Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Melihat realita saat ini perkembangan zaman terutama dibidang teknologi
informasi yang semakkin berkembang. Hal ini berdampak juga dibidang ekonomi
termasuk dalam ruang lingkup auditing. Teknologi seakan-akan digunakan sebagai alat
untuk mempermudah cara untuk melakukan kecurangan yang didukung oleh tiga
keadaan yakni insentif atau tekanan, kesempatan, dan sikap rasionalisasi.
Disinilah terlihat bahwa perkembangan tekonologi yang semakin canggih akan
mempersulirt pendektisi kecurangan dalam dunia bisnis. Dan tanggung jawab seorang
auditor akan semakin berat untuk mendeteksi kecurangan oleh pihak-pihak tertentu.
Dalam makalah ini akan dibahas lebih detail lagi tentang bagaimana sikap auditor saat
menemukan suatu kecurangan.
B. Manfaat Penulisan Makalah
Selain bermanfaat bagi penulis secara pribadi, penulisan makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca selaku pelaku maupun pengamat dunia audit diantaranya
sebagai berikut :
1. Mengetahui jenis jenis kecurangan?
2. Mengetahui bagaimana cara mendeteksi kecurangan?
1
2.1 Definisi Audit Kecurangan
Menurut Alison (2006) dalam artikel yang berjudul Fraud Auditing mendefinisikan
kecurangan (Fraud) sebagai bentuk penipuan yang disengaja dilakukan yang
menimbulkan kerugian tanpa disadari oleh pihak yang dirugikan tersebut dan
memberikan keuntungan bagi pelaku kecurangan. Kecurangan umumnya terjadi
karena adanya tekanan untuk melakukan penyelewengan atau dorongan untuk
memanfaatkan kesempatan yang ada dan adanya pembenaran (diterima secara
umum) terhadap tindakan tersebut.
2
adanya peluang kelemahan pada pengendalian internal perusahaan
serta pembenaran terhadap tindakan tersebut.
Contoh salah saji jenis ini adalah :
Penggelapan terhadap penerimaan kas.
Pencurian aktiva perusahaaan.
Mark-up harga.
Transaksi tidak resmi.
2. Oleh pihak diluar perusahaan, yaitu pelanggan, mitra usaha dan pihak asing
yang dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan melalui persaingan dalam
berbisnis.
3
1. Pressure
2. Opportunity
3. Rationalization
4
1) Bahwasanya tindakannya untuk membahagiakan keluarga dan orang-
orang yang dicintainya.
2) Masa kerja pelaku cukup lama dan dia merasa seharusnya berhak
mendapatkan lebih dari yang telah dia dapatkan sekarang (posisi,
gaji, promosi, dll.)
3) Perusahaan telah mendapatkan keuntungan yang sangat besar dan
tidak mengapa jika pelaku mengambil bagian sedikit dari keuntungan
tersebut.
Dari dasar hasil penelitian yang dilakukan oleh Donald Cressey ini juga,
memunculkan banyak pendapat-pendapat lain yang kian beragam, diantaranya :
1) Ramos (2003) dikutip dari Rosyid, menggambarkan penyebab kecurangan dalam
bentuk segitiga (The fraud triangle), sebagai berikut :
a) Penyalahgunaan wewenang / jabatan (Occupational Frauds): kecurangan
yang dilakukan oleh individu-individu yang bekerja dalam suatu organisasi
untuk mendapatkan keuntungan pribadi.
b) Kecurangan organisatoris (Organisational Fraud): kecurangan yangdilakukan
oleh organisasi itu sendiri demi kepentingan / keuntunganorganisasi itu.
c) Skema kepercayaan (Confidence Schemes). Dalam kategori ini, pelaku
membuat suatu skema kecurangan dengan menyalahgunakan kepercayaan
korban.
