Anda di halaman 1dari 39

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul “ “ dengan tepat waktu.

Makalah ini disusun dalam rangka menyelesaikan penugasan yang diberikan


oleh Dosen mata kuliah Asuhan Kebidanan Kehamilan tahun 2020.

Tentunya pembuatan makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak.
Oleh karena itu, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada selaku dosen
mata kuliah .

Kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna. Maka dari itu,
kami mengharapkan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini mampu memberikan manfaat yang besar bagi kehidupan kita
semua.

Singaraja, 17 Maret 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………..

KATA PENGANTAR…………………………

DAFTAR ISI……………………………

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang…………………………..


1.2 Rumusan Masalah…………………………
1.3 Tujuan………………………..
1.4 Manfaat……………………..

BAB II PEMBAHASAN

2.1

2.2

2.3

2.4

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan……………….

3.2 Saran………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB l

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

B. Rumusan masalah

C. Tujuan

D. Manfaat

1. Bagi institusi :
a. Dapat dijadikan referensi bagi mahasiswa untuk membuat
tugas akhir.
b. Dapat menjadi karya ilmiah yang bisa dipblikasikan.
2. Bagi mahasiswa :
a. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa
mengenai……..
b. Dapat menambah sumber bacaan bagi mahasiswa.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Asuhan Kehamilan Pada Kunjungan Awal.

Kunjungan awal kehamilan adalah kunjungan yang dilakukan oleh ibu


hamil ketempat bidan pada trimester pertama yaitu pada minggu pertama
kehamilan hinggasebelum minggu ke 14. Asuhan kehamilan kunjungan awal
adalah suatukunjungan yang dilakukan pertama kali saat ibu hami.

B. Tujuan Kunjungan.

1. Membina hubungan saling percaya antara bidan dan ibu.

2. Memperoleh rujukan konseling genetik.

3. Menentukan apakah kehamilan akan dilanjutkan atau tidak.

4. Menentukan diagnosis ada atau tidaknya kehamilan.

5. Menentukan status kesehatan ibu dan janin.

6. Menentukan kehamilan normal atau abnormal, serta ada atau tidaknya


faktor resiko kehamilan.

7. Merencanakan pemeriksaan atau penatalaksanaan selanjutnya

8. Mendeteksi dini mengani komplikasi pada kehamilan

9. Mencegah masalah dan penggunaan praktek tradisional yang merugikan.

10. Mendorong perilaku yang sehat.

C. Pengkajian Data Kesehatan Ibu Hamil.

Sebelum menganamnesa klien, bidan terlebih dahulu melakukan hal-hal


berikut:

1. Menyambut klien dengan seseorang yang menemani klien

2. Memperkenalkan diri kepada klien

2
Setelah hal-hal diatas dilakukan, selanjutnya bidan mulai melakukan
pengambilan data yaitu dengan cara menganamnesa klien. Langkah-langkahnya
yaitu sebagai berikut:

Data subjektif:

1. Informasi biodata : nama, umur, suku atau bangsa, pendidikan, pekerjaan,


dan alamat.

2. Keluhan utama : Keluhan utama adalah alasan kenapa klien datang ke tempat
bidan. Hal ini disebut tanda atau gejala. Ditulis sesuai dengan yang
diungkapkan oleh klien serta tanyakan juga sejak kapan hal tersebut
dikeluhkan oleh klien.

3. Riwayat reproduksi :

a. Riwayat menstruasi:
1) Menarche, siklus, lama, banyaknya, keluhan.
2) Sifat dan warna, disminore, fluoralbus, dan HPHT

b. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu.

c. Riwayat kehamilan sekarang:

1) Tanda-tanda kehamilan: amenore, mual dan muntah, tes kehamilan,


tanggal hasil.
2) Pergerakan janin dirasakan pertama kali pada usia
kehamilan...minggu. Dalam 24 jam terakhir, ...kali dalam 10 menit.

d. Keluhan yang dirasakan:

1) Rasa lelah
2) Mual-mual
3) Pegal pada kaki dan pinggang
4) Malas beraktivitas
5) Panas mengiggil
6) Sakit kepala

3
7) Penglihatan kabur
8) Rasa nyeri atau panas saat BAK
9) Rasa gatal pada vulva, vagina
10) Nyeri kemerahan pada tungkai

4. Riwayat kesehatan:

Riwayat kesehatan sekarang.

1) Penyakit menular: TBC, Hepatitis, Malaria, HIV/AIDS.


2) Penyakit keturunan: Asma, alergi obat.
a. Riwayat kesehatan yang lalu:
1) Riwayat penyulit yang pernah atau sedang diderita: jantung,
hipertensi, DM, asma, hepar, anemia berat, PMS dan HIV atau
AIDS.
2) Perilaku kesehatan: pengunaan alkohol atau obat-obatan sejenis,
pengkonsumsi jamu, merokok.

c. Riwayat kesehatan keluarga.

5. Data psikososial;

a. Riwayat perkawinan

b. Respon ibu tehadap kehamilan ini

c. Respon suami terhadap kehamilan ini

d. Respon keluarga terhadap kehamilan ini

e. Adat istiadat, budaya yang dianut oleh keluargayang berhubungan


dengan kehamilan

f. Susunan anggota keluarga yang tinggal serumah

6. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari;

a. Nutrisi

1) Makanan: frekuensi, banyaknya, jumlah, pantangan, makanan

4
kesukaan.
2) Minuman: frekuensi, banyaknya, jenis minuman, minuman kesukaan.

b. Kebiasaan.

1) Merokok
2) Penggunaan alkohol atau obat-obatan terlarang
3) Pengkonsumsi jamu

c. Aktifitas: pekerjaan dirumah atau dikator

d. Istirahat dan tidur: tidur malam dan siang

e. Eliminasi: BAK, BAB

f. Personal hygien: mandi, keramas,ganti baju dan celana dalam, sikat gigi,
potong kuku

g. Aktifitas seksual: Frekuensi, keluhan

h. Pengetahuan pasien tentang kehamilan dan perawatanya

1) Pemeriksaan kehamilan
2) Perawatan payudara
3) Memantau gerakan janin
4) Waspada keluhan
5) Pola makanan yang sehat
6) Sikap tubuh yang baik
7) Posisi tidur
8) Ketidaknyamanan dan cara mengatasinya

Data Objektif

1. Pemeriksaan umum:

a. Keadaan umum, keadaan emosional, kesadaran,

b. Tada-tanda vital: TD, nadi, pernafasan, temperatur

c. BB sebelum dan sekarang hamil.

