Kelompok 5
1. Jessica Putri B 201711045
2. Stefany Cloudia R 201711061
3. Titania Putri S 201711062
4. Vivie Erina P S 201711063
A. Latar Belakang
Otitis adalah peradangan pada sebagian atau seluruh mukosa
telinga tengah, tuba Eustachius, antrum mastoid, dan sel-sel mastoid.Otitis
media akut (OMA) adalah peradangan telinga tengah dengan gejala dan
tanda-tanda yang bersifat cepat dan singkat. Gejala dan tanda klinik lokal
atau sistemik dapat terjadi secara lengkap atau sebagian, baik berupa
otalgia, demam, gelisah, mual, muntah, diare, serta otore, apabila telah
terjadi perforasi membran timpani. Pada pemeriksaan otoskopik juga
dijumpai efusi telinga tengah (Buchman, 2003). Terjadinya efusi telinga
tengah atau inflamasi telinga tengah ditandai dengan membengkak pada
membran timpani atau bulging, mobilitas yang terhad pada membran
timpani, terdapat cairan di belakang membran timpani, dan otore
(Kerschner, 2007). Otitis media berdasarkan gejalanya dibagi atas otitis
media supuratif dan otitis media non supur atif, di mana masing-masing
memiliki bentuk yang akut dan kronis. Selain itu, juga terdapat jenis otitis
media spesifik, seperti otitis media tuberkulosa, otitis media sifilitika.
Vertigo bukanlah suatu penyakit tersendiri melainkan gejala dari
penyakit yang letak lesi dan penyebabnya berbeda – beda. Oleh karena itu
pada setiap penderita vertigo harus dilakukan anamnesis dan pemeriksaan
yang cermat dan terarah untuk menentukan bentuk vertigo, letak lesi, dan
penyebabnya. Rasa pusing atau vertigo disebabkan oleh gangguan alat
keseimbangan tubuh yang mengakibatkan ketidakcocokan antara posisi
tubuh yang sebenarnya dengan apa yang dipersepsi oleh susunan saraf
pusat.. Vertigo bisa bersifat fungsional dan tidak ada hubunganya dengan
perubahan-perubahan organ di dalam otak. otak sendiri sebenarnya tidak
peka terhadap nyeri. Pada umumnya vertigo tidak disebapkan kerusakan di
dalam otak. Namun dapat menyebapkan ketegangan atau tekanan pada
selaput otak atau pembuluh darah besar, dan didalam kepala dapat
menimbulkan rasa sakit yang hebat dan ketika seseorang yang mengidap
vertigo tidak berada pada tempat yang aman ketika gejala timbul maka
dapat mengakibatkan terjadinya cidera. Pada prevalensi angka kejadian
vertigo di Amerika serikat sekitar 64 dari 100.000 orang dengan
kecenderungan terjadi pada wanita (64%). BPPV diperkirakan sering
terjadi pada rata – rata usia 51-57 tahun dan jarang pada usia dibawah 35
tahun tanpa riwayat trauma kepala.
Sedangkan pada tahun 2008 di indonesia angaka kejadian vertigo
sangat tinggi sekitar 50% dari orang tua yang berumur 75 tahun. Hal ini
juga merupakan keluhan nomor tiga paling sering ditemukan oleh
penderita yang datang ke praktek kesehatan.
