Anda di halaman 1dari 10

Hubungan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Dengan Kejadian Diare Pada Tatanan Rumah Tangga di Daerah

Kedaung Wetan Tangerang


 
HUBUNGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT
DENGAN KEJADIAN DIARE PADA TATANAN RUMAH
TANGGA DI DAERAH KEDAUNG WETAN TANGERANG

Mulyo Wiharto1, Reza Hilmy2


1,2
Fikes – Universitas Esa Unggul, Jakarta
Jln. Arjuna Utara Tol Tomang Kebon Jeruk, Jakarta 11510
jahrotulhayati@gmail.com

Abstrak
Latar Belakang: Kasus Diare di Indonesia masih tinggi dan menimbulkan
banyak kematian terutama pada bayi dan balita. Sekitar 162.000 balita
meninggal akibat diare setiap tahun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan perilaku hidup bersih dan sehat dengan kejadian Diare pada tatanan
rumah tangga di daerah Kedaung wetan Tangerang. Metode Penelitian:
Metodologi penelitian yang digunakan adalah desain studi Cross sectional
dengan jumlah responden sebanyak 76 orang secara purposive sampling
dengan wawancara dan kuesioner.Uji statistik yang digunakan dalam penelitian
ini adalah uji korelasi Spearman Rank. Hasil Penelitian: Responden yang
berusia <20tahun yaitu sebanyak 9 responden (10,4%), responden yang berusia
20-35 tahun sebanyak 53 responden (67,5%), yang berusia >35 tahun sebanyak
14 responden (22,1). Pendidikan orangtua sebagian besar yaitu SMP sebanyak
27 orang (35,5%). Pendapatan responden sebagian besar dibawah 2 juta rupiah
sebanyak 47 responden (61,8%). Hasil penelitian responden yang baik dalam
berperilaku hidup sehat yaitu 51 responden (67,1%). Dan hasil penelitian
terhadap kejadian Diare sebagian besar responden yang Tidak Diare sebanyak
43 responden (56,6%). Hasil uji korelasi menunjukan bahwa Ada Hubungan
antara Perilaku hidup bersih dan sehat dengan kejadian diare pada tatanan
rumah tangga di daerah kedaung wetan Tangerang (r sebesar -0,338 , p-value =
0.003 < α = 0,05). Kesimpulan: Upaya yang dilakukan Kader kesehatan
bekerja sama dengan petugas puskesmas demi mensuskeskan dan menjalankan
program PHBS serta memberikan edukasi dan pemahaman dalam memberantas
Diare dengan memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang
pencegahan Diare sehingga angka kejadian Diare terus menurun.

Kata kunci: perilaku hidup bersih dan sehat, diare, tatanan rumah tangga

Pendahuluan dibawah umur 5 tahun. Meskipun diare


Diare sampai saat ini masih membunuh sekitar 4 juta orang/tahun di
merupakan penyebab kematian di dunia, negara berkembang, ternyata diare juga
terhitung 5-10 juta kematian/tahun. masih merupakan masalah utama di negara
Besarnya masalah tersebut terlihat dari maju. Di Amerika, setiap anak mengalami 7-
tingginya angka kesakitan dan kematian 15 episode diare dengan rata-rata usia 5
akibat diare. Organisasi Kesehatan Dunia tahun. Di negara berkembang rata-rata tiap
(WHO) memperkirakan 4 milyar kasus anak dibawah usia 5 tahun mengalami
terjadi di dunia dan 2,2 juta diantaranya episode diare 3 kali pertahun (WHO, 2009).
meninggal, dan sebagian besar anak-anak

Forum Ilmiah Volume 12 Nomor 1, Januari 2015 59


Hubungan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Dengan Kejadian Diare Pada Tatanan Rumah Tangga di Daerah
Kedaung Wetan Tangerang
 
