Anda di halaman 1dari 13

Nama : Ramli Thahir

NRP : 23 16 301 001


Mata Kuliah : Teknologi Polimer

Tugas : II

Mekanisme Reaksi Adisi dan Kondensasi Beserta Contohnya

I. MEKANISME POLIMERISASI ADISI


Polimerisasi adisi radikal bebas pada pembentukan polietena, sebagai contoh, dari monomer
etena berlangsung melalui tiga tahap, yaitu tahap inisiasi (pengawalan), propagasi
(pertumbuhan rantai), dan terminasi (pengakhiran).

1. Inisiasi Rantai
Tahap ini diawali dengan pemutusan homolitik molekul diasil peroksida (RCOO-OOCR)
menghasilkan radikal bebas (R∙). Radikal bebas inilah yang mengawali reaksi rantai

Radikal selanjutnya bereaksi dengan molekul etena membentuk radikal baru (radikal
monomer).

2. Perpanjangan rantai (chain propagation)


Radikal monomer yang terbentuk pada tahap inisiasi sangat reaktif karena kekurangan satu
elektron, sehingga dapat menyerang molekul etena yang lain menghasilkan radikal baru
berikutnya dengan rantai yang lebih panjang.
Melalui tahap yang berulang, rantai karbon dari radikal mengalami pertumbuhan
(perpanjangan) rantai.

3. Terminasi rantai

Radikal – radikal bereaksi untuk membentuk molekul stabil. Reaksi berhenti sampai pada
tahap ini.

CONTOH POLIMER ADISI

Berikut beberapa contoh polimer adisi, dengan monomer sejenis dan berbeda. Perhatikan
monomer yang terlibat dalam polimerisasi sebagian besar berasal dari alkena dan turunannya
yang memiliki ikatan C=C.
Reaksi – reaksi umum, sifat – sifat, dan kegunaan beberapa polimer adisi diantaranya sebagai
berikut.

1. Polietena / Polietilena (PE)

Ada dua jenis polimer polietilena yang kita kenal yaitu:


a. Polietena densitas rendah ( low density polyethene, LDPE)
monomer polietilena: etena / etilena
Sifat- sifat LDPE: berat molekul 50.000 – 3.000.000, ringan fleksibel, dan titik leleh rendah.
Kegunaan LDPE: botol plastik dan katong plastik dengan berbagai keperluan.

b. Polietena densitas tinggi (high density polyethene, HDPE)


monomer HDPE: etena / etilena
Sifat- sifat HDPE: Berat molekul lebih dari 3.000.000, keras, dan titik leleh tinggi. Kegunaan
HDPE: botol susu, botol reagen, dan lain – lain

2. Polipropena / polipropilena (PP)

Monomer: propena / propilena

Ada dua jenis polipropilena yang kita kenal, yaitu:

a. Polipropilena isotaksik: semua gugus metil (-CH2) tersusun pada sisi rantai polimer
yang sama (iso).

Sifat: struktur yang rapat, densitas tinggi, kaku (rigid), keras, dan titik leleh yang tinggi.

Kegunaan: serat bahan karpet, membuat film, dan wadah kemasan.


b. Polipropilena ataksik: polimer dengan susunan ataktik (random) jika tanpa katalis Ziegler
– Natta.

Sifat: lebih kaku daripada HDPE, kekuatan mekanik tinggi, dan tahan lapuk (abrasion).
Kegunaan: cetakan barang – barang perabotan (furniture), peti kayu, perkakas dapur, wadah
makanan, serat tali dan karpet, dan pakaian olah raga yang tidak menyerap air keringat.

3. Polistirena (PS)

Monomer: stirena

Sifat: lebih kaku daripada HDPE, transparan, dan stabil secara kimia, tetapi rapuh.
Kegunaan: bahan mainan anak, keset, beberapa jenis wadah, styrofoam, plafon atap, kotak
makanan, dan bahan penahan goncangan dalam pengemas.
4. Polivinil klorida (PVC)

Monomer: kloroetana (vinil klorida)


Sifat: dengan adanya ikatana polar C-Cl, gaya tarik dipol – dipol dapat terjadi antar rantai
polimer sehingga PVC menjadi material polimer yang sangat kuat. Dengan bahan pemplastis
(plastisizers), misalnya bis(2-etilheksil) ftalat atau di-2-etilheksil ftalat (DEHP), polimer PVC
menjadi lebih lunak dan lentur.

Kegunaan: bahan pipa paralon dan botol jika tanpa bahan plastisizers. Tetapi jika
ditambahkan plastisizers digunakan sebagi jaket hujan (raincoats), jaket kulit tiruan, isolatif,
pembungkus kabel listrik, dan tirai kamar mandi.

5. Politetrafluoroetena (PTFE, Teflon atau Fluon)

Monomer: tetrafluoroetena

Sifat: Mr dan gaya van der waals lebih tinggi daripada PE, titik leleh relatif tinggi dan inert
secara kimia, tidak membentuk padatan batang.
Kegunaan: Bahan pelapis anti lengket, pembungkus kabel listrik, plester, penyambung pipa,
katup, dan penahan.
6. Polimetil metakrilat (PPMA)

Monomer: metil metakrilat

II. MEKANISME POLIMERISASI KONDENSASI


Polimer kondensasi terbentuk dari penggabungan monomer – monomer melalui reaksi
polimerisasi kondensasi dimana dilepas molekul kecil, seperti H2O, HCl, dan CH3OH.
Penggabungan terjadi antara gugus – gugus reaktif dari monomer – monomer.