B. Tujuan Makalah
1. Tujuan umum
Mahasiswa diharapkan dapat menganalisisi asuhan keperawatan dan
kasus etik legal pada sistem persepsi sensori
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa mampu memahami konsep dasar kasus otitis dan vertigo
b. Mahasiswa diharapkan mampu memahami pathway dan asuhan
keperawatan berhubungan dengan otitis dan vertigo
C. Manfaat
Dapat mengetahui mengenai konsep dasar dan asuhan keperawatan
pada pasien dengan penyakit otitis dan vertigo
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Nama perawat yang mengkaji : Perawat M
Unit : Rawat inap
Ruang : Melati / 302
Tanggal/waktu masuk RS : 7 Januari 2020 Jam : 11:00
Tanggal/waktu pengkajian : 8 Januari 2020 Jam : 10:00
Cara pengkajian : a. Autoanamnesa
: b. Alloanamnesa
: c. Observasi
B. Indentitas Klien
Nama : An. S
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 9 tahun
Tempat/tanggal lahir : Semarang, 21 Agustus 2011
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Pelajar
Status perkawinan : Belum Kawin
Agama : Islam
Suku : Jawa
Alamat : Semarang
Dx medis : Otitis dan Vertigo
C. Identitas Penanggungjawab
Nama : Ny. F
Alamat : Semarang
Hubungan dengan klien : Ibu kandung
F. Kebutuhan
1. Kebutuhan
a. Oksigen
Sebelum sakit : Keluarga pasien mengatakan pasien tidak
mengalami gangguan pernafasan dan tidak
menggunakan alat bantu nafas
Saat sakit : pasien tidak menggunakan alat bantu nafas
b. Cairan
Sebelum sakit : Keluarga pasien mengatakan minum air putih
kurang lebih 7 gelas per hari
Saat sakit : Keluarga pasien mengatakan minum air putih 6
gelas sehari
c. Nutrisi
Sebelum sakit :
A. antopometri :
BB : 24 kg
TB : 150 cm
BBI : (TB-100)-10%(TB-100)
: (150-100)-10%(150-100)
: 50 – 10%(50)
: 45
IMT : BB
(TB X TB)m2
: 24
( 16900 )m2
: 24
1,69m
: 14,2
Saat sakit :
A. (Antropometri) :
BB : 24 kg
TB : 150 cm
BBI : (TB-100)-10%(TB-100)
: (150-100)-10%(150-100)
: 50 – 10%(50)
: 45
IMT : BB
(TB X TB)m2
: 24
( 16900 )m2
: 24
1,69m
: 14,2
B. (Biochemical) : tidak terkaji
C. (Clinical Sign) : tidakterkaji
D (Diet) :tidak terkaji
d. Eliminasi Fekal
Frekuensi Warna Konsistensi Bau Keluhan
Sebelum 1x sehari Kuning Lembek Khas Tidak ada
sakit keluhan
Setelah di 1x sehari Kuning Lembek Khas Tidak ada
RS kecoklatan keluhan
e. Eliminasi Urin
Frekuensi Warna Bau Keluhan
Sebelum 4x sehari Kuning Khas Tidak ada
sakit keluhan
Setelah di 4x sehari Kuning Khas Tidak ada
RS keluhan
f. Aktivitas
Sebelum Saat
Aktivitas Keterangan
sakit sakit
Dapat mengerjakan sendiri √
Mandi Pada bagian tertentu dibantu
Memerlukan bantuan √
Seluruhnya tanpa dibantu √
Berpakaian Pada kondisi tertentu dibantu
Seluruhnya memerlukan bantuan √
Dapat mengerjakan sendiri √
Pergi ke toilet Memerlukan bantuan √
Tidak dapat pergi ketoilet
Tanpa bantuan √
Berpindah atau
Dengan bantuan √
berjalan
Tidak dapat melakukan
BAB dan BAK Dapat mengontrol √ √
Kadang-kadang ngompol
Dibantu seluruhnya
Tanpa bantuan √
Dapat makan sendiri kecuali hal-
Makan √
hal tertentu
Seluruhnya dibantu
SKOR A E
Keterangan :
A : Mandiri untuk 6 fungsi
B : Mandiri untuk 5 fungsi
C : Mandiri, kecuali mandi dan fungsi lain
D : Mandiri, kecuali mandi, berpakaian dan fungsi lain
E : Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, pergi ke toilet dan fungsi
lainnya
F : Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, pergi ke toilet, berpindah
dan fungsilainnya
G : Tergantung untuk 6 fungsi.
