1 Konsep Dasar1
1 Konsep Dasar1
htm
BAB I
KONSEP DASAR ENERGI
Setiap ilmu pengetahuan memiliki konsep yang unik, tak terkecuali energi dan elektrifikasi. Definisi
yang tepat terhadap konsep-konsep dasar sangat penting untuk membentuk suatu fondasi bagi
perkembangan ilmu dan mencegah kesalahpahaman. Dalam bab ini sistem satuan yang akan
digunakan akan diulas secara singkat, dan konsep-konsep dasar energi akan dijelaskan. Mempelajari
dengan baik konsep-konsep ini sangat penting bagi pemahaman yang baik terhadap topik-topik di
dalam bab-bab berikutnya.
1. Definisi
Dalam mekanika energi didefinisikan sebagai kapasitas atau kemampuan untuk melakukan kerja
atau usaha. Dapat pula didefinisikan sebagai kemampuan untuk menyebabkan perubahan.
Meskipun berkaitan, energi dan daya merupakan konsep yang sangat berbeda. Sebuah tangki minyak
mengandung sejumlah energi, dan kita dapat membakar minyak ini dalam waktu tertentu, artinya,
kita mengkonversi energi minyak menjadi energi mekanik, misalnya untuk menggerakkan sebuah
mobil. Daya adalah energi yang dihasilkan per satuan waktu. Proses pembakaran dapat berjalan
cepat atau lambat. Pada pembakaran yang lebih cepat, dihasilkan daya yang lebih besar. Jelaslah,
bahwa tangki akan menjadi kosong lebih cepat untuk memproduksi daya tinggi dibandingkan
memproduksi daya rendah. Jika daya adalah energi per satuan waktu, maka energi adalah daya
dikalikan waktu. Misalnya, jika seekor sapi menghasilkan sejumlah daya, maka setelah sejumlah
waktu tertentu sapi itu akan menghasilkan sejumlah energi, yaitu daya dikalikan dengan waktu.
Prinsip yang sama berlaku pada semua sistem konversi energi lainnya, baik untuk
pembangkitan energi atau penggunaan energi. Hal ini berarti bahwa kita mesti mencirikan
sumberdaya energi dengan satuan energi (jumlah energi yang dikandung), sedangkan peralatan-
peralatan konversi energi dicirikan dengan satuan daya (jumlah daya yang dapat dihasilkan atau
dipakai).
Jika kita perhatikan lebih teliti, terlihat bahwa beberapa bentuk energi sesungguhnya
berkaitan dengan istilah daya (radiasi, energi kinetik, energi mekanik dan energi listrik). Bentuk-
bentuk energi itu menjadi kuantitas energi manakala kita mencirikan lama waktu daya dialirkan, dan
mengalikan daya itu dengan waktu. Sebaliknya, kuantitas energi kimia, energi potensial, dan energi
termal menjadi kuantitas daya jika kita membaginya dengan lamanya waktu kuantitas energi itu
dikonversi.
Energi diperlukan dalam semua siklus kehidupan. Hal ini dapat dilihat dari rantai makanan
elementer yang menunjukkan betapa pentingnya energi. Radiasi surya diperlukan untuk
http://www.fao.org/docrep/u2246e/u2246e02.htm
menumbuhkan tanaman, energi manusia (dalam bentuk kerja) diperlukan untuk pemanenan, dan
energi (panas) dari biomasa diperlukan untuk memasak. Pada gilirannya, bahan makanan
menyediakan energi untuk manusia.
Energi sangat penting di bidang pertanian dibandingkan aktivitas produktif lain. Intensifikasi
untuk memperoleh hasil per hektar yang lebih tinggi, dan semua kemajuan lain dalam proses
produksi pertanian, mengindikasikan adanya penambahan operasi yang semuanya memerlukan
energi. Sebagai contoh penyiapan dan pengolahan tanah, pemupukan, irigasi, transportasi, dan
pengolahan hasil tanaman. Untuk mendukung semua ini, mesin dan peralatan pertanian digunakan,
yang untuk memproduksinya juga memerlukan energi.
