Anda di halaman 1dari 8

BANK SOAL 2016/2017

1. Penyebab Terjadinya Risiko Informasi


 Remoteness of information
Pengambil keputusan tidak memiliki pengetahuan langsung dan harus bergantung
pada informasi yang diberikan oleh orang lain.
 Biases and motives of the provider (bias dan motif penyedia informasi)
Informasi disediakan oleh seseorang yang tujuannya tidak konsisten dengan pembuat
keputusan dan mungkin bias.
 Voluminous data (data yang terlalu banyak)
Volume transaksi yang lebih tinggi meningkatkan kemungkinan kesalahan yang tidak
terdeteksi.
 Complex exchange transactions (transaksi pertukaran yang kompleks)
Transaksi semakin kompleks dan semakin sulit untuk dicatat dengan baik. Standar
akuntansi yang kompleks sulit untuk diartikan dan diterapkan.

2. Peer Review adalah proses pemantauan yang dilakukan oleh IAPI kepada KAP apakah
mereka sudah memenuhi standar pengendalian mutu atau tidak.
Implikasi :
 Meningkatkan kinerja praktisi.
 Meningkatkan kualitas audit.
 Memperbaiki reputasi & efektivitas KAP.
 Memperkecil kemungkinan tuntutan hukum.

3. Tiga alasan auditor memberikan opini yang menyimpang


 Ruang lingkup audit dibatasi.
 Laporan Keuangan tidak sesuai standar.
 Auditor tidak independen.

4. Reasonable Assurance (Keyakinan Memadai)


Alasan mengapa suatu audit tidak memberikan jaminan bahwa laporan keuangan dapat
memberikan keyakinan mutlak adalah karena :
 Laporan keuangan yang dibuat manajemen (klien) tidak diharapkan dapat
memberikan keyakinan absolut.
 Kesimpulan yang dihasilkan dari pelaksanaan audit hanya berdasarkan pada fakta-
fakta yang diperoleh dari hasil pengujian-pengujian atas laporan keuangan.
 Kebutuhan untuk menerapkan pertimbangan profesional dalam mengidentifikasi
dan mengevaluasi faktor risiko kecurangan dan kondisi lain.

1. Perbedaan Tanggung Jawab


Tanggung jawab Manajemen
 Financial Statement
 Internal Control
Tanggung jawab Auditor
 Misstament Materiallity (salah saji)
 Reasonable Assurance (penjaminan yang dilakukan bukan mutlak, tapi masuk
akal)
 Error vs Fraud
- Error (Tidak Sengaja)

Page | 1
- Fraud (Sengaja)
 Professional Sceptisism

2. Asersi
 Keterjadian adalah Transaksi yang dicatat memang ada.
 Kelengkapan adalah Transaksi yang terjadi telah dicatat.

3. Bukti
Sufficient adalah kuantitas (bukti yang di dapat cukup)
Keputusan Audit : Ekspektasi auditor atas salah saji
Keefektifan pengendalian internal klien
Appropriate
Relevance (relevan dengan tujuan audit)
Reliability (tingkat kepercayaan)
Keputusan audit : Audit Procedure
When to Perform

4. Bukti Audit
 Physical Examination (pemeriksaan fisik)
Inspeksi atau perhitungan auditor atas aset berwujud.
 Confirmation (konfirmasi)
Penerimaan respons tertulis langsung dari pihak ketiga yang independen yang
memverifikasi keakuratan informasi auditor.

Page | 2
BANK SOAL 2017/2018
1. 3 Jenis Audit
o Audit operasional (Operational audit) — Mengevaluasi efisiensi dan efektivitas setiap
bagian dari prosedur dan metode operasi organisasi.
o Audit kepatuhan (Compliance audit) — Menentukan apakah auditor mengikuti
prosedur, aturan, atau peraturan khusus yang ditetapkan oleh otoritas yang lebih
tinggi.
o Audit laporan keuangan (Financial statement audit) — Menentukan apakah laporan
keuangan dinyatakan sesuai dengan kriteria spesifik. Kriteria biasanya adalah standar
akuntansi internasional.

