Anda di halaman 1dari 4

Pengertian Keuangan Daerah

Menurut Abdul Halim (2007:24), Keuangan Daerah dapat diartikan

sebagai:

“Semua hak dan kewajiban yang dapat dinilai dengan uang, juga segala satuan, baik berupa uang
maupun barang, yang dapat dijadikan kekayaan daerah sepanjang belum dimiliki atau dikuasai
oleh negara atau daerah yang lebih tinggi serta pihak-pihak lain sesuai ketentuan
peraturanperundangan yang berlaku”.

Pengertian Akuntansi Keuangan Daerah

Menurut Abdul Halim (2007:43) definisi dari akuntansi keuangan daerah adalah sebagai berikut:

“Proses pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, dan pelaporan transaksi ekonomi (keuangan)


dari entitas pemerintah daerah (kabupaten,kota, atau provinsi) yang dijadikan sebagai informasi
dalam rangka pengambilan keputusan ekonomi yang diperlukan oleh pihak-pihak eksternal entitas
pemerintah daerah (kabupaten, kota, atau provinsi).”

Pengelolaan Keuangan Daerah

Menurut Abdul Halim (2004:2) “Pengelolaan Keuangan daerah tidak terlepas dari pembahasan APBD.”

Oleh karena itu pembahasan pengelolaan keuangan daerah di sinimembahas pengelolaan APBD yang
merupakan program kerja suatu daerah dalambentuk angka-angka. Pemegang kekuasaan pengelolaan
keuangan daerah adalahKepala Daerah yang karena jabatannya mempunyai kewenangan
menyelenggarakan keseluruhan pengelolaan keuangan daerah. Pejabat PengelolaKeuangan Daerah yang
selanjutnya disingkat PPKD adalah Kepala Satuan KerjaPengelola Keuangan Daerah yang mempunyai
tugas melaksanakan pengelolaan APBD dan bertindak sebagai bendahara umum daerah.

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

Definisi APBD menurut Abdul Halim (2009:24) :

“APBD merupakan rencana kegiatan pemerintah daerah yang dituangkan dalam bentuk angka dan
menunjukan adanya sumber penerimaan yang merupakan target minimal dan biaya yang merupakan batas
maksimal untuk satu periode anggaran.”

APBD adalah suatu anggaran daerah yang memiliki unsur-unsur sebagai berikut:

1. Rencana kegiatan suatu daerah, beserta uraiannya secara rinci.

2. Adanya sumber penerimaan yang merupakan target minimal untuk menutupi biaya-biaya sehubungan
dengan aktifitas-aktifitas tersebut, dan adanya biaya-biaya yang merupakan batas maksimal
pengeluaranpengeluaran yang dilaksanakan.

3. Jenis kegiatan dan proyek yang dituangkan dalam bentuk angka.

4. Periode anggaran yaitu biasanya 1 (satu) tahun.


Dari beberapa pengertian tersebut jelas bahwa APBD haruslah disusun dengan baik dan dipertimbangkan
dengan seksama dengan memperhatikan skala prioritas, dan dalam pelaksanaannya harus mengacu pada
sasaran dengan cara yang berdaya guna dan berhasil guna.

. Laporan Keuangan Di bagian terdahulu telah dijelaskan bahwa untuk menyelenggarakan urusan
pemerintahan, pemerintah membutuhkan sumberdaya ekonomi seperti uang, tanah, bangunan, peralatan
serta aset lainnya. Sumber daya ekonomi tersebut dapat berasal dari pemungutan pajak dan pungutan
lainnya. Sumber daya ekonomi tersebut juga dapat berasal dari kegiatan meminjam dari kreditor sehingga
timbul hutang pemerintah yang nantinya harus dikembalikan kepada kreditor. Jika aset yang dimiliki
pemerintah dikurangi dengan hutang pemerintah, hasilnya merupakan besarnya kekayaan bersih
pemerintah. Dalam akuntansi pemerintahan Indonesia besarnya kekayaan bersih pemerintah ini lazim
disebut dengan istilah ekuitas dana. Kegiatan pemerintah mengakibatkan berkurangnya uang kas
pemerintah. Berkurangnya uang kas pemerintah untuk kegiatan operasional pemerintah disebut Belanja.
Sementara itu untuk penyelenggaraan urusan pemerintahan, pemerintah antara lain memungut pajak dan
retribusi. Bagi pemerintah, penerimaan uang dari berbagai pungutan tersebut merupakan contoh dari
Pendapatan. Pemerintah juga dapat meminjam uang dari dan mengembalikan pinjaman tersebut ke
kreditur. Kegiatan tersebut disebut kegiatan Pembiayaan. Besarnya aset, hutang dan ekuitas dana pada
saat tertentu dilaporkan dalam laporan keuangan pemerintah yang disebut dengan neraca. Sementara itu
besarnya pendapatan, belanja, penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan yang terjadi selama
satu periode dilaporkan dalam laporan keuangan yang disebut dengan Laporan Realisasi Anggaran.
Disamping kedua laporan tersebut pemerintah juga melaporkan arus uang masuk ke dan arus uang keluar
dari kas Negara/Daerah dalam laporan yang disebut Laporan Arus Kas. a. Neraca Neraca
menggambarkan posisi keuangan pada tanggal tertentu. Informasi keuangan dalam neraca dikelompokkan
kedalam (1) aset, (2) hutang dan (3) kekayaan bersih pemerintah (ekuitas dana).

