Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

IMITASI PERBANDINGAN GENETIK

BLOK BCB DAN BIOMEDIK

DISUSUN OLEH

Nama : DALILAH FEMILIA


NIM : 019.06.0020
Kelompok : 2/Sesi 2 (Kelas B)
Modul : Imitasi Perbandingan Genetik
Dosen : Rusmiatik, S.Si, M.Biomed
dr. Rizki Mulianti, S.Ked.

LABORATORIUM TERPADU 1

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR MATARAM

2019/2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seperti yang kita ketahui bahwa ada sifat-sifat yang diwariskan oleh induk
kepada keturunanya dan Mendel melakukan membuat suatu model pewarisan sifat-sifat
tersebut yang kebenaranya diakui sampai saat ini yaitu dengan mengunakan metode
matematis yang membantu menganalisis data yang dihasilkan.
Faktor keturunan pada setiap individu terdapat secara berpasangan dalam bentuk
unit. Mendel berpendapat bahwa pasangan tersebut terpisah secara seimbang dalam
bentuk komponen reproduksi jantan dan betina (gamet). Dengan demikian, masing-
masing karakter ini akan diwariskan pada generasi berikutnya.
Prinsip dasar hereditas yang di kemukakan oleh Mendel dirumuskannya dalam 2
hukum, yaitu Hukum Mendel I dan Hukum Mendel II. Untuk membuktikan kebenaran
teorinya, Mendel telah melakukan percobaan dengan dengan membastarkan tanaman –
tanaman yang mempunyai sifat beda.
Dalam eksperimen yang dilakukan oleh Mendel tanaman yang di pilih adalah
tanaman kacang ercis atau pisum sativum. Alasannya, tanaman tersebut mudah
melakukan penyerbukan silang, mudah didapat, mudah hidup dan mudah
dipelihara,berumur pendek atau cepat berbuah, dapat terjadi penyerbukan sendiri, dan
terdapat jenis-jenis yang memiliki sift yang mencolok. Mendel menyatakan bahwa setiap
sifat organism ditentukan oleh faktor-faktor dan saat pembentukan gamet setiap faktor
dapat terpisah secara bebas. Peristiwa ini dikenal sebagai Hukum Mendel I yaitu hukum
segregasi. Pada persilangan dengan kombinasi sifat yang berbeda menghasilkan
formulasi Hukum mendel II atau asortasi bebas yang menyatakan bahwa gen-gen
menentukan sifat-sifat yang berbeda dipindahkan secara beda satu dengan yang lain dan
akan terjadi pilihan yang acak pada keturunannya.
Namun seringkali percobaan persilangan yang kita lakukan menghasilkan keturunan
yang tidak sesuai dengan hukum Mendel. Untuk menguji hal ini digunakan tes X2 atau
disebut juga dengan Chi-square. Metode Chi-square adalah cara yang tepat kita pakai
untuk membandingkan data percobaan yang diperoleh dari hasil persilangan dengan hasil
yang diharapkan berdasarkan hipotesis dan teoritis.
1.2  Tujuan
1. Mahasiswa mampu memcari angka-angka perbandingan sesuai dengan Hukum Mendel.
2. Untuk mendapatkan gambaran tentang kemungkinan gen-gen yang dibawa oleh gamet-
gamet tertentu dan akan bertemu secara acak atau random.
3. Membuktikan kebenaran percobaan perbandingan diperoleh melalui teori dengan
menggunakan metode X² (Chi square).
4. Untuk mengetahui identifikasi jeni kelamin dan untuk mengetahui suatu penyakit keturunan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Hukum pewarisan Mendel adalah hukum mengenai pewarisan sifat


ada organisme yang dijabarkan oleh Gregor Johann Mendel dalam karyanya 'Percobaan
mengenai Persilangan Tanaman'. Hukum ini terdiri dari dua bagian :
1. Hukum pemisahan (segregation) dari Mendel, juga dikenal sebagaiHukum
Pertama Mendel, dan
2. Hukum berpasangan secara bebas (independent assortment) dari Mendel,
juga dikenal sebagai Hukum Kedua Mendel.