Perubahan-perubahan utama dalam pertanian, seperti mekanisasi dan apa yang dinamakan
dengan "revolusi hijau" (green revolution), menunjukkan perubahan-perubahan utama yang
berkaitan dengan energi. Mekanisasi pertanian mengandung arti perubahan sumber-sumber energi,
dan seringkali merupakan peningkatan penggunaan energi. Revolusi hijau telah memberikan kepada
kita berbagai varietas yang menghasilkan produksi tinggi, tetapi juga dapat disebut varietas rendah
residue (per satuan tanaman). Padahal residu merupakan sumber energi penting bagi sebagian besar
masyarakat di perdesaan.
Sektor-sektor lain dalam kehidupan perdesaan juga memerlukan energi. Penyiapan rumah,
pemanasan ruangan, pengangkatan air, dan konstruksi jalan, sekolahan dan rumah sakit, merupakan
contoh-contoh yang jelas. Lebih lagi, kehidupan sosial memerlukan energi untuk penerangan,
hiburan, komunikasi, dan sebagainya. Kita mengamati bahwa pembangunan sering berarti
penambahan penggunaan energi.
Saat ini energi merupakan sumberdaya langka, setidaknya bagi sementara kelompok orang di
beberapa tempat dan, mungkin, bagi dunia secara keseluruhan. Oleh karena itu, penggunaan energi
yang rasional adalah penting baik dari sudut pandang ekonomi maupun lingkungan. Hal ini berlaku
bagi bidang pertanian dan sektor ekonomi lainnya. Kunci penggunaan energi yang rasional adalah
memahami peranan energi. Bagian-bagian berikut ini bertujuan untuk membantu memahami
peranan energi dalam pembangunan pertanian dan perdesaan.
suatu benda diperoleh dengan jalan membakukan cara mengukur menggunakan suatu alat (mistar
atau meteran misalnya) yang diletakkan pada obyek yang akan diukur.
Seacara umum dikenal adanya dimensi primer atau dimensi pokok dan dimensi sekunder
atau dimensi turunan. Dimensi primer yang umum terlihat pada Tabel 1-1. Dari keenam dimensi
primer itu dapat diturunkan dimensi-dimensi lainnya yang disebut dimensi sekunder sebagaimana
terlihat pada Tabel 1-2.
Tabel 1-1. Dimensi primer yang umum
Tabel 1-2. Dimensi sekunder yang berkaitan dengan energi dan satuan-satuan SI
Watak penciri kuantitatif yang dihasilkan dari pengukuran atau pengamatan terdiri dari
numeral dan satauan (unit). Satuan adalah besaran sembarang yang menentukan dimensi. Dalam
pengertian ini satuan adalah suatu baku atau ukuran tertentu dari suatu dimensi. Hingga kini
digunakan dua set satuan, yaitu sistem metrik SI (dari Le Système International d’Unités) yang juga
dikenal dengan Sistem Internasional, dan sistem British (Ingris) yang juga dikenal dengan United
State Customary System (USCS). Dimensi dan satuan yang dipakai untuk besaran yang berkaitan
dengan energi terlihat pada Tabel 1-2. Satuan energi pada sistem satuan SI adalah joule (J), dan
dalam sistem British adalah Btu (British thermal unit). Satuan ini dan banyak lagi satuan-satuan lain
dapat diturunkan dari satuan-satuan dasar SI. Hubungan antara beberapa satuan turunan dan
satuan-satuan dasar SI disajikan dalam Tabel 1-3.
Di beberapa negara, atau dalam konteks tertentu, digunakan satuan-satuan lain selain satuan
SI. Satuan-satuan ini dapat dikonversi ke satuan SI, yang lebih sesuai untuk kepentingan kalkulasi.
Faktor konversi beberapa satuan non-SI menjadi satuan SI diberikan Tabel 1-3 untuk energi dan daya.
Prefiks-prefiks berikut ini sering dipakai sebelum (di depan) satuan yang merupakan
perpangkatan dari bilangan 10. Misalnya, simbol G (giga, yang berarti milyard atau 10 pangkat 9).
Satu milyard W ditulis 1 GW (satu giga watt).