Dari data tersebut untuk memenuhi kebutuhan aktivitas sebelum
sakit klien tergantung untuk 6 fungsi, dan saat sakit klien tergantung
untuk 6 fungsi.
g. Tidur
Sebelum sakit : ibu pasien mengatakan anak tidur 8 jam perhari,
nyenyak
Saat sakit : ibu pasien mengatakan anak tidur 6 jam perhari dan
tidak nyenyak karena merasakan nyeri
h. Sexualitas
Sebelum sakit : ibu pasien mengatakan anak sudah sunat dan belum
pernah melakukan hubungan seksual
Saat sakit : ibu pasien mengatakan anak belum pernah
melakukan hubungan seksual
i. Privasi dan Interaksi Sosial
Sebelum sakit : ibu pasien mengatakan anak dapat berbaur dengan
teman dan lingkungan sekitarnya
Saa tsakit : ibu pasien mengatakan anak dapat berinteraksi
dengan baik kepada perawat
j. Pencegahan masalah kesehatan
Sebelum sakit : pasien mengatakan tidak tahu cara pencegahan
terhadap penyakitnya
Saat sakit : pasien mengatakan sudah tahu cara pencegahan
terhadap penyakitnya
k. Promosi Kesehatan
Sebelum sakit : ibu pasien mengatakan anak tidak pernah
mendapatkan pendidikan kesehatan
Saat Sakit : ibu pasien mengatakan anak sudah mendapatkan
pendidikan kesehatan tentang OMA dan Vertigo
2. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum dan Kesadaran
Keadaan umum : pasien tampak sakit sedang dan terpasang infus RL
15 TPM
Kesadaran : composmentis
b. TTV
Tekanan darah : 110/90 mmHg
Nadi : 90x/menit
RR : 20x/menit
Suhu : 37,8o C
Saturasioksigen : 98%
c. Pemeriksaan fisik Head to toe
1) Kepala
Inspeksi : Kulit kepala bersih, tidak ada luka
2) Rambut
Inspeksi : Rambut hitam, tidak ada ketombe, rambut
tidak kering
Palpasi : tidak ada benjolan
3) Mata
Inspeksi : Simetris, konjungtiva ananemis
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan di daerah mata
4) Hidung
Inspeksi : tampak bersih, tidak ada sekret
Palpasi : tidak ada luka, tidak ada benjolan
5) Telinga
Inspeksi : Keluar nanah dari lubang telinga kiri dan
ottorhea purulent
6) Mulut
Inspeksi : Mukosa bibir kering, lidah kotor, mulut
tercium bau amoniak
7) Leher
Inspeksi : tidak terdapat luka, tampak bersih
Palpasi : tidak ada pembesaran kelenjar thyroide
8) Dada
Jantung
Inspeksi : Ictus Cordis terlihat di ICS 5 aksilaris anterior
Palpasi : Kedalaman Ictus Cordis 1 cm teraba di ICS 5 linea
aksilaris anterior
Perkusi : Pekak, sesuai batas-batas jantung
Kanan atas : intracosta II linea para sternalis dextra
Kanan bawah : intracosta IV linea para sternalis
Kiri atas : intracosta II linea para sternalis sinistra
Kiri bawah : intracosta IV medio clavicularis sinistra
Auskultasi :
S1 : Terdengar bunyi lup di ruang ICS 5 dan ICS 2 sebelah
kiri sternum
S2 : Terdengar bunyi dup di ICS 4 sebelah kanan sternum
S3 : Terdengar bunyi lub,dub, di ICS 3
Paru-paru
Inspeksi : Bentuk dada simetris, tidak terdapat spider navi
Palpasi : Vocal fremitus di semua lapang paru teraba sama
Perkusi : Sonor di semua lapang paru
Auskultasi :
tracheal : ekspirasi ≥ inspirasi
bronchial : inspirasi > ekspirasi
bronchovascular : inspirasi = ekspirasi
9) Abdomen
Inspeksi : tampak simetris
Auskultasi : bising usus 15 x/ menit
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : Timpani
10) Ekstrimitas
Ekstremitas atas
Inspeksi : kulit berwarna sawo matang, tidak ada lesi, jari
setiap tangan berjumlah 5
Palpasi : Turgor kulit elastis, kulit teraba lembab, tidak
terdapat benjolan, capillary refill < 2 detik
Ekstermitas bawah
Inspeksi : kulit berwarna sawo matang, tidak ada lesi, jari pada
setiap kaki berjumlah 5
Palpasi : Turgor kulit elastis, kulit teraba lembab, tidak
terdapat benjolan, capillary refill < 2 detik
Keterangan :
0 : tidak ada tanda gerakan (0%)
1 : hampir tidak ada gerakan (10%)