Sampai saat ini kasus diare di penduduk, tahun 2003 naik menjadi 374
Indonesia masih cukup tinggi dan /1000 penduduk, tahun 2006 naik
menimbulkan banyak kematian terutama menjadi 423 /1000 penduduk dan tahun
pada bayi dan balita. Berdasarkan hasil Riset 2010 menjadi 411/1000 penduduk.
Kesehatan Dasar (Depkes RI, 2008) diare Kejadian Luar Biasa (KLB) diare juga masih
merupakan penyebab utama kematian pada sering terjadi, dengan CFR yang masih
bayi (31,4%) dan anak balita (25,2%). tinggi. Pada tahun 2008 terjadi KLB di 69
Sekitar 162.000 balita meninggal akibat Kecamatan dengan jumlah kasus 8133
diare setiap tahun atau sekitar 460 balita per orang, kematian 239 orang (CFR 2,94%).
hari. Sedangkan dari hasil survei kesehatan Tahun 2009 terjadi KLB di 24
rumah tangga (SKRT) di Indonesia dalam Kecamatan dengan jumlah kasus 5.756
Depkes RI diare merupakan penyebab orang, dengan kematian 100 orang (CFR
kematian nomor dua pada balita, nomor tiga 1,74%), sedangkan tahun 2010 terjadi KLB
bagi pada bayi, dan nomor lima bagi semua diare di 33 kecamatan dengan jumlah
umur. Setiap anak di Indonesia mengalami penderita 4204 dengan kematian 73 orang
episode diare sebanyak 1,6–2 kali pertahun (CFR 1,74 %.) (Buletin jendela data dan
(Depkes RI, 2011). informasi kesehatan, 2011).
Survei morbiditas yang dilakukan Salah satu langkah dalam
oleh Subdit Diare, Departemen Kesehatan pencapaian target MDG’s (Goal ke-4)
RI dari tahun 2000 - 2010 terlihat adalah menurunkan kematian anak
kecenderungan insidens naik. Pada tahun menjadi 2/3 bagian dari tahun 1990 sampai
2000 Insiden Rate (IR) penyakit Diare 301/ pada 2015. Berdasarkan Survei Kesehatan
1000 penduduk, tahun 2003 naik menjadi Rumah Tangga (SKRT), Studi Mortalitas
374 /1000 penduduk, tahun 2006 naik dan Riset Kesehatan Dasar dari tahun ke
menjadi 423 /1000 penduduk dan tahun tahun diketahui bahwa diare masih
2010 menjadi 411/1000 penduduk. Kejadian menjadi penyebab utama kematian balita
Luar Biasa (KLB) diare juga masih sering di Indonesia. Penyebab utama kematian
terjadi, dengan Case Fatality Rate (CFR) akibat diare adalah tata laksana yang
yang masih tinggi. Pada tahun 2008 terjadi tidak tepat baik di rumah maupun di
KLB di 69 Kecamatan dengan jumlah kasus sarana kesehatan. Untuk menurunkan
8133 orang, kematian 239 orang (CFR kematian karena diare perlu tata laksana
2,94%). Tahun 2009 terjadi KLB di 24 yang cepat dan tepat (Buletin jendela data
Kecamatan dengan jumlah kasus 5.756 dan informasi kesehatan, 2011).
orang, dengan kematian 100 orang (CFR Prevalensi diare dalam Riskesdas
1,74%), sedangkan tahun 2010 terjadi KLB 2007 diukur dengan menanyakan apakah
diare di 33 kecamatan dengan jumlah responden pernah didiagnosis diare oleh
penderita 4204 dengan kematian 73 orang tenaga kesehatan dalam satu bulan
(CFR 1,74 %) (Depkes RI, 2011). terakhir. Responden yang menyatakan
Penyakit diare masih merupakan tidak pernah, ditanya apakah dalam satu
masalah kesehatan masyarakat di negara bulan tersebut pernah menderita buang air
berkembang seperti di Indonesia, karena besar > 3 kali sehari dengan kotoran
morbiditas dan mortalitas-nya yang masih lembek/cair. Responden yang menderita
tinggi. Survei morbiditas yang dilakukan diare ditanya apakah minum oralit atau
oleh Subdit Diare, Departemen Kesehatan cairan gula garam. Prevalensi diare klinis
dari tahun 2000 s/d 2010 terlihat adalah 9,0% (rentang: 4,2% - 18,9%),
kecenderungan insidens naik. Pada tahun tertinggi di Provinsi NAD (18,9%) dan
2000 IR penyakit Diare 301/ 1000 terendah di DI Yogyakarta (4,2%).

Forum Ilmiah Volume 12 Nomor 1, Januari 2015 60


Hubungan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Dengan Kejadian Diare Pada Tatanan Rumah Tangga di Daerah
Kedaung Wetan Tangerang
 