2. Standar Audit & Quality Control


a. Standar Auditing yang Berlaku Umum (General Accepted Auditing Standard)
Merupakan pedoman bagi auditor dalam melaksanakan tanggung jawab
profesionalnya.
 Standar Umum
1) Keahlian dan pelatihan tekis yang memadai.
2) Independensi dalam sikap mental.
3) Kemahiran profesional yang cermat dan seksama.
 Standar Pekerjaan Lapangan
1) Perencanaan dan supervisi audit.
2) Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern.
3) Bukti audit yang cukup dan kompeten.
 Standar Pelaporan
1) Pernyataan apakah laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum.
2) Pernyataan mengenai ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi yang
berlaku umum.
3) Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan
4) Pernyataan pendapat atas laporan keuangan secara keseluruhan.

b. Pengendalian Mutu (Quality Control)


Pengendalian Mutu mencakup metode yang digunakan untuk memastikan bahwa
perusahaan memenuhi tanggung jawab profesionalnya kepada klien.
Elemen :
 Tanggung jawab kepemimpinan.
 Persyaratan etis yang relevan.
 Penerimaan, kelanjutan, dan penugasan klien.
 SDM.
 Kinerja penugasan.
 Pemantauan.

3. Independensi
Adalah cara pandang yang tidak memihak dalam pelaksanaan pengujian, evaluasi hasil
pemeriksaan, dan penyusunan laporan audit.
a. Mengapa penting
Independen artinya tidak mudah dipengaruhi, netral, karena auditor melaksanakan
pekerjaannya untuk kepentingan umum. Auditor tidak dibenarkan memihak kepada
kepentingan siapa pun.
Nilai audit tergantung pada persepsi publik tentang independensi auditor.
Interpretasi paling signifikan yang melibatkan independensi meliputi:

Page | 1
 Kepentingan finansial.
 Masalah kepentingan keuangan terkait.
 Konsultasi, pembukuan, dan layanan non-atestasi lainnya.
 Litigasi antara perusahaan CPA dan klien.
 Biaya yang belum dibayar.
 Jaringan perusahaan.

b. Bedanya
 Independence in fact / Independence of mind  Diri sendiri yang tahu.
 Independence in appearance  Masyarakat yang menilai.

4. Tujuan Audit dan Asersi Manajemen


a. Reasonable Assurance (Keyakinan Memadai)
Alasan mengapa suatu audit tidak memberikan jaminan bahwa laporan keuangan
dapat memberikan keyakinan mutlak adalah karena :
 Laporan keuangan yang dibuat manajemen (klien) tidak diharapkan dapat
memberikan keyakinan absolut.
 Kesimpulan yang dihasilkan dari pelaksanaan audit hanya berdasarkan pada fakta-
fakta yang diperoleh dari hasil pengujian-pengujian atas laporan keuangan.
 Kebutuhan untuk menerapkan pertimbangan profesional dalam mengidentifikasi
dan mengevaluasi faktor risiko kecurangan dan kondisi lain.

b. Asersi
 Asersi keberadaan  Berkaitan dengan apakah aktiva, kewajiban, dan ekuitas yang
tercantum dalam neraca benar-benar ada pada tanggal neraca serta apakah
pendapatan dan beban yang tercantum dalam laporan laba rugi benar-benar terjadi
selama periode akuntansi.
Existence  Aset, Liabilitas dan Ekuitas benar-benar ada.

 Asersi kelengkapan  apakah semua transaksi dan akun yang seharusnya ada
dalam laporan keuangan dimasukkan. Asersi kelengkapan berlawanan dengan
asersi eksistensi (keberadaan) atau keterjadian. Asersi kelengkapan berkaitan
dengan kemungkinan hilangnya hal-hal yang harus dicantumkan alam laporan
keuangan, sedangkan asersi eksistensi atau keterjadian berkaitan dengan
penyebutan angka yang seharusnya tidak dimasukkan.
Completeness  Semua Aset, Liabilitas dan Ekuitas yang seharusnya dicatat,
sudah dicatat.

 Asersi hak dan kewajiban  Berhubungan dengan apakah aktiva memang menjadi
hak perusahaan dan hutang menjadi kewajiban perusahaan pada tanggal tertentu.
Rights & Obligations  Entitas memiliki dan menguasai aset, dan utang
adalah kewajiban entitas.

 Asersi penilaian dan alokasi  Menyangkut masalah apakah aktiva, kewajiban,


ekuitas, pendapatan, atau beban telah dimasukkan ke dalam laporan keuangan
dengan angka-angka yang wajar.
Valuation & Allocation  Aset, Liabilitas dan Ekuitas dicantumkan pada laporan
keuangan dalam jumlah yang benar & semua penyesuaian untuk penilaian dan
alokasi telah dicatat dengan benar.

