Puji dan Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul “ “ dengan tepat waktu.
Tentunya pembuatan makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak.
Oleh karena itu, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada selaku dosen
mata kuliah .
Kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna. Maka dari itu,
kami mengharapkan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini mampu memberikan manfaat yang besar bagi kehidupan kita
semua.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………..
KATA PENGANTAR…………………………
DAFTAR ISI……………………………
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
2.1
2.2
2.3
2.4
3.1 Kesimpulan……………….
3.2 Saran………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB l
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
1. Bagi institusi :
a. Dapat dijadikan referensi bagi mahasiswa untuk membuat
tugas akhir.
b. Dapat menjadi karya ilmiah yang bisa dipblikasikan.
2. Bagi mahasiswa :
a. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa
mengenai……..
b. Dapat menambah sumber bacaan bagi mahasiswa.
1
BAB II
PEMBAHASAN
B. Tujuan Kunjungan.
2
Setelah hal-hal diatas dilakukan, selanjutnya bidan mulai melakukan
pengambilan data yaitu dengan cara menganamnesa klien. Langkah-langkahnya
yaitu sebagai berikut:
Data subjektif:
2. Keluhan utama : Keluhan utama adalah alasan kenapa klien datang ke tempat
bidan. Hal ini disebut tanda atau gejala. Ditulis sesuai dengan yang
diungkapkan oleh klien serta tanyakan juga sejak kapan hal tersebut
dikeluhkan oleh klien.
3. Riwayat reproduksi :
a. Riwayat menstruasi:
1) Menarche, siklus, lama, banyaknya, keluhan.
2) Sifat dan warna, disminore, fluoralbus, dan HPHT
1) Rasa lelah
2) Mual-mual
3) Pegal pada kaki dan pinggang
4) Malas beraktivitas
5) Panas mengiggil
6) Sakit kepala
3
7) Penglihatan kabur
8) Rasa nyeri atau panas saat BAK
9) Rasa gatal pada vulva, vagina
10) Nyeri kemerahan pada tungkai
4. Riwayat kesehatan:
5. Data psikososial;
a. Riwayat perkawinan
a. Nutrisi
4
kesukaan.
2) Minuman: frekuensi, banyaknya, jenis minuman, minuman kesukaan.
b. Kebiasaan.
1) Merokok
2) Penggunaan alkohol atau obat-obatan terlarang
3) Pengkonsumsi jamu
f. Personal hygien: mandi, keramas,ganti baju dan celana dalam, sikat gigi,
potong kuku
1) Pemeriksaan kehamilan
2) Perawatan payudara
3) Memantau gerakan janin
4) Waspada keluhan
5) Pola makanan yang sehat
6) Sikap tubuh yang baik
7) Posisi tidur
8) Ketidaknyamanan dan cara mengatasinya
Data Objektif
1. Pemeriksaan umum:
5
d. Lingkar lengan atas
e. Mulut dan gigi: kebersihan (mulut, lidah dan geraham), karies gigi,
perdarahan gusi, bibir (stomatitis)
6
l. Punggung, pinggang dan panggul : posisi punggung, nyeri ketuk
pinggang, pemeriksaan panggul luar dan panggul dalam
7
beberapa kelompok aktivitas tungkai dan tubuh janin yang menunjukkan
normalitas.Gerakan janin pada primigravida dirasakan pada kehamilan 18
minggu, sedangkan pada multigravida pada kehamilan 16 minggu.
7). Hipoksia
. 8). Asidemia
9). Polihidramnion
10). Oligohidramnion
Apabila klien mampu membaca dan memahami prosedur grafik dasar, maka
dapat menggunakan metode count to ten (menghitung sampai 10) :
8
3). Catat berapa lama biasanya dibutuhkan untuk merasakan 10 kali gerakan.
