Anda di halaman 1dari 9

Kuis materi Beban Ch 10

Qader abdussabil

1710531028

1.Jelaskan perbedaan karakteristik proses pengakuan Kos sebagai asset dan proses pembebanan
Kos sebagai beban.

JAwab:

Dua tahap kritis perlakuan kos adalah pengakuan(aliran masuk sebagai asset) dan
pembebanan (aliran keluar sebagai biaya). Tahap pengakuan tidak mengalami masalah karena
pengakauan lebih banyak menyangkut bukti objektif yang umumnya tersedia pada saat transaksi.
Di lain pihak, tahap pembebanan lebih banyak menyangkut pertimbangan(judgment),
pendapat(opinion), atau interpretasi(interpretation) terhadap situasi yang melingkupi. Dengan
kata lain, tahap pembebanan banyak melibatkan unsure kesubjektifan(subjektivitas)

 Pengakuan kos sebagai aset.


Dua tahap kritis perlakuan kos adalah pengakuan (aliran masuk sebagai aset) dan
pembebanan (aliran keluar sebagai biaya). Tahap pengakuan tidak mengalami masalah
pelik karena pengakuan lebih banyak mnyangkut bukti objektif yang umumnya tersedia
pada saat transaksi. Untuk dapat mengatakan bahwa biaya timbul, harus terjadi transaksi
atau kejadian yang menurunkan asset atau menimbulkan aliran keluar asset atau sumber
ekonomik. menguasai lagi manfaat tersebut.
 Pembebanan kos sebagai biaya
Di lain pihak, tahap pembebanan lebih banyak menyangkut pertimbangan (judgement),
pendapat (opinion), atau interpretasi (interpretation) terhadap situasi yang melingkupi.
Dengan kata lain, tahap pembebanan banyak melibatkan unsur kesubjektifan
(subjektivitas). Pemanfaatan barang dan jasa merupakan upaya kesatuan usaha dalam
rangka menghasilkan pendapatan. Upaya tersebut diukur dengan kos barang dan jasa
untuk menciptakan pendapatan. Perubahan nilai ini mengukur pengorbanan yang harus
dilakukan perusahaan untuk menguasai dan memanfaatkan potensi barang dan jasa. Oleh
karena itu, kalu tidak ada kos maka tidak ada biaya.

2. Jelaskan maksud dari kos bergabung dan apa bedanya dengan kos bersama! Penjelasan disertai
dengan contoh.

Karena karakteristik operasi perusahaan pada umumnya,penentuan kos produk secara tepat
membutuhkan alokasi untuk kos bergabung (joint cost)&kos bersama (common cost) betapapun
dasar alokasi tersebut agak bersifat arbiter.Kedua jenis kos ini sama sama merupakan kos
fasilitas,kegiatan,proses atau departemen jasa yang dinikmati oleh beberapa produk atau objek
kos lain (misalnya departemen produksi).

Akan tetapi keduanya berbeda dalam hal penyerapan oleh produk

 Kos bersama tidak diserap lansung oleh produk tetapi diserap melalui depatement
produksi,sedangkan untuk kos bergabung terjadi karena satu fasilitas atau proses terpaksa
digunakan untuk mengolag beberapa produk sekaligus karena secara teknis atau alamiah
beberapa produk tersebut tidak dapat dipisahkan pengolahanya sampai titik tertentu (split
point).Contohnya pada pada pengolahan pabrik gula ,dalam hal ini kos bergabung
terletak pada kegiatan yang muncul pada kos fasilitas pengolahan pabrik gula yaitu pada
saat gula sampai titik dipisahkannya gula dan tetes dimana pada contoh
tersebutmerupakan kos bergabung.

3. Apakah yang dimaksud dengan Goodwill dan kapan timbulnya serta dapat diakui? Sebagai
akun penilaian dapatkah goodwill diperlakukan sebagai pengurang ekuitas pemegang saham?
Jelaskan argument anda!

Jawaba:

 Goodwill adalah suatu bagian aset dalam neraca keuangan perusahaan, yang masuk
dalam kategori aset yang tidak berwujud. Mengingat goodwill adalah aset yang tidak
berwujud, maka sulit diukur secara pasti. Namun, dari segi manfaat akan dirasakan
nantinya seperti nama besar, tingkat strategis dari sebuah produk atau perusahaan dan
lainnya.Saat pembelian atas perusahaan lain melebihi harga pasar aset bersih, maka
selisih tersebut yang dinamakan goodwill. Kesimpulannya goodwil adalah sebuah
representasi angka yang lebih besar dibandingkan nilai buku yang dibayarkan suatu
entitas untuk mendapatkan entitas lain.