2) CKM dr Kurtiyono mengutip pendapat Riduan Simanjuntak mengatakan bahwa
terdapat empat faktor pendorong seseorang untuk melakukan kecurangan, yang
dikenal dengan teori GONE, yaitu :
a. Greed (keserakahan)
b. Opportunity (kesempatan)
c. Need (keinginan)
d. Exposure (Pengungkapan)
5
CARA MENDETEKSI KECURANGAN
1. Memahami Gejala Kecurangan
perkembangan ekonomi saat ini adalah hasil dari proses pembangunan yg
membuat dunia usaha semakin semarak, kompleks, variatif dan dinamis. Setiap
perusahaan berusaha untuk mencari semua potensi yang ada agar tetap bertahan
dan memenuhi kebutuhan pelanggannya. Namun, seperti juga yang dialami oleh
negara-negara maju maupun Negara berkembang, setiap pencapaian kemampuan
di bidang ekonomi, cenderung diiringi pula dengan munculnya bentuk-bentuk
kejahatan baru, baik di bidang ekonomi maupun social.
6
Tanda awal (Red Flags) terjadinya kecurangan sebagai berikut:
1. Situasi pribadi yang mengakibatkan timbulnya tekanan yang tidk
diharapkan,seperti dililit hutang ,dan menderita sakit berat
2. Keadaan perusahaan yang membuat tekanan, seperti peningkatan persaingan,
pinjaman kredit yang terbatas kesulitan ekonomi dan peningkatan hutang.
3. Terjadi pengendalian yang spesifik,seperti hanya satu orang yg menangani
banyak transaksi penting, ketidakjelasan penugasan dan tanggung jawab
2. Mendeteksi Kecurangan
Ketika kita ingin mendeteksi kecurangan kita harus tau tentang hal-hal yang
menjadi pemicu terjadinya kecurangan dan siapa atau pihak mana yang
kemungkinan dapat melakukan kecurangan.Hal ini sangat perlu diketahui oleh pihak
yang mendapat tugas untuk melakukan pendeteksian kecurangan,karenadengan
mengetahui factor pemicu terjadinya kecurangan dan siapa atau pihak mana yang
dilakuakan akan lebih terarah.
Secara umum hal-hal yang menjadi pemicu terjadinya kecurangan baik yang
dilakukan oleh seseorang ataupun sekelompok orang dapat dirangkum dalam kata
GONE (GONE THEORY yang merupakan singkatan dari Greed (Keserakahan),
Opportunity (Kesempatan), Need(Kebutuhan), dan Exposure (Pengungkapan). Dua
factor yaitu Greed danNeed terutama berhubungan dengan individu (pelaku
7
kecurangan), sedangkan Opportunity dan Exposure berhubungan dengan
organisasi (korban perbuatan kecurangan). Dalam pembahasan selanjutnya,factor-
faktor tersebut dikelompokkan ke dalam factor generic dan factor individu.
o Faktor Generik
a) Kesempatan atau adanya peluang bagi pelaku kecurangan (opportunity) :
Kesempatan melakukan kecurangan tergantung pada kedudukan pelaku
terhadap obyek kecurangan. Usaha untuk menghilangkan kesempatan terjadinya
kecurangan secara keseluruhan menjadi tidak ekonomis dan tidak produktif
selama perusahaan tersebut masih memiliki asset, dimana asset tersebut
diperdagangkan, mengalir, dan ada dalam pengendalian pihak lain seperti
karyawan, pembeli, dan penjual.
b) Kemungkinan bahwa kecurangan akan dapat diketahui dan diungkapkan
(exposure) :
Kondisi saat ini ada kecenderungan makin tipisnya kepekaan
seseorang/sekelompok orang terhadap kecurangan yang terjadi di sekelilingnya.
Hal ini mungkin dikarnakan kekhawatiran orang-orang yg berkaitan dengan
perlindungan terhadap pihak-pihak yang mengungkapkan terjadinya kecurangan
tersebut. Apabila kondisi ini terus terjadi, maka secara logika kecurangan makin
merajalela, karena para pelaku kecurangan tersebut merasa bahwa kecurangan
apapun yang mereka lakukan tidak ada pihak lain yang berani
mengungkapkannya.
