Anda di halaman 1dari 3

KOMUNIKASI FEKTIF

Suatu Komunikasi dinyatakan efektif ketika terjadi persamaan presepsi antara pemberi informasi
dan penerima informasi. Komunikasi yang efektif antar pelayan kesehatan dan antara pelayan
kesehatan dan pasien sangat penting dalam pelayanan kesehatan karena akan berpengaruh
terhadap keselamatan pasien. Disini akan disajikan cara berkomunikasi yang baik pada pasien
lansia, dokter dan perawat.

1. Komunikasi pada lansia memerlukan pendekatan khusus. Pengetahuan yang dianggapnya


benar tidak mudah digantikan dengan pengetahuan baru sehingga kepada orang lansia,
tidak dapat diajarkan sesuatu yang baru.

2. Dalam berkomunikasi dengan lansia diperlukan pengetahuan tentang sikap-sikap yang


khas pada lansia. Gunakan perasaan dan pikiran lansia, bekerja sama untuk menyelesaikan
masalah dan memberikan kesempatan pada lansia untuk mengungkapkan pengalaman dan
memberi tanggapan sendiri terhadap pengalaman tersebut.

3. Berkomunikasi dengan lansia memerlukan suasana yang saling hormat menghormati,


saling menghargai, saling percaya, dan saling terbuka.

4. Penyampaian pesan langsung tanpa perantara, saling memengaruhi dan dipengaruhi,


komunikasi secara timbal balik secara langsung, serta dilakukan secara
berkesinambungan, tidak statis, dan selalu dinamis.

5. Kesulitan dalam berkomunikasi pada lanjut usia disebabkan oleh berkurangnya fungsi
organ komunikasi dan perubahan kognitif yang berpengaruh pada tingkat intelegensia,
kemampuan belajar, daya memori, dan motivasi klien.
 Strategi komunikasi pada pasien lansia dan keluarga
1. Pendekatan Fisik
Memperhatikan kesehatan obyektif, kebutuhan, kejadiankejadian yang dialami pasien
lanjut usia semasa hidupnya, perubahan fisik pada organ tubuh, tingkat kesehatan yang
masih bisa dicapai dan dikembangkan, dan penyakit yang dapat dicegah atau ditekan
progresivitasnya.
2. Pendekatan Psikis
Berperan sebagai supporter, interpreter terhadap segala sesuatu yang asing, dan sebagai
sahabat yang akrab, harus menerapkan 3S yaitu sabar, simpatik dan service.
3. Pendekatan Sosial
Mengadakan diskusi, tukar pikiran, dan bercerita merupakan salah satu upaya perawat
dalam pendekatan sosial. Memberi kesempatan untuk berkumpul bersama dengan sesama
klien lanjut usia berarti menciptakan sosialisasi mereka.
4. Pendekatan Spiritual
Memberikan ketenangan dan kepuasan batin dalam hubungannya dengan Tuhan atau
agama yang dianutnya, terutama bila pasien lanjut usia dalam keadaan sakit atau mendekati
kematian
 Strategi Komunikasi
1. Fase Orientasi, terdiri dari salam terapeutik, evaluasi & validasi, dan kontrak.
2. Fase Kerja, pada fase ini ungkapkan rencana, tujuan yang akan dicapai/dilakukan
3. Fase Terminasi, pada fase ini dilakukan evaluasi objektif dan subjektif.
(Safrika, et al, 2018)
Komunikasi efektif interprofesional sangat penting dalam menghasilkan suatu rencana terapi
yang aman dan efektif bagi pasien. Komunikasi interpersonal dapat dilakukan dengan berbagai
metode yaitu :
1. SBAR (Situation-Background, Assessment, Recommendation)
Komunikasi serah terima pasien adalah proses pengalihan informasi dan tanggung jawab
perawatan pasien dari satu petugas kesehatan ke petugas kesehatan lainnya, yang dapat
terjadi pada kegiatan :
a) Sesama tenaga kesehatan : antar dokter, dari dokter ke tenaga kesehatan lainnya,
atau antara tenaga kesehatan saat pergantian shift kerja
b) Antara unit perawatan: pasien rawat inap biasa pindah ke ICU, atau dari UGD ke
ruang operasi
c) Dari ruang perawatan pasien ke departemen radiologi untuk uji diagnostic radiologi
Langkah-langkah melakukan SBAR
a) Situation : sebutkan salam, identitas pelayan kesehatan (apoteker/ perawat/ dokter),
identitas pasien dan alasan melaporkan kondisi pasien secara objektif dan subjektif.
b) Baackground : sebutkan latar belakang pasien (riwayat kesehatn pasien), alasan
rawat inap (bila rawat inap), pelayanan yang sudah diterima pasien dan terapi yang
sudah diterima.
c) Assessment : Melaporkan kondisi pasien
d) Recommendation : Komunikasikan rekomendasi yang diusulkan/ bida juga
menanyakan rekomendasi. Lalu lakukan konfirmasi ulang semua informasi yang
diperoleh.
(Anggorowati, 2017)
Sarfika, Rika, Maisa, Esthika dan Freska, Windy. 2018. Keperawatan Dasar 2 Komunikasi
Terapetuik dalam Keperawatan. Andalas University Press
Noor Ariyani Rokhmah, Anggorowati. 2017. Komunikasi Efektif dalam Praktek Kolaborasi
Interprofesi Sebagai Upaya Meningkatkan Kualitas Pelayanan. Semarang : Journal of
Health Studies, Vol. 1, No.1 (65-71)

Anda mungkin juga menyukai