Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN OTITIS DAN VERTIGO

Kelompok 5
1. Jessica Putri B 201711045
2. Stefany Cloudia R 201711061
3. Titania Putri S 201711062
4. Vivie Erina P S 201711063

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


STIKES ST. ELISABETH
SEMARANG
2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Otitis adalah peradangan pada sebagian atau seluruh mukosa
telinga tengah, tuba Eustachius, antrum mastoid, dan sel-sel mastoid.Otitis
media akut (OMA) adalah peradangan telinga tengah dengan gejala dan
tanda-tanda yang bersifat cepat dan singkat. Gejala dan tanda klinik lokal
atau sistemik dapat terjadi secara lengkap atau sebagian, baik berupa
otalgia, demam, gelisah, mual, muntah, diare, serta otore, apabila telah
terjadi perforasi membran timpani. Pada pemeriksaan otoskopik juga
dijumpai efusi telinga tengah (Buchman, 2003). Terjadinya efusi telinga
tengah atau inflamasi telinga tengah ditandai dengan membengkak pada
membran timpani atau bulging, mobilitas yang terhad pada membran
timpani, terdapat cairan di belakang membran timpani, dan otore
(Kerschner, 2007). Otitis media berdasarkan gejalanya dibagi atas otitis
media supuratif dan otitis media non supur atif, di mana masing-masing
memiliki bentuk yang akut dan kronis. Selain itu, juga terdapat jenis otitis
media spesifik, seperti otitis media tuberkulosa, otitis media sifilitika.
Vertigo bukanlah suatu penyakit tersendiri melainkan gejala dari
penyakit yang letak lesi dan penyebabnya berbeda – beda. Oleh karena itu
pada setiap penderita vertigo harus dilakukan anamnesis dan pemeriksaan
yang cermat dan terarah untuk menentukan bentuk vertigo, letak lesi, dan
penyebabnya. Rasa pusing atau vertigo disebabkan oleh gangguan alat
keseimbangan tubuh yang mengakibatkan ketidakcocokan antara posisi
tubuh yang sebenarnya dengan apa yang dipersepsi oleh susunan saraf
pusat.. Vertigo bisa bersifat fungsional dan tidak ada hubunganya dengan
perubahan-perubahan organ di dalam otak. otak sendiri sebenarnya tidak
peka terhadap nyeri. Pada umumnya vertigo tidak disebapkan kerusakan di
dalam otak. Namun dapat menyebapkan ketegangan atau tekanan pada
selaput otak atau pembuluh darah besar, dan didalam kepala dapat
menimbulkan rasa sakit yang hebat dan ketika seseorang yang mengidap
vertigo tidak berada pada tempat yang aman ketika gejala timbul maka
dapat mengakibatkan terjadinya cidera. Pada prevalensi angka kejadian
vertigo di Amerika serikat sekitar 64 dari 100.000 orang dengan
kecenderungan terjadi pada wanita (64%). BPPV diperkirakan sering
terjadi pada rata – rata usia 51-57 tahun dan jarang pada usia dibawah 35
tahun tanpa riwayat trauma kepala.
Sedangkan pada tahun 2008 di indonesia angaka kejadian vertigo
sangat tinggi sekitar 50% dari orang tua yang berumur 75 tahun. Hal ini
juga merupakan keluhan nomor tiga paling sering ditemukan oleh
penderita yang datang ke praktek kesehatan.

B. Tujuan Makalah
1. Tujuan umum
Mahasiswa diharapkan dapat menganalisisi asuhan keperawatan dan
kasus etik legal pada sistem persepsi sensori
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa mampu memahami konsep dasar kasus otitis dan vertigo
b. Mahasiswa diharapkan mampu memahami pathway dan asuhan
keperawatan berhubungan dengan otitis dan vertigo

C. Manfaat
Dapat mengetahui mengenai konsep dasar dan asuhan keperawatan
pada pasien dengan penyakit otitis dan vertigo
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

