Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

TEORI PERILAKU X DAN Y

OLEH:

ADRIANUS JEMATU

ROBERTUS Y. LAWE

PRISKA WANGO

CLARA C. O. XIMENES

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN DAN PERTANIAN

UNIVERSITAS KATOLIK SANTU PAULUS RUTENG

2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan berkat-
Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas ini dengan judul “TEORI PERILAKU X DAN Y ”.
Dalam penyusunan laporan pendahuluan ini, penulis menyadari bahwa masih banyak
terdapat kekurangan-kekurangan, hal ini karena terbatasnya kemampuan penulis, baik dalam
pengumpulan materi tentang “TEORI PERILAKU X DAN Y” maupun dari pengetahuan dan
pengalaman. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang bersifat membangun, penulis terima
dengan senang hati.
Penulis sangat berharap semoga makalah sederhana ini dapat berguna bagi pengetahuan
kami sendiri maupun para pembaca.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………….

KATA PENGANTAR…………………………………………..

DAFTAR ISI………………………………………………….

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG………………………………………
B. TUJUAN PENULIS………………………………………….

BAB II TINJAUAN TEORI

A. DEFINISI TEORI PERILAKU X DAN Y………………………….


B. KELEBIHAN DAN KELEMAHAN TEORI X DAN Y………………….

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN………………………………………………….

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Teori prilaku adalah teori yang menjelaskan bahwa suatu perilaku tertentu dapat
membedakan pemimpin dan bukan pemimpin pada orang-orang. Konsep teori X dan Y
dikemukakan oleh Douglas mcgregor dalam buku The Human Side Enterprise di mana
para manajer / pemimpin organisasi perusahaan memiliki dua jenis pandangan terhadap
para pegawai / karyawan yaitu teori x atau teori y.

Teori X, Teori ini menyatakan bahwa pada dasarnya manusia adalah makhluk
pemalas yang tidak suka bekerja serta senang menghindar dari pekerjaan dan tanggung
jawab yang diberikan kepadanya. Pekerja memiliki ambisi yang kecil untuk mencapai
tujuan perusahaan namun menginginkan balas jasa serta jaminan hidup yang tinggi.
Dalam bekerja para pekerja harus terus diawasi, diancam serta diarahkan agar dapat
bekerja sesuai dengan yang diinginkan perusahaan.

Teori Y teori ini memiliki anggapan bahwa kerja adalah kodrat manusia seperti
halnya kegiatan sehari-hari lainnya. Pekerja tidak perlu terlalu diawasi dan diancam
secara ketat karena mereka memiliki pengendalian serta pengerahan diri untuk bekerja
sesuai tujuan perusahaan. Pekerja memiliki kemampuan kreativitas, imajinasi,
kepandaian serta memahami tanggung jawab dan prestasi atas pencapaian tujuan kerja.
Pekerja juga tidak harus mengerahkan segala potensi diri yang dimiliki dalam bekerja.

B. TUJUAN PENULIS
1. Untuk mengetahui Teori Perilaku X dan Y
2. Untuk mengetahui Kelebihan dan Kelemahan dari Teori Perilaku X dan Y
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. DEFINISI TEORI PERILAKU X DAN Y


Teori perilaku adalah teori yang menjelaskan bahwa suatu perilaku tertentu dapat
membedakan pemimpin dan bukan pemimpin dan bukan pemimpin pada orang-orang.
Teori X dan Teori Y merupakan salah satu teori motivasi manusia yang diciptakan dan
dibangun oleh Douglas Mc Gregor pada 1960-an. McGregor menjelaskan bahwa para
manajer/pemimpin organisasi perusahaan memiliki dua jenis pandangan terhadap para
pegawai/karyawan yaitu teori X atau teori Y.
Motivasi menyiratkan tindakan merangsang atau menginspirasi bawahan untuk
mengejar tindakan yang diinginkan. Motivasi adalah sesuatu yang membuat orang
bertindak atau berperilaku dengan cara tertentu. Berdasarkan premis mengenai perilaku
manusia, Prof. Douglas McGregor mengemukakan teori motivasi, yang disebut sebagai
teori X dan teori Y. Teori X adalah pendekatan konvensional untuk motivasi, berdasarkan
pada asumsi negatif. Di sisi lain, Teori Y secara diametris berlawanan dengan teori X
yang menunjukkan pendekatan modern dan dinamis terhadap individu dan bergantung
pada asumsi yang praktis.