 Goodwill akan timbul apabila ada suatu aktivitas dari entitas bisnis saat membeli entitas
lain, dimana harga yang dibayarkan relatif lebih besar dibandingkan harga/kekayaan
bersih perusahaan yang dibeli. Namun, jika harga belinya dibawah dari kekayaan
bersihnya, maka akan muncul goodwill negatif.

 Goodwill merupakan selisih lebih harga akusisi dengan nilai wajar ekuitas yang
diakuisisi PSAK 22 menyatakan goodwill dialokasikan ke pihak pengendali (perusahaan
induk) dan kepentingan nonpengendali. Dengan demikian, nilai goodwill adalah selisih
lebih dari penjumlahan harga ekuitas yang diakusisi dan harga kepepentingan
nonpengendali, dengan total nilai wajar kekayaan entitas yang diakuisisi.
4. Berilah contoh kasus dengan angka untuk menjelaskan implikasi perbedaan penggunaan metode
sediaan terhadap laba untuk kondisi harga cenderung naik, harga cenderung turun dan harga cenderung
stabil.

Jawab:

Contoh kasus
Pembelian Harga Naik

Persediaan awal PT. A adalah 30 unit @ Rp240 = Rp 7.200,

Pembelian
Tgl 08 Mei 2012 120 unit @ Rp250 = Rp .30.000
19 Mei 2012 150 unit @ Rp260 = Rp 39.000
28 Mei 2012 125 unit @ Rp275 = Rp .34.375
395 unit Rp .103.00
Penjualan
Tgl 10 Mei 2012 75 unit @ Rp300 = Rp 22.500
20 Mei 2012 175 unit @ Rp315 = Rp 55.125
30 Mei 2012 100 unit @ Rp325 = Rp 32.500
350 unit Rp. 110.125

Persediaan akhir = persediaan awal + pembelian – penjualan


= 25 + 375 – 350
= 50 unit

a.Metode identifikasi khusus

Kuantitas dalam unit harga pokok setaip unit total harga pokok
5 Rp 240 Rp 1.200
15 Rp 250 Rp 3.750
10 Rp 260 Rp 2.600
20 Rp 275 Rp 5.500
50 Rp 13.050

Persediaan akhir = Rp 13.050


HPP = Rp 6.000 + Rp 98.375 – Rp 13.050
= Rp 91.325
Laba Kotor = Rp 110.125 – Rp 91.325
= Rp 18.800

b.Metode FIFO
Persediaan akhir = 50 unit x Rp 275
= Rp 13.750
HPP = Rp 6.000 + Rp 98.375 – Rp 13.750
= Rp 90.625
Laba Kotor = Rp 110.125 – Rp 90.625
= Rp 19.500

c.Metode LIFO
Persediaan akhir = 25 unit x Rp 240 = Rp 6.000
25 unit x Rp 250 = Rp 6.250
Rp 12.250
HPP = Rp 6.000 + Rp 98.375 – Rp 12.250
= Rp 92.125
Laba Kotor = Rp 110.125 – Rp 92.125
= Rp 18.000

d.Metode rata-rata tertimbang


= (25 x Rp240) + (100 x Rp250) + (150 x Rp260) + (125 x Rp275)
(25 + 100 + 150 + 125)
= 260,94

PEMBELIAN HARGA TURUN


Persediaan awal PT. A adalah 25 unit @ Rp325 = Rp 8.125,
Pembelian
Tgl 05 Mei 2001 100 unit @ Rp315 = Rp 31.500
15 Mei 2001 150 unit @ Rp300 = Rp 45.000
25 Mei 2001 125 unit @ Rp275 = Rp 34.375
375 unit Rp 110.875

Penjualan
Tgl 10 Mei 2001 75 unit @ Rp260 = Rp 19.500
20 Mei 200 1 75 unit @ Rp250 = Rp 43.750
30 Mei 2001 100 unit @ Rp240 = Rp 24.000
350 unit Rp. 87.250