KASUS Otitis dan Vertigo


Anak S (9tahun) dirawat di rumah sakit dengan keluhan telinga kiri
gatal, keluar nanah dari lubang telinga kiri, nyeri skala 5 serta mengeluh
pendengaran telinga kiri menjadi kurang jelas dan pasien juga mengeluh
pusing. Hasil pemeriksaan fisik, tampak adanya otorrhea purulent pada
telinga kiri, suhu tubuh 37,8oC. Pasien didiagnosa Otitis Media akut. Ibu
pasien mengatakan bahwa beliau tidak tahu mengapa anaknya bisa
menderita penyakit ini.
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
Nama perawat yang mengkaji : Perawat M
Unit : Rawat inap
Ruang : Melati / 302
Tanggal/waktu masuk RS : 7 Januari 2020 Jam : 11:00
Tanggal/waktu pengkajian : 8 Januari 2020 Jam : 10:00
Cara pengkajian : a. Autoanamnesa
: b. Alloanamnesa
: c. Observasi

B. Indentitas Klien
 Nama : An. S
 Jenis kelamin : Perempuan
 Umur : 9 tahun
 Tempat/tanggal lahir : Semarang, 21 Agustus 2011
 Pendidikan : SD
 Pekerjaan : Pelajar
 Status perkawinan : Belum Kawin
 Agama : Islam
 Suku : Jawa
 Alamat : Semarang
 Dx medis : Otitis dan Vertigo

C. Identitas Penanggungjawab
Nama : Ny. F
Alamat : Semarang
Hubungan dengan klien : Ibu kandung

D. Riwayat keperawatan masa lalu


 Penyakit yang pernah di derita : Keluarga pasien mengatakan
tidak pernah menderita penyakit
 Penyakit keturunan dalam keluarga : Keluarga pasien mengatakan
tidak ada penyakit keturunan
dalam keluarga
 Operasi yang pernah dilakukan : keluarga pasien mengatakan
pasien tidak pernah melakukan
operasi
 Alergi : keluarga pasien mengatakan
pasien tidak alergi terhadap
debu, obat- obatan, makanan,
dan suhu
 Imunisasi : keluarga pasien mengatakan
pasien sudah mendapatkan
imunisasi lengkap
 Kebiasaan buruk : tidak terkaji
 Obat-obatan : keluarga pasien mengatakan
pasien belum pernah
mengkonsumsi obat-obatan

E. Riwayat Keperawatan saat ini


 Alasan masuk rumah sakit : pasien masuk rumah sakit
dengan keluhan telinga kiri
gatal, keluar nanah dari lubang
telinga kiri
 Tindakan/ terapi yang sudah diterima : Ringer laktat 15 TPM
 Keluhan utama : Nyeri skala 5 dan telinga kiri
keluar nanah
 Keluhan penyerta : Pusing, pendengaran menjadi
kurang jelas

F. Kebutuhan
1. Kebutuhan
a. Oksigen
Sebelum sakit : Keluarga pasien mengatakan pasien tidak
mengalami gangguan pernafasan dan tidak
menggunakan alat bantu nafas
Saat sakit : pasien tidak menggunakan alat bantu nafas
b. Cairan
Sebelum sakit : Keluarga pasien mengatakan minum air putih
kurang lebih 7 gelas per hari
Saat sakit : Keluarga pasien mengatakan minum air putih 6
gelas sehari
c. Nutrisi
Sebelum sakit :
A. antopometri :
BB : 24 kg
TB : 150 cm
BBI : (TB-100)-10%(TB-100)
: (150-100)-10%(150-100)
: 50 – 10%(50)
: 45
IMT : BB
(TB X TB)m2

: 24
( 16900 )m2
: 24
1,69m
: 14,2

B. (Biochemical) : tidak terkaji


C. (Clinical Sign) : tidak terkaji
D. (Diet) : tidak terkaji

Saat sakit :
A. (Antropometri) :
BB : 24 kg
TB : 150 cm
BBI : (TB-100)-10%(TB-100)
: (150-100)-10%(150-100)
: 50 – 10%(50)
: 45
IMT : BB
(TB X TB)m2