c) Sanksi yang dikenakan kepada pelaku jika tertangkap dan perbuatannya
terungkap (exposure) :
Terungkapnya kecurangan tidak cukup untuk mencegah terulang
kembalinya kejadian tersebut dimasa yang akan datang. Oleh karena itu harus
ada saksi atas perbuatan tersebut yang jelas, tegas, dan diterapkan sesuai
dengan peraturan yang berlaku. perusahaan yang ingin melindungi assetnya
harus memiliki kebijakan (policy) yang jelas mengenai sifat dan besarnya sanksi
terhadap pelaku kecurangan, seperti :
siapapun yang terlibat kecurangan akan dipecat
semua kecurangan akan dilaporkan kepada pihak yang
berwenang
o Factor Individu
Secara umum, factor dikategorikan menjadi dua bagian yaitu :
8
moral yang berhubungan dengan keserakahan (greed). Keserakahan
berhubungan dengan atribut seseorang. Bagaimana dengan atribut lainnya yang
ada dalam diri manusia seperti kejujuran, integritas, loyalitas dan sebagainya,
adalah sulit untuk mengetahui apakah seseorang memiliki atribut serakah ini atau
tidak.
Motivasi yang berhubungan dengan kebutuhan (need). Salah satu yang
menjadi penyebab seseorang atau sekelompok orang melakukan kecurangan
adalah berhubungan dengan kebutuhan ekonomi dan ketidakpuasan atas
kebijakan yang ditetapkan oleh manajemen, balas dendam, dan tantangan.
9
Setiap perusahaan pasti memiliki titik rawan terjadinya kecurangan. Apabila
kecurangan terjadi pada titik tersebut, akan dengan mudah diketahui. Namun,
dalam banyak hal keberhasilan suatau kecurangan lebih banyak disebabkan
kepandaian pelaku dalam menyembunyikan kegiatannya diantara transaksi-
transaksi yang ada.
10
Pembelian
Kecurangan pembelian umumnya dilakukan dengan cara
meninggikan nilai yang terdapat dalam faktur. Dalam setiap kecurangan
pembelian, hampir selalu terdapat pengkreditan yang salah pada rekening
kreditur. Hutang yang timbul kemudian dilunasi oleh perusahaan, bukan
kepada pemasok, namun kepada pelaku kecurangan. Walaupun rekening
dapat dibukukan, namun pelaku kecurangan tidak mampu menyiapkan bukti
pendukung yang lengkap. Oleh karena itu, untuk meyakinkan keabsahan
pemasok pengujian pertama yang sangat penting untuk dilakukan
Langkah_langkah yang dapat digunakan untuk meykinkan keabsahan
tersebut adalah :
Membandingkan data pemasok dengan data karyawan perusahaan,
tentang alamat dan nomor teleponnya supaya untuk mengetahui jika
karyawan menciptakan pemasok fiktif dengan menggunakan alamat
karyawan tersebut atau alamat kerabatnya untuk menerima
pengiriman uang dari perusahaan.
Teliti nama perusahaan tempat karyawan bekerja sebelumnya.
Bandingkan data perusahaan tersebut denagan data rekanan
perusahaan. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui kemungkinana
karyawan melakukan kolusi dengan karyawan tempat dia bekerja
sebelumnya.
Periksa beberapa rekanan yang mengajukan penawaran kepada
perusahaan, dan teiti hubungan antara satu dengan yang lainnya.
Pngujian ini dimaksudkan untuk mengetahui adanya tender yang
hanya diikuti rekanan yang mempunyai keterkaitan satu sama lain.
Teliti faktur pembelian, jika terdapat seperti ini maka perlu diteliti lebih
lanjut :
Tidak terdapat nomor telepon
Faktur pembeliannya bukan faktur asli
Faktur tidak dikirim melalui pos
Tidak terdapat rincian barang-barang yang dibeli (selain kode
barang)
11
jarang, pejabat memilih pemasok yang telah dikenalnya (kemungkinan
karena ada hubungan istimewa)
Bandingkan buku pembelian tahun berjalan dengan tahun
sebelumnya, perhatikan hal-hal berikut ini :
Rekening-rekening yang dihapuskan
Rekening yang baru
Kecenderungan (trend) yang tidak wajar atas suatu rekening
Pengkreditan atas suatu rekening selain dari barang yang diterima
dan pendebetan selain kas
Periksa tingkat kewenangan pejabat dalam melakukan pambelian dan
menyetjui faktur. Perhatian harus diarahkan pada kemungkinan memecah
pembelian menjadi beberapa pesanan.