5
d. Lingkar lengan atas

2. Pemeriksaan khusus (head to toe) pemeriksaan fisik atau inpeksi;

a. Kepala: bentuk, rambut (warna, kerontokan, kebersihan), muka (kloasma,


jerawat, sianosis, kebersihan

b. Mata: kelopak mata, konjungtiva, sklera, secret, gangguan penglihatan

c. Telingga: kebersihan, gangguan pendengaran, terlihat masa

d. Hidung: kebersihan, pernafasan cuping hidung, polip(hidung tersumbat)

e. Mulut dan gigi: kebersihan (mulut, lidah dan geraham), karies gigi,
perdarahan gusi, bibir (stomatitis)

f. Leher: pembesaran kelenjar tiroid, vena jugo laris, pembesaran kelenjar


getah bening atau limfe

g. Dada: retraksi dada, denyut jantung terartu, whezzing, paru-paru

h. Payudara: pembesaran, kondisi puting susu, benjolan, rasa nyeri,


hyperpigmentasi areola, pengeluaran kolostrum

i. Ekstermitas atas: bentuk, pembesaran kelenjar getah bening di aksila,


kebersihan tangan dan kuku, ujung jari pucat atau tidak, tremor, telapak
tangan berkeringat, warna merah pada telapak tangan

j. Abdomen: bekas luka operasi, pembesaran perut (sesuai tidak dengan


usia kehamilan), konsistensi,, linea nigra, striae gravidarum

k. Palpas abdomen: leopold I, II, III, mengukur TFU Mc. Donalds:

1). Jika belum masuk panggul (TFU - 12) × 155

2). Jika sudah masuk panggul (TFU - 11) × 155

3). TBJ (rumus niswander) : 1,2 (TFU - 7,7) × 100 ± 150

Auskultasi (dihitung saat menit penuh, frekuensi, keteraturan, punctum,


maksimum)

6
l. Punggung, pinggang dan panggul : posisi punggung, nyeri ketuk
pinggang, pemeriksaan panggul luar dan panggul dalam

m. Genetalia luar: ada tidak varises, tanda chadwick, pembesaran kelenjar


batolini, keputihan

n. Genetalia dalam: vagina, serviks, tanda infeksi pada serviks, teraba


promontorium atau tidak

o. Pemeriksaan bimanual: tanda hegar

p. Rektum: kebersihan, hemoroid

q. Ektermitas bawah: kebersihankuku, pucat ujung jari, teraba dingin atau


panas, oedema, kemerahan, varices, refleks patella (kanan dan kiri)

r. Pemeriksaan penunjang: pemeriksaan lab( Hb, golongan darah, protein


urine, glukosa urine), pemeriksaan USG, Non-Sress Test (NST).

D. Pengkajian Data Kesejahteraan Janin

Pengkajian janin dapat dilakukan dengan metode yang tidak menggunakan


teknologi, seperti perhitungan gerakan janin (Fetal Movement Counting,FMC)
dan tes akselerasi auskultrasi (Auscultated Acceleration Test, AAT). Sedangkan
metode menggunakan teknologi seperti Ultrasonogradi (USG),Kardiotokografi,
Amniosintesis, dan sebagainya. Bidan sebaiknya mengetahui manfaat setiap
metode pengkajian janin.

1. Gerakan janin atau FMC (Fetal Movement Counting)

Merupakan Pola gerakan janin adalah tanda reliabel tentang kesejahteraan


janin, dimana gerakan janin yang mengikuti pola teratur dari waktu ketika gerakan
ini dirasakan. Data sedikitnya 10 gerakan perhari dianggap lazim.Perhitungan
gerakan janin harus dimulai pada usia kehamilan 34-36 minggu bagi wanita yang
beresiko rendah mengalami insufisiensi uteroplasenta. Sedangkan bagi wanita
yang faktor resikonya telah diidentifikasi, perhitungan gerakan janin dilakukan
pada usia kehamilan 28 minggu. Gerakan janin normal yaitu sekelompok atau

7
beberapa kelompok aktivitas tungkai dan tubuh janin yang menunjukkan
normalitas.Gerakan janin pada primigravida dirasakan pada kehamilan 18
minggu, sedangkan pada multigravida pada kehamilan 16 minggu.

A. Hal Yang Mempengaruhi Gerakan Janin

1). Kapan gerakan muncu

2). Usia kandungan

3). Kadar glukosa

4). Stimulus suara

5). Status perilaku janIN

6). Penggunaan obat-obatan&kebiasaan merokok

7). Hipoksia

. 8). Asidemia

9). Polihidramnion

10). Oligohidramnion

B. Cara menghitung gerakan janin

Pengkajian riwayat merupakan langkah yang penting. Klien sering


melaporkan penurunan gerakan janin karena mereka lupa merasakan aktivitas
janin selama periode waktu tertentu dan juga tidak terlalu menaruh perhatian
terhadap hal ini.Anjurkan klien untuk fokus pada aktivitas janin selama periode
waktu satu jam, fokus pada aktivitas janin selama periode satu jam, terutama saat
ia sedang beristirahat, dalam kondisi gizi baik, dan asupan cairan cukup.

Apabila klien mampu membaca dan memahami prosedur grafik dasar, maka
dapat menggunakan metode count to ten (menghitung sampai 10) :

1). Jadwalkan satu sesi perhitungan per hari.

2). Jadwalkan sesi pada waktu yang sama setiap hari.

8
3). Catat berapa lama biasanya dibutuhkan untuk merasakan 10 kali gerakan.

4). Setidaknya harus terdapat 10 kali gerakan teridentifikasi dalam 10 jam.

5). Apabila gerakan kurang dari 10 kali dalam 10 jam, jika dibutuhkan
waktu lebih lama untuk mencapai 10 kali gerakan, atau jika tidak terasa
gerakan dalam 10 jam, maka hubungi bidan.

Kelebihan merode ini yaitu : mudah digunakan, singkat dan mudah


diinterpretasi.

2. Denyut Jantung Janin

Denyut jantung janin normal adalah frekuensi denyut rata-rata saat wanita
tidak sedang bersalin, atau diukur di antara dua kontraksi. Rentang normal adalah
120 sampai 160 denyut/menit. Bunyi denyut jantung janin seperti bunyi detik jam
dibawah bantal.