 Asersi penyajian dan pengungkapan  Menyangkut masalah apakah komponen-


komponen

Page | 2
5. A. Sufficient adalah kuantitas (bukti yang di dapat cukup)
Keputusan Audit : Ekspektasi auditor atas salah saji
Keefektifan pengendalian internal klien
Appropriate
Relevance (relevan dengan tujuan audit)
Reliability (tingkat kepercayaan)
Keputusan audit : Audit Procedure
When to Perform

B. Physical examination (pemeriksaan fisik)


Inspeksi atau perhitungan auditor atas aset berwujud
Confirmation (konfirmasi)
Penerimaan respons tertulis langsung dari pihak ketiga yang independen yang
memverifikasi keakuratan informasi auditor

Analytical Procedure
 Melihat penyebab kenaikan atau penurunan terhadap tahun sebelumnya.
 Ketika cari jawaban, ketemu audit evidence.
 Kalau naik atau turun terlalu drastis, dianggap tidak wajar.

Page | 3
BANK SOAL 2018/2019
1. Penyebab Risiko Informasi
 Remoteness of information
Pengambil keputusan tidak memiliki pengetahuan langsung dan harus bergantung
pada informasi yang diberikan oleh orang lain.
 Biases and motives of the provider (bias dan motif penyedia informasi)
Informasi disediakan oleh seseorang yang tujuannya tidak konsisten dengan pembuat
keputusan dan mungkin bias.
 Voluminous data (data yang terlalu banyak)
Volume transaksi yang lebih tinggi meningkatkan kemungkinan kesalahan yang tidak
terdeteksi.
 Complex exchange transactions (transaksi pertukaran yang kompleks)
Transaksi semakin kompleks dan semakin sulit untuk dicatat dengan baik. Standar
akuntansi yang kompleks sulit untuk diartikan dan diterapkan.

2. Jasa Audit, Jasa Asuransi, Jasa Atestasi


 Jasa Audit (auditing)
Auditing adalah akumulasi dan evaluasi dari bukti-bukti tentang informasi untuk
menentukan dan melaporkan korespondensi di antara informasi dan sesuai dengan
standar.
 Jasa Asuransi (assurance services)
Jasa Asuransi adalah layanan profesional independen yang meningkatkan kualitas
informasi untuk pengambil keputusan.
 Jasa Atestasi (attestation services)
Jasa Atestasi adalah jenis layanan di mana CPA mengeluarkan laporan tentang subjek
atau pernyataan yang dibuat oleh pihak lain.
Hubungan antara ketiga jenis jasa di atas yaitu :

3. Standar Audit

4. Opini Audit
 Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified)
Auditor menyimpulkan bahwa laporan keuangan telah disajikan secara wajar.
Kondisi : Laporan keuangan lengkap, bukti audit cukup dan memadai, laporan
keuangan sudah sesuai dengan standar yang berlaku, tidak ada kondisi yang perlu
ditekankan.
 Wajar tanpa pengecualian Dengan Paragraf penjelas (Unqualified Opinion with
Explanatory Paragraph)
Kondisi : Tidak konsisten dalam penerapan standar, keberlangsungan usaha,
penyimpangan prinsip akuntansi, hal-hal yang perlu ditekankan, melibatkan auditor
lain.
 Wajar (Qualified):
Auditor menyimpulkan bahwa laporan keuangan disajikan secara wajar, kecuali untuk
pos tertentu.
Kondisi : Laporan keuangan tidak sesuai standar, auditor tidak independen, ruang
lingkup audit dibatasi.
 Tidak Wajar (Adverse)
Auditor menyimpulkan bahwa laporan keuangan tidak disajikan secara wajar.
Page | 1
Kondisi : Laporan keuangan tidak sesuai standar, ruang lingkup audit dibatasi, auditor
tidak independen.
 Tidak Memberikan Pendapat (Disclaimer)
Auditor tidak menyimpulkan apakah laporan keuangan disajikan secara wajar.
Kondisi : Ruang lingkup audit dibatasi, laporan keuangan tidak sesuai standar, auditor
tidak independen.

5. Independensi
 Independence in fact / Independence of mind
Auditor mampu mempertahankan sikap yang tidak memihak sepanjang pelaksanaan
auditnya (diri sendiri yang tahu).
 Independence in appearance
Hasil interpretasi pihak lain mengenai independensi ini (masyarakat yang menilai).