Lakukan uji-petik terhadap beberapa kontrak, terutama dari pemasok
yang barang-barangnya dibeli tanpa ada harga resminya. Perhatikan hal-
hal berikut ini :
Barang dibeli dari pemasok yang bukan merupakan kegiatan
bisnisnya
Pembelian tanpa melalui penawaran yang kompetitif
Mutu barang dibawah standar
Adanya perubahan harga dan/atau perpanjangan waktu
Harga kontrak sedikit dibatas ataas (plafon anggaran). Apabila dari
hasil pengujian terdapat indikasi adanya kecurangan, langkah berikut
harus dilakukan :
o Teliti kepemilikan perusahaan yang memenagkan tender
o Teliti kepemilikan perusahaan yang kalah dalam tender
12
Teliti saldo piutang yang melampaui plafon kredit
Teliti pembayaran/pelunasan piutang yang melampaui batas waktu
tertentu
Lakukan analisis atas pesanan penjualan, catatan gudang dan faktur,
selanjutnya bandingkan antara ketiganya
Teliti pngiriman barang contoh ke gudang/cabang atau pengiriman
barang kepada pihak ketiga tersebut. Prosedur ini dimaksudkan untuk
mendeteksi kemungkinan penyalahgunaan pengiriman barang sampel
Teliti nota kredit untuk barang-barang yang dikembalikan (diretur) dan
bandingkan dengan penerimaan barangnya (di gudang)
Teliti surat menyurat berkaitan dengan transaksi pembelian.
Perhatikan keluhan konsumen, seperti kesalahan dalam faktur dan
sebagainya. Trasir keluhan-keluhan tersebut kepada barang yang
dipesan, pengiriman barang, dan faktur penjualan
Teliti catatan pelunasan piutang ke rekening yang bersangkutan. Trasir
ke buku kasnya dan slip pembayaran. Perhatikan perbedaan tanggal,
nama pembayar. Prosedur ini dilakukan dalam rangka mendeteksi
kemungkinan terjadinya lapping. Dalam lappin, pembayaran dari
debitur tertentu dibukukan dalam rekening debitur lainnya seolah-olah
salah pembukuan untuk menutupi kecurangan yang telah dilakukan.
Persediaan
Teliti secara detail catatan-catatan persediaan berkaitan dengan hal-hal
berikut ini :
Produk yang mempunyai perputaran (turnover) paling tinggi
Produk yang ada dalam persediaan, padahal tidak terdapat dalam
persediaan tahun sebelumnya
Produk yang ada dalam persediaan tahun-tahun lalu, namun tidak
tersedia tahun ini
koreksi semua atas catatan persediaan yang disebsbkanadanya
perbedaan pada saat dilakukan stock opname
Periksa jadual pelaksanaan stock opname tahun lalu dengan
cara :
1. Meneliti setiap jenis barang dan kaitkan dengan kewajaran
persediaan, perputaran dan ruang penyimpanan yang
tersedia
13
2. Meneliti catatan kerja pengemudi perusahaan pada saat
dilakukan inventarisasi
3. Meneliti apakah terdapat pembayaran biaya pengangkutan
untuk pihak ketiga pda saat inventarisasi
4. Verifikasi kebenaran barang dalam perjalanan
Analisis Hubungan
Teliti debitur yang volume pembeliannya menurun dibandingkan dengan
tren normal, terutama yang disebabkan oleh pembatalan pesanan maupun
retur penjualan
Teliti jumlah pembelian yang dilakukan oleh pedagang besar dan
dibandingkan dengan jumlah kartu garansi yang dikembalikan oleh
konsumen akhir
Teliti rasio penerimaan terhadap penjualan kredit, piutang ragu-ragu
terhadap penjualan
Dapatkan anggaran biaya untuk setiap pusat biaya, dan lakukan penelitian
atas biaya-biaya yang realisasinya masih dibawah 50% pada awal triwulan
III namun mencapai lebih dari 90% mendekati akhir tahun.
14
pemeriksaan. Oleh karena itu, hal-hal yang perlu diamati dan dipelajari
adalah:
Struktur organisasi
Uraian tugas masing-masing pejabat yang ada dalam perusahaan
Manual akuntansi dan formulir-formulir yang digunakan
Pendelegasian wewenang
Langkah berikutnya adalah menyiapkan analisis setiap pejabat.