A. Alat Pemeriksa Denyut Jantung Janin

Denyut jantung janin secara obyektif dapat diketahui oleh pemeriksa dengan
menggunakan :

1). Auskultasi periodik

Tersedia beberapa instrumen untuk mendeteksi denyut jantung janin seperti :


Fetoskop (18 – 20 minggu), stetoskop Pinard/Laenec (18-20 minggu),
Stetoskop ultrasonografi dopler (12 minggu).

2). Electronic Fetal Monitoring

Ada dua alat pemantauan janin secara elektronik yaitu : alat eksternal
(transducer eksternal) dan alat internal (elektroda spiral dan kateter tekanan
intrauterin).

B. Cara Mendengarkan Denyut Jantung Janin:

Dengan menggunakan stetoskop Pinard:

1). Tempat mendengarkan harus tenang, agar tidak mendapat gangguan dari

9
suara lain.

2). Ibu hamil diminta berbaring terlentang, kakinya lurus, bagian yang tidak
perlu diperiksa ditutup, pintu/jendela ditutup.

3). Alat disediakan. Pemeriksaan ini sebagai lanjutan dari pemeriksaan


palpasi.

4). Mencari daerah/tempat dimana kita akan mendengarkan. Setelah daerah


ditentukan, stetoskop Pinard dipakai, bagian yang berlubang luas
ditempatkan ke atas tempat/daerah dimana kita akan mendengarkan.
Sedangkan bagian yang lubangnya sempit ditempatkan pada telinga kita,
letaknya tegak lurus.

5). Kepala pemeriksa dimiringkan, perhatian dipusatkan pada denyut


jantungjanin. Bila telah terdengar suatu detak, maka untuk memastikan
apakah yang terdengar itu bunyi jantung janin, detak ini harus
disesuaikan dengan detak nadi ibu. Bila detakan itu sama dengan nadi
ibu, yang terdengar bukan jantung janin, tetapi detak aorta abdominalis
dari ibu.

6). Setelah nyata bahwa yang terdengar itu betul-betul denyut jantung janin,
maka dihitung untuk mengetahui teraturnya dan frekuensi denyut
jantung janin itu.

Dengan menggunakan doppler:

1). Nyalakan doppler, untuk memeriksa apakah doppler dapat digunakan

2). Usapkan jelly pada abdomen ibu, tepat pada daerah yang telah d
itentukan. Kegunaan jelly adalah sebagai kontak kedap udara antara kulit
abdomen dengan permukaan sensor.

3). Tempatkan sensor pada daerah yang akan didengarkan, kemudian tekan t
ombol start untuk mendengarkan denyut jantung janin.

4). Lakukan penyesuaian volume seperlunya dengan menggunakan tombol

10
pengatur volume.

5). Lihat denyut jantung janin pada angka yang ditunjukkan melalui
monitor.

C. Cara Menghitung Denyut Jantung Janin

Menghitung denyut jantung janin yaitu selama satu menit penuh. Hal ini
dikarenakan pada setiap detik itu terdapat perbedaan denyut serta membandingkan
dengan rentang normal selama satu menit.

D. Hal Yang Dapat Diketahui Dalam Pemeriksaan Djj adalah;

1). Dari adanya denyut jantung janin:tanda pasti kehamilan, anak hidup.

2). Dari tempat denyut jantung janin terdengar : presentasi janin, posisi
janin (kedudukan punggung), sikap janin, adanya janin kembar.

3). Dari sifat denyut jantung janin: keadaan janin.

E. Bunyi Yang Sering Terdengar Ketika Memeriksa Denyut Jantung Janin

1). Desir tali pusat:

Disebabkan semburan darah melalui arteri umbilikalis. Suara ini


terdengar seperti siulan nyaring yang singkron dengan denyut jantung
janin. Suara ini tidak konstan, kadang-kadang terdengar jelas ketika
diperksa pada suatu waktu namun pada pemeriksaan di lain tidak
terdengar.

2). Desir uterus:

Terdengar sebagai suara hembusan lembut yang singkron dengan denyut


ibu. Bunyi ini biasanya paling jelas terdengar saat auskultasi segmen
bawah uterus. Suara ini dihasilkan oleh pasase darah melalui
pembuluh-pembuluh uterus yang berdilatasi dan dijumpai tidak saja pada
kehamilan tetapi juga pada setiap keadaan yang menyebabkan alirah
darah ke uterus meningkat, hingga pengaliran darah menjadi luas.

11
3). Suara akibat gerakan janin:

Suara gerakan ini seperti suara pukulan, dikarenakan janin mendapat


reaksi dari luar.

4). Gerakan usus

Suara ini seperti berkumur-kumur, dihasilkan oleh berjalannya gas atau


cairan melalui usus ibu.

F Frekuensi Denyut Jantung

1). Bradikardi

Frekuensi denyut jantung janin yang kurang dari 110 denyut/menit.


Keadaan ini dianggap sebagai tanda akhir hipoksia janin.

Penyebabnya :

a). Hipoksia janin tahap lanjut

b). Obat-obatan Beta-adrenergetik (propanolol; anestetik untuk blok


epidural, spinal, kaudal, dan pudendal)

c). Hipotensi pada ibu

d). Kompresi tali pusat yang lama

e). Blok jantung kongenital pada janin

2). Takikardia

Frekuensi denyut jantung janin yang lebih dari 160 denyut/menit.


Keadaanini dianggap sebagai tanda awal hipoksia janin.

Penyebabnya :

a). Hipoksia janin dini

b). Demam pada ibu

c). Obat-obatan parasimpatik (atropin, hidroksizin)

12
d). Obat-obatan Beta-simpatomimetik (ritodrin, isoksuprin)

e). Amnionitis

f). Hipertiroid pada ibu

g). Anemia pada janin

h). Gagal jantung pada janin

i). Aritmia jantung pada janin

3). Variabilitas

Variabilitas denyut jantung janin digambarkan sebagai ketidakteraturan


irama jantung normal. Variabilitas denyut demi denyut normal dianggap
antara 6 dan 25 denyut/menit.

a). variabilitas jangka pendek yaitu ketidak samaan satu denyut dengan
denyut berikutnya.

b). ariabilitas jangka panjang yaitu tampak sebagai siklus ritmik/


gelombang dasar dan biasanya terdapat tiga sampai lima siklus
permenit.

