RULE OF LAW
Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan
Disusun Oleh :
Irgi Ahmad Fahrozi 31219131
Aidatussya’diyah 31219012
Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Rokilah, MH. selaku dosen
pengampu mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan, karena telah membimbing
dalam penulisan Makalah ini dengan baik. Rasa terima kasih juga kami ucapkan
kepada teman-teman yang telah berkontribusi baik secara langsung maupun tidak
langsung dalam penyusunan paper ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................2
C. Tujuan...................................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN...............................................................................................................3
BAB III...........................................................................................................................12
PENUTUP.......................................................................................................................12
A. Kesimpulan.........................................................................................................12
B. Saran...................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rule of law adalah suatu doktrin hukum yang mulai muncul pada abad ke-19,
bersamaan dengan kelahiran negara konstitusi dan demokrasi. Ia lahir dengan
tumbuh suburnya demokrasi dan meningkatnya peran parlemen dan
penyelenggaraan negara dan sebagai reaksi terhadap negara absolut yang
berkembang sebelumnya. Rule of law merupakan konsep tentang common law, di
mana segenap lapisan masyarakat dan negara beserta seluruh kelembagaannya
menjunjung tinggi supremasi hukum yang dibangun di atas prinsip keadilan dan
egalitarian. Rule of law adalah rule by the law dan bukan rule by the man. Ia lahir
mengambil alih dominasi yang dimiliki kaum gereja, ningrat, dan kerajaan,
menggeser negara kerajaan dan memunculkan negara konstitusi yang pada
gilirannya melahirkan doktrin rule of law.
Paham rule of law di Inggris diletakkan pada hubungan antara hukum dan
keadilan, di Amerika diletakkan pada hak-hak asasi manusia, dan di Belanda
paham rule of law lahri dari paham kedaulatan negara, melalui paham kedaulatan
hukum untuk mengawasi pelaksanaan tugaskekuatan pemerintah.
Di Indonesia, inti dari rule of law adalah jaminan adanya keadilan bagi
masyarakatnya, khususnya keadilan sosial. Pembukaan UUD 1945 memuat
prinsip-prinsip rule of law, yang pada hakikatnya merupakan jaminan secara
formal terhadap “rasa keadilan” bagi rakyat Indonesia. Dengan kata lain,
pembukaan UUD 1945 memberi jaminan adanya rule of law dan sekaligus rule of
justice. Prinsip-prinsip rule of law di dalam pembukaan UUD 1945 bersifat tetap
dan instruktif bagi penyelenggara negara, karena pembukaan UUD 1945
merupakan pokok kaidah fundamental Negara Kesatuan Republik Indonesia.
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian rule of law?
2. Apa fungsi rule of law?
3. Apa saja prinsip yang terdapat dalam rule of law?
4. Bagaimana dinamika pelaksanaan rule of law?
5. Bagaimana strategi pelaksanaan atau pengembangan rule of law?
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Rule of law
Berdasarkan pengertiannya, Friedman (1959) menjadi dua, yaitu pengertian
secara formal (in the formal sense) dan pengertian secara hakiki/materil
(ideological sense). Secara formal, Rule of law di artikan sebagai kekuasaan
umum yang terorganisasi (organized public power), misalnya negara. Sedangkan
secara hakiki, Rule of law terkait dengan penegakan rule of law, karena
menyangkut ukuran hukum yang baik dan buruk (just and unjust law).
Rule of law terkait erat dengan keadilan, sehingga rule of law harus menjamin
keadilan yang dirasakan oleh masyarakat/bangsa. Rule of law merupakan suatu
legalisme yang mengandung gagasan, bahwa keadilan dapat dilayani melalui
pembuatan sistem peraturan dan prosedur yang bersifat objektif, tidak memihak,
tidak personal, dan otonom.
3
3. Segenap warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan
pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan
tidak ada kecualinya (Pasal 27 ayat 1);
4. Dalam Bab X A tentang Hak Asasi Manusia, memuat 10 pasal, antara lain
bahwa setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan
kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum
(Pasal 28 D ayat 1);
5. Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan
yang adil dan layak dalam hubungan kerja (Pasal 28 D ayat 2).
4
menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan (pasal 24
ayat 1); (3) segala warganegara bersamaan kedudukan nya dalam hukum dan
pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan
tidak ada kecualinya (pasal 27 ayat 1); (4) dalam bab X A tentang hak asasi
manusia, memuat 10 pasal, antara lain bahwa setiap orang berhak atas
pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta
perlakuan yang sama di hadapan hukum (pasal 28 D ayat 1); (5) setiap orang
berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan
layak dalam hubungan kerja (pasal 28 D ayat 2).
