Anda di halaman 1dari 12

Nama : Susi Susiyanti

NIM : 1110096000051
Kelas : Kimia B
Asisten :Nani Suryani
Dosen :Adi Riyadi, M.Si dan Fitriah Hartiningsih S.Si

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA INSTRUMEN


PRAKTIKUM 2
IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR INJEKSI SIANOKOBALAMIN (B12)
DENGAN SPEKTROFOTOMETER UV-VISIBLE

I. PENDAHULUAN

Vitamin B12 adalah salah satu jenis vitamin hematopoeitik yang larut dalam air dan
merupakan bagian dari vitamin B complex yang mengandung kobalt, sehingga disebut
sebagai sianocobalamin. Vitamin ini berperan penting dalam pembentukan sel darah merah,
perbaikan sel dan jaringan yang rusak, sintesis DNA, pemeliharaan sistem syaraf, diperlukan
untuk sintesis purin dan pirimidin (dan juga DNA, protein, dan nukleoprotein), reaksi
metilasi, hematopoiesis, dan sintesis meilin. dan sangat penting bagi pertumbuhan dan
perkembangan pada anak-anak. Berat molekul vitamin B12 sekitar 1350 dalton.
Sumber Vitamin B12 hanya ditemukan dari makanan-makanan yang berasal dari
hewan, antara lain daging, telur, ikan, dan unggas (ayam dan itik). Dalam jumlah kecil,
vitamin B12 pun ditemukan dalam tempe.

Defisiensi vitamin B12 disebabkan karena ketidakmampuan usus halus untuk


menyerap vitamin B12, juga karena kurangnya konsumsi makanan yang mengandung
vitamin B12. Jika terjadi defisiensi atau kekurangan vitamin B12, maka dapat menyebabkan
anemia, peradangan pada syaraf (neuritis), dan dementia ( kondisi mental yang memburuk).
Gejala-gejala yang akan timbul jika terjadi kekurangan vitamin B12 antara lain adalah yaitu
diare, Paranoid, Kehilangan, nafsu makan, Mudah merasa lelah, Napas menjadi pendek-
pendek, Detak jantung lebih cepat daripada biasanya, Pusing-pusing, dan wajah pucat.
Kebutuhan: Wanita 2,4 mkg; Pria 2,4 mkg; Wanita hamil 2,6 mkg; Wanita menyusui 2,8
mkg.
Vitamin B12 merupakan vitamin yang memiliki struktur kimia paling komplek
dibandingkan dengan vitamin lainnya. Vitamin B12 tidak dibuat oleh tumbuhan atau hewan,
tetapi dapat dijumpai pada hewan dan mikroorganisme. Vitamin B12 ini hanya dapat
disintesis oleh mikroorganisme 50% vitamin B12 pada orang dewasa dihasilkan oleh bakteri
usus. Vitamin B12 memiliki berat molekul yang lebih kecil dari hemoglobin, sehingga
molekul vitamin B12 akan masuk ke dalam pori-pori butiran, ke;luar lagi, terperangkap
dalam butiran yang lain, demikian seterusnya, sehingga  molekul vitamin B12 akan lebih
lama melewati kolom Menurut H.A Baker, vitamin B12 merupakan bagian dari koenzim
B12, dengan struktur sebagai berikut :

H2COH H
O
H H
H

O OH

O H
P N
C C C CH3
O
5,6-Dimetibenzimidazol –
O HC ribonukleotida
C C CH3
C3H CH N C

CH2 H
NH CH2 CH2 CONH2
CO
CH3 CH3
CH2
C H CH3
CH2
N CH
H Sistim cincin korin
CH2 CH2 CH2 CONH2
N Co
CH2 CH3 H
N
CH2 CONH2
CONH2 CH3 C
CH3 CH3

CH2 H CH2
NH2
CONH2
CH2 CN
C
CONH2 N
C N
HC
C CH
CH2
O N N
5’ Deoksidenosin
H H
H