5). Apabila gerakan kurang dari 10 kali dalam 10 jam, jika dibutuhkan
waktu lebih lama untuk mencapai 10 kali gerakan, atau jika tidak terasa
gerakan dalam 10 jam, maka hubungi bidan.
Denyut jantung janin normal adalah frekuensi denyut rata-rata saat wanita
tidak sedang bersalin, atau diukur di antara dua kontraksi. Rentang normal adalah
120 sampai 160 denyut/menit. Bunyi denyut jantung janin seperti bunyi detik jam
dibawah bantal.
Denyut jantung janin secara obyektif dapat diketahui oleh pemeriksa dengan
menggunakan :
Ada dua alat pemantauan janin secara elektronik yaitu : alat eksternal
(transducer eksternal) dan alat internal (elektroda spiral dan kateter tekanan
intrauterin).
1). Tempat mendengarkan harus tenang, agar tidak mendapat gangguan dari
9
suara lain.
2). Ibu hamil diminta berbaring terlentang, kakinya lurus, bagian yang tidak
perlu diperiksa ditutup, pintu/jendela ditutup.
6). Setelah nyata bahwa yang terdengar itu betul-betul denyut jantung janin,
maka dihitung untuk mengetahui teraturnya dan frekuensi denyut
jantung janin itu.
2). Usapkan jelly pada abdomen ibu, tepat pada daerah yang telah d
itentukan. Kegunaan jelly adalah sebagai kontak kedap udara antara kulit
abdomen dengan permukaan sensor.
3). Tempatkan sensor pada daerah yang akan didengarkan, kemudian tekan t
ombol start untuk mendengarkan denyut jantung janin.
10
pengatur volume.
5). Lihat denyut jantung janin pada angka yang ditunjukkan melalui
monitor.
Menghitung denyut jantung janin yaitu selama satu menit penuh. Hal ini
dikarenakan pada setiap detik itu terdapat perbedaan denyut serta membandingkan
dengan rentang normal selama satu menit.
1). Dari adanya denyut jantung janin:tanda pasti kehamilan, anak hidup.
2). Dari tempat denyut jantung janin terdengar : presentasi janin, posisi
janin (kedudukan punggung), sikap janin, adanya janin kembar.
11
3). Suara akibat gerakan janin:
1). Bradikardi
Penyebabnya :
2). Takikardia
Penyebabnya :
12
d). Obat-obatan Beta-simpatomimetik (ritodrin, isoksuprin)
e). Amnionitis
3). Variabilitas
a). variabilitas jangka pendek yaitu ketidak samaan satu denyut dengan
denyut berikutnya.
- Hipoksia/asidosis
- Prematuritas
13
- Aritmia jantung janin
Kondisi yang
Kondisi ibu Kondisi Janin berhubungan dengan
kehamilan
-Penyakit vaskuler
-Aritmia jantung -Polihidramnion
kolagen
-Isoimunisasi -Oligohidramnion
-Gangguan fungsi
ginjal -Infeksi janin -Plasentasi abnormal
(toksoplasmosis, sifilis,
-Penyakit jantung -Solusio plasenta
dsb)
-Penyakit dengan
kejang
Semua kondisi yang dapat menyebabkan janin lahir dalam keadaan buruk.
14
D. Prosedur Pelaksanaan
1) Pasien ditidurkan secara santai semi fowler, 450 miring ke kiri. Hal ini
untuk menghindari hipotensi supine.
2) Tekanan darah diukur setiap 10 menit
3) Dipasang kardiotokografi.
4) Pada ibu diberikan tombol penanda yang harus ditekan apabila ibu
merasakan gerak janin.
5) Frekuensi denyut jantung janin dicatat selama 10 menit pertama untuk
mendapatkan data dasar denyut jantung janin.
6) Pemantauan tidak boleh kurang dari 20 menit. Apabila pada 20 menit
pertama didapatkan hasil nonreaktif, lanjutkan pemantauan 20 menit
lagi. Pastikan bahwa tidak ada hal-hal yang mempengaruhi hasil
pemantauan (misalnya pemakaian sedativa) apabila hasilnya tetap
nonreaktif.