a. Neraca

Neraca menggambarkan posisi keuangan pada tanggal tertentu. Informasi keuangan dalam neraca
dikelompokkan kedalam (1) aset, (2) hutang dan (3) kekayaan bersih pemerintah (ekuitas dana).

b. Laporan Realisasi Anggaran Laporan Realisasi Anggaran (LRA) menyajikan informasi mengenai
anggaran dibandingkan dengan realisasinya. Informasi keuangan yang terkandung di dalamnya
dikelompokkan menurut: (1) Pendapatan, (2) Belanja, (3) Penerimaan Pembiayaan dan (4) Pengeluaran
Pembiayaan.

c. Laporan Arus Kas Laporan arus kas menyajikan informasi arus kas masuk ke dan arus kas keluar dari
Kas Negara/Daerah. Informasi arus kas dikelompokkan kedalam aktivitas yang menjadi penyebabnya,
yaitu: (1) Aktivitas Operasi, (2) Aktivitas Investasi Non Keuangan, (3) Aktivitas Pembiayaan, (4)
Aktivitas Non Anggaran.

d. Catatan atas Laporan Keuangan Catatan atas laporan keuangan merupakan penjelasan atau perincian
atau analisis atas nilai suatu pos yang tersaji di dalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca dan Laporan
Arus Kas.

Definisi pengakuan dalam akuntansi menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 Tahun
2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) adalah proses penetapan terpenuhinya kriteria
pencatatan suatu kejadian atau peristiwa dalam catatan akuntansi sehingga akan menjadi bagian yang
melengkapi unsur aset, kewajiban, kewajiban ekuitas, pendapatan-LRA, belanja, pembiayaan, pendaptan-
LO dan beban, sehingga akan termuat dalam laporan keuangan entitas pelaporan yang bersangkutan.
Menurut Abdul Halim dan Muhammad Syam Kusufi (2012:47), ada beberapa macam dasar akuntansi
adalah sebagai berikut:

“ 1. Basis Kas (Cash Basic)

2. Basis Akrual (Accrual Basic)

3. Basis Kas Modifikasi (Modifified Cash Basic)

4. Basis Akrual Modifikasian (Modified Accrual Basic)”

Penjelasan dari basis akuntansi adalah sebagai berikut:

1. Basis Kas (Cash Basic) Basis kas (cash basic) menetapkan bahwa pengakuan/pencatatan transaksi
ekonomi hanya dilakukan apabila transaksi tersebut menimbulkan perubahan pada kas. Apabila suatu
transaksi belum menimbulkan perubahan pada kas, maka transaksi tersebut tidak dicatat.

2. Basis Akrual (Accrual Basic) Basis Akrual (Accrual Basic) adalah dasar akuntansi yang mengakui
transaksi dan peristiwa lainnya pada saat transaksi dan peristiwa itu terjadi (dan bukan hanya pada saat
kas atau setara kas diterima atau dibayar). Oleh karena itu, transaksi-transaksi dan peristiwa-peristiwa
dicatat dalam catatan akuntansi dan diakui dalam laporan keuangan pada periode terjadinya.

3. Basis Kas Modifikasian (Modified Cash Basic) Menurut butir (12) dan (13) lampiran XXIX (tentang
kebijakan akuntansi) Kepmendagri RI Nomor 29 Tahun 2002 disebutkan bahwa: a. Basis/dasar kas
modifikasian merupakan kombinasi dasar akrual. b. Transaksi penerimaan kas atau pengeluaran kas
dibukukan (dicatat atau dijurnal) pada saat utang diterima atau dibayar (dasar kas). Pada akhir periode
dilakukan penyesuaian untuk mengakui transaksi dan kejadian dalam periode berjalan meskipun
penerimaan atau pengeluaran kas dari transaksi dan kejadian dimaksud belum terealisir. Jadi, penerapan
basis akuntansi ini menuntut bendahara pengeluaran mencatat transaksi dengan basis kas selama tahun
anggaran dan melakukan penyesuaian pada akhir tahun anggaran berdasarkan basis akrual. 4. Basis
Akrual Modifikasian (Modified Accrual Basic) Basis akrual modifikasia (modified accrual basic)
mencatat transaksi dengan menggunakan basis kas untuk transaksi-transaksi tertentu dan menggunakan
basis akrual untuk sebagian besar transaksi.”

Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Tahun Ajaran 2014 merupakan LKPD terakhir yang
menggunakan Basis Kas Menuju Akrual karena mulai tahun ajaran 2015 pemerintah pusat maupun
pemerintah daerah sudah harus menggunakan Basis Akrrual sesuai dengan Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah. Penerapan basis akrual
tersebut mengharuskan Pemerintah Daerah untuk mempersiapkan segala kebutuhan yang diperlukan.
Standar Akuntansi Pemeintah (SAP) berbasis akrual mensyaratkan diterapkannya basis kas untuk
pengakuan pendapatan–LRA, belanja dan pembiayaan dalam laporan realisasi anggaran dan basis akrual
untuk pengakuan aset, kewajiban, ekuitas dalam neraca dan pendapatan–LO dan beban dalam laporan
operasional

Anda mungkin juga menyukai