Hukum Mendel 1 (hukum segragasi)  menyatakan bahwa


pada pembentukan gamet (sel kelamin), kedua gen induk (Parent) yang merupakan pasangan
alel akan memisah sehingga tiap-tiap gamet menerima satu gen dari induknya.

Secara garis besar, hukum ini mencakup tiga pokok :

1.      Gen memiliki bentuk-bentuk alternatif yang mengatur variasi pada


karakter yang diwarisi.

2.      Setiap karakter, organisme  mewarisi dua alel,  satu dari masing-masing


induk.

3.      Jika dua  alel pada suatu lokus  berbeda,  maka salah satunya,  alel 
dominan menentukan kenampakan organisme, yang satu lagi alel resesif,
tidak memiliki efek nampak pada kenampakan organisme.

Hukum kedua Mendel (Hukum Absortasi Bebas) menyatakan bahwa bila


dua individu mempunyai dua pasang atau lebih sifat, maka diturunkannya sepasang sifat
secara bebas, tidak bergantung pada pasangan sifat yang lain. Dengan kata
lain, alel dengan gen sifat yang berbeda tidak saling memengaruhi. Apabila domonansi
nampak penuh ,maka perkawinan dihibrid menghasilka keturunan dengan perbandingan
fenotip 9:3:3:1.Pada semidominansi (artinya domonansi tidak tampak penuh,sehingga ada
sifat intermedier) maka hasil perkawinan monohibrid menghasikan keturunan dengan
perbandingan 1:2:1.Tentunya mudah di mengerti bahwa pada semidominansi,perkawinan
dihibrid akan mengahsilkan keturunan dengan perbandingan 1:2:1:2:4:2:1:2:1
Chi kuadrat adalah uji nyata apakah data yang di peroleh benar menyimpang dari
nisbah yang di harapkan,tidak secara betul. Perbandingan yang di harapkan berdasarkan
pemisahan hipotesis berdasarkan pemisahan alel secara bebas. Perlu di adakan evaluasi
terhadap kebenaran atau tidaknya hasil percobaan yang kita lakukan di bandingkan dengan
keadaan secara teoritis.suatu cara untuk mengadakan evaluasi itu adalah melakukan test “chi-
squre”.

Di nyatakan dengan rumus :

X2= ∑

Keterangan :         

X2 = chi kuadrat

∑ = Jumlah

e = hasil yang di ramal/di harapkan (inggrisnya “expected”)

d = deviasi / penyimpangan (inggrisnya “observed”)


BAB III

METODE PRATIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum histologi dasar dilaksanakan pada:
 Hari/tanggal : Sabtu, 26 Oktober 2018
 Pukul : 10.30 - selesai
 Tempat : Laboratorium terpadu I, Universitas Islam Al-Azhar Mataram

3.2 Alat dan Bahan


a.) Perbandingan Imitasi Genetik
 Kancing Genetika
 Penggaris
 Buku kerja
 Pensil
 Kalkulator
 Table Chisquare
b.) Pemeriksaan Barr body dan Drum stick
Alat:
 Object Glass
 Tabel
 Mikroskop
 Pipet
 Lanset
Bahan :
 Aquadestilata
 Larutan giemsa
 Imersi
 Methanol
3.3 Cara kerja

a.) Kancing Genetika

1. Ambillah model gen merah dan putih, masing−masing 100 pasang, dengan 2 pasang
warna yang berbeda.
2. Gabungkan model gen jantan merah dan model gen betina putih dan sebaliknya. Ini
menggambarkan hasil persilangan atau F1, keturunan individu merah dan individu
putih.
3. Selanjutnya semua model gen jantan baik merah maupun putih masukan kedalam
kantong. (pisahkan dalam 2 kantong)
4. Dengan tanpa melihat dan sambil mengaduk/mencampur gen−gen tersebut ambillah
secara acak satu gen dari dalam kantong, kemudian pasangkan.