7) Pemeriksaan NST ulangan dilakukan berdasarkan pertimbangan hasil
NST secara individual.
D. Pembacaan Hasil
15
Reaktif - Denyut jantung janin antara 120-160 kali per menit
Selain itu ada hasil yang kurang baik (non reassuring). Keadaan ini
interpretasinya sukar, dapat disebabkan pemakaian obat seperti : barbiturat,
demerol, fenotiasid dan metildopa. Pada keadaan non reassuring dan pasien tidak
menggunakan obat-obatan, dianjurkan agar NST diulangi keesokan harinya. Bila
reaktivitas tidak membaik, dilakukan pemeriksaan uji beban kontraksi
(OCT/Oxytocin Challenge Test).
16
Penyebab pada janin : Penyebab pada ibu :
4. Amniosintesis
A. Pelaksanaan
Amniosintesis dapat dilakukan bila cairan amnion sudah cukup banyak dan
ketika uterus menjadi organ abdomen. Pada awal trimester (14-16 minggu),
dilakukan untuk mendeteksi kelainan genetik dan metabolik melalui pemeriksaan
sitogenetik.
Pemeriksaan ini biasanya dianjurkan bila calon ibu berusia di atas 35 tahun.
Karena hamil di usia ini memiliki risiko cukup tinggi. Terutama untuk
menentukan apakah janin menderita sindroma Down atau tidak. Umumnya
memerlukan waktu sekitar 24 sampai 35 hari untuk mengetahui dengan jelas dan
tuntas hasil biakan tersebut.
17
B. Komplikasi
Komplikasi keseluruhan kurang dari 1%, baik pada ibu maupun pada janin,
meliputi hal-hal berikut :
Merupakan kehamilan dimana ibu dalam keadaan sehat, tidak ada riwayat
obstetrik buruk, ukuran uterus sama atau sesuai usia kehamilan serta hasil
pemeriksaan fisik dan laboratorium normal.
Biasanya terjadi pada aal kehamilan, puncak terjadi antara minggu ke 5-12
Penyebabnya:
Cara Meringankan/Mencegah:
18
b. Makan biscuit atau roti kering.
c. Makan sedikit-sedikit tetapi sering.
d. Duduk tegak setiap kali selesai makan.
e. Hindari makanan yang berminyak dan berbumbu merangsang.
f. Konsumsi makanan kering dengan minum diantara waktu makan.
g. Hindari minum kopi, teh, cokelat, dan kola.
h. Bangun tidur perlahan dan hindari bangun secara tiba-tiba.
i. Hindari menggosok gigi segera setelah makan.
j. Minum teh herbal.
k. Hindari udara dingin dan mandi air dingin.
l. Istirahat sesuai kebutuhan
Menghirup udara segar, jalan, tidur dengan jendela terbuka, dan pastikan cukup
udara di dalam rumah.
Tanda Bahaya:
Cara Meringankan/mencegah;
19
3). Sering buang air kecil (BAK)
Cara Meringankan/mencegah;
Tanda bahaya:
Penyebab:
Cara Meringankan/mencegah;
a. Ibu tidak harus khawatir, asalkan cukup bergizi dan makanan yang
diidamkan adalah makanan yang sehat.
b. Tidak mengkonsumsi rujak secara berlebihan karena dapat mengakibatkan
20
diare.
c. Diskusikan dengan bidan, ahli gizi atau dokter mengenai rencana makanan
yang dapat diterima ibu, tetapi bergizi dan memaskan ibu
Tanda bahaya:
4). Keputihan
Cara meringankan/mencegah:
Tanda Bahaya:
21
b. Penurunan aktivitas usus karena relaksasi otot halus.
c. Penyerapan air di kolon meningkat.
d. Tekanan dari uterus yan membesar pada usus.
e. Pengaruh suplemen zat besi.
f. Diet kurang serat dan kurang gerak.
g. Penurunan kadar cairan
Cara Meringankan/Mencegah;
Tanda Bahaya:
22
Cara Meringankan/mencegah
Tanda Bahaya:
1). Mual/muntah
e. Pembesaran uterus.