Beberapa provinsi mempunyai prevalensi masyarakat bidang kesehatan (Buletin
diare klinis > 9% (Buletin jendela data dan penelitian sistem kesehatan, 2011).
informasi kesehatan, 2011). Tingkat perilaku hidup masyarakat
Prevalensi nasional Rumah Tangga di sekitar wilayah kedaung wetan masih
Berperilaku Hidup Bersih Dan Sehat adalah terasa kurang, hal ini dikarenakan
38,7%. Secara nasional, 10 kabupaten/kota kebanyakan masyarakat di wilayah kerja
dengan prevalensi Perilaku Hidup Bersih Kedaung Wetan menggantungkan hidupnya
dan Sehat terendah adalah Raja Ampat pada pengolahan limbah plastik yang
(0%), Supiori (0%), Gayo Lues (1,3%), diambil dari TPA (Tempat Pembuangan
Kepulauan Mentawai (1,4%), Nias Akhir).
Selatan (1,8%), Jayawijaya (2,1%), Paniai Berdasarkan laporan puskesmas
(2,1%), Nagan Raya (2,2%), Nias (3,0%), Kedaung Wetan, jumlah kasus Diare di
dan Timor Tengah Selatan (3,8%). daerah Kedaung wetan yang dilaporkan
Sedangkan 10 kabupaten/kota dengan selama tahun 2013 periode Januari sampai
prevalensi Perilaku Hidup Bersih dan Desember adalah sebanyak 895 kasus.
Sehat tertinggi adalah Klungkung (100%), Kebiasaan seseorang tidak
Badung (100%), Sumedang (68,8%), Kota menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan
Batu (67,1%), Gianyar (66,7%), Soppeng Sehat (PHBS) dapat menyebabkan terjadi
(64,7%), Kota Tomohon (63,4%), Kota berbagai macam gangguan penyakit yang
Kendari (62,1%), Sukoharjo (61,3%), dan akan timbul, contoh berbagai penyakit yang
Kuningan (60,5%) (Riskesdas, 2007 ). timbul akibat tidak menerapkan PHBS yaitu
Secara umum diare adalah suatu Diare, Ispa, TB, Malaria dll.
penyakit yang disebabkan oleh perilaku Berdasarkan latar belakang tersebut
kebersihan dari masyarakat, untuk itu maka peneliti ingin membahas terkait dengan
pemerintah melalui program Perilaku Hidup hubungan perilaku hidup bersih dan sehat
Bersih dan Sehat (PHBS) bertujuan untuk terhadap kejadian diare pada tatanan rumah
mencegah dan mengurangi kejadian tangga di daerah kedaung wetan tangerang.
penyakit diare tersebut. Program Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) itu Penyakit Diare
merupakan suatu pendekatan terencana 1. Definisi Penyakit
untuk mencegah penyakit diare. Penyakit adalah suatu keadaan
Salah satu upaya untuk abnormal dari tubuh atau pikiran yang
meningkatkan kesejahteraan masyarakat menyebabkan ketidaknyamanan, dis-fungsi
adalah dengan melaksanakan pembangunan atau kesukaran terhadap orang yang
yang berwawasan kesehatan, dengan tujuan dipengaruhinya.
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan Penyakit adalah perubahan biologik
kemampuan hidup sehat setiap orang agar atau psikologik yang menghasilkan
terwujud derajat kesehatan yang optimal malfungsi organ tubuh atau system.
(Buletin penelitian sistem kesehatan, 2011).
Peningkatan derajat kesehatan
2. Definisi Diare
sangat dipengaruhi oleh faktor perilaku yaitu Diare adalah bagian dari 3 atau lebih
perilaku proaktif untuk memelihara dan mencret atau cairan perhari (24 jam), atau
meningkatkan kesehatan, mencegah lebih sering daripada normal bagi individu.
resikoterjadinya penyakit, melindungi diri Sedangkan menurut (Widoyono, 2005)
dari ancaman penyakit serta berpartisipasi Diare adalah suatu perubahan frekuensi dan
aktif dalam kegiatan pemberdayaan konsistensi tinja.

Forum Ilmiah Volume 12 Nomor 1, Januari 2015 61


Hubungan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Dengan Kejadian Diare Pada Tatanan Rumah Tangga di Daerah
Kedaung Wetan Tangerang
 
