Disusun oleh :
Amelia Lutfian Nurunissa (1801025189)
Aulia Nur Baitty (1801025254)
Fildzah Fitriani (1801025150)
Farid Misbahul Hayat (1801025176)
Anisah Wulan Fauziah (1801025060)
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................1
DAFTAR ISI..............................................................................................................................2
BAB 1.........................................................................................................................................2
PENDAHULUAN......................................................................................................................2
A.LATAR BELAKANG........................................................................................................2
B.RUMUSAN MASALAH....................................................................................................3
C.TUJUAN.............................................................................................................................3
BAB 2.........................................................................................................................................3
LANDASAN PSIKOLOGIS PENDIDIKAN............................................................................3
A. Pengertian Landasan Psikologis dalam Pendidikan..........................................................3
A. Psikologis Perkembangan..............................................................................................4
B. Psikologi Belajar............................................................................................................4
C. Psikologi Sosial..................................................................................................................5
B. Kesiapan Belajar dan Aspek-aspek Individu.....................................................................6
1. Pengertian Kesepian Belajar...........................................................................................6
2. Pelengkap Peserta Didik.................................................................................................7
3. Aspek – Aspek Individu yang dikembangkan................................................................7
C. Perkembangan Peserta Didik sebagai Landasan Psikologis..............................................7
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................9
2
BAB 1
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Keadaan anak yang tadinya belum dewasa hingga menjadi dewasa berarti
mengalami perubahan,karena dibimbing,dan kegiatan bimbingan merupakan
usaha atau kegiatan berinteraksi antara pendidik,anak didik dan lingkungan.
Perubahan tersebut adalah merupakan gejala yang timbul secara psikologis. Di
dalam hubungan inilah kiranya pendidik harus mampu memahami perubahan
yang terjadi pada diri individu,baik perkembangan maupun pertumbuhannya. Atas
dasar itu pula pendidik perlu memahami landasan Pendidikan dari sudut
psikologis.
B.RUMUSAN MASALAH
1. Apakah ladasan psikologis itu ?
2. Apakah psikologis perkembangan,psikologis belajar,psikologis sosial ?
3. Kesiapan belajar dan aspek aspek individu .
4. Perkembangan perserta didik sebagai landasan psikologis.
C.TUJUAN
Penulisan ini bertujuan untuk memberikan penjelasan mengenai landasan
psikologis,psikologis perkembangan,psikologis belajar,psikologis sosial,kesiapan
belajar dan aspek aspek individu dan perkembangan peserta didik sebagai
landasan psikologis.
3
BAB 2
Menurut Pidarta (2007:194) Psikologi atau ilmu jiwa adalah ilmu yang
mempelajari jiwa manusia. Jiwa itu sendiri adalah roh dalam keadaan
mengendalikan jasmani, yang dapat dipengaruhi oleh alam sekitar. Jiwa manusia
berkembang sejajar dengan pertumbuhan jasmani. Pendidikan selalu melibatkan
aspek kejiwaan manusia.
A. Psikologis Perkembangan
4
perkembangan sebagai faktor yang diperhitungkan dalam menyusun tahap-tahap
perkembangan, sedangkan yang bersifat khusus hanya mempertimbang faktor
tertentu saja sebagai dasar menyusun tahap-tahap perkembangan anak, misalnya
pentahapan Piaget, Koglberg, dan Erikson.
1) Masa bayi dari 0 – 2 tahun sebagian besar merupakan perkembangan fisik.
2) Masa anak dari 2 – 12 tahun yang dinyatakan perkembangannya baru seperti
hidup manusia primitif.
B. Psikologi Belajar
1. Pengertian Belajar
Definisi ini menyiratkan dua makna. Pertama, bahwa belajar merupakan suatu
usaha untuk mencapai tujuan tertentu yaitu untuk mendapatkan perubahan tingkah
laku. Kedua, perubahan tingkah laku yang terjadi harus secara sadar.
2. Teori Belajar
5
Para ahli psikologi cenderung untuk menggunakan pola-pola tingkah laku
manusia sebagai suatu model yang menjadi prinsip-prinsip belajar. Prinsip-prinsip
belajar ini selanjutnya lazim disebut dengan Teori Belajar.
1. Teori belajar klasik masih tetap dapat dimanfaatkan, antara lain untuk
menghapal perkalian dan melatih soal-soal (Disiplin Mental). Teori Naturalis
bisa dipakai dalam pendidikan luar sekolah terutama pendidikan seumur
hidup.
