan pembayaran yang diberikan oleh bank kepada suatu pihak baik perorangan,
perusahaan atau badan dalam bentuk surat jaminan.
Tujuan bank garansi adalah :
a) Memberikan bantuan fasilitas dan kemudahan dalam mempelancar transaksi nasabah
b) Bagi pemegang jaminan adalah untuk memberikan keyakinan bahwa tidak akan menderita kerugian
bila pihak yang dijaminkan melalaikan kewajibannya karena pemegang jaminan dapat ganti rugi dari
pihak perbankan
c) Menimbulkan saling percaya
d) Menimbulkan rasa aman dan ketentraman berusaha
e) Bank memperoleh keuntungan dari biaya-biaya yang harus dibayar nasabah dan penerima jaminan
f) Pengendapan dana storjam yang merupakan dana murah bagi bank

Proses Bank Garansi


1. Negoisasi awal antara pemeli (PT. Cemerlang) dan penjual (PT. Baru)
• Harga : Rp 100.000.000
• Cara pembayaran : setelah barang sampai dengan keadaan baik
• Penjual mensyaratkan penyerahan bank garansi dari BNI
2. Pembeli megajukan permohonan bank garansi ke BNI
3. BNI mengadakan analisa terhadap permohonan tersebut
4. Apabila BNI menyetujui permohonan tersebut maka melakukan perjanjian penerbitan bank garansi
dengan PT cemerlang
• Nilai bank garansi : nilai bank garansi tidak harus sama dengan dengan nilai jual beli, tergantung
kesepakatan antara pembeli, penjual dan bank. Misal : Rp 100.000.000
• Setoran jaminan : setor jaminan besarnya sekitar 10 % dari nilai bank garansi atau Rp
10.000.000
• Agunan tambahan : resiko yang ditanggung bank diantisipasi juga dengan penyerahan agunan
oleh pemohon bank garansi
• Provisi/ komisi : biaya penerbitan bank garansi yang harus dibayar oleh pemohon sebelum
penerbitan
5. Bank garansi diterbitkan dan diserahkan kepada PT. Baru
6. Perjanjian direalisasikan dan penjual mengirim barang ke pembeli

Kemungkinan I :
PT cemerlang menepati janjinya dan membayar lunas kepada penjual dan selanjutnya :
a) Penjual tidak mempunyai alasan untuk melakukan klaim ke bank
b) Sertifikat bank garansi dikembalikan ke bank
c) Setoran jaminan dan agunan dikembalikan
d) Proses bank garansi selesai
Kemungkinan II :
PT Cemerlang cidera janji, yaitu pada saat disepakati tidak membayar lunas kepada penjual dan
selanjutnya :
a) PT Baru klaim ke BNI dengan membawa sertifikat bank garansi dan dokumen yang membuktikan
PT Cemerlang telah ingkar janji
b) Bank membayar sejumlah nominal bank garansi Rp 100 jt
c) Setor jaminan digunakan sebagai pembayaran pertama atas kewajiban kepada BNI
d) Sisa kewajiban PT Cemerlang :
= Pembayaran Klaim – Setor Jaminan
= 100.000.000 – 10.000.000
= 90.000.000
e) Sisa kewajiban di ubah menjadi kredit biasa yang harus dibayar beserta bunganya.
f) PT Cemerlang melunasi kredit beserta bunga
g) Agunan dikembalikan
h) Proses bank garansi selesai.
 Jasa di Pasar Modal
jasa bank dipasar modal adalah :
a) Penjamin Emisi (underwriter), yaitu bank sebagai penjamin terjualnya efek sampai batas waktu
tertentu
Ada 4 macam bentuk underwriter
• Full commitment : penjaminan penuh atas penjualan efek yang dikeluarkan oleh perusahaan go
public.
• Best effort commitment : penjamin emisi mengusahakan sebaik-baiknya dalam menjual efek agar
semuanya laku atau banyak.
• Standby commitment : penjaminan penuh atas penjualan efek yang dikeluarkan oleh perusahaan go
public.
• All or none commitment : penjamin emisi menjamin penjualan efek laku semua atau tidak sama
sekali.
b) Wali Amanat (trustee), yaitu kegiatan mewakili kepentingan pemegang surat berharga (obligasi)
berdasarkan perjanjian emiten dengan bank.
Tugas wali amanat
• Menganalisis kemampuan dan kredibilitas emiten
• Menilai kekayaan emiten yang akan dijadikan jaminan
• Melakukan pengawasan terhadap kekayaan emiten
• Mengikuti secara terus menerus perkembangan perusahaan emiten dan jika perlu memberikan nasehat
kepada emiten
• Melakukan pemantauan dan pengawasan terhadap pembayaran bunga dan pinjaman pokok obligasi
• Sebagai agen utama pembayaran
c) Perantara perdagangan efek(broker, pialang) yaitu bank perantara jual beli efek
Investor yang ingin membeli atau menjual efek dapat memberikan amanat kepada pialang yang ia
percaya. Dalam perdagangan efek pialang tidak menanggung resiko, resiko dan hak atas suatu efek
seluruhnya berada pada pihak investor
d) Pedagang Efek (dealer) yaitu bank berfungsi sebagai pedagang jual beli efek
Beda dengan broker, pedagang efek dapat membeli efek atas namanya sendiri sehingga pedagang efek
dimungkinkan untuk memperoleh keuntungan (capital gain) atau kerugian (capital loss)
e) Perusahaan pengelola dana (invesment company) yaitu bank sebagai pengelola dana nasabah di
bursa efek
Invesment company memutuskan efek mana yang harus dijual dan efek mana yang harus dibeli serta
melakukan penagihan bunga dan deviden kepada emiten
 Jasa Penyetoran Dana
jasa ini bertujuan untuk memudahkan nasabah dalam membayar kewajibannya cukup pada satu tempat
Jasa setoran yang diterima bank antara lain :
1. Pembayaran listrik
2. Pembayaran telepon
3. Pembayaran pajak, dll
 Jasa Pembayaran Dana
1. Membayar gaji
2. Membayar pensiun
3. Membayar deviden, dll
BANK INDONESIA – OJK

