Anda di halaman 1dari 15

PARAMETER

MIKROBIOLOGIS
SAMPAH
(PENGAMBILAN,
PENGIRIMAN DAN Oleh:

PEMERIKSAAN
Vera Desya Putri
Wahyuning Tyas Tri S.
(P27833119073)
(P27833119074)

SAMPEL)
Widya Chandra Puspita
Yanur Anisyah Salsabillah
(P27833119075)
(P27833119076)
Zulfa Sekar Maharani (P27833119078)
Rizka Santi Pratiwi (P27833119079)
Sampah adalah istilah umum yang sering digunakan untuk menyatakan limbah padat. Sampah adalah sisa-sisa
bahan yang telah mengalami perlakuan- perlakuan, baik karena telah sudah diambil bagian utamanya, atau karena
pengolahan, atau karena sudah tidak ada menfaatnya yang ditinjau dari segi sosial ekonomis tidak ada harganya dan
dari segi lingkungan dapat menyebabkan pencemaran atau gangguan terhadap lingkungan hidup. Sampah adalah
limbah yang berbentuk padat dan juga setengah padat, dari bahan organik dan atau anorganik, baik benda logam
maupun benda bukan logam, yang dapat terbakar dan yang tidak dapat terbakar.
Sampah dibagi menjadi beberapa jenis yaitu, sampah organic, sampah anorganik, dan sampab B3 ( Bahan
Berbahaya Beracun ). Sampah organik dan limbah organik dapat  memberi manfaat  kepada manusia setelah terlebih
dahulu dirobah menjadi pupuk organik oleh peranan bakteri menguntungkan bagi manusia. Bakteri agar dapat
dikelola pemanfaatannya, dapat diisolat kemudian dibiakan di laboratorium serta kemudian disimpan dalam media,
dengan ditambahkan nutrisi secukupnya, tergantung masa dorman  yang diinginkan.  Makin banyak sediaan
nutrisinya, masa hidup bakteri dalam media ini akan lebih lama dibanding jika nutrisi terbatas. Salah satunya  yang
kini ada di pasaran adalah konsorsium aneka jenis bakteri, ragi dan fungi dalam aktivator Green Phoskko (GP-1), yang
diketahui dan telah dirasakan bermanfaat membantu manusia dalam peranannya sebagai pengurai (dekomposer)
sampah dan segala material organik. Konsorsium mikroba probiotik (sahabat manusia) ini disajikan dalam bentuk
tepung ( powder), dikemas dalam pack per 250 gram, sehingga bisa dimobilisasi atau dibawa dengan mudah. Berisi
bakteri aktinomycetes- spesies aktinomyces naeslundii, Lactobacillus spesies delbrueckii, Bacillus Brevis,
Saccharomyces Cerevisiae, Cellulolytic Bacillus Sp, ragi, dan jamur dengan populasi 10 pangkat 7 per gram Cfu.
Konsorsium bakteri, dalam aktivator bagi pembuatan pupuk organik ini, tergolong mesofilik hingga termofilik, artinya
hidup optimal pd suhu 30 sd 55 serta 60 sd 80 derajat Celcius.
Mikroba pengurai, atau  dekomposer ini berfungsi melapukan atau mendekomposisi sampah organik dan bahan
organik (limbah kota, pertanian, peternakan, tinja, urine, sisa makanan,  dan material organik lainnya).  Pada kondisi
kelembaban, suhu, porositas dan aerasi yang sesuai dengan kebutuhannya, bakteri ini akan bekerja terus menerus
tanpa henti, atau akan mendekomposisi material organik dengan cepat. Misal, pada penggunaan dalam penguraian
bahan organik (pengomposan) didalam komposter atau skala alat rotary kiln,  5 hari bisa menyelesaikan tugasnya
mengurai aneka bahan organik tersebut 2
PARAMTER MIKROBIOLOGI SAMPAH


N ●
Parameter ●
Satuan ●
Minimum ●
Maksimum
o
.