Prefiks exa Peta tera giga mega kilo milli micro Nano pico femto atto
Simbol E P T G M k m N p f a
Angka 1018 1015 1012 109 106 103 10-3 10-6 10-9 10-12 10-15 10-18
4. Bentuk-bentuk energi
Energi dapat eksis dalam berbagai bentuk. Contohnya:
Energi Radiasi: radiasi dari matahari dan lampu atau api mengandung energi. Energi surya akan
makin banyak tersedia ketika intensitas radiasi lebih tinggi dan jika dikumpulkan dari luas
tangkapan yang lebih besar. Cahaya adalah bagian dari radiasi yang tampak (visibel);
Energi Kimia: kayu, minyak, dan semua bahan lain yang dapat dibakar mengandung energi dalam
bentuk kimia. Makin besar kandungan energi kimia suatu material makin tinggi nilai panasnya
(nilai kalori) dan, tentu saja, makin banyak energi yang dapat kita miliki. Pada galibnya, energi
animasi yang dilakukan oleh manusia dan hewan adalah energi kimia. Lebih lanjut, baterai juga
mengandung energi kimia;
Energi Potensial: hal ini, misalnya, adalah energi air dalam bendungan yang berada pada suatu
ketinggian. Air memiliki energi (potensial) untuk jatuh, dan oleh karena itu mengandung sejumlah
energi. Energi potensial makin banyak tersedia jika air makin banyak dan jika berada pada tempat
yang makin tinggi;
Energi Kinetik: adalah energi yang berasal dari gerakan, seperti angin atau arus air. Makin cepat
arus dan makin banyak air mengalir, makin besar energi yang dapat dialirkan. Demikian juga,
energi angin makin banyak pada kecepatan angin yang lebih tinggi, dan dengan rotor kincir angin
yang makin besar makin banyak energi yang dapat ditangkap;
Energi Thermal atau energi panas: dicirikan oleh temperaturnya. Makin tinggi temperatur, makin
besar energi hadir dalam bentuk panas. Juga, benda yang lebih besar mengandung lebih banyak
energinya;
Energi Mekanik, atau energi rotasional, juga dinamakan daya poros: adalah energi dari poros
yang berputar. Jumlah energi yang tersedia bergantung pada roda gila, yaitu pada daya
mengakibatkan poros itu berputar;
Energi Listrik: dinamo atau generator dan baterai dapat menghasilkan energi listrik. Makin besar
voltase dan arus listrik, makin banyak energi listrik tersedia.
Perhatikan bahwa dengan istilah "bentuk energi" kadang-kadang yang dimaksudkan adalah
sumber energi (lihat seksi 5), atau bahkan bahan bakar tertentu (seperti minyak atau batubara).
5. Sumber-sumber Energi
Sumber-sumber energi sebagian berkaitan dengan bentuk-bentuk energi (seksi 4), tetapi tidak
seluruhnya. Sumber-sumber energi berikut ini relevan bagi daerah perdesaan dan pertanian.
Biomasa. Kita dapat membedakan sumber energi ini menjadi biomasa berkayu (pohon, cabang,
ranting, akar pohon), biomasa tak berkayu (tangkai, dedaunan, semak, dan sebagainya), dan residu
http://www.fao.org/docrep/u2246e/u2246e02.htm
tanaman (bagas, sekam, tangkai, kulit, tongkol, dan sebagainya). Sumber energi ini dikonversi melalui
pembakaran, gasifikasi (transformasi menjadi gas) atau transformasi anaerobik (produksi biogas).
Pembakaran dan gasifikasi idealnya memerlukan biomasa kering, sedangkan transformasi anaerobik
dapat menggunakan biomasa basah. Penyiapan bahan bakar meliputi pencacahan (chopping),
pencampuran (mixing), pengeringan, dan karbonasi (yaitu pembuatan arang) dan briketisasi (yaitu
densifikasi residue tanaman dan biomasa lainnya).
Kotoran ternak dan manusia. Energi dikonversi melalui pembakaran langsung atau melalui digesi
anaerobik.
Energi Animat, adalah energi yang dapat dilakukan oleh manusia dan ternak yang sedang bekerja.