Diare adalah buang air besar disimpan dirumah. Pencmaran
encer/lembek (biasanya 3 kali atau lebih dirumah dapat terjadi apabila tempat
dalam sehari), kadang-kadang disertai penyimpanan tidak tertutup dengan
muntah, badan lesu atau lemah, tidak nafsu baik.
makan. d. Tidak mencuci tangan sebelum makan
Dari definisi teori diatas penulis dan sesudah buang air.
menyimpulkan bahwa diare adalah suatu
penyakit dengan adanya perubahan bentuk 3. Host
dan konsistensi tinja yang lembek/encer/cair Faktor-faktor yang dapat
yang terjadi selama 3 kali atau lebih dalam menimbulkan penyakit pada penjamu
sehari, yang disertai muntah, badan lesu atau adalah:
lemah serta tidak nafsu makan. a. Daya tahan tubuh terhadap penyakit
Apabila daya tubuh host baik maka
Mekanisme Penularan Diare virus tidak dapat masuk ke dalam
1. Etiologi tubuh,apabila daya tahan tubuh jelek
Diare akut karena infeksi dan host tidak memelihara personal
disebabkan oleh masuknya hygiene yang baik maka virus dengan
mikroorganisme atau toksin melalui mudah nasuk dalam tubuh host.
mulut. Kuman tersebut dapat melalui air, b. Umur
makanan atau minuman yang Kebanyakan host yang terkena diare
terkontaminasi kotoran manusia atau lebih sering pada kelompok usia 21-
hewan, kontaminasi tersebut dapat 40 tahun (51,2%) dan pada anak-anak
melalui jari/tangan penderita yang telah (75%) jadi Diare lebih sering
terkontaminasi. menyerang pada anak-anak.
c. Jenis kelamin
2. Epidemiologi Diare Jenis kelamin laki-laki mendominasi
Penyebaran kuman yang angka kejadian diare sekitar 86,8%
menyebabkan Diare biasanya menyebar dan jumlamnya lebih banyak dari
melalui fecaloral antara melalui pada perempuan sekitar 21% di
makanan/minuman yang tercemar tinja karenakan laki-laki kurang bias
atau kontak langsung dengan penderita. memelihara personal hygiene yang
Beberapa perilaku dapat menyebabkan baik.
penyebaran kuman enteric dan d. Adat kebiasaan
meningkatkan resiko terjadinya Diare, Apabila host tidak bisa memelihara
Perilaku tersebut antara lain (Antares, personal hygiene (Kebersihan diri
2006) : sendiri) makaakan sangat mudah virus
a. Pada bayi yang tidak diberi ASI masuk dalam tubuh.
resiko untuk menderita Diare lebih
besar dari pada bayi yang diberi ASI 4. Agent
penuh dan kemungkinan menderita a. Golongan biologi
dehidrasi juga lebih besar. Virus: retovirus, E.coli,
b. Menggunakan botol susu, penggunaa Shigella dan salmonella, virus colera.
botol ini memudahkan pencemaran b. Golongan fisik
oleh kuman. Diare di sebabkan karena infeksi pada
c. Menggunakan air bersih yang usus.
tercemar, air mungkin sudah tercemar
dari sumbernya atau pada saat

Forum Ilmiah Volume 12 Nomor 1, Januari 2015 62


Hubungan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Dengan Kejadian Diare Pada Tatanan Rumah Tangga di Daerah
Kedaung Wetan Tangerang
 
5. Lingkungan (Environtment) Dengan tujuan untuk
Keadaan lingkungan yang membudayakan perilaku hidup bersih dan
merupakan penyebab Diare, yaitu : sehat bagi perorangan, keluarga/kelompok,
a. Sumber air dan masyarakat umum sehingga dapat
1. Klasifikasi Air yaitu air perpipaan, memberikan dampak yang bermakna
air sumur, air sungai. terhadap derajat kesehatan.
2. Cara memperoleh air dapat
diklasifikasikan seperti jauh atau1. Peranan PHBS Dalam Mencegah Diare
dekat. Program PHBS adalah upaya
3. Jarak sumber air sangat memberikan pengalaman belajar atau
mempengaruhi penyediaan atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan,
penyimpanan air. Jika jarak keluarga/kelompok, dan masyarakat dengan
sumber jauh maka hanya dapat membuka jalur komunikasi, memberikan
dibawa dalam jumlah yang informasi dan melakukan edukasi untuk
terbatas, sehingga air hanya dapat meningkatkan sikap dan perilaku. Dengan
digunakan untuk mencuci tangan, demikian masyarakat dapat mengenali dan
mencuci alat dan sebagainya. mengatasi masalahnya sendiri terutama
b. Jamban dalam tatanannya masing-masing.Dan
1. Jenis jamban yang digunakan masyarakat dapat menerapkan cara-cara
seperti yang terbuka dan yang hidup sehat dan menjaga, memelihara serta
tertutup (jenis ini merupakan meningkatkan kesehatannya.
jamban kedap air sehingga tidak
mencemari daerah sekitarnya). Metode Penelitian
2. Jarak jamban minimal 10 meter Desain Penelitian ini menggunakan
dari sumber air. penelitian Desain studi Cross sectional.
3. Pemakaian jamban, dipakai untuk
satu rumah tangga atau bersama- Teknik Pengambilan Sample
sama. Populasi dalam penelitian ini adalah
rumah tangga yang bermukim di daerah
Faktor lingkungan dan perilaku Kedaung Wetan sebanyak 93 Orang.
(adat istiadat) sangat berpengaruh Metode pengambilan sampel yang
terhadap timbulnya Diaremerupakan digunakan adalah non probabilitas (non
salah satu penyakit yang berbasis probability samples) dengan teknik
lingkungan faktor yang dominan yaitu purposive sampling yaitu didasarkan pada
sarana air bersih, dan pembuangan satu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh
sampah. peneliti sendiri.

