Tekpan
Tekpan
Tekpan
TEKNOLOGI PAKAN
“Pengolahan Pakan Secara Biologis Fermentasi Substrat Padat”
Disusun Oleh :
Kelas : A
Kelompok : 5
1.2 Bahan
1. Tepung jagung
2. Tepung gaplek
3. Air
4. Inokulum (Rhizopus oligosporus dan Saccharomyces cereviseae)
x 100% = 19,08%
x 100% = 19%
2.1.2 Sampel Anaerob
Bentuk fisik Berat
Tanggal Kadar air pH
sampel substrat
19/11/2015 Warna kuning, 21,59% 6,8 500 g
bau tengik
23/11/2015 Warna kuning 17,6% 6,7 480,42 g
bintik hitam,
bau tape
1. Perhitungan kadar air hari ke-3
Berat sampel awal (+cawan) : 3,01 gr
Berat sampel akhir : 2,33 gr
x100%
x 100% = 21,59%
x 100%
x 100% = 17,6%
2.2 Pembahasan
Fermentasi adalah proses pemecahan senyawa kompleks menjadi senyawa
yang lebih sederhana dengan bantuan enzim mikroorganisme. Proses ini dapat
berlangsung dalam lingkungan aerob maupun anaerob tergantung
mikroorganisme.
Contoh bakteri yang digunakan dalam fermentasi adalah Acetobacter
xylinum pada pembuatan nata decoco, Acetobacter aceti pada pembuatan asam
asetat. Contoh khamir dalam fermentasi adalah Saccharomyces cerevisiae dalam
pembuatan alkohol sedang contoh kapang adalah Rhizopus sp pada pembuatan
tempe, Monascus purpureus pada pembuatan angkak dan sebagainya.Fermentasi
dapat dilakukan menggunakan kultur murni ataupun alami serta dengan kultur
tunggal ataupun kultur campuran. Pada praktikum kali ini menggunakan bantuan
kapang Rhizopus oligosporus dan khamir Saccharomyces cerevisiae.
Karakteristik Rhizopus oligosporus yaitu struktur tubuh Rhizopus
oligosporus mempunyai tiga tipe hifa, yaitu stolon (hifa yang membentuk jaringan
pada permukaan substrat), rizoid (hifa yang menembus substrat dan berfungsi
sebagai jangkar untuk menyerap makanan), dan sporangiofor (hifa yang tumbuh
tegak pada permukaan substrat dan memiliki sporangium globuler di ujungnya).
Cara Reproduksi Rhizopus oligosporus bereproduksi secara aseksual dan seksual.
Reproduksi secara aseksual adalah dengan spora nonmotil yang dihasilkan oleh
sporangium, sedangkan reproduksi seksualnya dengan konjugasi. Reproduksi
vegetatif dengan cara membentuk spora tak berflagel (aplanospora) dan generatif
dengan cara gametangiogami dari dua hifa yang kompatibel atau konjugasi
dengan menghasilkan zigospora. Cirinya hifanya bercabang banyak tidak bersekat
saat masih muda dan bersekat setelah menjadi tua, miseliumnya mempunyai tiga
tipe hifa yaitu stolon (hifa yang membentuk jaringan di permukaan substrat
seperti roti), rhizoid (hifa yang mnembus substrat dan berfungsi untuk menyerap
makanan), sporangiofor (tangkai sporangium) dan berkembangbiak dengan cara
vegetatif yaitu membuat sporangium yang menghasilkan spora. Generatif yaitu
dengan konjugasi dua hifa (-) dan hifa (+) (Pratiwi et al, 2006).
Saccharomyces cereviceae memiliki daya konversi gula menjadi etanol
yang sangat tinggi. Mikroba tersebut menghasilkan enzim zimase dan invertase.
Enzim zimase berfungsi memecah sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa. Enzim
invertase mengubah glukosa menjadi etanol pada fermentasi anaerob.
2.2.1. Fermentasi Anaerob
Fermentasi anaerob merupakan fermentasi awal dari suatu bahan yang
difermentasikan yang mengandung energi kimia yang tidak teroksidasi penuh
tetapi tidak dapat mengalami metabolisme lebih jauh tanpa oksigen atau akseptor
elektron lainnya. Fermentasi ini menghasilkan 2 molekul ATP per molekul
glukosa.
Fermentasi anaerob adalah salah satu fermentasi yang pada prosesnya
tidak memerlukan oksigen. Mikroba yang ada dapat mencerna bahan energinya
tanpa oksigen. Adapun reaksi fermentasi anaerob dapat dilihat sebagai berikut :
S. cerevisiae
C6H12O6 2C2H5OH + 2 CO2 + Energi
3.1 Kesimpulan
1. Bentuk fisik sampel aerob dilihat dari karakteristik substrat yang dapat
dilihat melalui visualisasi meliputi bentuk, warna, bau, dan aroma dari
substrat. Warna substrat pun berubah menjadi hijau agak kehitaman saat
akhir fermentasi, serta yang paling menonjol adalah bau dan aroma yang
sangat masam dan menyengat, pH substrat sudah turun menjadi agak
masam menjadi 6,3 dan selama proses fermentasi terjadi penyusutan berat
dari awal sampai berat akhir.
2. Bentuk fisik sampel anaerob warnanya berubah menjadi warna hijau
kehitaman, serta yang paling menonjol adalah bau dan aroma pada sampel
anaerob ini berbau tape. PH awal proses fermentasi nilainya 6,8. pH awal
masih berada pada kondisi netral karena belum ada proses fermentasi yang
dilakukan kapang dan selama proses fermentasi terjadi penyusutan berat
dari awal sampai berat akhir
Basuki, A.A. dan Hardjo, 1979. Minuman bergizi dan bercampur tepung susu