Radiasi Surya, yaitu energi dari matahari. Kita membedakan antara radiasi langsung (direct) dan
radiasi baur (diffuse, reflected). Radiasi langsung hanya dapat dikumpulkan jika kolektor tepat
mengahadap ke matahari. Radiasi baur intensitasnya lebih rendah, tetapi datang dari segala arah,
dan juga ada meskipun langit berawan. Energi surya dapat dikonversi melalui kolektor termal tenaga
surya (membangkitkan panas) atau melalui sel-sel fotovoltaik (membangkitkan listrik). Kolektor
tenaga surya tipe konsentrasi (termal maupun fotovoltaik) memerlukan suatu mekanisme penjejakan
agar kolektor tepat menghadap ke matahari secara kontinyu.
Sumberdaya Hidro, yaitu energi dari waduk dan arus air. Kita membedakan antara: danau dengan
dam, head alami (air terjun), ambang, dan sistem-sistem run-of-river. Energi hidro dapat dikonversi
dengan kincir air atau turbin air.
Energi Angin, yaitu energi dari angin. Kincir-kincir angin dapat dirancang untuk membangkitkan
listrik atau untuk menaikkan air (untuk irigasi dan air minum).
Bahan bakar fosil, seperti batubara, minyak dan gas alam. Tidak seperti sumber-sumber energi
sebelumnya, sumber energi fosil adalah non-renewable.
Energi Geotermal, yaitu energi yang terkandung dalam bentuk panas bumi. Terdapat perbedaan
antara lempeng-lempeng tektonik (di daerah vulkanik) dan reservoir-reservoir tertekan (berada di
mana saja). Energi geotermal sebenarnya non-renewabel, tetapi jumlah panas di dalam bumi
sangatlah besar sehingga praktis energi geotermal umumnya termasuk renewabel. Energi geotermal
hanya dapat ditangkap di tempat-tempat di mana suhu bumi yang tinggi berada dekat dengan
permukaan bumi. [Indonesia merupakan salah satu di antara 3 negara dengan sumber energi
geothermal terbesar di dunia. Dua lainnya adalah Amerika dan Philippines]
Daftar itu hanya meliputi sumber-sumber energi primer. Sumber-sumber energi ini ada pada
lingkungan alami kita. Sumber-sumber energi sekunder, seperti baterai, tidak termasuk di sini.
Kita melihat bahwa sumber-sumber energi primer bukanlah sumber-sumber energi akhir.
Misalnya, energi animat berasal dari biomasa, sedangkan energi biomasa pada akhirnya berasal dari
matahari. Sebagian dari energi geothermal dan nuklir, semua yang kita namakan sumber-sumber
http://www.fao.org/docrep/u2246e/u2246e02.htm
energi primer pada akhirnya memperoleh energi dari matahari! Seksi 10 akan membahas metode
untuk membandingkan kandungan energi sumber-sumber energi.
6. Aliran Energi
Sebagaimana telah kita lihat, pembangkitan dan penggunaan energi berarti konversi energi dari satu
bentuk ke bentuk lain. Kadang-kadang, konversi ini melibatkan tahap-tahap intermediet. Aliran
energi melalui sejumlah bentuk dan sejumlah tahapan konversi, dari sumber energi hingga
penggunaan akhir. Biayanya meningkat sesui dengan banyaknya tahapan yang harus dilalui. Dalam
aliran energi ini, kita membedakan energi primer, energi sekunder, energi akhir, dan energi berguna.
Terminologi yang digunakan dalam aliran energi seperti disajikan dalam Diagram 1 adalah
sebagai berikut:
Energi Primer adalah energi yang tersedia dalam lingkungan alami, yaitu sumber energi primer.
Energi Sekunder adalah energi yang siap untuk diangkut atau ditransmisikan.
Energi Akhir adalah energi yang dibeli atau diterima konsumen.
Energi Berguna adalah energi yang merupakan input dalam aplikasi penggunaan akhir.
http://www.fao.org/docrep/u2246e/u2246e02.htm
Contohnya adalah aliran energi yang berkaitan dengan arang kayu (charcoal). Di sini bentuk
energi primer adalah kayu. Kayu dikonversi menjadi arang (charcoal) dalam kiln. Charcoal adalah
bentuk energi sekunder, dan diangkut ke konsumen. Yang dibeli oleh konsumen di pasar adalah
charcoal, dan charcoal ini disebut energi akhir. Konsumen akhirnya mengkonversi charcoal menjadi
panas untuk memasak. Jadi panas adalah energi yang berguna.
