Anda di halaman 1dari 11

LANDASAN PSIKOLOGIS PENDIDIKAN

Dosen pengampu : Dita Prihatna Wati,M.Pd

Disusun oleh :
Amelia Lutfian Nurunissa (1801025189)
Aulia Nur Baitty (1801025254)
Fildzah Fitriani (1801025150)
Farid Misbahul Hayat (1801025176)
Anisah Wulan Fauziah (1801025060)

PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA


KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama ALLAH SWT yang maha pengasih
lagi maha penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas
kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-
Nya sehingga dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas
mata kuliah Landasan Pendidikan Sekolah Dasar, Adapun judul yang
dibahas dalam makalah berikut ini yaitu Landasan Psiokologis
Pendidikan.

Kami juga tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih


kepada dosen dan pihak yang telah membimbing kami dalam
menyelesaikan makalah ini. Makalah ini juga diharapkan dapat
menambah pengetahuan kita tentang Landasan Psikologis Pendidikan.
Untuk kesempurnaan dari makalah ini, diharapkan saran dan kritik
dari para pembaca agar dalam menyusun makalah berikutnya dapat
lebih baik lagi.

Akhirnya dengan tersusunnya makalah ini dapat menambah


ilmu pengetahuan kita semua, terima kasih.

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................1
DAFTAR ISI..............................................................................................................................2
BAB 1.........................................................................................................................................2
PENDAHULUAN......................................................................................................................2
A.LATAR BELAKANG........................................................................................................2
B.RUMUSAN MASALAH....................................................................................................3
C.TUJUAN.............................................................................................................................3
BAB 2.........................................................................................................................................3
LANDASAN PSIKOLOGIS PENDIDIKAN............................................................................3
A. Pengertian Landasan Psikologis dalam Pendidikan..........................................................3
A. Psikologis Perkembangan..............................................................................................4
B. Psikologi Belajar............................................................................................................4
C. Psikologi Sosial..................................................................................................................5
B. Kesiapan Belajar dan Aspek-aspek Individu.....................................................................6
1. Pengertian Kesepian Belajar...........................................................................................6
2. Pelengkap Peserta Didik.................................................................................................7
3. Aspek – Aspek Individu yang dikembangkan................................................................7
C. Perkembangan Peserta Didik sebagai Landasan Psikologis..............................................7
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................9

2
BAB 1

PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Keadaan anak yang tadinya belum dewasa hingga menjadi dewasa berarti
mengalami perubahan,karena dibimbing,dan kegiatan bimbingan merupakan
usaha atau kegiatan berinteraksi antara pendidik,anak didik dan lingkungan.
Perubahan tersebut adalah merupakan gejala yang timbul secara psikologis. Di
dalam hubungan inilah kiranya pendidik harus mampu memahami perubahan
yang terjadi pada diri individu,baik perkembangan maupun pertumbuhannya. Atas
dasar itu pula pendidik perlu memahami landasan Pendidikan dari sudut
psikologis.

Dengan demikian,psikologis adalah salah satu landasan pokok dari Pendidikan.


Antara psikologis dengan Pendidikan merupakan satu kesatuan yang sangat sulit
dipisahkan. Subjek dan objek Pendidikan adalah manusia,sedangkan psikologis
menelaah gejala gejala psikologis dari manusia. Dengan demikian keduanya
menjadi satu kesatuan yang tidak dipisahkan.

Dalam proses dan pelaksanaan kegiatan kegiatan Pendidikan peranan psikologis


menjadi sangat mutlak. Analisis psikologis akan membantu para pendidik
memahami struktur psikologis anak didik dan kegiatan kegiatannya,sehingga kita
dapat melaksanakan kegiatan kegiatan Pendidikan secara efektif.

B.RUMUSAN MASALAH
1. Apakah ladasan psikologis itu ?
2. Apakah psikologis perkembangan,psikologis belajar,psikologis sosial ?
3. Kesiapan belajar dan aspek aspek individu .
4. Perkembangan perserta didik sebagai landasan psikologis.
C.TUJUAN
Penulisan ini bertujuan untuk memberikan penjelasan mengenai landasan
psikologis,psikologis perkembangan,psikologis belajar,psikologis sosial,kesiapan
belajar dan aspek aspek individu dan perkembangan peserta didik sebagai
landasan psikologis.

