Penyakit Silikosis diakibatkan oleh pencemaran debu silika bebas, berbentuk SiO2 yang terhisap masuk kedalam paru-paru kemudian mengendap. Pabrik baja, pengecoran beton, keramik, bengkel yang mengerjakan besi (mengikir, menggerinda, dan lain-lain) terdapat banyak debu silika bebas. Kemudian, debu silika juga terdapat banyak ditempat penampang besi, timah putih dan tambang batu bara. Penggunaan batu bara jadi bahan bakar banyak menghasilkan debu silika bebas SiO2. Ketika dibakar, debu silika juga akan keluar dan terdispersi ke udara yang sama dengan partikel yang lain, seperti debu alumunia, oksida besi dan karbon berbentuk abu. Debu silika yang masuk kedalam paru-paru akan mengalami masa inkubasi sekitar 2 sampai 4 tahun, jika konsentrasi silika di udara cukup tinggi dan terhisap ke paru-paru dalam jumlah banyak. Penyakit ini menimbulkan sesak nafas dan batuk-batuk. Batuk ini tidak bersamaan dengan dahak. Pada silicosis tingkat sedang, gejala sesak nafas terlihat dan pada kontrol fototoraks kelainan paru-parunya mudah sekali dilihat. Apabila penyakit silicosis telah berat maka sesak nafas juga akan meningkat hipertropi jantung samping kanan yang juga akan menyebabkan kegagalan kerja jantung. Area atau lokasi kerja yang tercemar oleh debu silika perlu memperoleh pengawasan keselamatan dan kesehatan kerja dan lingkungan yang ketat sebab penyakit silicosis ini belum ada obat khusus, maka menghindari penyakit ini dengan menggunakan masker adalah prevensi yang baik. Penyakit tersebut akan semakin memburuk bila pasien sebelumnya telah menderita penyakit TBC paru- paru, bronchitis, asma broonchiale dan penyakit saluran pernafasan yang lain. Pengawasan dan kontrol kesehatan dengan berkala untuk pekerja juga akan sangat menolong mencegah dan penanggulangan penyakit-penyakit akibat kerja. Data-data kesehatan para pekerja sebelum masuk kerja, selama bekerja dan setelah bekerja perlu dicatat untuk pemantulan kisah penyakit pekerja bila pada saat waktu diperlukan.