Monomer + monomer + Monomer + ….  → Polimer + Molekul kecil

Dalam polimerisasi kondensasi, setiap molekul monomer harus memiliki paling sedikit dua
gugus fungsi (monomer bifungsional). Polimer kondensasi ada yang alami dan ada pula yang
sintetik (buatan). Beberapa contoh polimer alami adalah protein, polisakarida, dan asam
deoksiribonukleat (deoxyribonucleic acid, DNA). Adapun beberapa contoh polimer sintetik
adalah polimer nilon, kevlar, dakron, urea – metanal dan bakelit.

1. Polimer Nilon (poliamida)

Nilon (Nylon: New York London) dikembangkan oleh tim peneliti DuPont pada tahun 1935.
Nilon adalah polimer yang dibuat melalui polimerisasi kondensasi antara diamin dengan asam
dikarboksilat. Dalam polimerisasi ini terbentuk ikatan amida (-CO-NH-), sehingga nilon
dikenal juga sebagai poliamida. Salah satu nilon yang terpenting adalah nilon-6,6 yang terbuat
dari polimerisasi kondensasi antara heksana-1,6-diamin dengan asam heksanadioat.
Di laboratorium asam heksanadioat ini kadang – kadang diganti dengan heksanadiol diklorida
karena yang terakhir ini lebih reaktif.
Polimerisasi kondensasi diawali dengan pembentukan dimer dan pelepasan molekul air.

Persamaan reaksi keseluruhan


2. Kevlar (poliamida)

Kevlar adalah poliamida aromatik dengan struktur yang sama seperti nilon-6,6. Dua monomer
Kevlar adalah asam benzena-1,4-dikarboksilat dan 1,4-diaminobenzena. Penggabungan dua
monomer ini disertai dengan pelepasan satu molekul air. Poliamida adalah polimer dengan
unit – unit pengulang yang terikat melalui ikatan amida.

Bagian struktur polimer Kevlar adalah sebagai berikut:

Kevlar merupakan polimer yang sangat kuat sehingga sering digunakan untuk:
1. Penguat bagian tertentu pada mobil
2. Membuat tali dengan kekuatan 20 kali lipat dari kekuatan tali baja dengan berat yang
sama
3. Penguat sayap pesawat terbang, dan
4. Pembuatan rompi anti peluru.

3. Dakron (Poliester)
Dakrin (dacron) adalah merk dagang DuPont untuk poliester polietilena tereftalat (PET,
PETE, PETP). Dakron dapat disebut juga Terilena (Terylene). Polietilena tereftalat (PET)
adalah polimer yang terbentuk dari reaksi penggabungan monomer suatu asam dioat dengan
suatu diol.
3. Dakron (Poliester)

Dakrin (dacron) adalah merk dagang DuPont untuk poliester polietilena tereftalat (PET,
PETE, PETP). Dakron dapat disebut juga Terilena (Terylene). Polietilena tereftalat (PET)
adalah polimer yang terbentuk dari reaksi penggabungan monomer suatu asam dioat dengan
suatu diol.

Reaksi esterifikasi
Molekul ester yang terbentuk masih memiliki dua gugus fungsi yang tidak bereaksi pada
kedua ujungnya.

Persamaan reaksi keseluruhan


Ikatan ester bersifat polar sehingga rantai polimer terikat melalui gaya tarik dipol – dipol yang
kuat. Akibatnya, PET memiliki sifat – sifat yang keras, kuat, halus, dan tahan terhadap air dan
bahan – bahan kimia. Beberapa jenis pakaian anti kusut dan mudah dikeringkan terbuat dari
poliester 100%. PET juga digunakan sebagai bahan untuk pembuatan tempat makanan dan
botol minuman, karena sifatnya yang tahan terhadap bahan kimia, nontoksik, dan mudah
dicuci.

4. Urea – Metanal (poliamida)


Urea – metanal adalah suatu poliamida yang terbentuk melalui polimerisasi kondensasi dari
monomer – monomer urea, CO(NH2)2 dan metanal (HCHO).

Polimerisasi berlangsung melalui tahap – tahap sebagai berikut:

Tahap pertama, kondensasi berulang


Tahap kedua, pembentukan ikatan silang. Dalam pembentukan ikatan silang, salah satu
monomer harus memiliki paling sedikit dua sisi reaktif.
Ringkasan untuk urea-metanal

Sifat – sifat polimer urea – metanal:

1. Berwarna putih
2. Kuat dan kaku
3. Penghambat (insulator) listrik dan panas yang baik
4. Tahan terhadap serangan kimia
5. Walalupun dipanaskan, polimer ini tidak melelh atau berubah bentuk
6. Dengan pemanasan yang tinggi, polimer ini dapat terurai

Penggunaan:
Polimer urea – metanal adalah plastik termoset. Setelah mengeras, polimer urea – metanal
tidak dapat dilunakan atau dilelehkan kembali melalui pemanasan. Oleh karena itu, polimer
ini biasa digunakan sebagai:
Bahan penyambung saluran listrik, steker, tombol listrik bercahaya, stop kontak, dan berbagai
peralatan listrik yang lain. Bahan asbak dan pegangan panci.

Anda mungkin juga menyukai