3
BAB 2

LANDASAN PSIKOLOGIS PENDIDIKAN

A. Pengertian Landasan Psikologis dalam Pendidikan

Menurut Pidarta (2007:194) Psikologi atau ilmu jiwa adalah ilmu yang
mempelajari jiwa manusia. Jiwa itu sendiri adalah roh dalam keadaan
mengendalikan jasmani, yang dapat dipengaruhi oleh alam sekitar. Jiwa manusia
berkembang sejajar dengan pertumbuhan jasmani. Pendidikan selalu melibatkan
aspek kejiwaan manusia.

Sehingga landasan psikologis pendidikan merupakan suatu landasan dalam proses


pendidikan yang membahas berbagai informasi tentang kehidupan manusia pada
umumnya serta gejala-gejala yang berkaitan dengan aspek pribadi manusia pada
setiap tahapan usia perkembangan tertentu untuk mengenali dan menyikapi
manusia sesuai dengan tahapan usia perkembangannya yang bertujuan untuk
memudahkan proses pendidikan.

A. Psikologis Perkembangan

1. Teori Pendekatan tentang Perkembangan

Ada tiga teori atau pendekatan tentang perkembangan. Pendekatan-pendekatan


yang dimaksud adalah (Nana Syaodih, 1989).

1. Pendekatan pentahapan. Perkembangan individu berjalan melalui tahapan-


tahapan tertentu. Pada setiap tahap memiliki ciri-ciri khusus yang berbeda
dengan ciri-ciri pada tahap-tahap yang lain.
2. Pendekatan diferensial. Pendekatan ini dipandang individu-individu itu
memiliki kesamaan-kesamaan dan perbedaan-perbedaan. Atas dasar ini lalu
orang-orang membuat kelompok–kelompok. Anak-anak yang memiliki
kesamaan dijadikan satu kelompok. Maka terjadilah kelompok berdasarkan
jenis kelamin, kemampuan intelek, bakat, ras, status sosial ekonomi, dan
sebagainya.
3. Pendekatan ipsatif. Pendekatan ini berusaha melihat karakteristik setiap
individu, dapat saja disebut sebagai pendekatan individual. Melihat
perkembangan seseorang secara individual.
Dari ketiga pendekatan ini, yang paling dilaksanakan adalah pendekatan
pentahapan. Pendekatan pentahapan ada 2 macam yaitu bersifat menyeluruh dan
yang bersifat khusus. Yang menyeluruh akan mencakup segala aspek

4
perkembangan sebagai faktor yang diperhitungkan dalam menyusun tahap-tahap
perkembangan, sedangkan yang bersifat khusus hanya mempertimbang faktor
tertentu saja sebagai dasar menyusun tahap-tahap perkembangan anak, misalnya
pentahapan Piaget, Koglberg, dan Erikson.

2. Tahap Psikologi Perkembangan

Psikologi perkembangan menurut Rousseau membagi masa perkembangan anak


atas empat tahap yaitu :

1)      Masa bayi dari 0 – 2 tahun sebagian besar merupakan perkembangan fisik.

2)      Masa anak dari 2 – 12 tahun yang dinyatakan perkembangannya baru seperti
hidup manusia primitif.

3)      Masa pubertas dari 12 – 15 tahun, ditandai dengan perkembangan pikiran


dan kemauan untuk berpetualang.

4)      Masa adolesen dari 15 – 25 tahun, pertumbuhan seksual menonjol, sosial,


kata hati, dan moral. Remaja ini sudah mulai belajar berbudaya.

B. Psikologi Belajar

1. Pengertian Belajar

Menurut Pidarta (2007:206) belajar adalah perubahan perilaku yang relatif


permanen sebagai hasil pengalaman (bukan hasil perkembangan, pengaruh obat
atau kecelakaan) dan bisa melaksanakannya pada pengetahuan lain serta mampu
mengomunikasikannya kepada orang lain.

