Anda di halaman 1dari 7

TUGAS UTS METODOLOGI PENELITIAN

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN GANGGUAN SIKLUS


MENSTRUASI PADA REMAJA
Dosen Pembimbing :

Dr. Muhammadiyah Hadi, SKM., M.Kep

Disusun Oleh :

Hastuti Wahyu Hutami

2016720131

6C

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA


2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Remaja berusia 10 – 19 tahun (WHO). Sedangkan menurut Peraturan Menteri
Kesehatan RT Nomenr 25 tahun 2014 remaja merupakan penduduk berusia 10 – 18
tahun dan menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) berusia
10 – 24 tahun dan belum menikah. Masa remaja merupaka masa peralihan dari masa
anak menuju masa dewasa dengan disertai banyak perubahan.
Remaja masiih mengalami pertumbuhan khususnya sistem reproduksi dengan mengalami
menstruasi sangat perlu didukung zat gizi yang memadai. Sedangkan masa pubertas
merupakan masa yang penting dalam pertumbuhan dan perkembangan terutama fungsi
reproduksi.
Status gizi mereka merupakan sebuah refleksi dari faktor kebiasaan keluarga,
teman sebaya, dan iklan atau media. Sedangkan kualitas gizi dipengaruhi psikologis
dan sosial. Gizi sendiri merupaka suatu proses penggunaan makanan yang
dikonsumsi secara optimal. 
Gangguan mentruasi dapat menjadi pertanda adanya penyakit ataupun adanya sistem
hormon yang tidak normal. Hal ini berarti fungsi reproduksi terganggu yang dapat
berpengaruh terhadap masa reproduksi pada saat dewasa. Penyebab dari ketidaknormalan
hormon dalam tubuh dapat dipengaruhi oleh asupan makanan dari remaja yang dapat diukur
dengan melihat status gizi. (Novita, 2018)

B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan mengetahui apa saja pengaruh yang berhubungan dengan
status gizi dengan siklus menstruasi
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui status gizi pada remaja
b. Mengetahui ada tidak gangguan siklus menstruasi pada remaja
c. Mengetahui hubungan status gizi dengan gangguan siklus menstruasi
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Sistem reproduksi
Organ reproduksi wanita terdiri dari organ genitalia eksternal dan organ genitalia
interna. Organ genitalia eksterna terdiri dari mons pubis, labia mayor, labia minor,
klitoris, vestibulum, bulbus vestibuli, introitus vagina, perineum. Mons pubis
merupakan bagian menonjol di atas simfisis dan ditumbuhin rambut – rambut halus.
Labia mayor adalah lonjongan mengecil yang terisi oleh jaringan lemak bentuknya
serupa dengan yang ada di mons pubis. Labia minor lipatan tipis kedepan yang kedua
bibir bertemu dengan klitoris. Klitoris organ erektil yang terletak pada pertemuan
kedua labium. Vestibulum berbentuk lonjong dengan ukuran panjang dari depan ke
belakang dan dibatasi oleh klitoris. Bulbus vestibuli yaitu tempat terletaknya vena
dibawah selaput lendir vestibulum. Introitus vagina memiliki bentuk dan ukuran yang
berbeda dan di lindungin oleh selaput darah (himen). Pertineum terletak diantara
vulva dan anus.

Organ genitalia interna terdiri dari vagina, uterus, tuba falloppi. Vagina merupaka
tempat keluarnya darah menstruasi, jalan lahir, menerima penis saat senggama, dan
penghubung antara introitus vagina dan uterus. Darah yang dialirkan ke vagina
didapat melalui; ateria uteria, ateria vesikalis inferior, ateria hemoroidalis mediana
dan arteria pudendus. Uterus dindingnya terdiri atas otot – otot polos, ukuran
panjangnya 7 – 7,5 cm, lebar atas 5,25 cm, tebal 2,5 cm, dan tebal 1,25 cm. Uterus
terdiri atas fundus uteri, korpus uteri, serviks uteri. Tuba falloppi bertugas sebagai
tempat fertilisasi dan jalan sel ovum menuju uterus dengan abantuan silia pada
dindingnya.