5
D. Dinamika Pelaksanaan Rule Of Law
Pelaksanaan the rule of law mengandung keinginan untuk terciptanya Negara
hukum, yang membawa keadilan bagi seluruh rakyat. Penegakan rule of law
harus diartikan secara hakiki (materil), yaitu dalam arti “pelaksanaan dari just
law”. Prinsip-prinsip rule of law secara hakiki (materil) sangat erat kaitannya
dengan “the enforcement of the rules of law” dalam penyelengaraan
pemerintahan terutama dalam hal penegakan hukum dan implementasi prinsip-
prinsip rule of law.
Berdasarkan pengalaman berbagai negara dan hasil kajian menunjukkan
bahwa keberhasilan “the enforcement of the rules of law” tergantung kepada
kepribadian nasional masing-masing bangsa (Sunarjati Hartono, 1982). Hal ini
didukung oleh kenyataan bahwa rule of law merupakan institusi sosial yang
memiliki struktur sosiologis yang khas dan mempunyai akar budayanya yang khas
juga. Rule of law ini juga merupakan legalisme, suatu aliran pemikiran hukum
yang di dalamnya terkandung wawasan sosial, gagasan tentang hubungan
antarmanusia, masyarakat, dan negara, yang dengan demikian memuat nilai-nilai
tertentu dan memiliki struktur sosiologisnya sendiri. Legalisme tersebut
mengandung gagasan bahwa keadilan dapat dilayani melaui pembuatan sistem
peraturan dan prosedur yang sengaja bersifat objektif, tidak memihak, tidak
personal, dan otonom. Secara kuantitatif, peraturan perundang-undangan yang
terkait dengan rule of law telah banyak dihasilkan di Negara kita, namun
implementasi/penegakkannya belum mencapai hasil yang optimal, sehingga rasa
keadilan sebagai perwujudan pelaksanaan rule of law belum dirasakan sebagian
besar masyarakat.
Hal-hal yang mengemuka untuk dipertanyakan antara lain adalah bagaimana
komitmen pemerintah untuk melaksanakan prinsip-prinsip rule of law. Proses
penegakan hukum di indonesia dilakukan oleh lembaga penegak hukum yang
terdiri:
6
1. Kepolisian
a. Fungsi Kepolisian
Untuk memelihara keamanan dalam negeri yang meliputi
pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan
hukum, perlindungan, pengayoman, dan pelayanan pada masyarakat.
b. Tugas Pokok Kepolisian
1) Memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat.
2) Menegakkan hukum.
3) Memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan pada
masyarakat.
4) Melakukan penyelidikan dan penyidikan terhadap semua tindak
pidana sesuai dengan hukum acara pidana dan peraturan
perundang-undangan lainnya.
c. Wewenang Kepolisian
1) Mengawasi aliran yang dapat menimbulkan perpecahan atau
mengancam persatuan dan kesatuan bangsa.
2) Melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan, dan
penyitaan.
3) Melaksanakan pemeriksaan khusus sebagai bagian dari tindakan
kepolisian dalam rangka pencegahan.
4) Memberikan bantuan pengamanan dalam sidang dan pelaksanaan
putusan pengadilan, kegiatan instansi lain, serta kegiatan
masyarakat.
5) Memberikan izin dan mengawasi kegiatan keramaian umum dan
kegiatan masyarakat lainnya.
6) Memberikan izin dan melakukan pengawasan senjata api, bahan
peledak, dan senjata tajam.
7
2. Kejaksaan
Kejaksaan Republik Indonesia adalah lembaga pemerintahan yang
melaksanakan kekuasaan Negara di bidang penuntutan dan penyidikan
pidana khusus berdasarkan KUHP. Pelaksanaan kekuasaan Negara
diselenggarakan oleh Kejaksaan Agung (berkedudukan di ibukota Negara),
Kejaksaan Tinggi (berkedudukan di ibukota provinsi), dan Kejaksaan
Negeri (berkedudukan di ibukota kabupaten).
Kejaksaan mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut :
a) Melakukan penuntutan
b) Melaksanakan penetapan hakim dan putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap.
c) Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan putusan pidana
bersyarat, putusan pidana pengawasan, dan keputusan lepas
bersyarat.
d) Melakukan penyidikan terhadap tindak pidana tertentu berdasarkan
undang-undang.
e) Melengkapi berkas perkara tertentu dan untuk itu dapat melakukan
pemeriksaan tambahan sebelum dilimpahkan ke pengadilan yang
dalam pelaksanaanya dikoordinasikan dengan penyidik.