Secara psikologis, belajar  dapat didefinisikan sebagai “suatu usaha yang


dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku secara
sadar dari hasil interaksinya dengan lingkungan” (Slameto, 1991:2).

Definisi ini menyiratkan dua makna. Pertama, bahwa belajar merupakan suatu
usaha untuk mencapai tujuan tertentu yaitu untuk mendapatkan perubahan tingkah
laku.  Kedua, perubahan tingkah laku yang terjadi harus secara sadar.

Dari pengertian belajar di atas, maka  kegiatan dan usaha untuk mencapai


perubahan tingkah laku itu dipandang sebagai Proses
belajar,  sedangkan perubahan tingkah laku itu sendiri dipandang  sebagai Hasil
belajar. Hal ini berarti, belajar pada hakikatnya menyangkut dua hal yaitu  proses
belajar dan hasil belajar.

2. Teori Belajar

5
Para ahli psikologi cenderung untuk menggunakan pola-pola  tingkah laku
manusia sebagai suatu model yang menjadi prinsip-prinsip belajar. Prinsip-prinsip
belajar ini selanjutnya lazim disebut dengan Teori Belajar.

1. Teori belajar klasik masih tetap dapat dimanfaatkan, antara lain untuk
menghapal perkalian dan melatih soal-soal (Disiplin Mental). Teori Naturalis
bisa dipakai dalam pendidikan luar sekolah terutama pendidikan seumur
hidup.
2. Teori belajar behaviorisme bermanfaat dalam mengembangkan perilaku-
perilaku nyata, seperti rajin, mendapat skor tinggi, tidak berkelahi dan
sebagainya.
3. Teori-teori belajar kognisi berguna dalam mempelajari materi-materi yang
rumit yang membutuhkan pemahaman, untuk memecahkan masalah dan untuk
mengembangkan ide (Pidarta, 2007:218).

C. Psikologi Sosial

1. Pengertian Psikologi Sosial

Menurut Hollander (1981) psikologi sosial adalah psikologi yang mempelajari


psikologi seseorang di masyarakat, yang mengkombinasikan  ciri-ciri psikologi
dengan ilmu sosial untuk mempelajari pengaruh masyarakat terhadap individu dan
antar individu (dikutip Pidarta, 2007:219).

2. Kunci Utama Pembentukan Kesan Pertama


Pembentukan kesan pertama terhadap orang lain memilki tiga kunci utama yaitu.

1. Kepribadian orang itu. Mungkin kita pernah mendengar tentang orang itu
sebelumnya atau cerita-cerita yang mirip dengan orang itu, terutama tentang
kepribadiannya.
2. Perilaku orang itu. Ketika melihat perilaku orang itu setelah berhadapan,
maka hubungkan dengan cerita-cerita yang pernah didengar.
Latar belakang situasi. Kedua data di atas  kemudian dikaitkan dengan situasi
pada waktu itu, maka dari kombinasi ketiga data itu akan keluarlah kesan pertama
tentang orang itu. Dalam dunia pendidikan, kesan pertama yang positif yang
dibangkitkan pendidik akan memberikan kemauan dan semangat belajar anak-
anak. Motivasi juga merupakan aspek psikologis sosial, sebab tanpa motivasi
tertentu seseorang sulit untuk bersosialisasi dalam masyarakat. Sehubungan
dengan itu, pendidik punya kewajiban untuk menggali motivasi anak-anak agar
muncul, sehingga mereka dengan senang hati belajar di sekolah.

Menurut Klinger (dikutip Pidarta, 2007:222) faktor-faktor yang menentukan


motivasi belajar adalah.

1. Minat dan kebutuhan individu.

6
2. Persepsi kesulitan akan tugas-tugas.
3. Harapan sukses.
3. Faktor dalam Memotivasi Belajar

B. Kesiapan Belajar dan Aspek-aspek Individu

1. Pengertian Kesepian Belajar

Kesiapan  belajar secara umum adalah kemampuan seseorang untuk mendapatkan


keuntungan dari pengalaman yang ia temukan.