LATAR BELAKANG PEMBENTUKAN OJK :


Globalisasi Sistem Keuangan Perkembangan di bidang Teknologi Informasi (ICT) Inovasi Finansial
Konglomerasi Sektor Keuangan
Sistem keuangan yang sangat kompleks, dinamis, dan saling terkait antar-subsektor keuangan
baik dalam hal produk maupun kelembagaan.Permasalahan lintas sektoral di sektor jasa keuangan, yang
meliputi tindakan moral hazard, belum optimalnya perlindungan konsumen jasa keuangan, dan
terganggunya stabilitas sistem keuangan semakin mendorong diperlukannya pembentukan lembaga
pengawasan di sektor jasa keuangan yang terintegrasi.

Otoritas Jasa Keuangan melaksanakan tugas dan wewenangnya berlandaskan asas-asas :


1. asas independensi
2. asas kepastian hukum
3. asas kepentingan umum
4. asas keterbukaan
5. asas profesionalitas
6. asas integritas
7. asas akuntabilitas
a. Dasar pembentukan, status dan tujuan.
b. Fungsi, tugas dan wewenang.
c. Pengawasan perbankan.
d. Perlindungan Konsumen

DASAR PEMBENTUKAN
Pembentukan OJK merupakan amanat Pasal 34 UU No 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia. Pasal itu
berintikan tugas mengawasi bank akan dilakukan oleh lembaga pengawasan sektor jasa keuangan yang
independen paling lambat 31 Desember 2002. Namun, dalam perjalanannya, pembahasan OJK cukup
alot, sehingga isi Pasal 34 harus direvisi melalui UU No 3 Tahun 2004 tentang Perubahan atas UU No 23
Tahun 1999. Revisi itu memuat ketentuan bahwa pembentukan OJK paling lambat 31 Desember 2010.
OJK dibentuk dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa
Keuangan terdiri dari 71 Pasal dan mulai berlaku sejak tanggal 22 November 2011
STATUS
OJK adalah lembaga yang independen dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, bebas dari campur
tangan pihak lain, kecuali untuk hal-hal yang secara tegas diatur dalam Undang-Undang ini
TUJUAN
agar keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan:
a. terselenggara secara teratur, adil, transparan, dan akuntabel;
b. mampu mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan stabil; dan
c. mampu melindungi kepentingan Konsumen dan masyarakat.
FUNGSI
OJK berfungsi menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi terhadap
keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan.
TUGAS
OJK melaksanakan tugas pengaturan dan pengawasan terhadap:
a. kegiatan jasa keuangan di sektor Perbankan;
b. kegiatan jasa keuangan di sektor Pasar Modal; dan
c. kegiatan jasa keuangan di sektor Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga Pembiayaan, dan
Lembaga Jasa Keuangan Lainnya.
WEWENANG
Pengaturan dan pengawasan mengenai kelembagaan bank yang meliputi:
1.perizinan untuk pendirian bank, pembukaan kantor bank, anggaran dasar, rencana kerja, kepemilikan,
kepengurusan dan sumber daya manusia, merger, konsolidasi dan akuisisi bank, serta pencabutan izin
usaha bank; dan
2.kegiatan usaha bank, antara lain sumber dana, penyediaan dana, produk hibridasi, dan aktivitas di
bidang jasa;
WEWENANG
Pengaturan dan pengawasan mengenai kesehatan bank yang meliputi:
1. likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, kualitas aset, rasio kecukupan modal minimum, batas maksimum
pemberian kredit, rasio pinjaman terhadap simpanan, dan pencadangan bank;