: 24
( 16900 )m2
: 24
1,69m
: 14,2
B. (Biochemical) : tidak terkaji
C. (Clinical Sign) : tidakterkaji
D (Diet) :tidak terkaji

d. Eliminasi Fekal
Frekuensi Warna Konsistensi Bau Keluhan
Sebelum 1x sehari Kuning Lembek Khas Tidak ada
sakit keluhan
Setelah di 1x sehari Kuning Lembek Khas Tidak ada
RS kecoklatan keluhan

e. Eliminasi Urin
Frekuensi Warna Bau Keluhan
Sebelum 4x sehari Kuning Khas Tidak ada
sakit keluhan
Setelah di 4x sehari Kuning Khas Tidak ada
RS keluhan

f. Aktivitas

Sebelum Saat
Aktivitas Keterangan
sakit sakit
Dapat mengerjakan sendiri √
Mandi Pada bagian tertentu dibantu
Memerlukan bantuan √
Seluruhnya tanpa dibantu √
Berpakaian Pada kondisi tertentu dibantu
Seluruhnya memerlukan bantuan √
Dapat mengerjakan sendiri √
Pergi ke toilet Memerlukan bantuan √
Tidak dapat pergi ketoilet
Tanpa bantuan √
Berpindah atau
Dengan bantuan √
berjalan
Tidak dapat melakukan
BAB dan BAK Dapat mengontrol √ √
Kadang-kadang ngompol
Dibantu seluruhnya
Tanpa bantuan √
Dapat makan sendiri kecuali hal-
Makan √
hal tertentu
Seluruhnya dibantu
SKOR A E

Keterangan :
A : Mandiri untuk 6 fungsi
B : Mandiri untuk 5 fungsi
C : Mandiri, kecuali mandi dan fungsi lain
D : Mandiri, kecuali mandi, berpakaian dan fungsi lain
E : Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, pergi ke toilet dan fungsi
lainnya
F : Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, pergi ke toilet, berpindah
dan fungsilainnya
G : Tergantung untuk 6 fungsi.
Dari data tersebut untuk memenuhi kebutuhan aktivitas sebelum
sakit klien tergantung untuk 6 fungsi, dan saat sakit klien tergantung
untuk 6 fungsi.

g. Tidur
Sebelum sakit : ibu pasien mengatakan anak tidur 8 jam perhari,
nyenyak
Saat sakit : ibu pasien mengatakan anak tidur 6 jam perhari dan
tidak nyenyak karena merasakan nyeri
h. Sexualitas
Sebelum sakit : ibu pasien mengatakan anak sudah sunat dan belum
pernah melakukan hubungan seksual
Saat sakit : ibu pasien mengatakan anak belum pernah
melakukan hubungan seksual
i. Privasi dan Interaksi Sosial
Sebelum sakit : ibu pasien mengatakan anak dapat berbaur dengan
teman dan lingkungan sekitarnya
Saa tsakit : ibu pasien mengatakan anak dapat berinteraksi
dengan baik kepada perawat
j. Pencegahan masalah kesehatan
Sebelum sakit : pasien mengatakan tidak tahu cara pencegahan
terhadap penyakitnya
Saat sakit : pasien mengatakan sudah tahu cara pencegahan
terhadap penyakitnya
k. Promosi Kesehatan
Sebelum sakit : ibu pasien mengatakan anak tidak pernah
mendapatkan pendidikan kesehatan
Saat Sakit : ibu pasien mengatakan anak sudah mendapatkan
pendidikan kesehatan tentang OMA dan Vertigo
2. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum dan Kesadaran
Keadaan umum : pasien tampak sakit sedang dan terpasang infus RL
15 TPM
Kesadaran : composmentis
b. TTV
Tekanan darah : 110/90 mmHg
Nadi : 90x/menit
RR : 20x/menit
Suhu : 37,8o C
Saturasioksigen : 98%
c. Pemeriksaan fisik Head to toe
1) Kepala
Inspeksi : Kulit kepala bersih, tidak ada luka
2) Rambut
Inspeksi : Rambut hitam, tidak ada ketombe, rambut
tidak kering
Palpasi : tidak ada benjolan
3) Mata
Inspeksi : Simetris, konjungtiva ananemis
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan di daerah mata
4) Hidung
Inspeksi : tampak bersih, tidak ada sekret
Palpasi : tidak ada luka, tidak ada benjolan
5) Telinga
Inspeksi : Keluar nanah dari lubang telinga kiri dan
ottorhea purulent
6) Mulut
Inspeksi : Mukosa bibir kering, lidah kotor, mulut
tercium bau amoniak
7) Leher
Inspeksi : tidak terdapat luka, tampak bersih
Palpasi : tidak ada pembesaran kelenjar thyroide
8) Dada
Jantung
Inspeksi : Ictus Cordis terlihat di ICS 5 aksilaris anterior
Palpasi : Kedalaman Ictus Cordis 1 cm teraba di ICS 5 linea
aksilaris anterior
Perkusi : Pekak, sesuai batas-batas jantung
Kanan atas : intracosta II linea para sternalis dextra
Kanan bawah : intracosta IV linea para sternalis
Kiri atas : intracosta II linea para sternalis sinistra
Kiri bawah : intracosta IV medio clavicularis sinistra
Auskultasi :
S1 : Terdengar bunyi lup di ruang ICS 5 dan ICS 2 sebelah
kiri sternum
S2 : Terdengar bunyi dup di ICS 4 sebelah kanan sternum
S3 : Terdengar bunyi lub,dub, di ICS 3
Paru-paru
Inspeksi : Bentuk dada simetris, tidak terdapat spider navi
Palpasi : Vocal fremitus di semua lapang paru teraba sama
Perkusi : Sonor di semua lapang paru
Auskultasi :
tracheal : ekspirasi ≥ inspirasi
bronchial : inspirasi > ekspirasi
bronchovascular : inspirasi = ekspirasi
9) Abdomen
Inspeksi : tampak simetris
Auskultasi : bising usus 15 x/ menit
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : Timpani
10) Ekstrimitas
Ekstremitas atas
Inspeksi : kulit berwarna sawo matang, tidak ada lesi, jari
setiap tangan berjumlah 5
Palpasi : Turgor kulit elastis, kulit teraba lembab, tidak
terdapat benjolan, capillary refill < 2 detik