1 ●
Kadar Air ●
% ●
- ●
50

2 ●
Temperature ●
°C ●
- ●
Suhu air tanah

3 ●
Warna ●
  ●
  ●
Kehitaman

4 ●
Bau ●
  ●
  ●
Berbau tanah

5 ●
Ukuran Partikel ●
mm ●
0,55 ●
25

6 ●
Kemampuan Ikat Air ●
% ●
58 ●
-

7 ●
Ph ●
  ●
6,80 ●
7,49

8 ●
Bahan Asing ●
% ●
  ●
1,5
.

3
PARAMTER MIKROBIOLOGI SAMPAH


No ●
Parameter ●
Satuan ●
Minimum ●
Maksimum
.
● Unsur Makro
● 1. ●
Bahan organic ●
% ●
27 ●
58

2.

Nitrogen ●
% ●
0,40 ●
-

3.

Karbon ●
% ●
9,80 ●
32

4.

Phosphor ●
% ●
0,10 ●
-

5.

C/N-Rasio ●
- ●
10 ●
20

6.

Kalium ●
% ●
0,20 ●
-

4
PARAMTER MIKROBIOLOGI SAMPAH


No ●
Parameter ●
Satuan ●
Minimum ●
Maksimum
.
● Unsur Mikro
● 1. ●
Arsen Mg/kg
● ●
13

2.

Kadmium ( Cd ) Mg/kg ●
3

3.

Kobal (Co ) Mg/kg ●
34

4.

Kromium ( Cr ) Mg/kg ●
210

5.

Tembaga ( Cu ) Mg/kg ●
100
6. Merkuri ( Hg ) Mg/kg ●
0,8
7.

Nikel ( Ni ) Mg/kg ●
62
8.

Timbal ( Pb ) Mg/kg ●
150
9.

Selenium ( Se ) Mg/kg ●
2

1

Seng ( Zn ) Mg/kg ●
500
0.
5
PARAMTER MIKROBIOLOGI SAMPAH


No ●
Parameter ●
Satuan ●
Minimum ●
Maksimum
.
● Unsur Lain
● 1. ●
Kalsium ●
% ●
25,50

2.

Magnesium ( Mg ) ●
% ●
0,60

3.

Besi ( Fe ) ●
% ●
2,00

4.

Aluminium ( Al ) ●
% ●
2,20

5.

Mangan ( Mn ) ●
% ●
0,10
● Bakteri

1.

Fecal Coli ●
MPN/gr ●
1000
2.

Salmonela sp. ●
MPN/gr ●
3

6
Contoh Karakteristik Sampah


No ●
Komponen ●
Kadar Air (% ●
Kadar Volatil (% ●
Kadar Abu (%
berat basah berat kering) berat kering)