Persediaan akhir = persediaan awal + pembelian – penjualan


= 25 + 375 – 350
= 50 unit

a.Metode identifikasi khusus

Kuantitas dalam unit harga pokok setaip unit total harga pokok
5 Rp 275 Rp 1.375
15 Rp 260 Rp 3.900
10 Rp 250 Rp 2.500
20 Rp 240 Rp 4.800
50 Rp 12.575

Persediaan akhir = Rp 12.575


HPP = Rp 8.125 + Rp 110.875 – Rp 12.575
= Rp 106. 425
Laba kotor = RP 110.125 – Rp 106.425
= Rp 3.700

a.Metode FIFO
Persediaan akhir = 50 unit x Rp 275
= Rp 13.750
HPP = Rp 8.125 + Rp 110.875 – Rp 13.750
= Rp 90.625
Laba Kotor = Rp 110.125 – Rp 90.625
= Rp. 19.500

b.Metode LIFO
Persediaan akhir = 25 unit x Rp 325 = Rp 8.125
25 unit x Rp315 = Rp 7.875
= Rp 16.000

HPP = Rp 8.125 + Rp 110.875 – Rp 16.000


= Rp 103.000
Laba kotor = Rp 110.125 – Rp 103.000
= Rp 7.125

c.Metode harga rata-rata tertimbang


= (25 x Rp325) + (100 x Rp315) + (150 x Rp300) + (125 x
Rp275)(25 + 100 + 150 + 125)= 297,5

Persediaan akhir = 50 unit x Rp 297,5


= Rp 14.875
HPP = Rp 8.125 + Rp 110.875 – Rp 14.875
= Rp 104.125
Laba Kotor = Rp 110.125 – Rp 104.125
= Rp 6.000

PER PEMBELIAN HARGA STABIL


Persediaan awal PT. A adalah 25 unit @ Rp300 = Rp 7.500

Pembelian
Tgl 05 Mei 2001 100 unit @ Rp300 = Rp 30.000
15 Mei 2001 150 unit @ Rp300 = Rp 45.000
25 Mei 2001 125 unit @ Rp300 = Rp 37.500
375 unit Rp 112.500

Penjualan
Tgl 10 Mei 2001 75 unit @ Rp300 = Rp 22.500
20 Mei 200 1 175 unit @ Rp300 = Rp 52.500
30 Mei 2001 100 unit @ Rp300 = Rp 30.000
350 unit Rp. 105.000
Persediaan akhir = persediaan awal + pembelian – penjualan
= 25 + 375 –350
= 50 unit

a.Metode identifikasi khusus

Kuantitas dalam unit harga pokok setaip unit total harga pokok
50 Rp 300 Rp 15.000

b.Metode FIFO
Persediaan akhir = 50 unit x Rp 300
= Rp 15.000
HPP = Rp 7.500 + Rp 112.500 – Rp 15.000
= Rp 105.000
Laba Kotor = Rp 110.125 – Rp 105.000
= Rp 5.125

c.Metode LIFO

Persediaan akhir = 50 unit x Rp 300


= Rp 15.000
HPP = Rp 7.500 + Rp 112.500 – Rp 15.000
= Rp 105.000
Laba Kotor = Rp 110.125 – Rp 105.000
= Rp 5.125

d.Metode rata-rata tertimbang


Persediaan akhir = 50 unit x Rp 300
= Rp 15.000
HPP = Rp 7.500 + Rp 112.500 – Rp 15.000
= Rp 105.000
Laba Kotor = Rp 110.125 – Rp 105.000
= Rp 5.125

5. Jelaskan apa itu pendekatan non alokasi dan kenapa Thomas mengusulkan pendekatan non alokasi
dalam akuntansi? Haruskah gagasan Thomas diterima dalam akuntansi?

Jawab:

Thomas menyatakan bahwa alokasi hanya dapat dipertahankan bila tiga karakteristik
dipenuhi:
1. Ketertambahan (additivity) dimana keseluruhan harus sama dengan hasil
pengaggungan bagian bagian
2. Ketakakuratan (unambigurity).metoda alokasi harus uni dan jelas untuk tiap
tujuan
3. Ketepertahankan (defensibility).Untuk metoda alokasi yang dipilih,penentu
kebijakan harus dapat mempertahankan argument yang menyakinkan bahwa
pilihannya unik dan lebih baik dari alternative lain

Karena menurut Thomas semua alokasi itu jelek, tidak dapat dibuktikan
kebenarannya dan tidak relavan bagi kebutuhan pemakai laporan keuangan. Gagasan Thomas
disangkal menurut akuntansi karena alokasi dapat dipertahankan dengan landasan konsep
dasar bukti terverifikasi dan objektif serta konsep kelayakan ekonomik.Dikarenakan hanya
karakteristik pertama dan kedua dipenuhi oleh alokasi dalam akuntansi dan dalam hal ini
akuntansi menganut konsep berbeda dengan Thomas untuk menentukan validitas.

