Oleh :
Persepsi sehat sakit pada masyarakat Timor Tengah Selatan Amanuban Barat yaitu
mereka menganggap bahwa sakit adalah kutukan yang datang dari Tuhan akibat dari
kesalahan yang sudah dilakukan. Pengobatan yang dilkukan yaitu dengan mendatangi
dukun atau orang yang dipercaya mempunya ilmu untuk menghilangkan kutukan yang
dialami. Secara geografis, Kabupaten Timor Tengah Selatan berada di ketinggian 0 -500
meter di atas permukaan laut dan pada 124,4° - 124,49° Bujur Timur dan 9,24° - 10,00°
Lintang Selatan. Dengan demikian untuk mengatasi masalah kesehatan masyarakat lebih
sering mendatangi dukun dari pada menggunakan pelayanan kesehatan yang ada karena
medan dan transportasi yang tidak memadai bahkan belum masuk daerah-daerah tertentu.
Ibu yang sedang hamil diharuskan untuk melahirkan di rumah bulat dan akan
mendapatkan perawatan selama 40 hari oleh dukun atau seseorang yang dipercaya
mempunyai pengalamam merawat ibu melahirkan. Perawatan terhadap ibu nifas ini
biasanya berupa pantangan makanan tertentu, panggang api dan tatobi (kompres panas
dengan menggunakan air mendidih). Ketentuan dan pantangan yang harus diikuti oleh
ibu nifas tersebut adalah tidak boleh keluar selama 40 hari kecauli ke kamar mandi.
Tradisi nenek moyang masih sangat dipegang erat oleh masyarakat sehingga membuat
kepercayaan ibu hamil pada dukun masih sangat besar, sehingga walaupun ada bidan di
desa setempat namun belum dimanfaatkan dengan maksimal. Perawatn ini juga dituntut
Agama yang di anut oleh masyarakat mayoritas beragama Kristen, namun kepatuhan
mereka kepada raja masih sangat tinggi melebihi kepercayaan mereka kepada Tuhan
Pernikahan untuk masyarakat TTS Amanuban Barat adalah suatu hal yang sakral dan
tidak dapat dipermainkan sehingga masyarakat setempat hanya dapat menikah satu kali
saja. Masyarakat TTS Amanuban Barat menganggap bahwa penyakit merupaka suatu
kutukan yang di dapatkan dari Tuhan karena kesalahan yang dilakukan oleh masyarakat
sehingga mereka masih sangat percaya dengan dukun dari pada tenaga kesehatan yang
mungkin sudah ada. Perawatan ibu pasca melahirkan yang biasa dilakukan masyarakat
nenek moyang mereka. Bagi para ibu, jika tidak melakukan serangkaian tradisi pasca
melahirkan, akan dikucilkan secara sosial oleh masyarakat disekelilingnya. Kegiatan Se’I
dan Tatobi bagi masyarakat disana bersifat wajib untuk dilakukan, sebab jika tidak
dilakukan maka masyarakat disana percaya bahwa akan terjadi musibah atau malapetaka
yang akan menimpa keluarga berkaitan dengan kesehatan ibu dan bayinya.
Budaya masyarakat Suku Timor Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) Amanuban
Barat adalah ibu diharuskan melahirkan di rumah bulat. Rumah bulat (ume kbubu)
merupakan rumah adat suku Timor yang di bangun sebagai rumah tempat berlindung
seluruh keluarga dari cuaca yang dingin di wilayah tersebut. Rumah bulat dipercaya
selalu terasa hangat sehingga setiap keluarga yang berlindung di dalamnya akan
merasakan kehangatan. Rumah bulat itu sendiri merupakan simbol dari perempuan Timor
atau biasa disebut dengan rumah “ibu” yang memiliki arti kerendahan hati, kelemah-
lembutan, kehangatan dan juga mengayomi seluruh anggota keluarga. Selain itu rumah
bulat juga dipakai untuk tempat dimana ibu hamil akan melahirkan dan mendapatkan
perawatan selama 40 hari oleh seorang dukun atau seseorang yang dipercaya mempunyai
4. Nilai-nilai budaya dan gaya hidup (cultural value and life ways)
Posisi dan jabatan yang dipegang oleh kepala keluarga atau biasa di sebut dengan Bapa
yaitu sebagai pengambil keputusan dan pemimpin dalam rumah tangga. Bahasa yang
digunakan yaitu bahasa daerah Timor atau Soe. Makan pokok dari masyarakat soe yaitu
jagung dan ubi kayu. Persepsi masyarakat terhadap ibu meahirkan yaitu ibu pasca
melahirkan harus mengikuti tdarisi Tatobi karena masyarakat percaya bahwa jika budaya
tersebut diakukan maka ibu akan cepat sembuh dan akan lebih bersih. Hal ini juga terkait
dengan pekerjaan ibu yang harus membantu suami sebagai seorang petani.
5. Faktor kebijakan dan peraturan yang berlaku (political and legal factors)
Peraturan yang dibuat berkaitan dengan kunjungan ibu pasca melahirkan di masyarakat
TTS Amanuban Barat yaitu tidak boleh ada kunjungan dari masyarakat setempat karena
masih dalam masa pengasingan selama 40 hari, yang dapat menemani ibu pasca
melahirka yaitu suami dan keluarga atau dukun yang merawat ibu pasca melahirkan.
Tatobi dilakukan agar ibu setelah melahirkan akan tetap kuat dan cepat sembuh, karena
jika ibu terpapar dengan air yang dingin maka ibu dan bayi dipercaya akan cepat sakit.
Masyarakat TTS Amanuban Barat hampir semua berprofesi sebagai petani sehingga
mereka tidak memiliki penghasilan yang lebih untuk melakukan pengobatan ke rumah
sakit atau pelayanan kesehatan lainnya. Untuk membayar dukun yang merawat ibu hamil
biasanya hanya memberikan dari hasil panen mereka atau tidak dibayar karena itu
Sebagian besar dari masyarakat TTS Amanuban Barat tidak mendapat Pendidikan yang
baik. Kebanyakan masyarakat hanya mendapat Pendidikan hingga sekolah dasar saja
pelayanan kesehatan.
DIRESTRUKTURISASI
Kegiatan Tatobi ini dilakuakan dengan maksud untuk membuat ibu merasa segar dan
akan memulihkan kondisi ibu nifas, membuat hangat, membersihkan badan dan
merangsang keluarnya air susu ibu. Kegiatan Tatobi ini dilakukan 2 sampai 3 kali dalam
sehari tergantung dari kebutuhan setiap ibu nifas. Ritual Tatobi sendiri sangat baik bila
dilakukan dengan benar dan dapat memberikan rasa nyaman pada ibu nifas sehingga
dapat dipertahankan untuk dilakukan pada ibu nifas.