23
histamin”).
Cara meringankan/mencegah
d. Makan sesuatu yang manis (permen) atau minuman (jus buah) sebelum
tidur malam dan sesudah bangun pagi.
h. Bangun dari tidur secara perlahan dan hindari melakukan gerakan secara
tiba-tiba.
Terapi.
Tanda-tanda bahaya
24
a. Pertambahan berat badan (BB) yang tidak memadai.
c. Malnutrisi.
e. Dehidrasi.
f. Ketidakseimbangan elektrolit
Hal ini meningkat sejak 2-3 minggu usia kehamilan dan berhenti saat
persalinan.
25
mencari makanan yang lebih merangsang.Tidak seharusnya menimbulkan
kekhawatiran asal cukup bergizi dan makanan yang diidamkan bukan
makanan yang tidak baik.
Cara meringankan;
Terapi
26
4. Mengidentifikasi kebutuhan belajar
a. Perdarahan vagina
27
c. Tes glukosa urine
A. Jenis Rujukan
28
horizontal kepada yang lebih berwenangdan mampu menangani secara
rasional. Jenis rujukan medic antara lain:
B. Jalur Rujukan
Dalam kaitan ini jalur rujukan untuk kasus gawat darurat dapat
dilaksanakan sebagai berikut :
a. Dari Kader
1) Puskesmas pembantu
b. Dari Posyandu
1) Puskesmas pembantu
29
2) Pondok bersalin / bidan desa
Dapat langsung merujuk ke rumah sakit tipe D/C atau rumah sakit
swasta
Dapat langsung merujuk ke rumah sakit tipe D/C atau rumah sakit
swasta
C. Persiapan rujukan
30
K (kendaraan):siapkan kendaraan yang cukup baik untuk
memungkinkan ibu (klien) dalam kondisi yang nyaman
dan dapat mencapai tempat rujukan dalam waktu
cepat
31
obtetrik adalah suatu pelimpahan tanggung jawab timbale-balik atas
kasus atau masalah kebidanan yang timbul baik secara vertical maupun
horizontal. Rujukan vertical maksudnya adalah rujukan dan komunikasi
antara satu unit ke unit yang telah lengkap.
7). Ikterus
12). Primipara dalam fase aktif persalinan dengan palpasi kepala janin
13). masuk 5/5
18). Syok
32
4. Menetapkan kebutuhan konseling
Beberapa kebutuhan konseling yang perlu diberikan pada setiap ibu hamil
pada kunjungan awal adalah pendidikan kesehatan tenntang:
c. Persiapan persalinan
d. Imunisasi TT
e. Olahraga
f. Istirahat
g. Kebersihan
h. Pemberian ASI
i. Aktifitas seksual
l. Body mekanik
1) Nulipara Multipara
33
2) Kunjungan pertama 6-8 minggu
2). Kunjungan II: dilakukan sebelum minggu ke-28 (pada Trimester II)
34
2. Mengevaluasi data dasar.
Pada tahap ini bidan melakukan evaluasi data dasar yang
dipertimbangkan dalam menegakkan diagnosis pada kunjungan yang
pertama.
3. Mengevaluasi keefektifan manajemen.
Bidan melakukan penilaian mengenai efektifitas asuhan yang sudah
dilaksanakan pada kunjungan sebelumnya. Kegiatan ini bertujuan agar
hal yang kurang efektif yang dilakukan pada asuhan sebelumnya tidak
terulang lagi serta memastikan aspek mana yang efektif agar tetap
dipertahankan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
35
DAFTAR PUSTAKA
36
37