Anda di halaman 1dari 3

NAMA : Zuliana N Solikhah

NPM : 03081711029

KELAS/SEMESTER : A/VI

Rangkuman

BAGAIMANA MEMBUAT ATAU MENYUSUN MASALAH

Hal-hal yang harus di perhatikan dalam menyusun masalah non-rutin dapat di simak pada
penjelasan berikut.

a. Masukkan situasi kehidupan nyata ke dalam tugas pemecahan masalah. Matematika


adalah bagian dari kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, kembangkan masalah
matematika berdasarkan kenyataan. Misalnya, guru menulis masalah yang mengharuskan
siswa untuk menjelajahi berbagai jenis kue dan minuman yang dijual di kantin / toko
serba ada (misalnya, tiga jenis minuman dan lima jenis kue kering). Mintalah siswa
menentukan jumlah yang berbeda dari jenis minuman dan pastry yang mungkin dan
kemudian menjelaskan pada siswa lain di mana mereka dapat menggunakan waktu
makan siang mereka untuk melihat apakah seluruh kelas dapat membeli semua kombinasi
yang berbeda sesuai yang di prediksi.
b. Bangun masalah di sekitar akar kognitif. Masalah sering dikembangkan menggunakan
apa yang disebut akar kognitif - sebuah konsep, ide, prinsip atau pendekatan penting
untuk membangun pemahaman. Contoh akar kognitif adalah luas. Pada intinya, luas
merujuk pada jumlah kotak yang dapat digunakan untuk menutupi suatu daerah. Gagasan
ini dapat dibangun ke dalam banyak masalah, seperti menentukan area seluas mungkin
untuk sebuah persegi panjang dengan perimeter sebanyak 12 unit.
c. Ubah masalah rutin menjadi masalah non-rutin. Berikut cara-cara ketika mencoba
mengubah masalah rutin menjadi masalah non-rutin.
1. Buat masalah yang memungkinkan siswa untuk mengeksplorasi konsep, bukan hanya
menerapkan algoritma. Misalnya, dengan meminta siswa untuk membuat pasangan
pecahan yang ketika ditambahkan memberikan jumlah 1 atau kurang mereka masih
dapat menerapkan algoritma LCM (anak-anak kemungkinan besar akan
menggunakannya untuk menambahkan penjumlahan yang mereka membentuk) tetapi
mereka juga diminta untuk melakukan yang lebih dari sekadar menerapkan algoritma
penjumlahan ini. Mereka harus:
- Mempertimbangkan jawaban untuk melihat apakah jawaban lebih dari 1;
- Mengeksplorasi peran penyebut dan pembilang dalam menentukan nilai fraksi; dan
- Mempertimbangkan fakta bahwa beberapa fraksi tidak dapat digunakan dalam
pertanyaan, misalnya 4/3 tidak mungkin.
2. Buat masalah menggunakan prinsip-prinsip umum sebagai panduan sambil
memastikan bahwa prinsip-prinsip panduan ini tidak hanya terbatas pada algoritma.
Sebagai contoh, LCM dibangun di atas gagasan bahwa peristiwa yang terpisah sering
terjadi berulang, tetapi pada interval yang berbeda, dapat terjadi beberapa kali secara
bersama-sama. Misalnya, jika ubin kelima pada lantai berbentuk segitiga dan ubin
ketiga berwarna merah, maka ubin ke-15 harus berbentuk segitiga dan merah. Banyak
masalah yang dapat dibuat menggunakan ini sebagai prinsip panduan.

Masalah non-rutin yang diciptakan guru harus melibatkan atau memungkinkan


pengembangan satu atau lebih keterampilan berikut:

- Membuat dan menguji hipotesis


- Rekaman
- Memilih dan menggunakan informasi
- Mengidentifikasi dan memperluas pola
- Membuat dan membuktikan dugaan
- Berkomunikasi
- Generalisasi
- Mewakili
- Mengklasifikasikan
- Pemodelan
- Menyederhanakan
- Membenarkan
- Memprediksi
Masalah-masalah ini juga harus mendorong siswa untuk:

- Mencari solusi, bukan hanya menghafal prosedur


- jelajahi pola, tidak hanya menerapkan formula
- merumuskan dugaan, tidak hanya melakukan latihan
- mempertimbangkan solusi, bukan hanya menghasilkan jawaban
- mengembangkan metode, tidak hanya mengikuti langkah-langkah
- menguji hipotesis, tidak hanya melakukan algoritma dan
- belajar mentransfer informasi, bukan hanya mempertahankan.

Anda mungkin juga menyukai