Penyebab variabilitas meningkat :

- hipoksia ringan dini

- stimulasi janin oleh palpasi rahim, kontraksi rahim, aktivitas


janin, dan aktivitas ibu

Penyebab variabilitas menurun :

- Hipoksia/asidosis

- Depresi sistem saraf pusat oleh obat-obatan tertentu

- Prematuritas

- Siklus tidur janin

13
- Aritmia jantung janin

3. Non Stress Test

Non stress test (NST) adalah pemeriksaan kesehatan janin dengan


menggunakan kardiotokografi pada umur kehamilan > 32 minggu. Pemeriksaan
ini dilakukan dengan maksud menilai kesehatan janin melalui hubungan
perubahan denyut jantung janin dengan gerakan janin yang dirasakan ibu.

A. Indikasi Pelaksanaan Non stress test

Kondisi yang
Kondisi ibu Kondisi Janin berhubungan dengan
kehamilan

-Hipertensi kronis -Pertumbuhan janin -kehamilan multipel


terhambat
-Diabetes mellitus -Ketuban pecah pada
-Kelainan kongenital kehamilan kurang
-Anemia berat
minor bulan

-Penyakit vaskuler
-Aritmia jantung -Polihidramnion
kolagen
-Isoimunisasi -Oligohidramnion
-Gangguan fungsi
ginjal -Infeksi janin -Plasentasi abnormal
(toksoplasmosis, sifilis,
-Penyakit jantung -Solusio plasenta
dsb)

-Pneumonia dan -Kehamilan lewat waktu


-Riwayat kematian janin
penyakit paru-paru
berat

-Penyakit dengan
kejang

Semua kondisi yang dapat menyebabkan janin lahir dalam keadaan buruk.

14
D. Prosedur Pelaksanaan
1) Pasien ditidurkan secara santai semi fowler, 450 miring ke kiri. Hal ini
untuk menghindari hipotensi supine.
2) Tekanan darah diukur setiap 10 menit
3) Dipasang kardiotokografi.
4) Pada ibu diberikan tombol penanda yang harus ditekan apabila ibu
merasakan gerak janin.
5) Frekuensi denyut jantung janin dicatat selama 10 menit pertama untuk
mendapatkan data dasar denyut jantung janin.
6) Pemantauan tidak boleh kurang dari 20 menit. Apabila pada 20 menit
pertama didapatkan hasil nonreaktif, lanjutkan pemantauan 20 menit
lagi. Pastikan bahwa tidak ada hal-hal yang mempengaruhi hasil
pemantauan (misalnya pemakaian sedativa) apabila hasilnya tetap
nonreaktif.
7) Pemeriksaan NST ulangan dilakukan berdasarkan pertimbangan hasil
NST secara individual.

D. Pembacaan Hasil

15
Reaktif - Denyut jantung janin antara 120-160 kali per menit

- Variabilitas denyut jantung janin 6-15 per menit

- Ada gerakan janin, terutama gerakan multipel dan


berjumlah 5 gerakan atau lebih dalam pemantauan 20
menit, dengan kenaikan minimal 15 denyut/menit
selama minimal 15 detik.

- Denyut jantung janin basal 120-160 kali per menit

- Variabilitas kurang dari 6 denyut/menit

- Gerak janin tidak ada atau kurang dari 5 gerakan dalam


20 menit

-Tidak ada akselerasi denyut jantung janin meskipun


Tidak Reaktif diberikan rangsangan dari luar

Selain itu ada hasil yang kurang baik (non reassuring). Keadaan ini
interpretasinya sukar, dapat disebabkan pemakaian obat seperti : barbiturat,
demerol, fenotiasid dan metildopa. Pada keadaan non reassuring dan pasien tidak
menggunakan obat-obatan, dianjurkan agar NST diulangi keesokan harinya. Bila
reaktivitas tidak membaik, dilakukan pemeriksaan uji beban kontraksi
(OCT/Oxytocin Challenge Test).

E. Penyebab Umum Nonreaktivitas Pada Nst

16
Penyebab pada janin : Penyebab pada ibu :

- Usia kandungan (28-32 minggu) - Penyakit (Mis, diabetes, hipertensi)

- Tahap tidur yang dalam -Obat-obatan (Mis.beta bloker,


depresan SSP, tokolitik, steroid)
- Hipoksia
- Penggunaan obat-obatan terlarang
- Oligohidramnion
- Kebiasaan merokok
-Sistem saraf pusat atau kelainan
jantung - Korioamnionitis

- Irama sirkardian - Dehidrasi

4. Amniosintesis

Amniosintesis dilakukan untuk memperoleh cairan amnion yang mengandung


sel janin. Dengan visualisasi ultrasound langsung, suatu jarum dimasukkan secara
transabdominal ke dalam uterus. Cairan amnion ini diambil dengan spuit dan
dilakukan berbagai analisis. Cairan amnion yang mengandung sel-sel janin,
bahan-bahan kimia, dan mikroorganisme, mampu memberikan informasi tentang
susunan genetik, kondisi janin, serta tingkat kematangannya.

A. Pelaksanaan

Amniosintesis dapat dilakukan bila cairan amnion sudah cukup banyak dan
ketika uterus menjadi organ abdomen. Pada awal trimester (14-16 minggu),
dilakukan untuk mendeteksi kelainan genetik dan metabolik melalui pemeriksaan
sitogenetik.

Pemeriksaan ini biasanya dianjurkan bila calon ibu berusia di atas 35 tahun.
Karena hamil di usia ini memiliki risiko cukup tinggi. Terutama untuk
menentukan apakah janin menderita sindroma Down atau tidak. Umumnya
memerlukan waktu sekitar 24 sampai 35 hari untuk mengetahui dengan jelas dan
tuntas hasil biakan tersebut.

17
B. Komplikasi

Komplikasi keseluruhan kurang dari 1%, baik pada ibu maupun pada janin,
meliputi hal-hal berikut :

Maternal : hemoragi, hemoragi janin-maternal dengan kemungkinan


isoimunisasi Rh maternal, infeksi, persalinan, abrupsio plasenta, kerusakan karena
kurang hati-hati pada usus atau kandung kemih, embolisme cairan amnion.