b.) Pemeriksaan Barr body

1. Sediakan 1 objek glass bersih dan bebas dari lemak.


2. Dengan menggunakan sudip ambillah sel mukosa pipi dengan cara mengerok isi
dalam pipi. (yang telah dibersihkan/berkumur)
3. Letakka hasil kerokan pada tetesan aquadest diatas kaca objek, tambahkan 1 tetes
Kristal violet, kemudian tutup dengan cover glass.
4. Periksa di bawah mikroskop dengan perbesaran 10x40x, gambar hasil pengamatan
dibuku kerja dan beri keterangan gambar.

c.) Pemeriksaan Drum stick

1. Sediakan 1 objek glass yang bersih dan bebas dari lemak.


2. Dengan menggunakan lancet, lukai ujung jari, kemudian letakkan satu tetes darah
pada bagian ujung dari objek glass.
3. Buatlah sediaan hapusdarah dengan antuan objek glass yang lain.
4. Lalu keringkan di udara, setelah itu rendam dengan methanol dan biarkan selama 10
menit.
5. Kemudia bilas dengan aquadestilata dan warnai dengan larutan giemsa selama 15
menit.
6. Lalu bilas dengan aquadestilata, keringkan dengan kertas dan periksa dibawah
mikroskop dengan perbesran 10x100, lalu di gambar.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Pengamatan


A.) Genetika

Percobaan AA Aa aa jumlah
1. 25 53 22 100
2. 26 48 26 100
3. 29 42 29 100
4. 25 51 24 100
O 105 194 101 400
Keterangan :
AA : Merah-merah
Aa : Merah-putih
aa : Putih-putih
DF 2 Probabilitas 0,50

Table Chi- square

Percobaan AA Aa aa Jumlah
o 105 194 101 400
e 100 200 100 400
d 5 -6 1
d2 25 36 1
X2= d2/e 25/100 36/100 1/100 0,44
0,25 0,18 0,01

Keterangan :
o (observed)= hasil yang diperoleh
e (expected) = hasil yang diramal/diharapkan
d (deviation) = penyimpangan antara hasil yang diperoleh dengan hasil yang diramal.
Ada 3 kelas fenotip, derajat kebebasan = 2
K (2) = antara 0,50

B.) Barr Body


Perbesaran 10 x 40
Barr body pada sel epitel tunika
mukosa mulut (Wanita)

C.) Drum Stick

Perbesaran 100x
Drum stick pada leukosit (wanita)
3.2 Pembahasan
a.) Kancing Genetika

Praktikum imitasi perbandingan genetis adalah percobaan yang menggunakan 4


fenotip yang berbeda, menggunakan landasan teori dari Mendel. Alat yang digunakan berupa
100 model gen berwarna yang di ambil secara acak sebanyak 4-8 kali. Beruhubungan dengan
adanya penyimpangan atau deviasi antara hasil yan di dapat dengan hasil yang diharapkan
secara teoritis harus di evaluasi. Kemudian untuk mengetahui kebenaran data, apakah hasil
persilangan yang dilakukan terjadi penyimpangan atau tidak dilakukan dengan pengujian
menggunakan uji Chi−Square.