1 ●
Sisa makanan ●
88,33 ●
88,09 ●
11,91

2 ●
Kertas tissue ●
5,03 ●
99,69 ●
0,31

3 ●
Daun ●
34,62 ●
96,92 ●
3,08

4 ●
Botol kaca ●
1,30 ●
0,52 ●
99,48

5 ●
Botol atau cup plastik ●
2,57 ●
88,48 ●
11,52


6 ●
Karton ●
6,57 ●
94,45 ●
5,55

7 ●
Kertas putih ●
50,65 ●
80,00 ●
20,00

8 ●
Tekstil ●
3,41 ●
86,32 ●
13,68

9 ●
Plastik macam-macam ●
68,45 ●
96,21 ●
1,79
7
PENGAMBILAN SAMPEL SAMPAH
Timbulan sampah yang dihasilkan dari sebuah kota dapat diperoleh dengan survey pengukuran atau analisa
langsung dilapangan, yaitu :
1. Mengukur langsung timbulan sampah dari sejumlah sampel (rumah tangga/non rumah tangga) yang ditentukan
secara random proporsional disumber selama 8 hari berturutturut. (SNI 19-3964 dan SNI M 36-1991-03).
2. Load account anaysis : mengukur jumlah berat (berat dan / atau volume) sampah yang masuk ke TPS, misalnya
diangkut dengan gerobak , selama 8 hari berturut-turut. Jadi dengan melacak jumlah dan jenis penghasil sampah
yang dilayani gerobak yang mengumpulkan sampah berikut sehingga akan diperoleh timbulan sampah per
ekuivalensi penduduk.
3. Weigh-volume analysis : Bila tersedia jembatan timbang, maka jumlah sampah yang masuk kefasilitas penerima ke
fasilitas penerima sampah akan diketahui dengan mudah dari waktu kewaktu. Jumlah sampah harian kemudian
digabung dengan perkiraan area yang layanan, dimana data penduduk dan sarana umum
4. terlayani dapat dicari, maka akan diperoleh satuan timbulan sampah per ekuivalensi penduduk.
5. Material balance analysis merupakan analisa yang lebih mendasar, dengan menganalisa secara cermat aliran bahan
masuk, aliran bahan yang hilang dalam sistem dan aliran bahan yang menjadi sampah dari sebuah sistem yang
ditentukan batasbatasnya (system Boundary).
Dalam survey, frekuensi pengambilan sampel sebaiknya dilakukan delapan hari berturut-turut guna menggambarkan
fluktuasi harian yang ada. Dilanjutkan dengan kegiatan bulanan guna menggambarkan fluktuasi dalam tahunan. Namun
di Indonesia telah disederhanakan, seperti:
1. Hanya dilakukan 1 hari saja
2. Dilakukan dalam seminggu, tetapi pengambilan sampel setiap 2 atau 3 hari
3. Dilakukan 8 hari berturut-turut 8
Penentuan jumlah sampel yang biasa digunakan dalam analisis timbulan sampah dilakukan
dengan metode statistika:
1. Metode Stratified random sampling, didasarkan pada komposisi pendapatan penduduk setempat,
dengan asumsi pendapatan berpengaruh terhadap tingkat timbulan sampah.
2. Jumlah sampel minimum, ditaksir berdasarkan beberapa perbedaan yang bisa diterima antara
yang ditaksir dan penaksir, berapa derajat yang diinginkan dan berapa derjat yang diterima.
3. Pendekatan praktis, dilakukan dengan pengambilan sampah berdasarkan atas jumlah minimum
sampel yang dibutuhka untuk penentuan komposisi sampah yaitu minimum 500 liter atau
sekitar 200 Kg. Biasanya sampling dilakukan di TPS atau pada gerobak yang diketahui sumber
sampahnya.
pengambilan sampel adalah
1. Acak (random) : setiap anggota populasi berkesempatan sama untuk menjadi sampel