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Hasil dan Pembahasan


Perilaku hidup bersih dan sehat Berdasarkan hasil penelitian, maka
adalah tindakan yang dilakukan oleh didapatkan hasil karakteristik responden
perorangan, kelompok, masyarakat yang sebagai berikut:
sesuai dengan norma kesehatan untuk Distribusi responden di daerah
memperoleh derajat kesehatan yang optimal, kedaung wetan Tangerang berdasarkan
menolong dirinya sendiri dan berperan aktif kelompok umur menunjukan bahwa
dalam pembangunan kesehatan (Romualdy sebagian besar responden yang berusia < 20
2005 yang dikutip oleh Fera 2013). tahun yaitu sebanyak 9 responden (10,4%)
dan responden yang berusia 20-35 tahun

Forum Ilmiah Volume 12 Nomor 1, Januari 2015 63

Kelompok Umur
60 53
Hubungan Perrilaku Hidup Berrsih dan Sehat Dengan
D Kejadian Diare Pada Tataanan Rumah Tanngga di Daerah
Kedauung Wetan Tanggerang
 
sebanyak 53 responden (67,5%)
( dan yang Variabel dependen (Y) dalam m
bberusia > 35 tahun seban onden peneliitian ini aadalah Kejaadian Diare.
nyak 14 respo
(22,1). Analissis deskriptiif ini dilakkukan untukk
mendaapatkan gam mbaran disttribusi skorr
penilaaian mengennai variabeel dependenn
Tingka
at  melaluui distribusi K
Kejadian Diarre.
Pendidikan Pada peneelitian ini nnilai Mediann
sebagai cut off ppoint dalam menentukann
hasil ukur
u Kejadiaan Diare kareena data tidakk
berdisstribusi normaal.
40
20 Pendidikaan
0
Tidak…

TTabel 1
SD

SMA
SMP

Kaategori Freekuensi Peersentase


Tiidak 43 566,6
Diiare
Grafik 1 Diiare 33 433,4
Distribusi Sampel
S Berdasarkan Tingkat To
otal 766 1000
Pendidikan
Variabel iindependen (X) dalam m
Berdaasarkan tinngkat pendiidikan peneliitian ini adalaah Perilaku H
Hidup Bersihh
rresponden yaaitu Tidak tamat sebany yak 9 dan Sehat di ddaerah Kedaaung Wetann
oorang (11,8% %), SD seb banyak 23 orang Tangeerang. Analis is deskriptif ini dilakukann
(30,3%), SMMP sebanyak 27 orang (355,5%), untuk mendapatkann gambaran ddistribusi skorr
ddan tingkat pendidikan
p SM
MA adalah seebesar peneliitian mengenaai variabel inddependen
17 orang (22,,4%).
TTabel 2
Variabell Independen
n (Perilaku
Pendapa
P atan dup Bersih d
Hid dan Sehat padda tatanan
ruma ah tangga di daerah Kedaaung Wetan
Taangerang)
Skorr kuensi (f) Persentasi
Frek
50
0 Pendapattan Peniilaian (%)
≥ 2 Jt < 2 Jt 4 7 9,2
5 16 21,1
6 17 22,4
Grafik 2 7 13 17,1
Distribusi Sampel Berdasarkan
B n 8 10 13,2
Pendapattan 9 12 15,8
10
1 1 1,3
Berdaasarkan Peendapatan yaitu Tootal 76 100
sebanyak 29 orang (38,2 2%), mendap patkan Meaan 6,57
ppendapatan diatas
d 2 jutaa rupiah dan yang Meddian 6,00
mmendapatkann dibawah 2 juta rupiah r Modde 6
sebanyak 47 orang (61,8%
%). Std.D
Deviation 1,619
Miniimum 4
Maxximum 10

Forum Ilmiah Volume


V 12 Nomoor 1, Januari 20155 64
Hubungan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Dengan Kejadian Diare Pada Tatanan Rumah Tangga di Daerah
Kedaung Wetan Tangerang
 