6. Berkaitan dengan alokasi beban, ada 3 metode dasar untuk menentukan dan mengukur beban.
Sebutkan dan Jelaskan ketiga metode tersebut dan bagaimana perbedaannya? b. Jelaskan kriteria-
kriteria apa saja yang harus dipenuhi untuk mengakui beban perusahaan.

Jawab:

a.Tiga metode dasar untuk menentukan dan mengukur beban :

 Hubungan sebab dan akibat

Konsep upaya dan capaian menyatakan bahwa biaya merupakan upaya dalam rangka
mendapatkan capaian berupa pendapatan. Ini berarti ada hubungan sebab-akibat antara
biaya dan pendapatan. Oleh karena itu, basis penandingan yang paling masuk akal adalah
sebab-akibat walaupun basis ini lebih merupakan asumsi daripada kenyataan karena
dalam banyak hal sulit untuk dibuktikan secara meyakinkan bahwa biaya menyebabkan
pendapatan.
Walaupun demikian, hubungan sebab-akibat mempunyai validitas karena pengamatan
terhadap operasi perusahaan pada umumnya menunjukkan bahwa pendapatan tidak akan
terjadi tanpa penyerahan barang atau jasa. Jadi, tidak ada hasil tanpa upaya; tidak ada
biaya, tidak ada pendapatan.

 Alokasi sistematik dan rasional

Alokasi ini merupakan proses penandingan dengan perioda sebagai penakar pendapatan
dan biaya. Proses ini sering disebut penandingan perioda (period matching). Dasar
penandingan ini sebenarnya merupakan alternatif dasar sebab-akibat karena tidak selalu
mudah mengidentifikasi hubungan sebab-akibat antara pendapatan dengan biaya. Tujuan
dari alokasi ini adalah untuk mengakui pengeluaran dalam periode akuntansi dimana
keuntungan ekonomi dihubungkan dengan item-item tersebut habis atau habis waktu.

 Pengakuan langsung / pembebanan arbitrer

Kalau tidak ada alasan yang kuat untuk menunda pembebanan kos untuk mencapai
penandingan sebab-akibat dan juga tidak ada dasar alokasi yang layak, suatu kos
biasanya akan langsung dibebankan dalam perioda terjadinya. Ini berarti bahwa kos
ditandingkan dengan pendapatan secara arbitrer. Konsep yang melandasi pembebanan
semacam ini semata-mata adalah kepraktisan. Memang pada umumnya pengakuan segera
kos sebagai biaya atau rugi dilakukan karena manfaat masa datang tidak terukur atau
tidak cukup pasti.

b.Kriteria-kriteria yang harus dipenuhi untuk mengakui beban perusahaan :

Diakui bilamana salah satu dari dua kriteria berikut dipenuhi :

 Konsumsi manfaat (consumption of benefits)

Biaya atau rugi diakui bilamana manfaat ekonomik yang dikuasai suatu entitas telah
dimanfaatkan atau dikonsumsi dalam pengiriman atau pembuatan barang, penyerahan
atau pelaksanaan jasa, atau kegiatan lain yang merepresentasi operasi utama atau sentral
entitas tersebut.

 Lenyapnya atau berkurangnya manfaat masa datang (loss or lock of future benefits)

Biaya atau rugi diakui bilamana aset yang telah diakui sebelumnya diperkirakan telah
berkurang manfaat ekonomiknya atau tidak lagi mempunyai manfaat ekonomik.