Ekstermitas bawah
Inspeksi : kulit berwarna sawo matang, tidak ada lesi, jari pada
setiap kaki berjumlah 5
Palpasi : Turgor kulit elastis, kulit teraba lembab, tidak
terdapat benjolan, capillary refill < 2 detik

Kekuatan otot (ekstrimitas atas dan bawah)


5 5
5 5

Keterangan :
0 : tidak ada tanda gerakan (0%)
1 : hampir tidak ada gerakan (10%)
2 : tidak dapat mengangkat, tetapi dapat bergerak tanpa
pemberat apapun (25%)
3 : mengangkat beratnya sendiri (50%)
4 : mengangkat dan bertahan terhadap sedikit resistensi (75%)
5 : mengangkat dan bertahan terhadap resistensi yang kuat
(100%)

Pemeriksaan Diagnostik : Tidak terkaji


3. Terapi: tidak terkaji

ANALISA DATA

DATA MASALAH ETIOLOGI

DS : Gangguan mendengar,
-Pasien mengatakan telinga kiri gatal Resiko jatuh Gangguan visual
- pasien mengeluh pusing
- pasien mengeluh pendengaran telinga kiri
menjadi kurang jelas
- pengkajian nyeri PQRST
P : pasien mengeluh nyeri
Profokatif : pasien mengatakan nyeri di
telinga kiri karena keluar nanah
Paliatif : pasien mengatakan nyeri
berkurang saat tidak ada nanah
Q : pasien mengatakan nyeri seperti ditusuk
tusuk
R : telinga kiri
S : pasien mengatakan nyeri skala 5
T : pasien mengatakan nyeri hilang timbul
DO :
Suhu tubuh 37,8oC
DS : Defisiensi Kurang informasi
Ibu pasien mengatakan bahwa beliau tidak pengetahuan Kurang sumber
tahu mengapa anaknya bisa menderita sakit pengetahuan
ini
DO : -
RUMUSAN DIAGNOSA