Berdasarkan dari hasil penelitian karena itu kesehatan perlu dijaga, dipelihara
bahwa responden yang baik dalam dan ditingkatkan oleh setiap anggota rumah
berperilaku hidup sehat yaitu 51 responden tangga serta diperjuangakan oleh semua
(67,1%) ,dapat disimpulkan bahwa pihak secara keseluruhan (totalitas).
mayoritas responden masih berperilaku Dalam lingkup rumah tangga untuk
hidup sehat seperti mencuci tangan dengan berperilaku hidup bersih dan sehat aspek
sabun, menggunakan air yang bersih (jernih kesehatan masyarakat, khususnya pola
tidak berwarna dan tidak berbau). Hal ini penyebaran penyakit menular (seperti Diare)
disebabkan karena masih adanya kepedulian dapat dicegah melalui kebiasan atau perilaku
dan pengetahuan masyarakat sekitar akan hygienes salah satunya adalah menggunakan
hidup bersih terhadap diri sendiri atau air bersih, kebiasaan mencuci tangan dengan
anggota keluarga. sabun, dan menggunakan jamban yang
Dalam penelitian Jariston (2009) sehat.
dikatakan pengetahuan merupakan faktor
pemudah (predisposising factor) untuk Kejadian Diare
terlaksananya perilaku Hidup Bersih dan Berdasarkan dari hasil penelitian di
Sehat (PHBS). Dengan demikian faktor ini daerah kedaung wetan terhadap kejadian
menjadi pemicu terhadap perilaku yang Diare, bahwa lebih banyak responden yang
menjadi dasar atau motivasi bagi Tidak Diare yaitu sebanyak 43 responden
tindakannya akibat tradisi atau kebiasaan, (56,6%). Hal tersebut menunjukan bahwa
kepercayaan, tingkat pendidikan dan tingkat masih rendah masyarakat yang terkena Diare
sosial ekonomi. di daerah kedaung wetan Tangerang. Karena
Menurut Sari S. (2006) (dalam faktor penggunaan air bersih, masyarakat
penelitian Jariston, 2009), ada keeratan masih mempunyai kepedulian akan
hubungan antara pengetahuan dalam upaya penggunaan air bersih dalam kehidupan
memperbaiki perilaku. Dengan demikian sehari-hari (seperti minum, mencuci sayur
meningkatkan pengetahuan akan memberi dan mencuci makanan lainnya).
hasil yang cukup berarti untuk memperbaiki Masyarakat yang terjangkau oleh
perilaku. Hal ini sesuai dengan pernyataan penyediaan air yang bersih mempunyai
Rogers dalam Sari S (2006) yang risiko menderita diare lebih kecil dibanding
menyatakan bahwa pengetahuan merupakan dengan masyarakat yang tidak mendapatkan
domain yang sangat penting bagi air bersih.
terbentuknya perilaku, dan perilaku yang Seperti yang tercantum dalam
didasari pengetahuan akan bertahan lebih Pedoman Pemberantasan Diare (Depkes RI,
lama daripada perilaku yang tidak didasari 2003) bahwa penyakit Diare merupakan
pengetahuan. salah satu penyakit yang berbasis
Karena Perilaku Hidup Bersih Sehat lingkungan, faktor yang dominan
adalah semua perilaku kesehatan yang memungkinkan timbulnya Diare seperti
dilakukan atas kesadaran individu, semua sarana air bersih, dan penggunaan jamban
anggota keluarga atau masyarakat, sehingga sehat dan pembuangan tinja faktor iniakan
keluarga dan masyarakat itu dapat menolong berinteraksi bersama dengan perilaku
dirinya sendiri dan berperan aktif dalam manusia (individu/anggota
kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat. keluarga/masyarakat). Apabila faktor
Kondisi sehat dapat dicapai dengan tersebut tidak sehat karena tercemar kuman
mengubah perilaku dari yang tidak sehat Diare serta berakumulasi dengan perilaku
menjadi perilaku sehat, dan menciptakan manusia yang tidak sehat, yaitu melalui
lingkungan sehat di rumah tangga. Oleh makanan dan minuman atau tidak mencuci

Forum Ilmiah Volume 12 Nomor 1, Januari 2015 65


Hubungan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Dengan Kejadian Diare Pada Tatanan Rumah Tangga di Daerah
Kedaung Wetan Tangerang
 