Janin : kematian, hemoragi, infeksi (amnionitis), cedera langsung akibat


tertusuk jarum, aborsi atau persalinan prematur, kobocoran cairan amnion.

E. Menentukan Diagnosa Kebidanan

1. Menentukan normalitas kehamilan

Merupakan kehamilan dimana ibu dalam keadaan sehat, tidak ada riwayat
obstetrik buruk, ukuran uterus sama atau sesuai usia kehamilan serta hasil
pemeriksaan fisik dan laboratorium normal.

2. Membedakan ketidaknyamanan dalam kehamilan dengan kemungkinan


komplikasi

1). Rasa Mual/Muntah

Biasanya terjadi pada aal kehamilan, puncak terjadi antara minggu ke 5-12
Penyebabnya:

a. Peningkatan kadar hormone kehamilan HCG, estrogen dan


progesterone.
b. Relaksasi otot halus di lambung dan usus halus.
c. Keletihan.
d. Peradangan pada lambung

Cara Meringankan/Mencegah:

a. Hindari bau yang menyengat.

18
b. Makan biscuit atau roti kering.
c. Makan sedikit-sedikit tetapi sering.
d. Duduk tegak setiap kali selesai makan.
e. Hindari makanan yang berminyak dan berbumbu merangsang.
f. Konsumsi makanan kering dengan minum diantara waktu makan.
g. Hindari minum kopi, teh, cokelat, dan kola.
h. Bangun tidur perlahan dan hindari bangun secara tiba-tiba.
i. Hindari menggosok gigi segera setelah makan.
j. Minum teh herbal.
k. Hindari udara dingin dan mandi air dingin.
l. Istirahat sesuai kebutuhan

Menghirup udara segar, jalan, tidur dengan jendela terbuka, dan pastikan cukup
udara di dalam rumah.

Tanda Bahaya:

a. Penambahan berat badan yang tidak memadai.


b. Penurunan berat badan.
c. Terdapat tanda-tanda kurang gizi.
d. Muntah yang berlebihan sehingga mengganggu ibu beraktivitas

2). Bercak-bercak di wajah (Kloasma)

Biasa terjadi pada usia kehamilan 4-6 bulan, penyebabnya:

a. Cenderung terjadi akibat faktor keturunan.


b. Peningkatan hormone estrogen dan progesterone merangsang
melanogenetik.

Cara Meringankan/mencegah;

a. Hindari paparan sinar matahari secara langsung selama kehamilan.


b. Gunakan paying atau tutup kepala selama bepergian.
c. Gunakan losion/krem/pelembab pelindung kulit yang non alergis
(mengandung SPS)

19
3). Sering buang air kecil (BAK)

Biasanya terjadi pada usia kehamilan trimester ke 1 dan ke 3, penyebabnya:

a. Tekanan uterus/rahim pada kandung kemih.


b. Kadar natrium meningkat dalam tubuh.
c. Air dan natrium tertahan di kaki selama siang hari, pada malam hari
terdapat aliran darah baik vena sehingga meningkatkan jumlah urine

Cara Meringankan/mencegah;

a. Segerah berkemih jika sudah terasa ingin kencing.


b. Perbanyak minum air putih pada siang hari.
c. Jangan kurangi minum di malam hari, kecuali sudah mengganggu tidur
dan menyebabkan keletihan.
d. Kurangi minum kopi, teh, dan kola dengan kafein karena merangsang
keinginan untuk berkemih.
e. Jangan mengkonsumsi obat tanpa berkonsultasi dengan dokter

Tanda bahaya:

Terdapat tanda-tanda infeksi saluran kemih (sakit ketika berkemih/disuria)


<30 cc/jam. Mengidam Makanan (PICA), biasanya terjadi pada usia trimester
ke 2

Penyebab:

1) Kekurangan zat kapur dan zat besi.


2) Persepsi wanita untuk mengurangi rasa mual dan muntah .
3) Indera pengecap mulai timbul sehingga makanan yang lebih
merangsang dicari-cari

Cara Meringankan/mencegah;

a. Ibu tidak harus khawatir, asalkan cukup bergizi dan makanan yang
diidamkan adalah makanan yang sehat.
b. Tidak mengkonsumsi rujak secara berlebihan karena dapat mengakibatkan

20
diare.
c. Diskusikan dengan bidan, ahli gizi atau dokter mengenai rencana makanan
yang dapat diterima ibu, tetapi bergizi dan memaskan ibu

Tanda bahaya:

a. Penambahan berat badan yang tidak memadai.


b. Penurunan berat badan.
c. Terdapat tanda-tanda kurang gizi (malnutrisi)

4). Keputihan

Biasanya terjadi selama kehamilan, penyebabnya:

a. Menebalnya selaput lendir (mukosa) vagina.


b. Peningkatan produksi lendir dan kelenjar organ kewanitaan
(endoservikal) karena peningkatan hormon progesterone

Cara meringankan/mencegah:

a. Tingkatkan kebersihan dengan mandi setiap hari.


b. Cuci kemaluan setiap selesai berkemih dan defekasi dengan air yang
bersih dan dari atas ke bawah.
c. Keringkan kemaluan setiap selesai cuci dengan tisu.
d. Ganti celana dalam setiap terasa lembab atau basah

Tanda Bahaya:

a. Jika sangat banyak, berbau busuk dan berwarna kuning/abu-abu/hijau


disertai pengeluaran cairan bening (air ketuban) bercampur darah.
b. Gatal-gatal pada vagina yang mengganggu.

5). Konstipasi (sembelit)

Biasanya terjadi pada trimester ke 2 dan trimester ke 3, peenyebabnya:

a. Peningkatan kadar progesterone yang menyebabkan peristaltic usus


melambat.