7
2. Pelengkap Peserta Didik

Pelengkap peserta didik atau warga belajar  sebagai subjek garis besarnya dapat
dibagi menjadi lima kelompok yaitu:

1. Watak, ialah sifat yang dibawa sejak lahir yang hampir tidak dapat diubah.
Misalnya watak pemarah, pendiam, menyendiri, suka berbicara, dan
sebagainya.
2. Kemampuan umum (IQ), ialah kecerdasan yang bersifat umum.
Kemampuan ini dapat dijadikan ramalan tentang keberhasilan seseorang
menyelesaikan suatu pekerjaan atau tingkat pendidikan yang dijalani.
3. Kemampuan khusus atau bakat, ialah kemampuan tertentu yang dibawa
sejak lahir. Kemampuan ini pada umumnya memberi arah kepada cita-cita
seseorang terutama bila bakatnya terlayani dalam pendidikan.
4. Kepribadian, ialah penampilan seseorang secara umum, seperti sikap,
besarnya motivasi, kuatnya kemauan, tabahnya menghadapi rintangan,
penghargaannya terhadap orang lain, kesopanannya, toleransinya dan
sebagainya.
5. Latar belakang, ialah lingkungan tempat dibesarkan terutamam lingkungan
keluarga. Lingkungan ini sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan
jiwa bayi dan kanak-kanak.

3. Aspek – Aspek Individu yang dikembangkan

Aspek-aspek individu yang akan dikembangkan adalah

1. Rohani

a. Umum: Agama, perasaan, kemauan, pikiran


b. Sosial : Kemasyarakatan, cinta tanah air
2. Jasmani

a. Keterampilan
b. Kesehatan
c. Keindahan tubuh

C. Perkembangan Peserta Didik sebagai Landasan Psikologis


Perkembangan adalah proses terjadinya perubahan pada manusia baik secaara
fisik maupun secara mental sejak berada di dalam kandungan sampai manusia
tersebut meninggal. Proses perkembangan pada manusia terjadi dikarenakan
manusia mengalami kematangan dan proses belajar dari waktu ke waktu.

Kematangan adalah perubahan yang terjadi pada individu dikarenakan adanya


pertumbuhan fisik dan biologis, misalnya seorang anak yang beranjak menjadi
dewasa akan mengalami perubahan pada fisik dan mentalnya.

8
Peserta didik selalu berada dalam proses perubahan, baik karena pertumbuhan
maupun karena perkembangan. Pertumbuhan terutama karena pengaruh faktor
internal sebagai akibat kematangan dan proses pendewasaan, sedangkan
perkembangan terutama karena pengaruh lingkungan. Sebagai contoh
pertumbuhan adalah dorongan untuk berbicara karena kematangan organ bicara
pada usia 1—2 tahun, sedangkan penggunaan bahasa tertentu dalam berbicara
tergantung pada lingkungannya sebagai akibat perkembangan.

Selain itu, belajar adalah sebuah proses yang berkesinambungan dari sebuah
pengalaman yang akan membuat suatu individu berubah dari tidak tahu menjadi
tahu (kognitif), dari tidak mau menjadi mau (afektif) dan dari tidak bisa menjadi
bisa (psikomotorik), misalnya seseorang anak yang belajar mengendarai sepeda
akan terlebih dahulu diberi pengarahan oleh orang tuanya lalu anak tersebut
mencoba untuk mengendarai sepeda hingga menjadi bisa.

Proses kematangan dan belajar akan sangat menentukan kesiapan belajar pada
seseorang, misalnya seseorang yang proses kematangan dan belajarnya baik akan
memiliki kesiapan belajar yang jauh lebih baik dengan seseorang yang proses
kematangan dan belajarnya buruk (Tirtarahardja dan S. L. La Sulo, 2005:108—
109).

Iklan

9
DAFTAR PUSTAKA
http://matematikaunsriindah.blogspot.com/

10

Anda mungkin juga menyukai