8
5) Melakukan monitor terhadap penyelenggaraan pemerintahan Negara.
b. Wewenang KPK
1) Melakukan pengawasan, penelitian, penelaahan terhadap intansi
yang menjalankan tugas dan wewenang dengan pemberantasan
tindak Korupsi.
2) Mengambil alih penyidikan dan penuntutan terhadap pelaku tindak
korupsi yang sedang dilakukan oleh kepolisian dan kejaksaaan.
3) Menetapkan sistem pelaporan dalam kegiatan pemberantasan
korupsi.
4) Meminta laporan intansi terkait mengenai pencegahan tindak
pidana korupsi.
5) Hanya menangani perkara korupsi yang terjadi setelah 27
Desember 2002. Pasal 2 ayat 1 Undang-undang tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dinyatakan bertentangan
dengan Undang-undang Dasar 1945. Artinya tindakan korupsi baru
bisa dinyatakan melawan hukum jika memenuhi kaidah delik
frmal.
6) Peradilan tindak pidana korupsi tidak bisa berjalan dengan landasan
hukum UU KPK. MK telah memutuskan bahwa undang-undang
tentang TIPIKOR harus sudah selesai dalam waktu 3 tahun (2009).
Jika tidak selesai, maka keberadaan pengadilan tipikor harus
dinyatakan bubar serta merta dan kewenangannya dikembalikan
pada pengadilan umum.
4. Badan Peradilan
Badan Peradilan menurut UU No.4 dan No.5 Tahun 2004 tentang
kekuasaan Kehakiman dan Mahkamah Agung, bertindak sebagai lembaga
penyelenggara peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan serta
membantu pencari keadilan. Badan Peradilan terdiri dari:
a. Mahkamah Agung (MA) merupakan puncak kekuasaan kehakiman di
Indonesia.
Mahkamah Agung mempunyai kewenangan :
9
1) Mengadili pada tingkat kasasi terhadap putusan yang diberikan pada
tingkat terakhir oleh pengadilan.
2) Menguji peraturan perundang-undangan di bawah undang-undang
terhadap undang-undang.
3) Kewenangan lain yang ditentukan undang-undang.
10
3. Rule Of Law sebagai suatu legalisme yang memuat wawasan sosial,
gagasan tentang hubungan antarmanusia, masyarakat dan negara, harus
dapat ditegakkan secara adil, dan hanya memihak kepada keadilan.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Rule of law sangat diperlukan untuk Negara seperti Indonesia karena akan
mewujudkan keadilan. Tetapi harus mengacu pada orang yang ada di dalamnya
yaitu orang-orang yang jujur tidak memihak dan hanya memikirkan keadilan tidak
terkotori hal yang buruk. Ada tidaknya rule of law pada suatu negara ditentukan
oleh “kenyataan”, apakah rakyat menikmati keadilan, dalam arti perlakuan adil,
baik sesame warga Negara maupun pemerintah.
Hak adalah kuasa untuk menerima atau melakukan suatu yang semestinya
diterima atau dilakukan melulu oleh pihak tertentu dan tidak dapat dilakukan oleh
pihak lain manapun juga yang pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa
olehnya.Kewajiban adalah beban untuk memberikan sesuatu yang semestinya
dibiarkan atau diberikan melulu oleh pihak tertentu tidak dapat oleh pihak lain
manapun yang pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa oleh yang
berkepentinganSeseorang berhak menjadi warga negara Indonesia didasarkan
adanya asas-asas pribumi asli dan tanah kelahiran. Sedangkan ketetapan
hukumnya mengacu pada 26 UUD 1945.Hubungan institusi pemerintahan yang
mengatasnamakan negara dengan warga negara memiliki timbal balik. Baik
negara maupun warga negara memiliki hak dan kewajiban untuk saling
memberikan konstribusi.
B. Saran
1. Sebagai warga Negara Indonesia kita tetap harus menjunjung tinggi rasa
keadilan agar tercipta Negara yang harmonis, dengan tetap menekankan
pengembanganya sesuai dengan prinsip-prinsip yang telah termuat dalam
pasal-pasal UUD 1945
2. Sebaiknya, hak dan kewajiban kita sebagai warga negara senantiasa kita
berikan kontribusi bagi negara.
12
DAFTAR PUSTAKA
13