B. Siklus Menstruasi
Rata – rata lama siklus menstruasi adalah 28 hari. Siklus menstruasi terdiri atas 3 fase
yaitu, fase menstruasi berlangsung sekitar 4 hari dan dilanjutkan fase proliferasi
sekitar 10 hari, kemudian fase sekretori sekitar 14 hari. Siklus ini juga terdiri atas
perubahan secara bersama di ovarium dan dinding uterus, lalu distimulus oleh
perubahan konsentrasi hormon dalam darah. Disekresi saat siklus diatur oleh
mekanisme umpan balik negatif.

Hipotalamus menyekresi Luteinsing Hormone Releasing Hormone (LHRH), yang


menstimulasi hipofisis anterior untuk menyekresikan hormon lain, yaitu :
1. FSH : meningkatkan maturasi folikel ovarium dan sekresi estrogen, menyebabkan
ovulasi
2. LS : memicu ovulasi, menstimulasi perkembangan korpus luteum dan sekresi
progesteron

Hipotalamus merespon terhadap perubahan kadar estrogen dan progesteron dalam


darah.

C. Perubahan Histologik Pada Endometrium Dalam Siklus Haid


 Fase menstruasi
Saat ovum tidak terjadi pembuahan maka korpus leteum mulai berdegenerasi.
Sehingga hormon – hormon ovarium menurun tajam sampai kadar yang rendah.
Sedangkan yang menyebabkan seseorang mengalami menstruasi adalah kadar
estrogen dan progesteron yang diikuti dengan involusi endometrium. Aliran darah
menstruasi adalah sekresi kelenjar endometrium, sel endometrium, darah dari
kapiler yang ruptus, dan ovum yang tidak dibuahi. Fase ini berlangsung 3 – 4
hari.
 Fase proliferasi
Folikel ovarium akan distimulus oleh FSH, lalu tumbuh matur akan menghasilkan
estrogen, serta menstimulasi proliferasi lapisan fungsional endometrium dalam
menyiapkan tempat ovum yang dibuahi. Endometrium menebal kurang lebih 0,5
mm, dan di fase ini kaya vaskular dan kelenjar penyekresi mukus. Fase ini
menjadi akhir dari ovulasi dan penurunan estrogen oleh folikel
 Fase sekretori
Ovulasi akan berlangsung hari ke-14 – ke-28. Endometrium tetap tebal, akann
tetapi dalam bentuk kelenjar. Dalam endometrium telah tertimbun glikogen dan
kapur yang kelak diperlukan sebagai makanan untuk telur yang telah dibuahin.
Fase sekresi dibagi atas fase sekresi dini dan lanjut.

D. Faktor – Faktor Yang mempengaruhi Keteraturan Siklus Menstruasi


(Menurut Wiknjosastro 2005, dalam Elvira 2018) faktor yang mempengaruhi
keteraturan siklus menstruasi yaitu, obesitas, kekurangan nutrisi, penyakit organ
reproduksi, kebiasaan merokok. Stress, olahraga berat. Obesitas menyebabkan
gangguan metabolisme estrogen. Kekurangan nutrsi menyebabkan tubuh beamsumsi
bahwa dirinya tidak bugar sehingga menyebabkan hormon estrogen menurun.

E. Status Gizi
Kebutuhan gizi sangat erat kaitannya dengan masa pertumbuhan, jika asupan gizi
dapat terpenuhi maka pertumbuhan juga akan optimal. Remaja putri harus
mempertahankan status gizi yang baik dengan cara memenuhi kecukupan gizi pada
saat menstruasi karena sangat dibutuhkan pada saat mentruasi. Asupan gizi yang
kurang ataupun lebih akan menyebabkan kecukupan gizi tidak baik sehingga dapat
menjadikan gangguan selama siklus menstruasi. Hal tersebut akan membaik bila
asupan nutrisinya baik. Zat gizi yang harus dipenuhi diantaranya zat gizi makro. Zat
gizu makro sendiri terdiri dari karbohidrat, lemak dan protein. Karbohidrat
berpengaruh terhadap pemenuhan kalori selama fase luteal. Sedangkan protein
berpengaruh terhadap panjang fase folikuler dan lemak berpengaruh terhadap hormon
reproduksi.

