Anda di halaman 1dari 8

UNIVERSITAS TADULAKO

FAKULTAS TEKNIK Nama: Sherina Novita Yusuf


PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
Praktikum Sedimentologi NIM : F 121 18 038
Acara 3 : Sphericity & Shape

1.1 Tujuan Praktikum


Maksud dari praktikum ini adalah untuk melakukan identifikasi aspek-aspek morfologi butiran
kerakal yang meliputi bentuk (form), derajat kebolaan (spherecity) dan derajat kebundaran (roundness).
Sedangkan tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui prosesproses geologi yang berperanan
terhadap mekanisme transportasi dan deposisi sedimen tersebut berdasarkan morfologi butir kerakal.

1.2 Dasar Teori


1.2.1 Bentuk Butir
Bentuk butir (form atau shape) merupakan keseluruhan kenampakan partikel secara tiga dimensi
yang berkaitan dengan perbandingan antara ukuran panjang sumbu panjang, menengah dan pendeknya.
Ada berbagai cara untuk mendefinisikan bentuk butir. Cara yang paling sederhana dikenalkan oleh
Zingg (1935) dengan cara menggunakan perbandingan b/a dan c/b untuk mengelaskan butir dalam
empat bentuk yaitu oblate, prolate, bladed clan equant. Dalam hal ini, a : panjang (sumbu terpanjang),
b : lebar (sumbu menengah) dan c : tebal/tinggi (sumbu terpendek).

Gambar I. 1.2.1 Klasifikasi butiran pebel (kerakal — berangkal) berdasarkan perbandingan antar sumbu
(Zingg, 1935, diambil dari Pettijohn, 1975 dengan modifikasi)
Tabel I. 1.2.1 Klasifikasi bentuk butir menurut Zingg (1935)
No. Kelas b/a c/b Kelas
I > 2/3 <2/3 Oblate (discoidal)
II >2/3 >2/3 Equant (Equiaxial/spherical)
III <2/3 <2/3 Bladed (Triaxial)
IV <2/3 >2/3 Prolate (Rod-shaped)

1.2.2 Sphericity
Sphericity (ψ) didefinisikan secara sederhana sebagai ukuran bagaimana suatu butiran mendekati
bentuk bola. Dengan demikian, semakin butiran berbentuk menyerupai bola maka mempunyai nilai
sphericity yang semakin tinggi. Wadell (1932) mendefinisikan sphericity yang sebenarnya (true
sphericity) sebagai luas permukaan butir dibagi dengan luas permukaan sebuah bola yang keduanya
mempunyai volume sama.
Dengan menggunakan asumsi bahwa butiran secara tiga dimensi dapat diukur panjang sumbu-
sumbunya, maka diameter butiran dijabarkan dalam bentuk DL, DI, dan DS, dimana L, I, S
menunjukkan sumbu panjang, menengah, dan pendek. Setelah memasukkan nilai pada perhitungan
Wadell, maka sphericity dapat dirumuskan sebagai berikut:

Ψi = 3√ 6π DL Di Ds / 6π DL3

Sneed & Folk (1958) menganggap bahwa intercept sphericity tidak dapat secara tepat
menggambarkan perilaku butiran ketika diendapkan.
Secara matematis Wp dirumuskan sebagai perbandingan antara area proyeksi maksimum bola
dengan proyeksi maksimum partikel yang mempunyai volume sama, atau secara ringkas dapat ditulis
dengan:
Ψp = 3√ Ds2 / DL Di

Tabel II. 1.2.2. Klasifikasi sphericity menurut Folk (1968)


Hitungan Matematis Kelas
< 0,75 Very Elongate
0,60-0,63 Elongate
0,63-0,66 Subengolate
0,66-0,69 Intermediete Shape
0,69-0,72 Subequent
0,72-0,75 Equent
>0,75 Very Equent

1.3 Alat dan Bahan


- ATK

Tabel Klasif kasi Shape Menurut Zing


- Kertas HVS Secukupnya
- Jangka Sorong
- Kantung Sampel

1.4 Langkah Kerja


1. Menyiapkan alat dan bahan yang di perlukan
2. Pergi menuju tempat sampling batuan konglomerat yang di perintahkan
3. Setelah sampai di lokasi, menyiapkan kantung sampel dan mulai menyampling singkapan
batuan sedimen sebanyak 50 sampel batuan
4. Setelahnya mengukur diameter panjang, lebar, dan tebal dari setiap batuan menggunakan
jangka sorong
5. Catatlah hasil pengamatan dan selanjutnya olah data yang di peroleh

1.5 Hasil dan Pembahasan


No dl di ds di/dl
1 60 42 20 0.7
Tabel K

No dl di ds Dl x Di
1.6 Kesimpulan
Pada praktikum mengenai sphericity dan shape kali ini praktikan harus mengidentifikasi
morfologi butir dari sedimen yang berukuran kerakal. Pengertian bentuk butir (form atau shape)
merupakan keseluruhan kenampakan partikel secara tiga dimensi yang berkaitan dengan perbandingan
antara ukuran panjang sumbu panjang, menengah dan pendeknya. Sedangkan pengertian sphericity
adalah Sphericity (ψ) didefinisikan secara sederhana sebagai ukuran bagaimana suatu butiran
mendekati bentuk bola. Praktikan menggunakan sampel langsung yang di sampling di lapangan
sebanyak 50 butir sedimen kerakal. Untuk mengklasifikasikan morfologi batuan sedimen, praktikan
perlu menghitung nilai diameter butir secara 3 dimensi dengan parameter dl (diameter panjang), di
(diameter menengah), dan ds (diameter tebal/tinggi). Pengklasifikasian data yang telah di olah
menggunakan 3 klasifikasi yaitu Klasifikasi Shape menurut Zingg, dan Klasifikasi Sphericity menurut
Folk 1968. Pada klasifikasi Shape menurut Zingg, di dapatkan hasil bahwa 34 dri 50 butir sedimen
berukuran kerakal memiliki bentuk Equant dengan perbandingan diameter b/a dan c/b adalah >2/3,
sisanya 11 butir sedimen berukuran kerakal memiliki bentuk Oblate dengan perbandingan diameter
b/a dan c/b adalah >2/3 dan <2/3 serta 5 butir sedimen berukuran kerakal memiliki bentuk Prolate
dengan perbandingan diameter b/a dan c/b adalah <2/3 dan >2/3. Sedangkan berdasarkan Klasifikasi
Sphericity menurut Folk 1968, di dapatkan hasil bahwa seluruh butir sedimen berukuran kerakal
memiliki bentuk very elongate dengan hasil perhitungan sphericity adalah <0,75.

Anda mungkin juga menyukai