1. Teori X

Teori ini menyatakan bahwa pada dasarnya manusia adalah makhluk pemalas
yang tidak suka bekerja serta senang menghindar dari pekerjaan dan tanggung
jawab yang diberikan kepadanya. Pekerja memiliki ambisi yang kecil untuk
mencapai tujuan perusahaan namun menginginkan balas jasa serta jaminan hidup
yang tinggi. Oleh karena itu, teori X memberikan petuah manajer harus
memberikan pengawasan yang ketat, tugas-tugas yang jelas, dan menetapkan
imbalan atau hukuman.
 Proposisi utama teori X, yaitu:
a. Manajemen bertanggung jawab untuk mengatur unsur-unsur dari usaha
produktif-uang, bahan, peralatan, dan orang-dalam kepentingan ekonomi
berakhir.
b. Menghormati orang lain, ini adalah proses mengarahkan usaha mereka,
memotivasi mereka, mengendalikan tindakan mereka, dan memodifikasi
perilaku mereka agar sesuai dengan kebutuhan organisasi.
c. Tanpa intervensi aktif oleh manajemen, orang akan pasif-bahkan resisten-
untuk kebutuhan organisasi. Oleh karena itu mereka harus dibujuk,
dihargai, dihukum, dan dikendalikan. Kegiatan mereka harus diarahkan.

 Lebih lanjut menurut asumsi teori X, orang-orang ini pada hakikatnya


menganggap bahwa:

a. Tidak menyukai bekerja


b. Tidak menyukai kemauan dan ambisi untuk bertanggung jawab,
dan lebih menyukai diarahkan atau diperintah
c. Mempunyai kemampuan yang kecil untuk berkreasi mengatasi
masalah-masalah organisasi
d. Hanya membutuhkan motivasi fisiologis dan keamanan saja
e. Harus diawasi secara ketat dan sering dipaksa untuk mencapai
tujuan organisasi.

Tipe kepemimpinan pada Teori X ini adalah otoriter, sedangkan gaya


kepemimpinannya berorientasi pada prestasi kerja.

2. Teori Y

Teori ini memiliki anggapan bahwa kerja adalah kodrat manusia seperti halnya
kegiatan sehari-hari lainnya. Pekerja tidak perlu terlalu diawasi dan diancam
secara ketat karena mereka memiliki pengendalian serta pengerahan diri untuk
bekerja sesuai tujuan perusahaan. Pekerja memiliki kemampuan kreativitas,
imajinasi, kepandaian serta memahami tanggung jawab dan prestasi atas
pencapaian tujuan kerja. Pekerja juga tidak harus mengerahkan segala potensi diri
yang dimiliki dalam bekerja.

 Proposisi utama dari Teori Y adalah sebagai berikut:


a. Manajemen bertanggung jawab untuk mengatur unsur-unsur dari usaha
produktif-uang, bahan, peralatan, dan orang-orang dalam kepentingan
ekonomi berakhir.
b. Orang tidak dengan sifat pasif atau resisten terhadap kebutuhan
organisasi. Mereka telah menjadi begitu sebagai hasil dari pengalaman
dalam organisasi.
c. Motivasi, pengembangan potensi, kapasitas untuk mengasumsikan
tanggung jawab, dan kesiapan untuk mengarahkan perilaku ke arah
tujuan organisasi semuanya hadir dalam orang-manajemen tidak
menempatkan mereka di sana. Ini adalah tanggung jawab manajemen
untuk memungkinkan orang untuk mengenali dan mengembangkan
karakteristik manusia ini untuk diri mereka sendiri.
d. Tugas pokok manajemen adalah untuk mengatur kondisi organisasi
dan metode operasi agar orang dapat mencapai tujuan-tujuan mereka
sendiri dengan mengarahkan usaha mereka ke arah tujuan-tujuan
organisasi.
 Lebih lanjut menurut asumsi teori Y, orang-orang ini pada hakikatnya
menganggap bahwa:
a. Pekerjaan itu pada hakekatnya seperti bermain dapat memberikan
kepuasan kepada orang. Keduanya bekerja dan bermain merupakan
aktiva-aktiva fisik dan mental. Sehingga di antara keduanya tidak
ada perbedaan, jika keadaan sama-sama menyenangkan.
b. Manusia dapat mengawasi diri sendiri, dan hal itu tidak bisa
dihindari dalam rangka mencapai tujuan-tujuan organisasi.
c. Kemampuan untuk berkreativitas di dalam memecahkan persoalan-
persoalan organisasi secara luas didistribusikan kepada seluruh
karyawan.
d. Motivasi tidak saja berlaku pada kebutuhan-kebutuhan sosial,
penghargaan dan aktualisasi diri tetapi juga pada tingkat
kebutuhan-kebutuhan fisiologi dan keamanan.
e. Orang-orang dapat mengendalikan diri dan kreatif dalam bekerja
jika dimotivasi secara tepat.

 Perbandingan Teori X dan Teori Y

Teori X Teori Y
Pengertian Teori X adalah teori motivasi yang Teori Y, adalah teori lanjutan, di
melibbatkan pengawasan dan kontrol mana diasumsikan bahwa para
yang tinggi terhadap bawahan. pekerja mandiri dan termotivasi
diri, untuk pertumbuhan dan
perkembangan dan mengambil
bagian aktif dalam pengambilan
keputusan.
Perilaku kerja Tidak suka bekerja Pekerja itu alami
Ambisi Ambisi kecil atau tidak Sangat ambisius
Tanggung jawab Menghindari tanggung jawab. Terima dan cari tanggung
jawab.
Gaya kepimimpinan Otokratis Demokratis
Arah Diperlukan arah konstan. Diperlukan sedikit atau tanpa
arah.
Kontrol Ketat Lunak
Wewenang Terpusat Terdesentralisasi
Motivasi Diri Tidak ada ada
Fokus pada Kebutuhan psikologis dan kebutuhan Kebutuhan sosial, kebutuhan
Keamanan penghargaan dan kebutuhan
aktualisasi diri.
 Kesesuaian Teori Perilaku X dan Y Dengan Gaya Kepemimpinan
Jika melihat teori perilaku X dan Y, gaya kepemimpinan yang sesuai
diterapkan dalam suatu organisi adalah otoriter dengan demokratis atau
sentralistik dengan partisipatif. Pegawai/ karyawan dengan asumsi
berperilaku teori X, maka pemimpinnya akan cenderung menggunakan
gaya otoriter atau sentralistik. Hal ini disebabkan para pegawai/ karyawan
ini membutuhkan tekanan atau dorongan kuat dari atasan/ pemimpinnya
untuk bekerja lebih giat. Mereka membutuhkan arahan dari pimpinannya
karena mereka tidak dapat bergerak sendiri. Menurut Rivai (2003),
kepemimpinan otoriter adalah gaya kepemimpinan yang menggunakan
metode pendekatan kekuasaan dalam mencapai keputusan dan
pengembangan strukturnya, sehingga kekuasaanlah yang paling
diuntungkan dalam organisasi.
Pemimpin ini memusatkan segala keputusan dan kebijakan yang diambil
dari dirinya secara penuh. Selain itu, pemimpin ini akan membagi tugas
dan tanggung jawab sesuai keinginannya sendiri, sedangkan bawahannya
hanya akan melaksanakan tugas yang diberikan tersebut.
 Berikut ciri-ciri gaya kepemimpinan bertipe otoriter:
a. Tanpa musyawarah
b. Tidak mau menerima saran dari bawahan
c. Mementingkan diri sendiri dan kelompok
d. Selalu memerintah
e. Memberikan tugas mendadak
f. Cenderung menyukai bawahan yang ABS (asal bapak senang)
g. Sikap keras terhadap bawahan
h. Setiap keputusannya tidak dapat dibantah
i. Kekuasaan mutlak di tangan pimpinan
j. Hubungan dengan bawahan kurang serasi
k. Bertindak sewenang-wenang
l. Tanpa kenal ampun atas kesalahan bawahan
m. Kurang mempercayai bawahan
n. Kurang mendorong semangat kerja bawahan
o. Kurang mawas diri
p. Selalu tertutup
q. Suka mengancam
r. Kurang menghiraukan usulan bawahan
s. Ada rasa bangga bila bawahannya takut
t. Tidak suka bawahan pandai dan berkembang
u. Kurang memiliki rasa kekeluargaan
v. Sering marah-marah, dan
w. Senang sanjungan.