2. laporan bank yang terkait dengan kesehatan dan kinerja bank;
3. sistem informasi debitur;
4. pengujian kredit (credit testing); dan
5. standar akuntansi bank;
WEWENANG
Pengaturan dan pengawasan mengenai aspek kehati-hatian bank, meliputi:
1. manajemen risiko;
2. tata kelola bank;
3. prinsip mengenal nasabah dan anti pencucian uang; dan
4. pencegahan pembiayaan terorisme dan kejahatan perbankan; dan Pemeriksaan bank.
WEWENANG
Pengaturan dan pengawasan mengenai kelembagaan, kesehatan, aspek kehati-hatian, dan pemeriksaan
bank merupakan lingkup pengaturan dan pengawasan microprudential yang menjadi tugas dan
wewenang OJK. Adapun lingkup pengaturan dan pengawasan macroprudential, yakni pengaturan dan
pengawasan selain hal yang diatur dalam pasal ini, merupakan tugas dan wewenang Bank Indonesia.
Dalam rangka pengaturan dan pengawasan macroprudential, OJK membantu Bank Indonesia untuk
melakukan himbauan moral (moral suasion) kepada Perbankan.
WEWENANG
Untuk melaksanakan tugas pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, OJK mempunyai
wewenang:
c. melakukan pengawasan, pemeriksaan, penyidikan, perlindungan Konsumen, dan tindakan lain
terhadap Lembaga Jasa Keuangan, pelaku, dan/atau penunjang kegiatan jasa keuangan sebagaimana
dimaksud dalam peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan;
DEWAN KOMISIONER
Dewan Komisioner beranggotakan 9 (sembilan) orang anggota yang ditetapkan dengan Keputusan
Presiden, dengan Susunan terdiri atas:
a. seorang Ketua merangkap anggota;
b. seorang Wakil Ketua sebagai Ketua Komite Etik merangkap anggota;
c. seorang Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan merangkap anggota;
d. seorang Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal merangkap anggota;
e. seorang Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga Pembiayaan,
dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya merangkap anggota;
f. seorang Ketua Dewan Audit merangkap anggota;
g. seorang anggota yang membidangi edukasi dan perlindungan Konsumen;
h. seorang anggota Ex-officio dari Bank Indonesia yang merupakan anggota Dewan Gubernur
Bank Indonesia; dan
i. seorang anggota Ex-officio dari Kementerian Keuangan yang merupakan pejabat setingkat
eselon I Kementerian Keuangan.
Syarat calon anggota Dewan Komisioner adalah :
a. warga negara Indonesia;
b. memiliki akhlak, moral, dan integritas yang baik;
c. cakap melakukan perbuatan hukum;
d. tidak pernah dinyatakan pailit atau tidak pernah menjadi pengurus perusahaan yang menyebabkan
perusahaan tersebut pailit;
e. sehat jasmani;
f. berusia paling tinggi 65 (enam puluh lima) tahun pada saat ditetapkan;
g. mempunyai pengalaman atau keahlian di sektor jasa keuangan; dan
h. tidak pernah dijatuhi pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan
hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan hukuman 5 (lima) tahun atau lebih.
Anggota Dewan Komisioner tidak dapat diberhentikan sebelum masa jabatannya berakhir, kecuali apabila
memenuhi alasan sebagai berikut:
a. meninggal dunia;
b. mengundurkan diri;
c. masa jabatannya telah berakhir dan tidak dipilih kembali;
d. berhalangan tetap sehingga tidak dapat melaksanakan tugas atau diperkirakan secara medis tidak dapat
melaksanakan tugas lebih dari 6 (enam) bulan berturut-turut;