Status gizi berhubungan dengan lemak di dalam tubuh. Hal tersebut mempengaruhi
jumlah insulin dan leptin. Dalam sistem reproduksi hormon tersebut berpengaruh
terhadap GnRH (Gonadotropin Releasing Hormone). Sekresi GnRH akan
berpengaruh terhadap pengeluaran FSH (Folicle Stimulating Hormone) dan LH
(Luteinizing Hormone) yang akan merangsang ovarium untuk terjadi folikulogenesis
(berakhir dengan ovulasi) dan steroidogenesis (menghasilkan estrogen dan
progesteron). Gangguan menstruasi dapat disebabkan oleh kelainan hipotalamus atau
pituitari, estrogen yang rendah terus atau tinggi terus dan kelainan pada ovarium.
11,12 Seperti pada remaja yang mempunyai kadar lemak tinggi dalam tubuh akan
mempengaruhi produksi hormon estrogen karena selain dari ovarium estrogen juga
akan diproduksi oleh jaringan adiposa sehingga estrogen menjadi tidak normal,
cenderung tinggi. Produksi hormon yang tidak seimbang inilah yang dapat
menyebabkan gangguan menstruasi.

Obesitas memiliki risiko 2 kali gangguan siklus menstruasi (oligomenorrhea) dari


reponden dengan status gizi normal. Oligomenorrhea disebabkan oleh jumlah
estrogen yang meningkat dalam darah akibat meningkatnya jumlah lemak tubuh.
Kadar estrogen yang tinggi akan berpengaruh negatif terhadap sekresi GnRh.
Kekurangan maupun kelebihan gizi akan berdampak pada penurunan fungsi
hipotalamus yang tidak memberikan rangsangan kepada hipofisa anterior untuk
menghasilkan FSH (Follicle Stimulating Hormone) dan LH (Luteinizing Hormone).
Sejalan dengan hasil penelitian lain yang menunjukkan bahwa ada hubungan antara
body mass indexs dengan siklus menstruasi. Namun hal ini bertentangan dengan hasil
penelitian ini. Hasil uji Rank Spearman menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang
signifikan antara status gizi dengan siklus menstruasi remaja vegetarian. Hal ini
disebabkan oleh komitmen responden dalam menjalankan diet yang berpengaruh
terhadap berat badan responden. Penurunan berat badan secara besar besaran dapat
menyebabkan aktifitas gonadotropin dalam mensekresi LH dan FSH menurun. Hal ini
berdampak buruk pada siklus menstruasi
BAB III
KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS

A. Kerangka Konsep
Kerangka penelitian yang dikembnagkan dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel
yaitu variabel independen dan variabel dependen. Variabel independen adalah status
gizi. Sedangkan variabel dependent adalah siklus menstruasi pada remaja. Faktor
counfounding yang dapat mempengaruhi variabel dependent dan independent adalah
pengetahuan remaja tentang status gizi.

Variabel Independen Variabel Dependen

Gangguan Siklus
Status Gizi Menstruasi

Skema 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

Keterangan : variabel yang diteliti

B. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
H0 : Tidak ada hubungan antara status gizi dengan ketergantungan siklus
menstruasi
Ha : Ada hubungan antara status gizi dan ketergantungan siklus menstruasi pada
remaja
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Mochammad dkk. 2011. Ilmu Kandungan. Jakarta: PT. Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.

Saifuddin , Bari Abdul dkk. 2016. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo.


Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Suryoprajogo, Nandine. 2009. Kupas Tuntas Kesehatan Remaja Dari A – Z.


Jogjakarta: Diglosia Printika.

Novita, Riris. 2018. Hubungan Status Gizi Dengan Gangguan Menstruasi Pada
Remaja Putri Di SMA Al-Azhar Surabaya.

Kambu, Rossalia Elvira. 2018. Hubungan Status Gizi Dengan Keteraturan


Menstruasi Pada Mahasiswi Univeritas Lampung Yang Tinggal Di Asrama
Rusunawa.

Anda mungkin juga menyukai