Contoh lain dari aliran energi adalah: energi primer dalam bentuk sumberdaya hidro, energi
sekunder dalam bentuk listrik pada stasiun PLTA, energi akhir dalam bentuk energi listrik di pabrik,
dan energi berguna dalam bentuk daya poros untuk penggergajian, panas untuk memasak, atau
cahaya lampu.
Perhatikan bahwa energi berguna biasanya berbentuk panas atau daya poros. Untuk
beberapa kasus pengguaan akhir, (misalnya peralatan komunikasi), listrik merupakan bentuk energi
berguna. Perhatikan juga bahwa dalam beberapa kasus energi primer pada saat yang sama adalah
energi sekunder, dan bahkan energi akhir (misalnya kayu untuk masak, atau daya animat untuk
penarikan).
Dalam perubahan energi primer menjadi energi berguna yang relevan, sebagian energi akan
hilang dalam tiap tahap konversi. Untuk mengurangi ongkos dan menghindari kehilangan yang tidak
perlu, kita harus selalu mengeliminasi tahap yang tidak perlu dari aliran energi.
Lebih lagi, perincian aliran energi adalah penting untuk survai dan statistik. Kita tidak bisa
menyederhanakan penambahan energi primer dengan, katakanlah, energi akhir.
7. Energi Hilang dan Efisiensi
Konversi energi selalu melibatkan kehilangan energi. Hal ini mengharuskan kita membahas konsep
efisiensi. Kuantitas energi dalam suatu bentuk tertentu dimasukkan ke dalam mesin atau peralatan,
untuk dikonversi menjadi bentuk energi lain. Energi keluaran dalam bentuk yang dikehendaki
hanyalah sebagian dari energi masukan. Sisanya adalah energi hilang (biasanya dalam bentuk difusi
panas). Hal ini berarti efisiensi konverter selalu kurang dari 100%.
http://www.fao.org/docrep/u2246e/u2246e02.htm
Efisiensi konverter energi didefinisikan sebagai kuantitas energi dalam bentuk yang diinginkan
(energi output, Eout) dibagi dengan kuantitas energi yang dikonversi (energi input, E in). Efisiensi
biasanya disajikan dalam huruf Romawi .
Eout
Jadi,
Ein
Tabel 5 memberikan nilai tipikal efisiensi beberapa sistem konversi energi.
Dalam beberapa kasus konversi, bentuk-bentuk energi intermediet terjadi di antara bentuk
energi masukan dan bentuk energi keluaran. Misalnya, pada motor diesel, bentuk energi intermediet
adalah energi termal. Jika energi termal terlibat baik sebagai input ataupun bentuk energi
intermediet, efisiensi pada umumnya rendah.
Konverter energi dapat berupa peralatan, atau proses, atau keseluruhan sistem. Contoh
efisiensi dari sistem konversi energi diberikan dalam Tabel 6 di mana efisiensi keseluruhan sistem
adalah 30% x 80% x 80%x 60% = 12%. Efisiensi menyeluruh sama dengan produk efisiensi-efisiensi
berbagai komponen sistem. Kita lihat bahwa efisiensi menyeluruh sesungguhnya bisa sangat rendah.
Jika energi merupakan sumberdaya langka, kita ingin efisiensi konversi yang tinggi, untuk
menghemat energi. Tetapi efisiensi yang tinggi kadang-kadang berarti ongkos yang lebih tinggi untuk
peralatan yang lebih baik. Optimalisasi terhadap, di satu sisi, ongkos energi dan, di sisi lain, ongkos
http://www.fao.org/docrep/u2246e/u2246e02.htm
peralatan, merupakan tugas utama dalam perencanaan energi. Problem optimalisasi akan berbeda
jika sumber-sumber energi adalah bebas (seperti angin, surya dan beberapa sumber energi hidro).
Efisiensi energi oleh karena itu memiliki makna terbatas, dan pemilihan technology akan dipengaruhi
oleh efektivitas ongkos peralatan.