Anggota Dewan Komisioner tidak dapat diberhentikan sebelum masa jabatannya berakhir, kecuali apabila
memenuhi alasan sebagai berikut:
e. tidak menjalankan tugasnya sebagai anggota Dewan Komisioner lebih dari 3 (tiga) bulan
berturut-turut tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan;
f. tidak lagi menjadi anggota Dewan Gubernur Bank Indonesia bagi anggota Ex-officio Dewan
Komisioner yang berasal dari BI;
g. tidak lagi menjadi pejabat setingkat eselon I pada Kementerian Keuangan bagi anggota Ex-officio
Dewan Komisioner yang berasal dari Kementerian Keuangan;
h. memiliki hubungan keluarga sampai derajat kedua dan/atau semenda dengan anggota Dewan
Komisioner lain dan tidak ada satu pun yang mengundurkan diri dari jabatannya;
i. melanggar kode etik; atau
j. tidak lagi memenuhi salah satu syarat Pasal 15 dan melanggar larangan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 22.
(1) Ketua, Wakil Ketua, dan anggota Dewan Komisioner diangkat dan ditetapkan dengan Keputusan
Presiden.
(2) Pembagian tugas di antara anggota Dewan Komisioner diputuskan berdasarkan rapat Dewan
Komisioner dan ditetapkan dengan Keputusan Dewan Komisioner.
(3) Anggota Dewan Komisioner sebagaimana dimaksud diangkat untuk masa jabatan 5 (lima) tahun dan
dapat diangkat kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan.

Untuk Perlindungan Konsumen dan masyarakat, OJK berwenang melakukan tindakan pencegahan
kerugian Konsumen dan masyarakat, yang meliputi:
a. memberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat atas karakteristik sektor jasa keuangan,
layanan, dan produknya;
b. meminta Lembaga Jasa Keuangan untuk menghentikan kegiatannya apabila kegiatan tersebut
berpotensi merugikan masyarakat; dan
c. tindakan lain yang dianggap perlu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di
sektor jasa keuangan.
OJK MELAKUKAN PENCEGAHAN KERUGIAN NASABAH DENGAN CARA :
1. MEMBERIKAN INFORMASI DAN EDUKASI KEPADA MASYARAKAT
2. MEMINTA PENYEDIA JASA KEUANGAN MENGHENTIKAN KEGIATAN YANG
BERPOTENSI MERUGIKAN MASYARAKAT
3. MENGAMBIL TINDAKAN LAIN YANG DIANGGAP PERLU
(Pasal 28 UU No. 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan)
OJK MELAYANI PENGADUAN NASABAH YANG MELIPUTI :
1. MENYIAPKAN PERANGKAT YANG MEMADAI
2. MEMBUAT MEKANISME PENGADUAN MASYARAKAT, dan
3. MEMFASILITASI PENYELESAIAN PENGADUAN KONSUMEN
(Pasal 29 UU No. 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan)
Bank & Lembaga Keuangan
• LKB dan LKBB
• Bank Sentral
• Bank Umum
• Lalu Lintas Pembayaran
• Lembaga Perbankan Lain
– Bank Perkreditan Rakyat
– Bank Syariah
– World Bank & Asian Development Bank
• Leasing
• Modal Ventura
• Anjak Piutang
• Kartu Plastik
• Asuransi
• Dana Pensiun
• Pasar Modal & Reksa Dana
• Pasar Uang & Produk Derivatif

Sistem Keuangan
Sebagai kumpulan pasar, institusi, peraturan peraturan dan teknik teknik dimana surat berharga
diperdagangkan, tingkat suku bunga ditentukan, jasa keuangan dihasilkan dan ditawarkan keseluruh
bagian dunia
Fungsi Sistem Keuangan
• Fungsi tabungan
• Fungsi penyimpanan kekayaan
• Fungsi likuiditas
• Fungsi kredit
• Fungsi pembayaran
• Fungsi risiko
• Fungsi kebijakan