2 : tidak dapat mengangkat, tetapi dapat bergerak tanpa
pemberat apapun (25%)
3 : mengangkat beratnya sendiri (50%)
4 : mengangkat dan bertahan terhadap sedikit resistensi (75%)
5 : mengangkat dan bertahan terhadap resistensi yang kuat
(100%)
ANALISA DATA
DS : Gangguan mendengar,
-Pasien mengatakan telinga kiri gatal Resiko jatuh Gangguan visual
- pasien mengeluh pusing
- pasien mengeluh pendengaran telinga kiri
menjadi kurang jelas
- pengkajian nyeri PQRST
P : pasien mengeluh nyeri
Profokatif : pasien mengatakan nyeri di
telinga kiri karena keluar nanah
Paliatif : pasien mengatakan nyeri
berkurang saat tidak ada nanah
Q : pasien mengatakan nyeri seperti ditusuk
tusuk
R : telinga kiri
S : pasien mengatakan nyeri skala 5
T : pasien mengatakan nyeri hilang timbul
DO :
Suhu tubuh 37,8oC
DS : Defisiensi Kurang informasi
Ibu pasien mengatakan bahwa beliau tidak pengetahuan Kurang sumber
tahu mengapa anaknya bisa menderita sakit pengetahuan
ini
DO : -
RUMUSAN DIAGNOSA
Edukasi :
Edukasi : - menganjurkan
- instruksikan klien klien untuk
untuk membersihkan
membersihkan telinga agar
telinga telinga klien
- instruksikan tidak rentan
orangtua untuk terkena infeksi
mengobservasi - menganjurkan
tanda dan gejala kepada orangtua
adanya disfungsi untuk
audiotori atau mengamati apa
infeksi pada anak saja tanda dan
gejala infeksi
yang muncul
pada klien atau
anak
Pendidikan
Pendidikan Orang Orang Tua:
Tua: Keluarga Keluarga yang
yang Membesarkan
Membesarkan Anak (5566)
Anak (5566) Monitor :
Monitor : -
- Mandiri :
Mandiri : - memahami
- pahami hubungan hubungan
antara perilaku perilaku antara
orangtua dan orangtua dan
tujuan yang sesuai tujuan agar tetap
dengan usia anak sinkron antara
- motivasi orangtua satu denga
untuk mencoba lainnya
strategi berbeda - memotivasi
dalam mengasuh anak menjadi
anak lebih baik jika
strategi yang
diberikan unik
dan menarik
Kolaborasi :
Kolaborasi : -
- Edukasi :
Edukasi : anjurkan kepada
- ajarkan orang tua orangtua agar dapat
mengenai memahami perilaku
fisiologis, yang terjadi pada
emosional, dan anak-anak sehingga
karakteristik bisa dipahami -
perilaku normal
anak
A. Autonomi (Otonomi)
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu
berfikir logis dan mampu membuat keputusan sendiri. Orang dewasa
dianggap kompeten dan memiliki kekuatan membuat sendiri, memilih dan
memiliki berbagai keputusan atau pilihan yang harus dihargai oleh orang lain.
Prinsip otonomi merupakan bentuk respek terhadap seseorang, atau
dipandang sebagai persetujuan tidak memaksa dan bertindak secara rasional.
Otonomi merupakan hak kemandirian dan kebebasan individu yang menuntut
pembedaan diri. Praktek profesional merefleksikan otonomi saat perawat
menghargai hak-hak klien daam membuat keputusan tentang perawatan
dirinya.
B. Beneficience (Berbuat baik)
Benefience berarti, hanya melakukan sesuatu yang baik. Kebaikan,
memerlukan pencegahan dari kesalahan atau kejahatan, penghapusan
kesalahan atau kejahatan dan peningkatan kebaikan oleh diri dan orang lain.
Terkadang,dalam situasi pelayanan kesehatan, terjadi konflik antara prinsip
ini dengan otonomi.
C. Justice (Keadilan)
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk tercapai yang sama dan adil terhadap
orang lain yang menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan.
Nilai inidirefleksikan dalam prkatek profesional ketika perawat bekerja untuk
terapiyang benar sesuai hukum, standar praktek dan keyakinan yang benar
untuk memperoleh kualitas pelayanan kesehatan.
D. Nonmal eficience ( Tidak Merugikan )
Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan
psikologis pada klien.