Tabel 6. Contoh efisiensi konversi energi
bentuk energi konverter energi efisiensi
energi kimia
mesin diesel 30%
energi mekanis
generator 80%
listrik
motor listrik 80%
energi mekanis
pompa air 60%
energi potensial
efisiensi sistem = 30% x 80% x 80%x 60% = 12%
Efisiensi sistem yang sangat tinggi dapat diperoleh jika kehilangan panas dari satu konverter
digunakan sebagai energi input dalam konverter lain. Kita menamakannya sebagai pemanfaatan
panas buangan. Cara ini dapat diterapkan, misalnya, dalam agro-processing di mana panas dari
konverter industri digunakan untuk pengeringan produk. Kogenerasi merupakan contoh lain, yaitu
pemanfaatan panas “buangan” dari produksi listrik, untuk digunakan sebagai panas dalam proses
industri.
Tetapi, yang dapat kita peroleh dengan sejumlah energi sangat bergantung pada bagaimana
energi itu digunakan, artinya, pada efisiensi dari converter energi yang digunakan. Efisiensi bisa
sangat bervariasi untuk converter yang berbeda, sebagaimana telah ditunjukkan sebelumnya. Oleh
karena itu, energi ekivalen menjadi terbatas penggunaannya bagi kita. Secara praktis, ketika
membandingkan sumber-sumber energi, kita lebih tertarik pada nilai penggantian bentuk energi.
Lebih jelasnya berapa banyak suatu bentuk energi diperlukan untuk melakukan hal yang sama seperti
yang dapat dilakukan oleh bentuk energi atau bahan bakar lain. Lagi, sebagai acuan, batubara atau
minyak sering digunakan. Nilai penggantian bentuk energi dinyatakan dengan STB atau SBM.
Salah satu cara mudah untuk membandingkan nilai penggantian berbagai bentuk energi
adalah dengan menyatakan berapa banyak suatu bentuk energi (atau bahan bakar) dapat mengganti
satu kg batubara. Kita menyebut hal ini sebagai rasio penggantian bahan bakar. Rasio penggantian
beberapa bentuk energi rumah tangga terhadap batubara diberikan dalam Tabel 8.
Contoh-contoh yang baik dari penggantian batubara adalah lampu kerosin dan kompor
kerosin. Nilai kesetaraan batubara dengan kerosin adalah 1.47, yang berarti bahwa nilai pemanasan 1
http://www.fao.org/docrep/u2246e/u2246e02.htm
kg kerosin sama dengan 1.47 kg batubara. Tetapi, rasio penggantian batubara untuk lampu kerosin
adalah 2.10, yang berarti bahwa diperlukan 2.10 kg batubara untuk mendapatkan cahaya yang setara
dengan 1 kg kerosin (lampu). Rasio penggantian batubara dari kompor kerosin adalah sekitar 6, yang
berarti bahwa diperlukan 6 kg batubara untuk mendapatkan panas yang setara dari 1 kg kerosin.
Dalam Seksi 7, dinyatakan bahwa perincian aliran energi adalah penting untuk survai dan
statistik. Hal ini dilustrasikan dalam pembahasan sebelumnya tentang ekivalensi dan penggantian
energi. Kita dapat menambahkan sumberdaya energi primer dengan menambahkan ekivalensi energi
dari semua sumberdaya energi primer yang tersedia. Hal ini akan memberikan kita gambaran yang
agak teoritis, karena tidak menyatakan apa yang dapat dilakukan dengan jumlah energi ini. Kita dapat
juga menambahkan, katakanlah, konsumsi energi-akhir untuk sektor tertentu, dan menyelesaikannya
dengan nilai penggantian batubara. Atau kita dapat menganggap, katakanlah, jumlah energi yang
berguna untuk penggunaan-akhir tertentu, dan menyatakannya dengan nilai penggantian minyak
(atau batubara). Untuk menyelesaikan nilai-nilai penggantian, kita harus mengetahui metode
konversi dan efisiensinya dalam aliran energi.
Keseimbangan energi biasanya dinyatakan per tahun, dan dapat dibuat untuk tahun-tahun
yang berurutan untuk menunjukkan variasi waktu.
Keseimbangan energi dapat merupakan agregat, atau sangat detil, bergantung pada
fungsinya. Keseimbangan energi juga dapat dielaborasi, untuk menunjukkan semua kaitan struktural
antara produksi dan consumsi energi, dan mencirikan beragam bentuk energi intermediet.