Bank (menurut UU RI no.10/1998)


Badan Usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya
kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak
Lembaga Keuangan
Semua badan yang melalui kegiatannya menarik dana dari masyarakat dan menyalurkannya ke
masyarakat. Badan Usaha yang kekayaannya terutama dalam bentuk Asset Keuangan (Financial Asset)
dan Tagihan (Claims) disamping asset riil (non financial)
Lembaga Keuangan
• Lembaga Keuangan Depositori (al.Bank)
– Menghimpun dana secara langsung dari masyarakat misalnya: giro, tabungan, deposito
• Lembaga Keuangan Non Depositori
– Pembiayaan, mis: Leasing, Anjak Piutang
– Kontraktual, mis: Asuransi, Dana Pensiun
– Investasi, mis: Reksa Dana

Karakter usaha Lembaga Keuangan Bukan Bank


• Tidak boleh menarik dana secara langsung dari masyarakat
• Penerbitan promes hanya dibolehkan sebagai jaminan atas pinjaman yang diperoleh dari bank
• Memberi pembiayaan baik untuk kebutuhan modal kerja maupun investasi pada dunia usaha
• Tidak boleh memberikan kredit secara langsung

Jenis Asset Finansial


• Uang
– Secara umum dapat diterima sebagai alat pembayaran atas pembelian barang / jasa al. uang
kertas / logam, cek / bilyet giro
• Saham
– Menunjukkan bagian kepemilikan atas perusahaan
• Instrumen Hutang
– Klaim finansial yang dapat dimiliki (mis: obligasi)
• Klaim Kontijensi
– Misal: warrant, opsi, transaksi derivatif
BANK UMUM
Pengertian :
• B a n k, adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak
Menurut jenisnya Bank terdiri dari :
• a. Bank Umum, adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan/atau
berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannnya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran
b.Bank Perkreditan Rakyat, adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau
berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannnya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran
Fungsi Pokok Bank Umum :
a. Menyediakan mekanisme dan alat pembayaran yang lebih efesien dalam kegiatan ekonomi
b. Menciptakan uang
c. Menghimpun dana dari masyarakat
d. Menawarkan jasa-jasa keuangan lainnya
Usaha Bank Umum :
Kegiatan usaha Bank Umum menurut UU No 10 Tahun 1998 pasal 6 adalah sbb. :
a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan (giro, deposito berjangka, sertifikat
deposito, tabungan dll)
b. Memberikan kredit
c. Menerbitkan surat pengakuan hutang
d. Membeli, menjual atau menjamin atas resiko sendiri maupun untuk kepentingan atas perintah
nasabahnya surat-surat berharga a.l SBI, Obligasi, Saham dll.
e. Memindahkan uang baik untuk ke-pentingan sendiri maupun nasabah

Usaha Bank Umum :


Kegiatan usaha Bank Umum menurut UU No 10 Tahun
1998 pasal 6 antara lain sbb. :
a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan (giro, deposito berjangka, sertifikat
deposito, tabungan dll)
b. Memberikan kredit
c. Menerbitkan surat pengakuan hutang
d. Membeli, menjual atau menjamin atas resiko sendiri maupun untuk kepentingan atas perintah
nasabahnya surat-surat berharga a.l SBI, Obligasi, Saham dll.
e. Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun nasabah
f. Menyediakan tempat untuk menymoan barang dan surat berharga

Jasa-jasa Bank Umum


a. Jasa-jasa Keuangan :
• Pengiriman uang transfer dalam dan luar negeri
• Inkaso dalam negeri dan luar negeri (collection)
• Pembukaan Letter of Credit/ LC luar negeri
• Pembukaan Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri
• Penerbitan Garansi Bank
• Penyelenggaraan Kliring
• Perdagangan valuta asing (money changer)
• Perdagangan surat-surat berharga
• Penjualan cek perjalanan (traveller’s check)
• Perbankan elektronik, ATM, Internet Banking
• Penerbitan Kartu Debet dan Kartu Kredit
• Standing instruction, misal dalam hal pembayaran telepon, air, listrik, dll.
b. Jasa-jasa lain :
• Manajemen Pajak
• Manajemen dana dan investasi
• Costudian
• Safe Deposit Box
• Wali amanat
• Pelatihan pegawai
• Jasa-jasa Komputer
Larangan kegiatan bagi Bank Umum :
• Melakukan penyertaan modal, kecuali pada bank atau perusahaan dibidang keuangan dan kecuali
penyertaan sementara
• Melakukan kegiatan usaha perasuransian
• Melakukan usaha diluar kegiatan usaha yang telah ditetapkan