21
b. Penurunan aktivitas usus karena relaksasi otot halus.
c. Penyerapan air di kolon meningkat.
d. Tekanan dari uterus yan membesar pada usus.
e. Pengaruh suplemen zat besi.
f. Diet kurang serat dan kurang gerak.
g. Penurunan kadar cairan

Cara Meringankan/Mencegah;

a. Tingkatkan pemasukan cairan dan serat di dalam diet.


b. Perbanyak minum jus.
c. Banyak minum air putih.
d. Istirahat cukup, tetapi bukan bermalas-malasan .
e. Lakukan latihan atau senam nifas.
f. Biasakan defekasi secara teratur.
g. Defekasi segera setelah ada dorongan.
h. Hindari mengkonsumsi obat pencahar atau pelumas

Tanda Bahaya:

a. Rasa nyeri hebat diperut.


b. Tidak dapat buang angin (Flatus).
c. Rasa nyeri diperut kanan bawwah (Apendisitis).
d. Tidak defekasi lebih dari 5 hari

6.) Kram pada kaki

Terjadi setelah usia kehamilan 24 minggu, penyebabnya tidak jelas mungkin


terjadi karena:

a) Ketidakseimbagan rasio antara kalsium/fosfor.


b) Kadar kalsium yang rendah akibat perubahan system pernafasan.
c) Tekanan uterus yang meningkt pada saraf.
d) Keletihan.
e) Sirkulasi darah ke tungkai berkurang

22
Cara Meringankan/mencegah

a. Kurangi konsumsi susu yang mengandung fosfor tinggi

b. Berlatih dorsofleksi pada kaki untuk meregangkan otot

c. Begitu terasa kram, lakukan gerakan dorsofleksi

d. Gunakan alat penghangat otot

e. Konsumsi suplemen yang mengandung fosfor

f. Konsultasi fosfor untuk pemberian obat-obatan (biasanya diberikan


antacid aluminium hidroksida untuk meningkatkan pembentukan fosfor
yang tidak melarut)

Tanda Bahaya:

Nyeri Hebat pada kaki dan berwarna kemerahan.

3. Mengidentifikasi tanda dan gejala komplikasi

1). Mual/muntah

Pasti tidak diketahui, mungkin disebabkan:

a. Perubahan hormonal (peningkatan kadar hcG, estrogen/progesterone,


gula darah rendah).

b. Kelebihan asam gastric/asam klorida.

c. Peristaltic lambat (mengakibatkan estrogen dan progesterone meningkat

d. Perubahan dalam metabolisme.

e. Pembesaran uterus.

f. Faktor emosional yang labil.

g. Alergis (sekresi corpus luteum, antigen dari ayah, “keracunan

23
histamin”).

Cara meringankan/mencegah

a. Hindari bau atau faktor penyebab.

b. Makan porsi kecil tapi sering, bahkan setiap 2 jam.

c. Makan biskuit kering atau roti bakar sebelum bangun pagi.

d. Makan sesuatu yang manis (permen) atau minuman (jus buah) sebelum
tidur malam dan sesudah bangun pagi.

e. Duduk tegak setiap kali selesai makan.

f. Hindari makanan yang berminyak dan berbumbu merangsang.

g. Makan-makanan kering dan minum diantara waktu makan.

h. Bangun dari tidur secara perlahan dan hindari melakukan gerakan secara
tiba-tiba.

i. Hindari menggosok gigi setelah makan.

j. Istirahat sesuai dengan kebutuhan dengan mengangkat kaki dan kepala


agak ditinggikan.

k. Hirup udara segar, pastikan cukup udara di dalam rumah.

Terapi.

1. Gunakan obat-obatan hanya bila tindakan secara non farmakologis gagal


dan hanya untuk jangka pendek, misalnya.
2. Antihistamine : dimenhydrinate, doxylamine succinate.
3. Metoclorpramide hydrochloride.
4. Hindari buclizine. Meclizine (bersifat teratogenik).
5. ika berat : terapi vitamin B6.
6. Keterangan lebih lanjut hubungi dokter.

Tanda-tanda bahaya

24
a. Pertambahan berat badan (BB) yang tidak memadai.

b. Kehilangan BB yang sidnifikan

c. Malnutrisi.

d. Hiperemesis gravidarum (mual muntah yang berlebihan selama


kehamilan).

e. Dehidrasi.

f. Ketidakseimbangan elektrolit

g. Pastikan tidak ada appendicitis dan pancreatitis.

2). Ptyalism (Salivasi/ Kelenjar Liur yang Berlebihan)

Hal ini meningkat sejak 2-3 minggu usia kehamilan dan berhenti saat
persalinan.

Patogenesis tidak diketahui, mungkin disebabkan oleh :

1. Meningkatnya keasaman mulut oleh asupan pati yang akhirnya


menstimulasi kelenjar salivary untuk meningkatkan sekresi.

2. Ptyalism sering juga menimbulkan mual, sehingga ibu hamil sering


menghindari makan.PengobatanGunakan pencuci mulut astringent,permen
karet, permen yang keras.

3). Fatique (Kelelahan) Selama Trimester I

Penyebab tidak diketahui. Mungkin berhubungan dengan penurunan laju


metabolisme basalpada awal kehamilan.Efek dari fatique yaitu meningkatnya
intensitas respon psikologi wanita selama waktu ini.

4). Pica (Ngidam Makanan)

Mungkin berkaitan dengan persepsi individu wanita mengenai apa yang


bisa mengurangi mual dan muntah.Indra pengecap menjadi tumpul sehingga

25
mencari makanan yang lebih merangsang.Tidak seharusnya menimbulkan
kekhawatiran asal cukup bergizi dan makanan yang diidamkan bukan
makanan yang tidak baik.

5). Sakit Punggung Bagian Atas

Terjadi pada trimester I kehamilan.

Penyebab: meningkatnya ukuran dan volume payudara yang merupakan salah


satu tanda presuratif kehamilan.

Pembesaran mungkin menghasilkan ketegangan otot jika payudara tidak


cukup ditopang.

Cara mengurangi : gunakan bra yang pas dan menopang.

6). Punggung Bagian Bawah

Terjadi pada trimester kedua dan ketiga kehamilan.

Dasar anatomis dan fisiologis :

Kurvatur dari vertebra umbosacral yang meningkat saat uterus terus


membesar. Spasme otot karena tekanan terhadap akar syaraf. Kadar hormon
yang meningkat, sehingga cartilage didalam sendi-sendi besar menjadi
lembek. Keletihan.

