Anda di halaman 1dari 6

Tugas Mata Kuliah Akuntansi Pemerintahan

Resume Akuntansi Belanja dan Beban

Clara Rasida N.S

170810301032

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI

JURUSAN AKUNTANSI

UNIVERSITAS JEMBER

2020
A. Definisi Belanja dan Beban

Menurut Deddi Nordiawan (2007), beban didefinisikan sebagai arus keluar dari aset
atau segala bentuk penggunaan aset yang terjadi selama periode tertentu yang berasal
dari produksi barang, penyerahan jasa, atau aktivitas lain yang terjadi dalam kegiatan
operasional entitas. Menurut accounting principle board (APB) Statement No. 4,
belanja didefinisikan sebagai jumlah yang diukur dalam uang, dari kas yang
dikeluarkan atau properti lain yang ditransfer, modal saham yang dikeluarkan, jasa yang
diberikan, atau kewajiban yang terjadi dalam hubungannya barang atau jasa yang telah
atau akan diterima.

− Definisi belanja
Belanja adalah pengeluaran dari rekening kas umum negara/daerah yang
mengurangi saldo anggaran lebih dalam periode tahun anggaran yang tidak
diperoleh kembali oleh pemerintah (PSAP No. 2, Paragraf 7). Sedangkan menurut
Permendagri, belanja daerah adalah kewajiban pemerintah daerah yang diakui
sebagai pengurangan nilai kekayaan bersih.
− Definisi beban
Menurut IAI dalam standar akuntansi keuangan, beban merupakan penurunan
manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi dalam bentuk arus kas keluar atau
berkurangnya aset atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas
yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal.

B. Klasifikasi Belanja

Klasifikasi belanja untuk tujuan pelaporan menurut PSAP No. 2 Paragraf 36-40
dikelompokkan menjadi:

1. Belanja operasi
Belanja operasi adalah pengeluaran anggaran untuk kegiatan sehari-hari pemerintah
pusat/daerah yang memberi manfaat jangka pendek. Belanja operasi meliputi
belanja pegawai, belanja barang, bunga, subsidi, hibah, dan bantuan sosial.
2. Belanja modal
Belanja modal merupakan pengeluaran anggaran untuk memperoleh aset tetap dan
aset lain yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Belanja modal
meliputi perolehan tanah, gedung dan bangunan, peralatan, dan aset tak berwujud.
3. Belanja lain-lain/tetap tak terduga
4. Transfer keluar

Sedangkan menurut Permendagri No.13 Tahun 2006, belanja dikelompokkan menjadi:

1. Belanja tidak langsung : belanja yang dianggarkan yang tidak terkait secara
langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan. Belanja tidak langsung terdiri
dari; belanja pegawai, belanja bungan, belanja subsidi, belanja hibah, belanja sosial,
belanja bagi hasil, belanja keuangan, dan belanja tidak terduga.
2. Belanja langsung : belanja yang terkait secara langsung dengan pelaksanaan
program dan kegiatan. Belanja langsung terdiri dari; belanja pegawai, belanja
barang dan jasa, dan belanja modal.

C. Klasifikasi Beban
Berdasarkan PSAP No. 12 Paragraf 37-38, beban diklasifikasikan menurut klasifikasi
ekonomi yang dikelompokkan berdasarkan jenis beban. Klasifikasi ekonomi untuk
pemerintah pusat:
− Beban pegawai
− Beban barang
− Beban bunga
− Beban subsidi
− Beban hibah
− Beban bebab bantuan sosial
− Beban penyusutan aset tetap
− Beban transfer
− Beban lain-lain

Klasifikasi ekonomi untuk pemerintah daerah:

− Beban pegawai
− Beban barang
− Beban bunga
− Beban subsidi
− Beban hibah
− Beban transfer
− Beban tak terduga

D. Pengakuan Belanja dan Beban


a) Pengakuan Belanja untuk Laporan Realisasi Anggaran
PSAP No. 2 Paragraf 31-33 menyatakan belanja diakui saat terjadi pengeluaran
dari rekening kas umum/daerah. Dalam hal badan layanan umum, belanja diakui
dengan mengacu pada pearturan perundangan yang mengatur badan layanan
umum. Pengakuan belanja dapat dikategorikan menjadi:
• Pengeluaran belanja melalui rekening kas umum negara/daerah diakui
saat terjadi arus kas keluar dari rekening tersebut.
• Pengeluaran belanja melalui kas di bendahara pengeluaran diakui saat
pertanggungjawaban atas pengeluaran disahkan oleh unit
perbendaharaan.
b) Pengakuan Belanja untuk Laporan Operasional
• Beban harus sudah diakui apabila suatu entitas sudah memperoleh
manfaat ekonomi walaupun entitas tsb belum melakukan pembayaran,
tapi telah timbul kewajiban untuk membayar.
• Beban harus sudah diakui apabila ada konsumsi pengguna aset.
• Beban sudah diakui apabila terjadi penurunan manfaat ekonomi atau
potensi jasa.
c) Pengakuan Beban pada PPKD
d) Pengakuan Beban pada SKPD

E. Pengukuran Belanja dan Beban


Pengukuran belanja/beban yang menggunakan basis kas atau akrual diakui dalam
laporan keuangan sebesar nilai wajar yang akan dibayarkan. Nilai wajar yang dimaksud
adalah nilai yang harus dibayar atau yang akan dibayarkan. Akuntansi belanja
dilakukan berdasarkan asas bruto dan diukur berdasarkan nilai nominal yang
dikeluarkan dan tercantum dalam dokumen pengeluaran yang sah. Pengukuran beban
dari transaksi nonpertukaran diukur sebesar aset yang digunakan pada saat perolehan
tersebut diukur dengan nilai wajar.

F. Pengungkapan Belanja dan Beban


a) Pengungkapan belanja
Yang perlu diungkapkan sehubungan dengan belanja:
• Pengeluaran belanja tahun berkenaan setelah tanggal berakhirnya tahun
anggaran.
• Penjelasan sebab-sebab tidak terserapnya target realisasi belanja daerah.
• Konservasi yang dilakukan akibat perbedaan klasifikasi belanja yang
berdasarkan Permendagri No. 13 Tahun 2006.
• Informasi lain yang dianggap perlu.

Belanja disajikan berdasarkan jenis belanja dalam laporan realisasi anggaran


dan laporan dan rincian lebih lanjut jenis belanja akan disajikan dalam catatan
atas laporan keuangan.

b) Pengungkapan beban
Beban disajikan berdasarkan jenis beban dalam laporan operasional dan rincian
lebih lanjut jenis belanja disajikan dalam catatan atas laporan keuangan.

G. Prosedur Akuntansi Belanja dan Beban PPKD


Fungsi yang terkait dengan prosedur akuntansi belanja dan beban PPKD menurut
Permendagri No. 64 Tahun 2013:
• Fungsi akuntansi PPKD
• Pejabat pengelola keuangan daerah
• Kuasa BUD

H. Prosedur Akuntansi Belanja dan Beban SKPD


Fungsi yang terkait dengan prosedur akuntansi belanja dan beban SKPD menurut
Permendagri No. 64 Tahun 2013:
• Kuasa bendahara umum daerah (BUD)
• Pejabat penatausahaan keuangan (PPK-SKPD)
• Pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran

Dalam prosedur pembayaran, belanja dikelompokkan menjadi dua:

• Belanja uang persediaan (UP) / pergantian uang (GU) / tambahan uang (TU).
• Belanja langsung (belanja LS). Belanja LS dikelompokkan menjadi belanja
langsung gaji dan belanja langsung nongaji.

Anda mungkin juga menyukai