Keseimbangan energi juga dapat disusun berdasarkan unit desa, unit rumah tangga, atau unit
pertanian. Keseimbangan energi akan menunjukkan input-input energi dalam berbagai bentuk,
penggunaan-akhir energi, dan kehilangan energi. Khusus untuk keseimbangan energi sistem-sistem
pertanian merupakan fakta bahwa bagian-bagian dari output sistem, pada waktu yang sama, adalah
input energi ke dalam sistem (residu, kotoran hewan).
Keseimbangan energi harus dibangun berdasarkan survai tentang apa yang sesungguhnya
terjadi. Hal ini memerlukan survai sumberdaya energi, dan survai konsumsi energi, serta audit energi
yang lebih teknis. Seksi 12 akan membahas beberapa aspek dalam audit energi.
Keseimbangan energi memberikan pandangan umum, yang berguna sebagai alat untuk
menganalsis posisi energi saat ini dan proyeksinya di masa mendatang. Hal ini bermanfaat untuk
kepentingan manajemen sumberdaya, atau untuk menunjukkan pilihan-pilihan dalam penghematan
energi, atau untuk kebijakan redistribusi energi, dan sebagainya. Hal ini berarti bahwa keseimbangan
energi dipakai jangan sebagai petunjuk terakhir. Data energi harus diterjemahkan dalam term-term
ekonomi, untuk analisis lebih lanjut dalam pemilihan opsi. Dan, tentu saja, aspek sosio-kultural dan
lingkungan juga sama pentingnya.
GER = Gross Energi Requirement (Kebutuhan Energi Kotor), adalah jumlah energi total yang
diperlukan oleh suatu produk. Sebagai contoh GER untuk milk di U.K (Inggris) adalah 5.2 MJ/pint.
Jumlah ini termasuk energi yang diperlukan untuk memproduksi pupuk, membudidayakan rumput,
pakan sapi, pemrosesan milk, dan energi untuk transportasi milk tersebut.
PER = Process Energi Requirement (Kebutuhan Energi Proses), adalah energi yang diperlukan untuk
memproses produk. Sebagai contoh PER untuk milk di U.K adalah 0.38 MJ/pint. Ini adalah energi yang
diperlukan untuk memproses milk di perusahaan saja.
Pada umumnya, jika PER dapat diperkecil, maka GER juga dapat diperkecil. Tetapi, tidak
selalu, bahkan dapat juga terjadi sebaliknya. Misalnya, energi yang ekonomis kadang-kadang dapat
dicapai di level pertanian, pada tingkat pengeluaran energi yang memerlukan investasi dalam
infrastruktur atau fasilitas transportasi.
Jawaban terhadap pertanyaan level analisis mana yang relevan, jelas bergantung pada
kebijakan atau level manajemen yang terlibat. Misalnya, untuk manajemen di level pertanian, maka
PER-lah yang menjadi masalah, dan oleh karena itu level analisis pertama adalah yang relevan.
Tetapi, bagi para pembuat kebijakan regional, level 2 adalah relevan jika bahan-bahan dan
sumberdaya regional dipertimbangkan. Lebih lagi, kaitan antara sektor pertanian dan sektor-sektor
lainnya akan menjadi perhatian. Misalnya, digester biogas skala besar dapat menjadi pilihan energi
yang efisien untuk perusahaan-perusahaan agro-processing, tetapi digester itu akan bersaing dengan
pemanfaatan input-input alternatif (misalnya kotoran hewan sebagai bahan bakar bagi rumah tangga
rakyat miskin).
Bagi para pembuat kebijakan nasional, level 2 atau 3 mungkin relevan. Misalnya, penentuan
pabrik-pabrik barang yang padat energi bisa menarik jika tersedia energi yang murah (misalnya
produksi pupuk).
Analisis PER dan GER memberikan data bagi keseimbangan energi. Tetapi, data ini tidak
memberikan informasi tentang bentuk-bentuk energi, atau variasi waktu (musim) dalam aliran
energi, dan sebagainya. Informasi harus ditambahkan, jika diperlukan.