1. Resiko jatuh berhubungan dengan Gangguan mendengar,Gangguan visual di


buktikan dengan Pasien mengatakan telinga kiri gatal,pasien mengeluh
pusing, pasien mengeluh pendengaran telinga kiri menjadi kurang
jelas,pengkajian nyeri PQRST P : pasien mengeluh nyeri Profokatif : pasien
mengatakan nyeri di telinga kiri karena keluar nanah Paliatif : pasien
mengatakan nyeri berkurang saat tidak ada nanah Q : pasien mengatakan
nyeri seperti ditusuk tusuk R : telinga kiri S : pasien mengatakan nyeri skala 5
T : pasien mengatakan nyeri hilang timbul Suhu tubuh 37,8oC
2. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan Kurang informasi, Kurang
sumber pengetahuan yang dibuktikan dengan Ibu pasien mengatakan bahwa
beliau tidak tahu mengapa anaknya bisa menderita sakit ini
INTERVENSI KEPERAWATAN

Tangg NO NOC NIC Rasional


al/ jam DP
1 Setelah dilakukan tindakan Perawatan Telinga Perawatan
keperawatan selama 2X24 (1640) Telinga (1640)
jam masalah keperawatan Monitor : Monitor :
Gangguan Persepsi Sensori - monitor struktur - memonitor
Pendengaran dapat diatasi anatomi telinga struktur anatomi
dengan : untuk tanda dan telinga untuk
gejala infeksi mengetahui
Kelas Y : Sensori - monitor tanda dan tanda-tanda dan
Domain II : kesehatan gejala disfungsi gejala infeksi
fisiologis yang dilaporkan yang dapat
Outcome : fungsi sensori klien muncul
pendengaran (2401) - memonitor
indikator A T tanda-tanda dan
gejala disfungsi
Ketajaman 3 5 untuk dapat kita
pendengaran (kiri) lihat apa terjadi
Merespon pada 3 5 masalah atau
stimulus tidak pada klien
pendengaran Mandiri : Mandiri :
- lakukan tes - tes pendengaran
pendengaran dilakukan agar
dengan tepat dapat
- bersihkan telinga memastikan
luar dengan bahwa klien
washlap yang mengalami
dibalut ke jari gangguan pada
tangan bagian
pendengaran
atau tidak
- pembersihan
telinga dengan
menggunakan
washlap
dilakukan agar
dapat
mengurangi
resiko terkena
infeksi pada
telinga
Kolaborasi : Kolaborasi :
- berikan obat tetes - pemberian obat
telinga jika tetes telinga
diperlukan perlu dilakukan
agar dapat
mengurangi
atau
menyembuhkan
bagian telinga
yang mengalami
masalah

Edukasi :
Edukasi : - menganjurkan
- instruksikan klien klien untuk
untuk membersihkan
membersihkan telinga agar
telinga telinga klien
- instruksikan tidak rentan
orangtua untuk terkena infeksi
mengobservasi - menganjurkan
tanda dan gejala kepada orangtua
adanya disfungsi untuk
audiotori atau mengamati apa
infeksi pada anak saja tanda dan
gejala infeksi
yang muncul
pada klien atau
anak

Pendidikan
Pendidikan Orang Orang Tua:
Tua: Keluarga Keluarga yang
yang Membesarkan
Membesarkan Anak (5566)
Anak (5566) Monitor :
Monitor : -
- Mandiri :
Mandiri : - memahami
- pahami hubungan hubungan
antara perilaku perilaku antara
orangtua dan orangtua dan
tujuan yang sesuai tujuan agar tetap
dengan usia anak sinkron antara
- motivasi orangtua satu denga
untuk mencoba lainnya
strategi berbeda - memotivasi
dalam mengasuh anak menjadi
anak lebih baik jika
strategi yang
diberikan unik
dan menarik
Kolaborasi :
Kolaborasi : -
- Edukasi :
Edukasi : anjurkan kepada
- ajarkan orang tua orangtua agar dapat
mengenai memahami perilaku
fisiologis, yang terjadi pada
emosional, dan anak-anak sehingga
karakteristik bisa dipahami -
perilaku normal
anak