OH OH

Koenzim B12

Vitamin B12 bersifat unik diantara semua vitamin lainnya, yaitu molekulnya tidak
hanya mengandung suatu molekul organik yang kompleks, tetapi juga mengandung unsur
mikro yang esensial yaitu kobalt (Co). Vitamin B12 disebut juga sianokobalamin sebab
molekulnya mengandung gugus amino yang berikatan dengan kobalt, kompleks terkoordinasi
serupa dengan sistem cincin porfinin pada heme dan protein heme pada bentuk koenzim
vitamin B12 yang disebut 5 desksiadenosilkobalamin, gugus siono digantikan oleh gugus
S;deoksiadenosil. Bentuk lain dari koenzim B12 adalah metilkobalamin.
Vitamin B12 disebut juga antipernisim anemia, karena pertama kali diketemukan
sebagai senyawa yang dapat mengobati penyakit anemia permisiosa, yaitu pembentukan sel-
sel darah merah tidak dewasa dan rapuh, vitamin B12 dikenal sebagai faktor pertumbuhan
beberapa bakteri dan protozora.
Koenzim vitamin B12 desintesis dari vitamin B12 dengan enzim khusus, sintetase
B12. koenxim ini tidak stabil, jika kena cahaya matahari akan berubah menjadi
hanokobalamin atau hidroksi kobalamin, terdapat dua jenis reaksi enzimatik yang
memerlukan koenzim vitamin B12 jenis pertama mengakatalisis penggeseran 1,2 suatu atom
hidrogen dari satu atom karbon substrat ke atom berikutnya dengan pengeseran 2,1 (terbalik)
yang serentak dari beberapa gugus lainnya, alkil, karboksil, hidroksil atau gugus amino

C C C C
11 12 11 12
H X X H

Reaksi koenzim B12 yang diketalisis oleh mutase metilaspartat,


H H H H
Mutase metil
HOOC C C H aspartot HOOC C C H

H CHNH2 CHNH2 H

COOH COOH

Asam glutamat Asam B-metil aspartat

Jenis reaksi yang kedua, koenzim B12 tertindak sebagai pembawa gugusan metil
yang didapat dari N5 metiltetrahidrobolat, terhadap molekul akseptor yang sesaui, dalam
suatu reaksi, gugus metil menduduki posisi, S-deaksi adensil dari koenzim B12, suatu contoh
adalah metilasi dari homosistein untuk menghasilkan metionin

SH FH4 CH3

N5 – metil-FH4 S
CH2

CH2 CH2
Koenzim B12
CH2
+
HC NH
3

HC NH3+
COO-
COO-

Homosistenin Metionin
Cyanocobalamin is one such "vitamer" in this B complex, because it can be
metabolized in the body to an active co-enzyme form. However, the cyanocobalamin form of
B12 does not occur in nature normally, but is a byproduct of the fact that other forms of
B12 are avid binders of cyanide (-CN) which they pick up in the process of activated
charcoal purification of the vitamin after it is made by bacteria in the commercial process.
Pure cyanocobalamin possesses the deep pink color associated with most octahedral
cobalt(II) complexes and the crystals are well formed and easily grown up to millimeter size.
Salah satu jenis spektrofotometer yang sering digunakan dalam kegiatan analisa
adalah spektrofotometer UV-Vis. Panjang gelombang secara maksimal diabsorbsi ditentukan
dengan mengukur absorbansi sampel pada rentang panjang gelombang yang telah ditentukan.
Setelah cahaya melewati larutan uji, energy cahaya yang strike phototube dinyatakan sebagai
ratio transmitansi cahaya IT (cahaya yang melewati sampel) terhadap cahaya incident I0
(intensitas cahaya yang dari sumber sebelum melewati sampel). Cahaya yang diterima
fhototube adalah diukur sebagai persen transminasi (%T) atau sebagai log kebalikannya,
absorbansi (A).
Dalam pengukuran kadar suatu senyawa dapat dilakukan dengan membandingkan
harga serapan relatifnya. Serapan relative adalah perbandingan harga serapan pada 2 ujung
panjang gelombang tertentu yang untuk zat tertentu besarnya tertentupula sehingga
digunakan untuk mengidentifikasi zat tersebut.
Untuk larutan berwarna sebenarnya masih dapat diukur dengan colorimeter yang
harganya lebih murah dibandingkan dengan UV-Vis. Akan tetapi, kemampuan UV-Vis lebih
luas yaitu mengukur langsung larutan berwarna maupun larutan yang tidak berwrna. Sebelum
melakukan analisa, beberapa hal yang harus diperhatikan pada pengukuran absorbansi antara
lain:
1. Alat harus dikalibrasi dengan baik
2. Harga absorbansi (A) yang digunakan untuk perbandingan adalah yang diperoleh dari
alat yang digunakan.
Dengan cara ini keunggulan yang kita dapatkan adalah cepat dan tidak perlu baku
pembanding.
II. TUJUAN
1. Memahami prinsip identifikasi dan penetapan kadar sianokobalamin melalui metode
spektometri UV-Vis.
2. Menentukan kadar sianokobalamin dengan alat spektrofotometer UV-Vis.