tangan dengan air bersih maka akan dapat bahwa p-value = 0.003 < α = 0,05 yang
menimbulkan kejadian penyakit Diare. artinya Ho di tolak dapat diambil
kesimpulan Ada Hubungan antara Perilaku
Diare dapat dicegah melalui kegiatan
pencegahan yang benar dan efektif dengan hidup bersih dan sehat dengan Kejadian
memberikan ASI yang merupakan makanan Diare pada tatanan rumah tangga di daerah
paling penting dan baik untuk bayi. kedaung wetan Tangerang”. Dengan nilai r =
Komponen zat makanan tersedia dalam -0,338 maka dapat disimpulkan bahwa
bentuk yang ideal dan seimbang untuk semakin tinggi Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat maka semakin rendah Kejadian Diare.
dicerna dan diserap secara optimal oleh bayi.
ASI saja sudah cukup untuk menjaga Dilihat dari adanya hubungan
pertumbuhan sampai umur 6 bulan. Tidak Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dengan
ada makanan lain yang dibutuhkan selama Kejadian Diare Pada tatanan rumah tangga
masa ini. di daerah Kedaung wetan Tangerang, hal ini
ASI mempunyai khasiat preventif dipengaruhi oleh faktor predisposisi yaitu
secara imunologik dengan adanya antibodi faktor yang dapat mempermudah terjadinya
dan zat-zat lain yang dikandungnya. ASI perilaku pada individu atau masyarakat
turut memberikan perlindungan terhadap (meliputi pengetahuan, sikap, kepercayaan
diare. Pada bayi yang baru lahir, pemberianyang ada dimasyarakat). Apabila individu
ASI secara penuh mempunyai daya lindung atau masyarakat memiliki pengetahuan
4 kali lebih besar terhadap diare daripada tentang Perilaku hidup bersih dan sehat
pemberian ASI yang disertai dengan susu seperti menggunakan air bersih, mencuci
botol. Flora normal usus bayi yang disusui tangan dengan air dan sabun, dan
mencegah tumbuhnya bakteri penyebab menggunakan jamban maka itu akan
botol untuk susu formula, berisiko tinggi mempermudah dirinya dalam mencegah dan
menyebabkan diare yang terhindar dari penyakit seperti Diare.
dapat
mengakibatkan terjadinya gizi buruk. Karena masyarakat sekitar yang
Penggunaan air bersih yang cukup tinggal di daerah Kedaung Wetan Tangerang
juga efektif untuk menurunkan Penularan juga diberikan edukasi dan pemahaman yang
kuman infeksius penyebab diare, ditularkan mudah dimengerti terkait untuk
melalui Face-Oral kuman tersebut dapat meningkatkan kualitas hidup sehat agar
ditularkan bila masuk ke dalam mulut derajat kesehatannya meningkat dan
melalui makanan, minuman atau benda yang terhindar dari penyakit termasuk penyakit
tercemar dengan tinja, misalnya jari-jari Diare. Sehingga Perilaku Hidup Bersih dan
tangan, makanan yang wadah atau tempat sehat meningkat dan Kejadian Diarenya
makan-minum yang dicuci dengan air menurun.
tercemar. Pada penelitian lain yang dilakukan
Masyarakat dapat mengurangi risiko oleh Siska Ari Puspita Sari (2012) tentang
terhadap serangan diare yaitu dengan Hubungan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
menggunakan air yang bersih dan (PHBS) Ibu dengan Kejadian Diare pada
melindungi air tersebut dari kontaminasi bayi usia 1-12 bulan di kelurahan Antirogo
mulai dari sumbernya sampai penyimpanan Kabupaten Jember yang hasil penelitiannya
di rumah. menunjukkan bahwa mayoritas responden
yang melakukan PHBS dengan baik, maka
Hubungan Perilaku Hidup Bersih dan tidak akan mengalami Diare. Hal ini
Sehat dengan Kejadian Diare ditunjukkan sebanyak 62 responden (60,2%)
Hasil penelitian ini menggunakan Uji dengan PHBS yang baik dan tidak
Korelasi Spearman rank yang menunjukan mengalami Diare dalam satu bulan terakhir.

Forum Ilmiah Volume 12 Nomor 1, Januari 2015 66


Hubungan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Dengan Kejadian Diare Pada Tatanan Rumah Tangga di Daerah
Kedaung Wetan Tangerang
 