Cara meringankan;

1. Gunakan body mekanik yang baik untuk mengangkat benda


2. Hindari sepatu atau sandal hak tinggi
3. Hindari mengangkat beban yang berat
4. Gunakan kasur yang keras untuk tidur
5. Gunakan bantal waktu tidur untuk meluruskan punggung
6. Hindari tidur terlentang terlalu lama karena dapat menyebabkan sirkulasi
darah menjadi terhambat

Terapi

26
4. Mengidentifikasi kebutuhan belajar

Pada setiap kunjungan antenatal bidan harus mengajarkan kepada ibu


bagaimana mengenali tanda-tanda bahaya ini, dan menganjurkan untuk datang ke
klinik dengan segera jika ia mengalami tanda-tanda bahaya tersebut. Dari
beberapa pengalaman, akan lebih baik memberikan pendidikan kepada ibu dan
anggota keluarga, khususnya pembuat keputusan utama, sehingga si ibu akan
didampingi untuk mendapatkan asuhan. Enam tanda-tanda bahaya selama periode
antenatal adalah:

a. Perdarahan vagina

b. Sakit kepala yang hebat, menetap yang tidak hilang

c. Perubahan visula secara tiba-tiba (pandangan kabur, rabun senja)

d. Nyeri abdomen yang hebat

e. Bengkak pada muka atau tangan

f. Bayi kurang bergerak seperti biasa

F. Mengembangkan Rencana Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil

1. Mendapatkan kebutuhan test laboratorium

Tujuan test laboratorium adalah untuk mendeteksi komplikasi-komplikasi


dalam kehamilan. Macam test laboratorium dalam asuhan kehamilan,Yang
merupakan kompetensi bidan adalah:

a. Tes hemoglobin darah (Hb)

Tujuan: untuk mengetahui kadar Hb pada ibu hamil.

Untuk mendeteksi anemia gravidarum

b. Tes protein urine

Tujuan: untuk mengetahui kadar protein dalam urine

Untuk mendeteksi pre eklampsia dalam kehamilan

27
c. Tes glukosa urine

Tujuan: untuk mengetahui kadar glukosa dalam urine

Untuk mendeteksi diabetes mellitus gravidarum

2. Menetapkan kebutuhan akan pengobatan ringan

Pengobatan yang diberikan oleh bidan pada dasarnya bersifat pertolongan


sementara sebelum dirujuk ke dokter, atau tindak lanjut pengobatan sesuai advis
dokter. Pemberian obat yang bersifat sementara pada penyakit ringan
diperbolehkan, sepanjang sesuai dengan obat-obatan yang sudah ditetapkan dan
segera merujuk pada dokter. Bidan diperkenankan menyerahkan obat kepada
pasien sepanjang untuk keperluan darurat dan sesuai dengan protap.

Berdasarkan Permenkes HK 02.02/149/ 2010 dalam beberapa kasus, bidan


dalam menghadapi ketidaknyamanan dalam kehamilan yang masih dalam batasan
fisiologis diperbolehkan memberikan pengobatan dengan obat-obat bebas.
Pemberian asam folat sangat diperlukan pada kehamilan trimester 1 ini.
Pemberian tablet Fe diperlukan, namun bila ibu merasa mual, sebaiknya diundur
hingga mualnya hilang

3. Menetapkan kebutuhan akan konsultasi atau rujukan

Rujukan adalah penyerahan tanggungjawab dari satu pelayanan kesehatan ke


pelayanan kesehatan yang lain. Tujuan rujukan adalah dihasilkannya pemerataan
upaya kesehatan dalam rangka penyelesaian masalah kesehatan secara berdaya
dan berhasil guna.

Tujuan system rujukan adalah agar pasien mendapatkan pertolongan pada


fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih mampu sehingga jiwanya dapat
terselamatkan, dengan demikian dapat menurunkan AKI dan AKB

A. Jenis Rujukan

a. Rujukan medik yaitu pelimpahan tanggung jawab secara timbal


balik atas satu kasus yang timbul baik secara vertical maupun

28
horizontal kepada yang lebih berwenangdan mampu menangani secara
rasional. Jenis rujukan medic antara lain:

1) Transfer of patient. Konsultasi penderita untuk keperluaan


diagnostic, pengobatan, tindakan opertif dan lain – lain.

2) Transfer of specimen. Pengiriman bahan (spesimen) untuk


pemeriksaan laboratorium yang lenih lengkap.

3) Transfer of knowledge / personal. Pengiriman tenaga yang lebih


kompeten atau ahli untuk meningkatkan mutu layanan setempat.

b. Rujukan kesehatan yaitu hubungan dalam pengiriman,


pemeriksaan bahan atau specimen ke fasilitas yang lebih mampu dan
lengkap. Ini adalah rujukan uang menyangkut masalah kesehatan yang
sifatnyapencegahan penyakit (preventif) dan peningkatan kesehatan
(promotif). Rujukan ini mencakup rujukan teknologi, sarana dan opersional.

B. Jalur Rujukan

Dalam kaitan ini jalur rujukan untuk kasus gawat darurat dapat
dilaksanakan sebagai berikut :

a. Dari Kader

Dapat langsung merujuk ke :

1) Puskesmas pembantu

2) Pondok bersalin / bidan desa

3) Puskesmas / puskesmas rawat inap

4) Rumah sakit pemerintah / swasta

b. Dari Posyandu

Dapat langsung merujuk ke :

1) Puskesmas pembantu

29
2) Pondok bersalin / bidan desa

3) Puskesmas / puskesmas rawat inap

4) Rumah sakit pemerintah / swasta

c. Dari Puskesmas Pembantu

Dapat langsung merujuk ke rumah sakit tipe D/C atau rumah sakit
swasta

d. Dari Pondok bersalin / Bidan Desa

Dapat langsung merujuk ke rumah sakit tipe D/C atau rumah sakit
swasta

C. Persiapan rujukan

Persiapan yang harus diperhatikan dalam melakukan rujukan , disingkat


“BAKSOKU” yang dijabarkan sebagai berikut :

B (bidan): pastikan ibu/bayi/klien didampingi oleh tenaga kesehatan


yang kompetendan memiliki kemampuan untuk
melaksanakan kegawatdaruratan

A (alat) : bawa perlengkapan dan bahan – bahan yang diperlukan,


seperti spuit, infus set, tensimeter, dan stetoskop

K (keluarga) : beritahu keluarga tentang kondisi terakhir ibu (klien) dan


alas an mengapa ia dirujuk. Suami dan anggota
keluarga yang lain harus menerima Ibu (klien) ke
tempat rujukan.