2. Sesuai strata – stratified : geografi, administratif, social ekonomi, dan sebagainya

3. Proporsional terhadap strata yang ditentukan

Titik sampel
1. Sumber : rumah tangga (RT) dan non RT

2. TPS atau titik transfer dari gerobak ke truk pengangkut

3. Pengolahan atau di TPA


9
Pengambilan sampel untuk komposisi dan karakteristik sampah
1. Sampel untuk timbulan dan atau karakteristik biasanya dilakukan di TPS/TPA.
2. Apabila metodenya adalah sampling dari rumah ke rumah,seluruh sampel terkumpul
diangkut dengan gerobak ke TPS,kemuadian sampah di tuang di pelataran datar dengan
alas plastik,diaduk dengan rata.
3. Apabila metodenya adalah sampling dari gerobak,sampah dalam gerobak setalah itu tiba
di TPS kemudian dituang ke pelatarn datar dengan alas plastic.
4. Timbunan sampah kemudian secara metode kuadran,diambil sebagian membentuk
timbunan baru,aduk,kemudian bentuk kuadran lagi,ambil sampel sampai terkumpul
sekitar 500 liter(200 kg),kemudian bentuk kuadran lagi,aduk,ambil sampel sekitar 10-15
liter(3-5 kg),masukkan ke dalam kantong plastic berlabel keterangan,tanggal,nomor dan
sebagainya untuk dibawa ke laboratorium mikrobiologi guna melakukan pemeriksaan.
5. Sampel sampah semula (500 liter setelah dimbil sampel)kemudian timbang (missal x kg)
6. Pilah berdasarkan komponen (komposisi) penyusunnya:sisa makanan,kertas,plastic,dan
sebagainya.Jika perlu masing-masing jenis komponen tersebut dipilah lagi lebih detail.
7. Masing-masing komponen (komposisi) sampah kemudian ditimbang.Apabila ada bagian
yang sulit teridentifikasi,komponen terakhir dari komposisi biasanya dinyatakan dengan
total semua tetap=X kg.Berat masing-masing komponen sampah kemudian di
timbang,atau jika akan diukur volumenya,gunakan metode SNI wadah 40 liter.Hasilnya
dalam:% berat basah,atau % volume(densitas cahaya)

10
Metode Pengukuran
Penentuan jumlah sampel yang biasa digunakan dalam analisis timbulan sampah
dilakukan dengan metode statistika :
1. Metode Stratified random sampling, didasarkan pada komposisi pendapatan
penduduk setempat, dengan asumsi pendapatan berpengaruh terhadap tingkat
timbulan sampah.
2. Jumlah sampel minimum, ditaksir berdasarkan beberapa perbedaan yang bisa
diterima antara yang ditaksir dan penaksir, berapa derajat yang diinginkan dan
berapa derjat yang diterima.
3. Pendekatan praktis, dilakukan dengan pengambilan sampah berdasarkan atas
jumlah minimum sampel yang dibutuhka untuk penentuan komposisi sampah
yaitu minimum 500 liter atau sekitar 200 Kg. Biasanya sampling dilakukan di
TPS atau pada gerobak yang diketahui sumber sampahnya.

11
PENGIRIMAN
SAMPEL SAMPAH

Setelah melakukan proses


pengambilan dan pengukuran sampel
sampah langkah berikutnya adalah
pengiriman sampel untuk dibawa ke
laboratorium mikrobiologi.Sampel
dikirim kurang dari 24 jam dan
dimasukkan ke dalam plastic klip
(plastic sampel) dan dimasukkan ke
dalam tool box dengan suhu <4°C.

12
PEMERIKSAAN
SAMPEL SAMPAH
1. Pembuatan bakteri penghancur (EM).

Bahan-bahan :

1. Susu sapi atau susu kambing murni.

2. Isi usus (ayam/kambing), yang dibutuhkan adalah bakteri di dalam usus.

3. Seperempat kilogram terasi (terbuat dari kepala/kulit udang, kepala ikan) + 1 kg Gul
pasir (perasan tebu) + 1 kg bekatul + 1 buah nanas + 10 liter air bersih.

4. Alat-alat yang diperlukan :

5. Panci

6. kompor

7. blender/parutan untuk menghaluskan nanas.

8. Cara pembuatan :

9. Trasi, gula pasir, bekatul, nanas (yang dihaluskan dengan blender) dimasak agar
bakteri lain yang tidak diperlukan mati.

10. Setelah mendidih, hasil adonannya didinginkan.

11. Tambahkan susu, isi usus ayam atau kambing.

12. Ditutup rapat. Setelah 12 jam timbul gelembung-gelembung.

13. Bila sudah siap jadi akan menjadi kental/lengket.

14. Perlu diperhatikan susu jangan yang sudah basi karena kemampuan bakteri sudah
berkurang. Sedangkan kegunaan nanas adalah untuk menghilangkan bau
hasil proses bakteri.
15.

13
HARVESTING SEASONS
30000

Apr;25000
25000
May;21000
20000
Feb;17000
Mar;15000
15000

Jan ;10000
10000

5000

0
Jan Feb Mar Apr May

Row

14
THANK YOU
someone@example.com

Anda mungkin juga menyukai