Pada tabel data kelompok diperoleh 25 AA (Merah Merah), 53 Aa (Merah Putih), 22


aa (Putih Putih). Jika menurut teori Mendel karena bersifat dihibrid (AA) maka perbandingan
fenotipnya 100:200:100 ini merupakan nilai “e”. Selanjutnya diperoleh niai “d” secara
berurut sebesar 5, -6, dan 1. Sedangkan pada tabel data kelas diperoleh  105 AA (Merah
Merah), 194 Aa (Merah Putih), 101 (Putih Putih). Pada AA, menurut teori Mendel dihasilkan
100, namun dari percobaan diperoleh 105 berarti terdapat deviasi sebesar 5, dimana deviasi
ini diperoleh dari hasil yang diperoleh dikurangi dengan ekspektasi. Pada Aa dan aa, menurut
teori Mendel dihasilkan 200 yang bersifat Merah Putih dan 100 Putih Putih, namun dari
percobaan diperoleh 194 Merah Putih dan 101 Putih Putih berarti terdapat deviasi sebesar -6
pada Merah Putih dan 1 pada Putih Putih.
Untuk mencari nilai X 2 digunakan rumus  X 2 = ∑ d2/E,  pada tabel data kelompok
diperoleh nilai X 2 =0,44 Nilai chi-square ini dicari untuk membuktikan data hasil percobaan
yang dilakukan dalam laboratorium sudah sesuai dengan teori yang ada supaya percobaan
yang dilakukan juga bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya. Dari nilai chi-square yang
diperoleh dikonversi ke dalam tabel chi-square dengan memperhatikan derajat kebebasannya.
Karena didalam percobaan ini diperoleh 3 fenotip yaitu Merah Merah, Merah Putih, dan
Putih Putih, maka derajat kebebasannya 3-1 = 2. Sehingga yang diperhatikan dalam tabel
adalah nilai pada baris ke-2 karena menunjukkan kemungkinan pada derajat kebebasan 3.
Jika kita memperhatikan nilai-nilai X2 dari kiri ke kanan pada baris ke-3 dalam tabel data
kelompok dan data kelas, angka 0,25 dan 0,01 tidak tercantum namun berada diantara angka
0,18 dan 0,01 nilai kemungkinannya terletak antara 0,25 dan 0,30.
Menurut para ahli statistik, apabila nilai X2 yang didapat dibawah kolom nilai
kemungkinan 0,44 , itu berarti bahwa data yang diperoleh dari percobaan itu buruk. Ini
disebabkan karena penyimpangan sangat berarti dan ada faktor lain diluar faktor
kemungkinan yang berperan disitu. Nilai X2 itu disebut sangat berarti atau highly significant.
Ini disebabkan karena penyimpangan sangat berarti dan faktor di luar faktor kemungkinan
besar perannya. Data hasil percobaan dapat dianggap baik apabila nilai X 2 yang didapat
berada di dalam kolom nilai kemungkinan  0,25 atau di dalam kolom sebelah kirinya
Dari hasil percobaan diperoleh nilai kemungkinan diantara 0,25 dan 0,36 yang berarti
lebih besar dari pada 0,01. Sesuai yang dipaparkan sebelumnya didalam kolom nilai
kemungkinan 0,25 atau di dalam kolom sebelah kirinya dalam hal ini nilainya lebih besar dari
0,01 maka dapat diambil kesimpulan bahwa data yang diperoleh dari hasil percobaan sudah
signifikan atau sesuai dengan teori yang ada. Deviasi yang ada itu terjadi secara kebetulan
saja dan tidak berarti berhubung data percobaan biji genetik tersebut dinyatakan dengan baik,
artinya memenuhi perbandingan 9 : 3 : 3 : 1.

b.) Barr Body


Hasil pengamatan sel epitel mukosa pada perempuan menggunakan mikroskop
diketahui bahwa pada sel mukosa perempuan terdapat barr body. Pada sampel sel epitel
perempuan terdapat barr body karena Inti sel epitel mukosa dari perempuan mengandung
sebuah badan kromatin, letaknya perifer (di tepi) dekat dengan dinding inti, bentuknya bulat.
Barr body merupakan kromosom X yang dibentuk dari inaktivasi secara acak dan kondensasi
salah satu dari dua kromosom betina yang pada hakekatnya terdapat pada sel-sel somatik
mamalia betina.
Barr body adalah struktur gelap yang ditemukan di nucleus sel wanita. Pertama kali
ditemukan oleh murray Barr tahun 1949 saat mengamati sel di kucing betina. Setiap wanita
normal memiliki kromosom X yang berjumlah dua dan laki laki normal memiliki satu X
kromosom. Dalam perhitungan biokimia, terdapat komposisi yang sama dalam produk gen X
diantara laki laki dan wanita, dan peristiwa ini dinamakan dengan dosage compensation atau
kompensasi dosis. Kompensasi dosis adalah salah satu cara untuk mendapatkan X yang
terinaktivasi dari salah satu kromosom X secara acak. Masa kromatin seks berwarna
kegelapan pada nucleus sel yang tifak mengalami pembelahan pada genotipe perempuan oleh
adanya heterokromatin dari kromosom X yang aktif.