2. Teori belajar behaviorisme bermanfaat dalam mengembangkan perilaku-
perilaku nyata, seperti rajin, mendapat skor tinggi, tidak berkelahi dan
sebagainya.
3. Teori-teori belajar kognisi berguna dalam mempelajari materi-materi yang
rumit yang membutuhkan pemahaman, untuk memecahkan masalah dan untuk
mengembangkan ide (Pidarta, 2007:218).
C. Psikologi Sosial
1. Kepribadian orang itu. Mungkin kita pernah mendengar tentang orang itu
sebelumnya atau cerita-cerita yang mirip dengan orang itu, terutama tentang
kepribadiannya.
2. Perilaku orang itu. Ketika melihat perilaku orang itu setelah berhadapan,
maka hubungkan dengan cerita-cerita yang pernah didengar.
Latar belakang situasi. Kedua data di atas kemudian dikaitkan dengan situasi
pada waktu itu, maka dari kombinasi ketiga data itu akan keluarlah kesan pertama
tentang orang itu. Dalam dunia pendidikan, kesan pertama yang positif yang
dibangkitkan pendidik akan memberikan kemauan dan semangat belajar anak-
anak. Motivasi juga merupakan aspek psikologis sosial, sebab tanpa motivasi
tertentu seseorang sulit untuk bersosialisasi dalam masyarakat. Sehubungan
dengan itu, pendidik punya kewajiban untuk menggali motivasi anak-anak agar
muncul, sehingga mereka dengan senang hati belajar di sekolah.
6
2. Persepsi kesulitan akan tugas-tugas.
3. Harapan sukses.
3. Faktor dalam Memotivasi Belajar
7
2. Pelengkap Peserta Didik
Pelengkap peserta didik atau warga belajar sebagai subjek garis besarnya dapat
dibagi menjadi lima kelompok yaitu:
1. Watak, ialah sifat yang dibawa sejak lahir yang hampir tidak dapat diubah.
Misalnya watak pemarah, pendiam, menyendiri, suka berbicara, dan
sebagainya.
2. Kemampuan umum (IQ), ialah kecerdasan yang bersifat umum.
Kemampuan ini dapat dijadikan ramalan tentang keberhasilan seseorang
menyelesaikan suatu pekerjaan atau tingkat pendidikan yang dijalani.
3. Kemampuan khusus atau bakat, ialah kemampuan tertentu yang dibawa
sejak lahir. Kemampuan ini pada umumnya memberi arah kepada cita-cita
seseorang terutama bila bakatnya terlayani dalam pendidikan.
4. Kepribadian, ialah penampilan seseorang secara umum, seperti sikap,
besarnya motivasi, kuatnya kemauan, tabahnya menghadapi rintangan,
penghargaannya terhadap orang lain, kesopanannya, toleransinya dan
sebagainya.
5. Latar belakang, ialah lingkungan tempat dibesarkan terutamam lingkungan
keluarga. Lingkungan ini sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan
jiwa bayi dan kanak-kanak.
1. Rohani
a. Keterampilan
b. Kesehatan
c. Keindahan tubuh
8
Peserta didik selalu berada dalam proses perubahan, baik karena pertumbuhan
maupun karena perkembangan. Pertumbuhan terutama karena pengaruh faktor
internal sebagai akibat kematangan dan proses pendewasaan, sedangkan
perkembangan terutama karena pengaruh lingkungan. Sebagai contoh
pertumbuhan adalah dorongan untuk berbicara karena kematangan organ bicara
pada usia 1—2 tahun, sedangkan penggunaan bahasa tertentu dalam berbicara
tergantung pada lingkungannya sebagai akibat perkembangan.
Selain itu, belajar adalah sebuah proses yang berkesinambungan dari sebuah
pengalaman yang akan membuat suatu individu berubah dari tidak tahu menjadi
tahu (kognitif), dari tidak mau menjadi mau (afektif) dan dari tidak bisa menjadi
bisa (psikomotorik), misalnya seseorang anak yang belajar mengendarai sepeda
akan terlebih dahulu diberi pengarahan oleh orang tuanya lalu anak tersebut
mencoba untuk mengendarai sepeda hingga menjadi bisa.
Proses kematangan dan belajar akan sangat menentukan kesiapan belajar pada
seseorang, misalnya seseorang yang proses kematangan dan belajarnya baik akan
memiliki kesiapan belajar yang jauh lebih baik dengan seseorang yang proses
kematangan dan belajarnya buruk (Tirtarahardja dan S. L. La Sulo, 2005:108—
109).
Iklan
9
DAFTAR PUSTAKA
http://matematikaunsriindah.blogspot.com/
10