S ( surat ) : beri surat ke tempat rujukan yang berisi identifikasi ibu


(klien), alasan rujukan, uraian hasil rujukan, asuhan, atau
obat – obat yang telah diterima ibu (klien)

O (obat) : bawa obat – obat esensial diperlukan selama perjalanan


merujuk

30
K (kendaraan):siapkan kendaraan yang cukup baik untuk
memungkinkan ibu (klien) dalam kondisi yang nyaman
dan dapat mencapai tempat rujukan dalam waktu
cepat

U (uang): ingatkan keluarga untuk membawa uang dalam jumlah yang


cukup untuk membeli obat dan bahan kesehatan yang di
perlukan di temapat rujukan

D. Menentukan tempat tujuan rujukan

Prinsip dalam menentukan tempat rujukan adalah fasilitas pelayanan yang


mempunyai kewenangan terdekat, termasuk fasilitas pelayanan swasta dengan
tidak mengabaikan kesediaan dan kemampuan penderita.

a. Memberikan informasi kepada penderita dan keluarganya perlu


diberikan informasi tentang perlunya pendeerita segera dirujuk
mendapatkan pertolongan pada fasilitas pelayanan kesehatan
yang lebih mampu

b. Mengirimkan informasi pada tempat rujukan yang ditunju melalui


telepon atau radio komunikasi pelayanan kesehatan yang lebih mampu.

c. Persiapan penderitasebelum dikirim keadaan umum penderita


harus diperbaiki terlebih dahulu. Keadaan umum ini perlu
dipertahankan selama dalam perjalanan, Surat rujukan harus
dipersiapkan sesuai dengan format rujukan dan seorang bidan
harus mendampingi penderita dalam perjalanan sampai ke tempat
rujukan.

d. Pengiriman penderita untuk mempercepat sampai ke tujuan, perlu


diupayakan kendaraan/sarana transportasi yang tersedia untuk
mengangkut penderita.

e. Tindak lanjut penderita

f. Rujukan kebidanan system rujukan dalam mekanisme pelayanan

31
obtetrik adalah suatu pelimpahan tanggung jawab timbale-balik atas
kasus atau masalah kebidanan yang timbul baik secara vertical maupun
horizontal. Rujukan vertical maksudnya adalah rujukan dan komunikasi
antara satu unit ke unit yang telah lengkap.

E. Indikasi perujukan ibu yaitu :

1). Riwayat seksio sesaria

2). Perdarahan per vaginam

3). Persalinan kurang bulan (usia kehamilan < 37 minggu)

4). Ketuban pecah dengan mekonium yang kental

5). Ketuban pecah lama (lebih kurang 24 jam)

6). Ketuban pecah pada persalinan kurang bulan

7). Ikterus

8). Anemia berat

9). Tanda/gejala infeksi

10). Preeklamsia/hipertensi dalam kehamilan

11). TInggi fundus uteri 40 cm atau lebih

12). Primipara dalam fase aktif persalinan dengan palpasi kepala janin
13). masuk 5/5

14). Presentasi bukan belakang kepala

15). Kehamilan gemeli

16). Presentasi majemuk

17). Tali pusat menumbung

18). Syok

32
4. Menetapkan kebutuhan konseling

Dalam menetapkan kebutuhan untuk konseling spesifik, harus disesuaikan


dengan permasalahan yang dihadapi oleh ibu hamil berdasarkan anamnesa dan
pemeriksaan fisik maupun pemeriksaan penunjang yang telah dilakukan oleh
bidan.

Beberapa kebutuhan konseling yang perlu diberikan pada setiap ibu hamil
pada kunjungan awal adalah pendidikan kesehatan tenntang:

a. Tanda bahaya dalam kehamilan

b. Gizi pada ibu hamil

c. Persiapan persalinan

d. Imunisasi TT

e. Olahraga

f. Istirahat

g. Kebersihan

h. Pemberian ASI

i. Aktifitas seksual

j. Kegiatan sehari-hari dan pekerjaan

k. Obat-obatan dan merokok

l. Body mekanik

m. Pakaian dan sepatu

5. Menetapkan jadwal kunjungan sesuai dengan perkembangan kehamilan

Jadwal kunjungan pranatal yang direkomendasikan:

1) Nulipara Multipara

33
2) Kunjungan pertama 6-8 minggu

3) Kunjungan kedua dalam 4 minggu setelah kunjungan pertama

4) Kunjungan ketiga 14-16 minggu

5) Kunjungan keempat 24-28 minggu

6) Kunjungan kelima 32 minggu

7) Kunjungan keenam 36 minggu

8) Kunjungan ketujuh 38 minggu

9) Kunjungan kedelapan 40 minggu

10) Kunjungan kesembilan 41 minggu

Menurut WHO minimal ibu hamil melakukan kunjungan kehamilan 4x:

1). Kunjungan I : dilakukan sebelum minggu ke-14 (pada trimester I)

2). Kunjungan II: dilakukan sebelum minggu ke-28 (pada Trimester II)

3). Kunjungan III: dilakukan sebelum minggu 28-36 (pada TrimesterIII)

4). Kunjungan IV: dilakukan sebelum minggu ke-36 (pada TrimesterIII).

tetapi jika ibu mengalami gangguan kehamilannya atau mengalami tanda


bahaya dalam kehamilan maka ibu segera mengunjungi tenaga kesehatan
lainnya.

G. Melakukan Evaluasi Terhadap Asuhan Yang Diberikan.

1. Mengevluasi penemuan masalah.


Mengevaluasi penemuan yang terjadi serta aspek-aspek yang
menonjol pada wanita hamil. Oleh karena itu, telah banyak dilakukan
prngkajian mengenai riwayat ibu dan pemeriksaan lengkap selama
kunjungan antenatal pertama, maka kunjungan ulang difokuskan pada
pendeteksian komplikasi-komplikasi, mempersiapkan kelahiran,
kegawatdaruratan, pemeriksaan fisik yang terfokus dan pembelajaran.

34
2. Mengevaluasi data dasar.
Pada tahap ini bidan melakukan evaluasi data dasar yang
dipertimbangkan dalam menegakkan diagnosis pada kunjungan yang
pertama.
3. Mengevaluasi keefektifan manajemen.
Bidan melakukan penilaian mengenai efektifitas asuhan yang sudah
dilaksanakan pada kunjungan sebelumnya. Kegiatan ini bertujuan agar
hal yang kurang efektif yang dilakukan pada asuhan sebelumnya tidak
terulang lagi serta memastikan aspek mana yang efektif agar tetap
dipertahankan.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
3.2 Saran

35
DAFTAR PUSTAKA

36
37

Anda mungkin juga menyukai