Ciri-ciri gaya kepemimpinan otoriter di atas sesuai/ cocok dengan individu/


pegawai yang diasumsikan berperilaku teori X. Pegawai dengan perilaku teori X
diasumsikan tidak dapat berbuat apa-apa, cenderung malas, dan cenderung menunggu
perintah dari atasan. Oleh karena itu, dibutuhkanlah pemimpin dengan gaya otoriter
seperti ciri-ciri di atas, cenderung mengambil keputusan sendiri dan cenderung senang
memerintah bawahannya. Hal ini juga berlaku untuk pemimpin dengan gaya
kepemimpinan sentralistik. Pemimpin dengan gaya seperti ini mengambil keputusan
secara terpusat atau keputusan berada di tangannya sendiri. Pemimpin ini tidak
menghendaki adanya campur tangan dari bawahannya.
Pegawai/ karyawan dengan asumsi berperilaku teori Y, maka akan sesuai dengan
pemimpin yang memiliki gaya kepemimpinan demokratis atau partisipatif. Pegawai ini
cenderung berinisiatif tinggi dalam mengerjakan pekerjaannya dan tidak perlu menunggu
disuruh untuk bekerja. Oleh karena itu dibutuhkan pemimpin yang demokratis, yaitu
pemimpin yang memberikan wewenang secara luas kepada para bawahan.
Berikut ciri-ciri gaya kepemimpinan demokratis:
1. Pendapatnya terfokus pada hasil musyawarah;
2. Tenggang rasa
3. Memberi kesempatan pengembangan karier bawahan
4. Selalu menerima kritik bawahan
5. Menciptakan suasana kekeluargaan
6. Mengetahui kekurangan dan kelebihan bawahan
7. Komunikatif dengan bawahan
8. Partisipasif dengan bawahan
9. Tanggap terhadap situasi
10. Kurang mementingkan diri sendiri
11. Mawas diri
12. Tidak bersikap menggurui
13. Senang bawahan kreatif
14. Menerima usulan atau pendapat bawahan
15. Lapang dada
16. Terbuka
17. Mendorong bawahan untuk mencapai hasil yang baik
18. Tidak sombong
19. Menghargai pendapat bawahan
20. Mau membirnbing bawahan
21. Mau bekerja sama dengan bawahan
22. Tidak mudah putus asa
23. Tujuannya dipahami bawahan
24. Percaya pada bawahan
25. Tidak berjarak dengan bawahan
26. Adil dan bijaksana
27. Suka rapat (musyawarah);
28. Mau mendelegasikan tugas kepada bawahan;
29. Pemaaf pada bawahan; dan
30. Selalu mendahulukan hal-hal yang penting
Berdasarkan ciri-ciri kepemimpinan demokratis tersebut, maka akan
sesuai dengan pegawai yang diasumsikan memiliki perilaku teori Y. Selain gaya
kepemimpinan demokratis, gaya kepemimpinan partisipatif juga sesuai dengan
pegawai berperilaku teori Y ini. Gaya kepemimpinan partisipatif yaitu pemimpin
yang menghendaki para bawahannya untuk berpartisipasi dalam mengambil
keputusan. Pemimpin cenderung mendorong para bawahannya untuk ikut serta
dalam pengambilan keputusan ini.
Teori X melihat pegawai dari segi pesimitik, sehingga pemimpin akan
memimpin dengan gaya otoriter dan sentralistik, cenderung mengubah kondisi
kerja dan mengefektifkan penggunaan reward & punishment untuk meningkatkan
produktivitas karyawan. Sedangkan teori Y melihat pegawai dari segi optimistik,
sehingga pemimpin akan memimpin dengan gaya demokratis dan partisipatif,
cenderung melakukan pendekatan humanistik kepada mereka, menantang mereka
untuk lebih berprestasi, mendorong pertumbuhan pribadi, dan mendorong kinerja.
Namun bukan berarti pemimpin akan menghilangkan pengawasan pada mereka.
Pemimpin memang menghendaki para pegawai memberikan saran dan masukan
dalam pengambilan keputusan, namun tetap pemimpinlah yang akan menjaga
kekuasaan untuk melaksanakan keputusan tersebut.

B. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN


a. Teori X
 Kelemahan
- Karyawan malas
- Berperasaan irasional
- Tidak mampu mengendalikan diri dan disiplin
 Kelebihan
- Karyawan bekerja untuk memaksimalkan kebutuhan pribadi

b. Teori Y
 Kelemahan
- Apresiasi diri akan terhambat berkembang karena karyawan tidak
selalu menuntut pada perusahan.
 Kelebihan
- Pekerja menunjukkan kemampuan mengatur diri
- Tanggung jawab
- Inisiatif tinggi
- Pekerja akan lebih memotivasi diri dari kebutuhan pekerjaan

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Individu (pegawai/ karyawan dalam suatu organisasi) diasumsikan oleh McGregor
memiliki perilaku berdasarkan teori X dan teori Y. Teori X yaitu dimana seseorang berperilaku
cenderung tidak memiliki motivasi, menunggu untuk diperintah atasan, tidak memiliki inisiatif,
dan sebagainya. Sedangkan teori Y yaitu kebalikan dari teori X, dimana seseorang bermotivasi
dan berinsiatif tinggi, mudah berkembang, dan sebagainya.
Antara teori X dan teori Y ini sebenarnya bukan berarti yang satu lebih baik daripada
yang lainnya. Namun teori ini lebih untuk mengarahkan kepada bagaimana tindakan seseorang
pemimpin untuk memimpin atau menghadapi pegawai/ karyawannya yang memiliki berbagai
perbedaan karakter/ perilaku. Bagi pegawai yang diasumsikan berperilaku teori X, maka gaya
kepemimpinan yang tepat yaitu dengan gaya otoriter dan sentralistik. Sedangkan bagi pegawai
yang berperilaku teori Y, maka gaya kepemimpinan yang tepat adalah gaya demokratis dan
partisipatif.
Dengan teori ini para pemimpin dapat memberikan sikap yang tepat sehingga pegawai/
karyawannya dapat melaksanakan tugas dengan baik untuk mencapai tujuan organisasi. Selain
itu, berdasarkan penjelasan teori X dan Y ini dapat diketahui bahwa seorang pemimpin terkadang
harus egois dan terkadang pula harus demokratis, tergantung perilaku pegawai/ karyawan yang
dipimpin.

DAFTAR PUSTAKA
https://ilmumanajemenindustri.com/teori-x-dan-teori-y-menurut-douglas-mcgregor/
https://scholar.google.co.id/scholar?
start=30&q=JURNAL+TENTANG+TEORI+PERILAKU+X+DAN+Y+MCGREGOR&hl=id&a
s_sdt=0,5

Anda mungkin juga menyukai