c.) Drum Stick


Hasil pengamatan pada sel leukosit perempuan menggunakan mikroskop diketahui
terdapat drumstick didalamnya berwarna biru dan pada sampel leukosit  perempuan terdapat
drumstick . Salah satu cara yang dapat digunakan dalam menentukan dan menganalisis jenis
kelamin adalah dengan menggunakan metode pengamatan drumstick. Penentuan jenis
kelamin dengan menggunakan metode ini memiliki akurasi yang cukup tinggi, namun perlu
juga memerhatikan beberapa faktor yang dapat memengaruhi hasil pemeriksaan.
Drumstick  merupakan salah satu kromosom X yang inaktif. Drumstick terdiri dari
massa kecil inti dengan diameter sekitar 1,5µ, melekat pada tubuh nukleus dengan rata-rata
variasi batang tipis dan kejadian drumstick bervariasi antara 1% sampai 17% dengan rata-rata
2,9%. Drumstick, sebagaimana telah dibuktikan dalam praktikum, terdapat pada bagian inti
sel darah putih neutrophil. Metode yang demikian dikenal sebagai leukosit tes yang pertama
kali diperkenalkan oleh Davidson dan Smith pada tahun 1954. Leukosit tes ditujukan untuk
mendiagnosis seks kromatin berdasarkan pada identifikasi informasi khusus dalam inti.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan dengan menggunakan kancing genetis

sebagai imitasi perbandingan genetis diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa gen-gen yang

dibawa oleh gamet-gamet tertentu akan bertemu secara acak atau random membentuk

kombinasi-kombinasi yang menghasilkan fenotip dengan rasio mendekati perbandingan

9:3:3:1, sesuai dengan Hukum Mendel II dimana gen-gen yang menentukan sifat-sifat yang

berbeda dipindahkan secara bebas satu dengan yang lain dan akan terjadi pilihan acak pada

keturunannya.

Dari hasil pengamatan, disimpulkan bahwa penentuan dan identifikasi jeniskelamin


yang sederhana khususnya pada manusia, dapat dilakukan denganpemeriksaan barr body dan
drumstick. Pada jenis kelamin wanita ditemukan barrbody berupa struktur gelap pada tepi
nucleus sel somatik dan drumstick berupatonjolan berbentuk gendering pada membrane
nucleus neutrofil. Munculnya barr bodydan drumstick disebabkan oleh adanya inaktivasi
kromosom X.

5.2 Saran

Saat praktikum diharapkan lebih berhati−hati dan teiliti mnghitung kancing genetika
pada waktu pratikum, agar tidak terjadi kesalahan pada perhitungan Chi Square. Dan saat
melakukan pengamatan Barr body dan Drum stick perhatikan baik−baik perbesaran yang
digunakan pada mikroskop.
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Neil A dkk. 1999. Biologi. Jakarta : Erlangga.

Genetika dan Hukum Mendel, 2012. Tersedia dari


http://Staff.unila.ac.id/gnugroho/files/2012/09/-dan-Hukum-Mendel.pdf (Diakses 28 Oktober
2019).

Annisa, Riska. 2014.Imitasi Perbandingan


Genetis.http://riskaannisablog081194.blogspot.com, diakses pada 28 Oktober 2019 pukul
20:00 WITA, Mataram.

Nuraini, 2008, Genetika Dasar (Mendelisme), http://shiroi-kiba.blogspot. com, diakses pada


28 Oktober 2019 pukul 21:10 WITA, Mataram.

Anda mungkin juga menyukai