Simpulan yang diperoleh dari langkah ini harus dapat menunjukkan spesifikasi
setiap pekerjaan dan mencatat perbedaan antara akses yang diperbolehkan
dengan akses yang direncanakan. Sebagai contoh, petugas bagian pesanan
penjualan tidak tidak diperkenankan memiliki akses terhadap catatan
pembelian. Namun kita juga harus mempertimbangkan kondisi nyata dari
ruangan yang tersedia dalam paerusahaan yang bersangkutan, artinya
apabila ruangan petugas bagian penjualan bersama-sama dengan karyawan
bagian pembelian, adalah suatu hal yang tidak realistis menganggap petugas
penjualan tersebut tidak mungkin membaca, merubah, atau menyembunyikan
catatan.
2. Pengawasan Rutin
Suatu hal yang mudah bagi pelaku kejahatan dalm suatu perusahaan
untuk beroperasi, bila mana manajer sibuk dengan tanggung jawab lain.
Dalam melakukan pengendalian juga harus diperhatikan hal-hal seperti
bawahan lebih pandai dari atasannya, atau bila atasan memiliki bawahan
yang mempunyai latar belakang pendidikan yang berbeda.
3. Karakter Pribadi
Karakter pribadi karyawan harus dipertimbangkan. Hal-hal yang harus
diperhatikan seperti :
- Kekayaan yang tidak bisa dijelaskan
- Pola hidup mewah
- Pegawai yang sering merasa kecewa/tidak puas atas keputusan
manajemen/tidak naik-naik pangkat
- Sifat egois dari karyawan (mementingkan diri sendiri)
- Karyawan yang sering mengabaikan instruksi/prosedur
- Karyawan yang merasa dianggap paling penting
4. Tindak Lanjut
15
Hasil analisis akan memberikan gambaran tentang jenis pekerjaan mana
yang mengandung risiko tinggi dan metode fraud yang bagaimana yang
sebaiknya diterapkan. Pengujian secara detail harus dilakukan guna
menentukan apakah kesempatan yang ada telah digunakan.
BAB III
PENUTUP
Simpulan
Kecurangan didefinisikan sebagai salah saji dalam laporan keuangan yang
dilakukan dengan sengaja. Dua kategori utama kecurangan adalah kecurangan
dalam laporan keuangan dan penyalahgunaan asset. Kecurangan dalam laporan
keuangan merupakan salah saji atau penghapusan terhadap jumlah ataupun
pengungkapan yang sengaja dilakukan dengan tujuan untuk mengelabui para
penggunanya. Penyalahgunaan aset merupakan kecurangan yang melibatkan
pencurian atas aset milik suatu entitas.
Dengan menerapkan program-program dan pengendalian antikecuragan,
manajemen dapat mencegah kecurangan dengan mengurangi kesempatan yang
memungkinkan terjadinya kecurangan. Untuk membantu manajemen dan dewan
direksi dalam menjalankan usaha antikecurangan, AICPA, bekerja sama dengan
beberapa organisasi profesi terkait, menerbitkan Program dan Pengendalian
16
Antikecurangan bagi Manajemen: Panduan untuk Membantu Mencegah,
Mengantisipasi, dan Mendeteksi Kecurangan.
Panduan tersebut mengidentifikasi adanya 3 elemen untuk mencegah,
mengantisipasi dan mendeteksi kecurangan, yaitu Budaya kejujuran dan etika yang
bernilai tinggi, Tanggung jawab manajemen untuk mengevaluasi resiko-resiko
kecurangan dan pengawasan dari komite Audit.
1. Mengubah Keseluruhan Pelaksanaan Audit
Pelaku kecurangan seringkali memiliki pengetahuan yang baik dalam
prosedur audit. Untuk alasan itu maka PSA 70 mengharuskan auditor untuk
menerapkan rencana audit yang tidak dapat diprediksi.
2. Merancang dan Melakukan Prosedur Audit untuk Menghadapi Resiko
Kecurangan
3. Auditor merancang prosedur audit yang tepat digunakan untuk mengatasi
resiko audit spesifik sesuai dengan akun yang sedang diaudit dan jenis resiko
kecurangan yang teridentifikasi.
DAFTAR PUSTAKA
Elder, J. Randal, Beasley, S. Mark, Dkk. 2008. Jasa Audit dan Assurance. Salemba Empat :
17