III. METODELOGI PERCOBAAN

1. Bahan-bahan

a. Sianokobalamin (vitamin B12) kemasan ampul 500 g/ml

b. Akuades

2. Alat-alat
a. Tabung reaksi, c. Spektrofotometer Uv-Visible,
b. Rak tabung reaksi, d. Gelas Ukur

e. Labu ukur 100 ml


f. Gelas beker 50 ml
g. Tissue

3. Prosedur Kerja
a. Diambil sebanyak 2 butir tablet dari masing-masing sampel .
b. Ditumbuk sampai halus.
c. Ditambahkan aquades sebanyak 10 ml untuk sampel maltiron plus dan 15 ml
untuk dolo-neurobion kedalam tabung reaksi. Kemudian dihomogenkan dengan
cara divorteks.
d. Endapan disaring dan filtratnya di ukur dengan menggunakan spektrofotometer
UV-Vis pada panjang gelombang 250 nm-700 nm.
e. Diukur serapan pada kuvet setebal 1 cm pada panjang gelombang 550 nm, 361
nm dan 278 nm.
f. Hitunglah perbandingan serapan pada:
 361 nm/550 nm
 361 nm/278 nm

Catatan:

Serapan relatif vitamin B12 berdasarkan referensi Farmakope Indonesia Ed. IV


hal. 723-724 dan 3,15-3,45.

Hitunglah kadar vitamin B12 (C63H88CoN14P) berdasarkan data yang telah

diperoleh.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Absorbansipada λ

NamaSampel 550 nm 361 nm 278 nm

Maltiron plus 0.0393 0.0475 0.3921

Dolo-neurobion 0.1733 0.0321 6.0000

ε untuk vitamin B12 = 0.02

Kadar vitamin B12 (C63H88CoN14P) yaitu


1. Maltiron plus
a. 361 nm/ 550 nm = 0,0475 / 0,0393 = 1,2086

C= = = 60,4325 ppm

b. 361 nm / 278 nm = 0,0475 / 0,3921 = 0,1211

C= = = 6,05713 ppm

2. Dolo neurobion
a. 361 nm/ 550 nm = 0,0321 / 0,1733 = 0,1852

C= = = 9,2614 ppm

b. 361 nm / 278 nm = 0,0321/6,0000 = 0,00535

C= = = 0,2675 ppm
Pada praktikum ini mempelajari tentang identifikasi dan penetapan kadar injeksi
sianokobalamin dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Sampel vitamin B12
(sianokobalamin) yang digunakan adalah maltiron plus dan dolo neurobion.
Vitamin BI2 yang biasanya diisolasi disebut sianokobalamin sebab molekul ini
mengandung gugus siano yang berikatan dengan kobalt (Lehninger, 1995). Membantu
dalam pemindahan atom hidrogen dari satu atom karbon ke atom berikutnya sebagai
pengganti alkil, karboksil, hidroksil, atau gugus amino. Sehingga bentuk ini merupakan
bentuk yang stabil.
Pertama yang dilakukan yaitu menggerus tablet dari kedua sampel. Tujuan dari
penggerusan yaitu agar mudah dilarutkan oleh pelarut dan mudah diidentifikasi oleh
spektrofotometer UV-Vis. Kemudian setelah digerus masing-masing sampel ditambahkan 10
ml aquades untuk maltiron dan 15 ml aquades untuk dolo-neurobion. Vitamin B12
merupakan vitamin yang dapat larut dalam air seperti halnya dengan vitamin C, sehingga
sampel tersebut dilarutkan dengan aquades. Hal ini dikarenakan vitamin B12 merupakan
senyawa polar sehingga dia akan larut oleh air. Karena air merupakan senyawa polar.
Senyawa non polar atau yang tidak larut oleh air akan mengendap. Kemudian kedua sampel
dihomogenkan dengan divorteks. Tujuan dari divorteks ini agar larutan menjadi homogen
dan bercampur dengan baik.
Langkah selanjutnya adalah menyaring larutan yang berisi sampel maltiron plus
dan larutan yang berisi sampel dolo-neurobion. Tujuan dari penyaringan ini adalah agar
endapan pada larutan terpisah dari larutannya. Filtrat hasil penyaringan sampel maltiron
plus berwarna merah muda, sedangkan filtrat hasil penyaringan sampel dolo-neurobion
berwarna kuning, hal ini disebabkan sianokobalamin (vitamin B12) pada maltiron dalam
bentuk kobalt (III) dan dolo neurobion kobalt (II). Warna merah muda yang terbentuk
karena adanya kobalt (III) disebabkan oleh semua senyawa kompleks kobalt (III)
mengadopsi geometri oktahedron. Sedangkan warna kuning yang terbentuk karena
adanya kobalt (II) disebabkan oleh ion oktahedral [Co(H2O)6]2+.
a b
Gambar 1
(a) Filtrat sampel sampel maltiron plus (b) Filtrat sampel sampel dolo-neurobion