2 Setelah dilakukan tindakan Manajamen Nyeri Manajemen Nyeri


keperawatan selama 2X24 (1400) (1400)
jam masalah keperawatan Monitor : - Monitor : -
Defisiensi Pengetahuan dapat Mandiri Mandiri :
diatasi dengan : - lakukan pengkajian -Agar dapat
nyeri komprehensif mengatahui skala
Domain IV : Pengetahuan yang meliputi nyeri pasien dan
tentang Kesehatan dan lokasi, karateristik, dapat mengetahui
Perilaku onset atau durasi, lokasi,karakteristik,
Kelas S : Pengetahuan frekuensi, kualitas, onset atau
tentang kesehatan intesitas atau durasi,Frekuensi,ku
Outcome : pengetahuan : beratnya nyeri dan alitas,intesitas atau
Manajemen Nyeri (1843) faktor pencetus beratnya nyeri dan
Indikator A T - observasi adanya faktor pencetus
Tandadan gejala 2 4 petunjuk non verbal -Membantu pasien
nyeri mengenai dalam memberikan
ketidaknyamanan petunjuk secara non
terutama pada verbal tentang
Strategi 2 4
mereka yang tidak ketidaknyamanan
pencegahan nyeri
dapat berkomunikasi yang dialami.
Pentingnya 2 5
secara efektif -mengurangi
menginformasika
- kurangi eliminasi faktor-faktor yang
n profesional
atau faktor faktor dapat
kesehatan semua
yang dapat meningkatkan nyeri
obat saat ini
mencetuskan atau
meningkatkan nyeri
(misalnya ketakutan,
kelelahan, keadaan
monoton dan kurang
pengetahuan) Kolaborasi
Kolaborasi -Beritahu tim
- Kolaborasi dengan kesehatan sekitar
tim kesehatan jika diperlukan
- dorong pasien untuk -memberitahu
menggunakan obat- pasien
obatan penurun mengkonsumsi
nyeri yang adekuat obat jika nyeri
timbul seketika
Edukasi
Edukasi -Mengajari
- Ajarkan prinsip bagaimana cara
prinsip manajemen penangan nyeri
nyeri dengan
- berikan informasi menggunakan
mengenai nyeri tekhnik relaksasi
seperti penyebab napas dalam
nyeri, berapa lama -mengajari pasien
nyeri akan mengenai penyebab
dirasakan, dan nyeri,berapa lama
atisipasi dari nyeri dirasakan dan
ketidaknyamanan antisipasi dari
akibat prosedur ketidaknyamanan
prosedur.
ANALISA ASPEK ETIK LEGAL

A. Autonomi (Otonomi)
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu
berfikir logis dan mampu membuat keputusan sendiri. Orang dewasa
dianggap kompeten dan memiliki kekuatan membuat sendiri, memilih dan
memiliki berbagai keputusan atau pilihan yang harus dihargai oleh orang lain.
Prinsip otonomi merupakan bentuk respek terhadap seseorang, atau
dipandang sebagai persetujuan tidak memaksa dan bertindak secara rasional.
Otonomi merupakan hak kemandirian dan kebebasan individu yang menuntut
pembedaan diri. Praktek profesional merefleksikan otonomi saat perawat
menghargai hak-hak klien daam membuat keputusan tentang perawatan
dirinya.
B. Beneficience (Berbuat baik)
Benefience berarti, hanya melakukan sesuatu yang baik. Kebaikan,
memerlukan pencegahan dari kesalahan atau kejahatan, penghapusan
kesalahan atau kejahatan dan peningkatan kebaikan oleh diri dan orang lain.
Terkadang,dalam situasi pelayanan kesehatan, terjadi konflik antara prinsip
ini dengan otonomi.
C. Justice (Keadilan)
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk tercapai yang sama dan adil terhadap
orang lain yang menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan.
Nilai inidirefleksikan dalam prkatek profesional ketika perawat bekerja untuk
terapiyang benar sesuai hukum, standar praktek dan keyakinan yang benar
untuk memperoleh kualitas pelayanan kesehatan.
D. Nonmal eficience ( Tidak Merugikan )
Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan
psikologis pada klien.
E. Veracity (Kejujuran)
Prinsip ini berarti penuh dengan kebenaran. Nilai diperlukan oleh
pemberi pelayanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap
klien dan untuk meyakinkan bahwa klien sangat mengerti. Prinsip ini
berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk mengatakan kebenaran.
F. Fidellity (Menepati janji)
Prinsip ini dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan
komitmennya terhadap orang lain. Perawat setia pada komitmennya dan
menepati janji serta menyimpan rahasia pasien.