E. Veracity (Kejujuran)
Prinsip ini berarti penuh dengan kebenaran. Nilai diperlukan oleh
pemberi pelayanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap
klien dan untuk meyakinkan bahwa klien sangat mengerti. Prinsip ini
berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk mengatakan kebenaran.
F. Fidellity (Menepati janji)
Prinsip ini dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan
komitmennya terhadap orang lain. Perawat setia pada komitmennya dan
menepati janji serta menyimpan rahasia pasien.
G. Confidentiality (Kerahasiaan)
Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus
dijaga privasi klien. Segala sesuatu yang terdapat dalam dokumen catatan
kesehatan klien hanya boleh dibaca dalam rangka pengobatan klien.
H. Accountability (Akuntabilitas)
Akuntabilitas merupakan standar yang pasti bahwa tindakan seorang
professional dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa terkecuali.
I. Informend Consent
“Informed Consent” terdiri dari dua kata yaitu “informed” yang berarti
telah mendapat penjelasan atau keterangan (informasi), dan “consent” yang
berarti persetujuan atau memberi izin. Jadi “informed consent” mengandung
pengertian suatu persetujuan yang diberikan setelah mendapat informasi.
Dengan demikian “informed consent” dapat didefinisikan sebagai persetujuan
yang diberikan oleh pasien dan atau keluarganya atas dasar penjelasan
mengenai tindakan medis yang akan dilakukan terhadap dirinya serta resiko
yang berkaitan dengannya.
KODE ETIK
Norma-norma yang harus diindahkan oleh setiap profesi di dalam
melaksanakan tugas profesinya dan di dalam hidupnya di masyarakat
prinsip-prinsip etik
1. Prinsip otonomi setiap orang berhak untuk melakukan atau memutuskan apa
yang di kehendaki terhadap dirinya sendiri.
2. Prinsip non maleficence berarti dalam setiap tindakan jangan sampai
merugikan orang lain.
3. Prinsip benefience berisikan kewajiban berbuat baik
4. Prinsip keadilan menjelaskan bahwa dalam alokasi sumber daya sedapat
mungkin harus diusahakan agar sampai merata pembagiannya.
ETIK LEGAL
Saat ini pasien akan dilakukan irigasi telinga. Ketika melakukan irigasi
telinga, perawat lupa meletakan handuk dibahu pasien sehingga ada air yang
menetes di pakaian pasien. Pasien tampak tidak nyaman dengan adanya air yang
menetes dan meminta perawat untuk segera membersihkannya, tapi perawat justru
menjawabnya dengan nada tinggi dan marah.
ALASAN
Sesuai kasus di atas kode etik yang di ambil oleh kelompok adalah
Nonmal Eficience (Tidak Merugikan) Karena ketika sedang melakukan irigasi
telinga, perawat lupa untuk meletakan handuk dibahu pasien sehingga ada air
yang menetes di pakaian pasien dan perawat justru menjawabnya dengan nada
tinggi dan marah
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Otitis adalah peradangan pada sebagian atau seluruh mukosa telinga
tengah, tuba Eustachius, antrum mastoid, dan sel-sel mastoid.Otitis media
akut (OMA) adalah peradangan telinga tengah dengan gejala dan tanda-tanda
yang bersifat cepat dan singkat. Vertigo bukanlah suatu penyakit tersendiri
melainkan gejala dari penyakit yang letak lesi dan penyebabnya berbeda –
beda. Oleh karena itu pada setiap penderita vertigo harus dilakukan
anamnesis dan pemeriksaan yang cermat dan terarah untuk menentukan
bentuk vertigo, letak lesi, dan penyebabnya. Rasa pusing atau vertigo
disebabkan oleh gangguan alat keseimbangan tubuh yang mengakibatkan
ketidakcocokan antara posisi tubuh yang sebenarnya dengan apa yang
dipersepsi oleh susunan saraf pusat
B. Saran
Pemberian materi yang lebih mendalam dapat meningkatkan pemahaman
dan pengetahuan pada mahasiswa dalam menyelesaikan tugas asuhan
keperawatan pada kasus pasien yang penderita otitis dan vertigo serta bisa
mengaplikasikan nya di rumah sakit.