Senyawa kompleks dapat berwarna karena senyawa tersebut menyerap energi pada
daerah sinar tampak. Penyerapan energi tersebut digunakan untuk melakukan promosi atau
transisi elektronik pada atom pusat.
Kompleks kobalt (II) merupakan kompleks yang berwarna kuning, hal ini berarti kompleks
tersebut menyerap warna dari warna komplementer  kuning, yaitu biru. Dengan kata lain,
penyerapan energi oleh senyawa kompleks kobalt (II), yaitu pada rentang panjang gelombang
daerah visible (biru). Dengan range panjang gelombang  430 nm – 490 nm.

Sedangkan kompleks kobalt (III) merupakan kompleks yang berwarna merah muda, hal
ini berarti kompleks kobalt (III) menyerap warna dari warna komplementer merah, yaitu hijau-
biru. Maka dengan kata lain penyerapan energy oleh senyawa kompleks kobalt (III) terletak pada
rentang panjang gelombang daerah visible (hijau-biru). Dengan range panjang gelombang 490
nm – 620 nm. Karena kedua sampel tersebut terlalu pekat maka sebelum diukur dengan
spektrofotometer UV-Vis terjadi pengenceran. Faktor pengenceran untuk tablet maltiron
sebanyak 50 kali dan untuk dolo-neurobion sebanyak 25 kali.

Bagian molekul yang mengabsorpsi dalam daerah UV dan daerah sinar tampak
dinyatakan sebagai kromofor. Gugus kromofor adalah gugus yang menyebabkan molekul
menjadi berwarna. Hal inilah yang menyebabkan filtrat vitamin B12 dapat diukur oleh
spektrofotometer uv-vis karena vitamin B12 mengandung gugus kromofor. Gugus kromofor
yang terkandung dalam vitamin B12 adalah ikatan rangkap dan cincin benzene. Berikut ini
adalah struktur dari sianokobalamin :
V. KESIMPULAN
1. Vitamin B12 adalah salah satu jenis vitamin yang larut dalam air dan merupakan bagian
dari vitamin B complex yang mengandungkobalt, sehingga disebut sebagai
sianocobalamin.
2. Vitamin B12 memiliki daerah serapan baik pada 3 panjang gelombang, yaitu 278 nm,
361 nm, dan 550 nm.

VI. DAFTAR PUSTAKA


Poedjiadi, Anna dan Supriyanti, F.M., Titin. 2009. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta : UI-Press.
Pravia L. Donald, et al. 1995, Introduction to Organic Laboratory Techniques, Saunders
College, USA.
R.A.Day,JR and Underwood.1986.Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta : Erlangga.
Setiadi, Rahmat. 2001. Biokimia. Jakarta : Universitas Terbuka Indonesia.
Vogel. 1990. Analisis Anorganik Kuantitatif. Jakarta : Kalman Media Pustaka.
http://kumpulan.info/sehat/artikel-kesehatan/48-artikel-kesehatan/384-jenis-vitamin-b-yang-
kaya-manfaat.html
http://chemistry35.blogspot.com/2011/04/gusus-kromofor.html

Anda mungkin juga menyukai