G. Confidentiality (Kerahasiaan)
Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus
dijaga privasi klien. Segala sesuatu yang terdapat dalam dokumen catatan
kesehatan klien hanya boleh dibaca dalam rangka pengobatan klien.

H. Accountability (Akuntabilitas)
Akuntabilitas merupakan standar yang pasti bahwa tindakan seorang
professional dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa terkecuali.

I. Informend Consent
“Informed Consent” terdiri dari dua kata yaitu “informed” yang berarti
telah mendapat penjelasan atau keterangan (informasi), dan “consent” yang
berarti persetujuan atau memberi izin.  Jadi “informed consent” mengandung
pengertian suatu persetujuan yang diberikan setelah mendapat informasi.
Dengan demikian “informed consent” dapat didefinisikan sebagai persetujuan
yang diberikan oleh pasien dan atau keluarganya atas dasar penjelasan
mengenai tindakan medis yang akan dilakukan terhadap dirinya serta resiko
yang berkaitan dengannya.

KODE ETIK
Norma-norma yang harus diindahkan oleh setiap profesi di dalam
melaksanakan tugas profesinya dan di dalam hidupnya di masyarakat
prinsip-prinsip etik
1. Prinsip otonomi setiap orang berhak untuk melakukan atau memutuskan apa
yang di kehendaki terhadap dirinya sendiri.
2. Prinsip non maleficence berarti dalam setiap tindakan jangan sampai
merugikan orang lain.
3. Prinsip benefience berisikan kewajiban berbuat baik
4. Prinsip keadilan menjelaskan bahwa dalam alokasi sumber daya sedapat
mungkin harus diusahakan agar sampai merata pembagiannya.
ETIK LEGAL
Saat ini pasien akan dilakukan irigasi telinga. Ketika melakukan irigasi
telinga, perawat lupa meletakan handuk dibahu pasien sehingga ada air yang
menetes di pakaian pasien. Pasien tampak tidak nyaman dengan adanya air yang
menetes dan meminta perawat untuk segera membersihkannya, tapi perawat justru
menjawabnya dengan nada tinggi dan marah.
ALASAN
Sesuai kasus di atas kode etik yang di ambil oleh kelompok adalah
Nonmal Eficience (Tidak Merugikan) Karena ketika sedang melakukan irigasi
telinga, perawat lupa untuk meletakan handuk dibahu pasien sehingga ada air
yang menetes di pakaian pasien dan perawat justru menjawabnya dengan nada
tinggi dan marah
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Otitis adalah peradangan pada sebagian atau seluruh mukosa telinga
tengah, tuba Eustachius, antrum mastoid, dan sel-sel mastoid.Otitis media
akut (OMA) adalah peradangan telinga tengah dengan gejala dan tanda-tanda
yang bersifat cepat dan singkat. Vertigo bukanlah suatu penyakit tersendiri
melainkan gejala dari penyakit yang letak lesi dan penyebabnya berbeda –
beda. Oleh karena itu pada setiap penderita vertigo harus dilakukan
anamnesis dan pemeriksaan yang cermat dan terarah untuk menentukan
bentuk vertigo, letak lesi, dan penyebabnya. Rasa pusing atau vertigo
disebabkan oleh gangguan alat keseimbangan tubuh yang mengakibatkan
ketidakcocokan antara posisi tubuh yang sebenarnya dengan apa yang
dipersepsi oleh susunan saraf pusat

B. Saran
Pemberian materi yang lebih mendalam dapat meningkatkan pemahaman
dan pengetahuan pada mahasiswa dalam menyelesaikan tugas asuhan
keperawatan pada kasus pasien yang penderita otitis dan vertigo serta bisa
mengaplikasikan nya di rumah sakit.

Anda mungkin juga menyukai