7. Jelaskan apa implikasi basis asosiasi terhadap klasifikasi biaya dalam statement laba rugi!
Berikan contoh & argument anda!
Jawab:

Dalam suatu sistem perpajakan yang sangat menekankan perhitungan laba periodik,
praktik penstabilan laba tersebut menjadi konsekuensi logis yang akhirnya banyak dianut.
Namun demikian, laba yang distabilisasi hendaknya tidak dilaporkan sebagai laba
sebenarnya untuk tahun tertentu. Sebagaimana telah dibahas sebelumnya, pemecahan
yang terbaik untuk mengatasi fluktuasi harga adalah melengkapi (to supplement)
statemen tahunan dengan beberapa laporan kumulatif dan rata-rata bukan
mengembangkan metoda untuk menghilangkan fluktuasi tahunan yang memang benar-
benar atau nyata-nyata terjadi.Seandainya metoda yang layak telah ditetapkan,
keterandalan kos sediaan akhirnya sangat bergantung pada sistem penelusuran faktor
produksi yang membentuk produk atau barang.

1. pada asosiasi sebab/akibat, menyatakan bahwa biaya merupakan upaya dalam rangka
mendapatkan capaian berupa pendapatan ini berarti ada hubungan sebab-akibat antara
biaya dan pendapatan.contoh nya, gaji dan upah dan kos barang terjual periode tertentu
dapat dianggap menjadi upaya dalam enimbulkan pendapatan perioda tersebut secara
mudah dan intiuitif dapat dikaitkan langsung dengan pendapatan.

2. pada identifikasi kos produk, karena produk terjual merupakan takaran penandingan,
kos produk akan di pecah menjadi dua komponen yaitu kos produk yang telah terjual dan
kos produk yang belum terjual dan masih menjadi aset perusahaan. kos yang melekat
pada produk terjual akan dibebankan sebagai biaya. kos sediaan baru dibebankan sebagai
biaya kalau telah terjual. contoh nya biaya angkut

3. pada biaya antisipan, biaya antisipan adalah biaya yang dianggap menyebabkan
timbulnya pendapatan tetapi baru terjadi setelah pendapatan diakui. contoh kos yang
berkaitan dengan kegiatan purna-jual seperti jaminan penjualan.

4. pada alokasi sistematik dan rasional, merupakan proses penandingan dengan perioda
sebagai penakar pendapatan dan biaya. penandingan ini sering disebut penandingan
perioda.contoh nya pada depresiasi yang ada pada setiap aset tetap kecuali tanah. dan
perlakuan bunga

8. Setelah mempelajari topik BEBAN dalam Bab 9 serta sumber terkait lain dan menjawab pertanyaan-
pertanyaan berkaitan, satu pertanyaan apa (ajukan pertanyaan) yang paling menantang, menarik, atau
mengusik anda (bukannya pertanyaan cerdas-tangkas) sehingga anda berapi-api untuk mencari jawaban
yang paling memuaskan (mungkin juga mengejutkan) anda dan kemudian bersemangat untuk
menceritakan jawaban yang anda temukan kepada komunitas akuntansi. Tulis pertanyaan tersebut
dengan jelas! b. Jawablah pertanyaan tersebut secara argumentatif. Catatan: Pertanyaan dan jawaban
cerdas-tangkas nilainya rendah.

Pertanyaan:
a.Dalam suatu kasus misalnya ,beberapa unit tenaga kerja ternyata menganggur dan tidak
produktif walaupun telah direncanakan dengan teliti,apkah dalam hal ini sebagian kos jasa yang
bersangkutan dengan ketidakefisienan tersebut harus dianggap rugi?dan biaya pemeliharan
ternyata menjadi terlalu tinggi karena banyak pekerja yang belum terlatih dan berpengalaman
menangani mesin,jadi apakah kelebihan biaya diatas normal harus dianggap rugi?

Jawab:

b.Dari kasus diatas diketahui bahwa semua kos yang telah diserap atau dikorbankan dapat
dibebankan terhadap pendapatan sepanjang kondisi operasi tidak terlalu jauh menyimpang dari
standar atau kebiasaan bisnis pada umumnya.Pada konsep ini tidak berarti menolak perlunya
pemisahan bagian kos yang dianggap sebagai rugi untuk tujuan analisis pengendalian.Untuk
tujuan pengendalian ini,juga dapat digunakan konsep operasi yang sempit untuk diterapkan pad
operasi departemen bukannya untuk perushaan secara keseluruhan.Dengan demikian,kos yang
tidak dapat dengan mudah diidentifikasi sebagai biaya departemen tertentu dapat diperlakukan
secara layak sebagai pengurang pendapatan total.

Anda mungkin juga menyukai