Risiko Usaha Bank


Risiko usaha bank (business risk of bank) merupakan
ketidakpastian tentang suatu hasil yang diperkirakan.
Risiko-resiko usaha ini mencakup :
1. Risiko kredit (default risk) : risiko akibat kegagalan atau ketidak-mampuan nasabah
mengembali-kan pinjaman sesuai jadua
2. Risiko investasi (investment risk) : risiko akibat penurunan nilai pokok dari portfolio surat-surat
berharga
3. Risiko likuiditas (liquidity risk) : resiko untuk memenuhi likuiditas, tidak dapat dipenuhi oleh
bank
4. Risiko operasional (operational risk) : ketidakpastian usaha bank, baik merupakan kerugian
operasional dan kegagalan perkenalan produk
5. Risiko penyelewengan (fraud risk) : risiko akibat ketidak jujuran atau moral dari karyawan atau
pejabat yang kurang baik
6. Risiko fidusia (fudiciary risk) : risiko yang timbul apabila bank dalam usahanya memberikan
jasa sebagai wali amanat, misalnya titipan, simpanan atau penerbit obligasi.
7. Risiko tingkat bunga ( interest rate risk) : risiko karena perubahan tingkat bunga
8. Risiko Solvensi ( Solvency risk) : timbulnya kerugian atas beberapa asset bank yang berakibat
turunnya modal.
9. Risiko Valas ( foreign currency risk) : risiko karena transaksi valas, baik dari sisi pasiva
maupun aktiva
10.Risiko persaingan (competitive risk) : risiko karena faktor persaingan antar bank
Bentuk Hukum & Permodalan
Bentuk hukum :
• Perseroan Terbatas
• Koperasi
• Perusahaan Daerah
Permodalan :
Modal disetor bank ditetapkan :
• Modal disetor minimal Rp 3 triliun
• Bagi koperasi, modal disetor adalah simpanan pokok, wajib dan hibah sesuai U.U Koperasi
• Modal disetor yang berasal dari W.N Asing atau badan hukum asing maksimal 99% dari modal
disetor bank

Rahasia Bank
Rahasia Bank menurut UU No. 10/1998 :
• Segala sesuatu yang berhubungan dengan keterangan mengenai nasabah penyimpan dan
simpanannya
• Bank wajib merahasiakan keterangan mengenai nasabah penyimpan dan simpanannya
• Ketentuan tersebut berlaku pula bagi pihak terafiliasi
Pengecualian Terhadap Rahasia Bank, meliputi :
• Untuk kepentingan pajak
• Untuk kepentingan penyelesaian Piutang Bank
• Untuk kepentingan peradilan dalam perkara pidana
• Dalam perkara perdata antara bank dengan nasabahnya
• Dalam rangka tukar menukar informasi antar bank
• Atas permintaan, persetujuan atau kuasa dari nasabah penyimpan dibuat yangsecara tertulis.
• Dalam hal nasabah penyimpan telah meninggal dunia

Sanksi atas pelanggaran aturan Rahasia Bank, meliputi :


Sanksi bagi barang siapa yang memaksa bank memberi keterangan, diancam pidana penjara 2 tahun dan
paling lama 4 tahun serta denda Rp 10 Miliar dan paling banyak Rp 200 Miliar
Sanksi bagi dewan komisaris, direksi, pegawai bank atau pihak terafiliasi memberi keterangan yang
wajib dirahasiakan, diancam pidana penjara 2 tahun dan paling lama 4 tahun serta denda Rp 4 Miliar dan
paling banyak Rp 8 Miliar
Sanksi bagi dewan komisaris, direksi atau pegawai bank dengan sengaja tidak memberi keterangan yang
wajib dipenuhi, diancam pidana penjara 2 tahun dan paling lama 7 tahun serta denda Rp 4 Miliar dan
paling banyak Rp 15 Miliar.

Anda mungkin juga menyukai