PER dan GER adalah bagian dari apa yang dinamakan audit energi. Audit energi merupakan
pemantauan penggunaan energi dalam sistem-sistem produktif. Sistem-sistem konsumsi dapat
menjadi analogi dalam analisis energi pada penggunaan akhir. Dalam pertanian subsistens, sistem-
sistem produksi dan konsumsi merupakan dua hal yang jalin berkelindan, dan dua pendekatan harus
dikombinasikan dalam melakukan survai energi.
13.3. Bagaimana kita mengecek bahwa tubuh manusia dapat memberikan 60 W beberapa jam per
hari?
Daya manusia dapat diukur, dan nilai aktualnya akan sangat beragam, bergantung pada banyak
faktor. Salah satu cara mengecek besarnya daya manusia adalah sebagai berikut:
http://www.fao.org/docrep/u2246e/u2246e02.htm
Para pendaki gunung tahu bahwa seorang pria dapat memanjat sekitar 300 meter per jam.
Anggaplah bahwa beratnya 75 kg. Gaya gravitasi yang melawannya adalah: 75 x 9.8 newton = 750 N.
Energi yang diberikan manusia tiap jam adalah:
300 m x 750 N = 225 kNm = 225 kJ = 225 000 J.
Dan daya yang diberikan adalah: 225 000 J / 3 600 s = 62.5 J/s = 62.5 W.
13.4. Bagaimana kita dapat membandingkan daya banteng dengan energi dari kayu?
Kita tidak dapat membandingkan daya dan energi. Kita dapat membuat perbandingan hanya jika kita
mencirikan waktu, untuk menghubungkan daya menjadi energi. Misalnya, periode waktu sapi
bekerja.
Seekor sapi jantan secara typikal dapat memberikan daya 0.8 hp. Dalam Tabel 1-3 tentang
konversi satuan-satuan non-SI, kita melihat bahwa nilai ini sama dengan 740 x 0.8 = 600 W. Jumlah
energi yang diberikan oleh sapi ini dalam satu tahun dapat dihitung jika kita mengetahui berapa jam
sapi itu bekerja dalam satu tahun. Anggaplah bahwa sapi bekerja 4 jam sehari selama 300 hari, atau
1,200 jam setahun. Satu jam sama dengan 3,600 s. Oleh karena itu, energi dari seekor sapi jantan
dalam setahun:
600 x 1,200 x 3,600 Ws = 2,600,000,000 = 2.6 GJ
Jadi, 4 sapi jantan akan memberikan energi sekitar 10 GJ dalam setahun. Dari Tabel 3 terlihat
bahwa angka ini kira-kira setara dengan jumlah energi satu ton kayu (basah).
13.5. Benarkah lebih banyak energi di bawah panci daripada di dalam panci?
Kita telah melihat bahwa seorang manusia memerlukan energi 2,000 kkal dalam bahan makanannya
(lihat contoh 13.1). Hal ini berarti sama dengan 8.4 MJ/hari untuk satu orang. Kita anggap bahwa
bahan makanan terutama terdiri dari hasil-hasil tanaman, yaitu biomasa. Biomasa kering, baik edibel
(dapat dimakan) atau non-edibel, umumnya memiliki kandungan energi 18 MJ/kg. Energi 8.4 MJ/hari
dapat diberikan dengan:
8.4 MJ/hari
18 MJ/kg
= 0,5 kg biomassa kering per hari.
Dalam satu tahun, biomasa untuk bahan makanan per orang adalah: 365 hari x 0.5 kg/hari = 180
kg/tahun.
Kita dapat membandingkan jumlah ini dengan jumlah biomasa yang diperlukan sebagai bahan
bakar oleh satu rumah tangga. Berdasarkan survai, diketahui bahwa satu rumah tangga umumnya
memerlukan bahan bakar untuk memasak sekitar 500 kg biomasa kering per orang per tahun. Hal ini
berarti bahwa di bawah pot (panci) diperlukan energi kira-kira 3 kali dari energi di dalam panci!
http://www.fao.org/docrep/u2246e/u2246e02.htm
Tugas: Eksperimen1.
Untuk setiap mahasiswa: naiklah ke lantai 5 gedung rektorat melalui TANGGA sebanyak 3 kali
berturut-turut tanpa istirahat. Jangan menggunakan LIFT ketika turun. Catatlah waktu yang
diperlukan untuk naik saja. Hitunglah berapa energi yang Anda keluarkan untuk naik.