6. Asersi Manajemen
Asersi manajemen merupakan representasi pernyataan manajemen tentang kelas
transaksi dan saldo akun serta pengungkapan dalam laporan keuangan.

Hubungan asersi manajemen dengan tujuan audit secara umum, yaitu :


 Tujuan audit umum berkait-transaksi
Berfungsi sebagai kerangka kerja bagi auditor dalam mengumpulkan bahan bukti
kompeten yang cukup dibutuhkan oleh standar pekerjaan lapangan ketiga dan
memutuskan bahan bukti yang pantas untuk dikumpulkan sesuai dengan penugasan.
Enam tujuan audit umum berkait-transaksi:
1) Eksistensi
2) Kelengkapan - transaksi yang ada telah dicatat semuanya.
3) Akurasi - transaksi yang tercatat disajikan pada nilai yang benar.
4) Klasifikasi - transaksi yang dicantumkan dalam jurnal diklasifikasikan dengan
tepat.
5) Saat pencatatan - transaksi dicatat pada tanggal yang benar.
6) Posting pengikhtisaran - transaksi yang tercatat secara tepat dimasukkan dalam
berkas induk dan diikhtisarkan dengan benar.

 Tujuan audit spesifik berkait-transaksi


Yaitu penerapan tujuan audit umum berkait-transaksi ke setiap jenis golongan
transaksi yang material dalam audit, seperti penjualan, penerimaan kas, perolehan
barang dan jasa, penggajian, dsb.

 Tujuan audit umum berkait-saldo


Tujuan ini mengikuti asersi manajemen dan memberikan kerangka kerja untuk
membantu auditor mengumpulkan bahan bukti kompeten yang cukup.
Sembilan tujuan audit umum berkait-saldo:
1) Eksistensi
Angka-angka yang dicantumkan memang eksis.
2) Kelengkapan
Angka-angka yang ada telah dimasukkan seluruhnya.
3) Akurasi
Jumlah yang ada disajikan pada jumlah yang benar.
4) Klasifikasi
Angka-angka yang dimasukkan didaftar klien telah diklasifikasikan dengan tepat.
5) Pisah batas
Transaksi-transaksi yang dekat dengan tanggal neraca dicatat dalam periode yang
tepat.

Page | 2
6) Kecocokan Rincian
Rincian dalam saldo akun sesuai dengan angka-angka buku besar tambahan,
dijumlah ke bawah benar dalam saldo akun, dan sesuai dengan jumlah dalam
buku besar.
7) Nilai realisasi
Aktiva dinyatakan pada jumlah yang diestimasi dapat direalisasi.
8) Hak dan kewajiban
Aktiva harus dipunyai sebelum dapat dicantumkan dalam laporan keuangan, dan
kewajiban harus sudah menjadi milik entitas.
9) Penyajian dan pengungkapan
Saldo akun dan persyaratan pengungkapan yang berkaitan telah disajikan dengan
pantas dalam laporan keuangan.

 Tujuan audit spesifik berkait-saldo


Setelah tujuan audit umum berkait-saldo dipahami, perlu dikembangkan tujuan audit
spesifik berkait-saldo.
Tujuan audit berkait-saldo Tujuan audit berkait transaksi
Diterapkan pada saldo akun, yaitu saldo Diterapkan pada jenis atau golongan
akhir di akun-akun neraca seperti transaksi.
piutang usaha, persediaan, hutang wesel.
Terdapat 6 tujuan audit berkait- Terdapat 9 tujuan audit berkait-saldo.
transaksi.

7. Tujuan Audit
Nilai Realisasi (Realizable Value) — Aset dimasukkan pada jumlah yang diperkirakan
akan direalisasikan. Contoh :

8. Prosedur Analitis
Prosedur Analitis adalah evaluasi atas informasi keuangan yang dilakukan dengan
mempelajari hubungan logis antara data keuangan dan non keuangan.
 Prosedur analitik diperlukan dalam fase perencanaan (planning) sebagai bagian dari
penilaian risiko untuk memahami bisnis dan industri klien.
 Prosedur analitik sering dilakukan selama fase pengujian (testing) audit sebagai
pengujian substantif untuk mendukung saldo akun.
 Prosedur analitik diperlukan selama fase penyelesaian (completion) audit, berfungsi
sebagai tinjauan akhir untuk salah saji material.

Page | 3

Anda mungkin juga menyukai