Perhitungan yang dilakukan oleh Sarjana, Universitas Indonesia-
Siska Ari Puspita Sari (2012) didalam Jurusan Biostatistik dan Informasi
penelitiannya menggunakan uji statistik Kesehatan, Jakarta, 2006
dengan Spearman Rank didapatkan nilai P =
0,000 dan r = -0,622 yang berarti Ho ditolak. Badan Pusat Statistik, “Kriteria Rumah
Kesimpulan penelitiannya ada hubungan Sehat”, Jakarta, 2001
antara Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) ibun dengan Kejadian Diare pada Buletin jendela data dan informasi
bayi usia 1-12 bulan dikelurahan Antirogo kesehatan, volume 2, triwulan 2,
Kabupaten Jember. ``Situasi Diare di Indonesia” Jakarta,
Dilihat dari adanya hubungan 2011. diakses pada 18 maret 2014
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dengan jam 12:38 am
Kejadian Diare Pada tatanan Rumah tangga
di daerah Kedaung wetan Tangerang, maka Cairncross, Hunt, et al, “Water, sanitation
dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi and hygiene for the prevention of
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat maka diarrhea”, (Jurnal Elektronik),
semakin rendah Kejadian Diare. Hal ini juga diakses 23 mei 2014 jam 9:18 ;
didukung oleh teori Lawrence Green, bahwa http://ije.oxfordjournals.org/content/
perilaku tidak hanya dipengaruhi oleh faktor 39/suppl_1/i193.full
predisposisi saja tetapi juga dipengaruhi oleh
faktor pemungkin dan faktor pendorong, Departemen Kesehatan, “Penurunan resiko
yaitu penyakit Diare”, Jakarta, 2005
Faktor predisposisi yang
mempengaruhi terjadinya penyakit Diare Departemen Kesehatan, “Penyakit Diare”,
adalah memahami akan peran masing- Jakarta, 2011
masing anggota keluarga dalam
mensukseskan keberhasilan program PHBS Diarrhoea,http://www.who.int/topics/diarrho
salah satunya demi menurunkan resiko ea/en/ yang diaksespada 23 maret
terjadinya Diare. 2014 jam 17:40
Faktor pemungkin yang
mempengaruhi terjadinya penyakit Diare Fanduwinata, Fera, “Hubungan pengetahuan
adalah ketersedian sumber air bersih, ibu tentang perilaku hidup bersih
kondisi lingkungan yang berdekatan dengan dan sehat dengan kejadian Diare
tempat pembuangan akhir sampah. pada balita di Puskesmas Kelurahan
Faktor penguat yang mempengaruhi Tomang”, Skripsi, Manajemen
terjadinya penyakit Diare adalah tidak Rumah Sakit Universitas Esa
mencuci tangan dengan sabun, kurang Unggul, Jakarta, 2013
menjaga diri atau anggota keluarga dan
lingkungan, serta pola asuh ibu yang kurangJariston Habeahan, “Pengetahuan, Sikap dan
memperhatikan sikap anak dan makanan Tindakan Perilaku Hidup Bersih dan
anak. Sehat Anak-anak di Yayasan Panti
Asuhan Rapha-El Simalingkar,
Daftar Pustaka Kecamatan Medan Tuntungan Kota
Ati, Agustina, Antares, “Hubungan perilaku Medan”, Skripsi, Fakultas
hidup bersih dan sehat dengan Kesehatan Masyarakat Universitas
kejadian diare pada tatanan Rumah Sumatera Utara, Medan, 2009
Tangga di Jakarta selatan”, Skripsi

Forum Ilmiah Volume 12 Nomor 1, Januari 2015 67


Hubungan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Dengan Kejadian Diare Pada Tatanan Rumah Tangga di Daerah
Kedaung Wetan Tangerang
 
Kasnodihardjo, Musadad, “Perilaku Hidup Riset kesehatan dasar, “laporan nasional
Bersih dan Sehat serta Kondisi tahun 2007”, Jakarta, 2007)
Sanitasi Lingkungan di Kecamatan diaksespada 18 Maret 2014 jam
Teluk Naga dan Kosambi 12:59
Tangerang”, Jurnal Kedokteran
Indonesia, No. 3 ke XXXVII, Riwidikdo, Handoko, “Statistik Kesehatan
hlm.164, 2011 (Dengan aplikasi SPSS dalam
prosedur penelitian)”, Rohima-
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Press, Yogyakarta, 2013
Indonesia Nomor 1216, “Pedoman
pemberantasan penyakit Diare”, Siska Ari Puspita Sari, “Hubungan antara
Jakarta, 2001 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) ibun dengan Kejadian Diare
Keputusan Menteri Kesehatan Republik pada bayi usia 1-12 bulan
Indonesia Nomor 852, “Strategi dikelurahan Antirogo Kabupaten
Nasional Sanitasi Total Berbasis Jember”, Skripsi, Program Studi
Masyarakat”, Jakarta, 2008 Ilmu Keperawatan Universitas
Jember, Jember, 2012
Lase, Margaretha, “Hubungan antara
Sanitasi fisik rumah tinggal terhadap Sugiyono, “Statistika Untuk Penelitian”,
penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Alfabeta, Bandung, 2006
Akut (ISPA) pada balita diKampung
Kedaung Wetan RT 04 RW 04 Uyanto, Stanislaus, “Pedoman Analisis Data
Kelurahan Kedaung Wetan Dengan SPSS”, Graha Ilmu,
Kecamatan Neglasari Kota Yogyakarta, 2006
Tangerang Provinsi Banten”,
Skripsi, Manajemen Rumah Sakit Widoyono, “Epidemiologi, Penularan,
Universitas Esa Unggul, Jakarta, Pencegahan, Pemberantasan,
2013 Penyakit Tropis”, Erlangga,
Semarang, 2005
Noviliasti, Deasy Siregar, “Hubungan
tingkat pengetahuan tentang
kesehatan lingkungan keluarga dan
perilaku hidup bersih dan sehat ibu
rumah tangga di RT 006 RW 003
cengkareng barat”, Skripsi,
Manajemen Rumah Sakit
Universitas Esa Unggul, Jakarta,
2009

Pengertian Penyakit,
http://id.wikipedia.org/wiki/Penyakit
yang diaksespada 23 maret 2014 jam
17:38

Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat,


www.Promkes.depkes.go.id

Forum Ilmiah Volume 12 Nomor 1, Januari 2015 68

Anda mungkin juga menyukai