Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH DESIGN PENELITIAN KOHORT

Dosen Pembimbing: Siti Kholifah S.kep.,Ns.,M.Kep.

Untuk memenuhi tugas matakuliah Metodelogi


Di susun Oleh:
1. Bernadheta Leviana ( 1701090473 )
2. Melisa ( 1701090477 )
3. Shinta Wahyu Hartanti ( 1701090479 )

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDEDES MALANG


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
TA 2019/2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji dan syukur senantiasa saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis mendapatkan kemudahan
dalam menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Saya sangat menyadari keterbatasan dan ilmu pengetahuan yang ada, sehingga hasil
makalah ini perlu adanya pengkajian dan pengembangan lagi. Demi kesempurnaan
penelitian selanjutnya, maka saya mengharapkan kritik dan saran pembaca.
Akhirnya saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan
menambah wawasan.

                                                            Malang ,  Maret 2020

Penulis,
DAFTAR ISI

Halaman Judul…………………………………………….....
Kata Pengantar………………………………………….........   
Daftar Isi……………………………………………………..    
BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang Masalah………………….......................
1.2  Rumusan Masalah……………………..………..............
1.3  Tujuan Penulisan……………………………..................
BAB II
KONSEP TEORI
2.1 Definisi……………………………………………..........   
2.2 Karakteristik.....................................................................
2.3. Langkah Langkah............................................................
2.4. Kelemahan dan Kekuatan................................................
BAB III
3.1.contoh jurnal Kohort .........
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan………………………………………. 
Daftar Pustaka……………………………………………   
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Studi Kohort adalah studi yang mempelajari hubungan antara faktor risiko dan efek (penyakit
atau masalah kesehatan), dengan memilih kelompok studi berdasarkan perbedaan faktor risiko.
Kemudian mengikuti sepanjang periode waktu tertentu untuk melihat berapa banyak subjek dalam
masing-masing kelompok yang mengalami efek penyakit atau masalah kesehatan.
Studi kohort dibedakan menjadi dua, yaitu: kohort prospektif dan kohort retrospektif. Studi
kohort disebut prospektif apabila faktor risiko, atau faktor penelitian diukur pada awal penelitian,
kemudian dilakukan follow up untuk melihat kejadian penyakit dimasa yang akan datang.
Lamanya follow up dapat ditentukan berdasarkan lamanya waktu terjadinya penyakit.
 Pada studi kohort retrospektif, faktor risiko dan efek atau penyakit sudah terjadi dimasa
lampau sebelum dimulainya penelitian. Dengan demikian variabel tersebut diukur melalui catatan
historis.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang, maka penulis merumuskan masalah

“Bagaimana Design Penelitian Kohort dan contoh jurnal ”


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Kohort Retrospektif


Studi Kohort adalah studi yang mempelajari hubungan antara faktor risiko dan efek (penyakit
atau masalah kesehatan), dengan memilih kelompok studi berdasarkan perbedaan faktor risiko.
Kemudian mengikuti sepanjang periode waktu tertentu untuk melihat berapa banyak subjek dalam
masing-masing kelompok yang mengalami efek penyakit atau masalah kesehatan.
Studi kohort dibedakan menjadi dua, yaitu: kohort prospektif dan kohort retrospektif. Studi
kohort disebut prospektif apabila faktor risiko, atau faktor penelitian diukur pada awal penelitian,
kemudian dilakukan follow up untuk melihat kejadian penyakit dimasa yang akan datang. Lamanya
follow up dapat ditentukan berdasarkan lamanya waktu terjadinya penyakit.
 Pada studi kohort retrospektif, faktor risiko dan efek atau penyakit sudah terjadi dimasa
lampau sebelum dimulainya penelitian. Dengan demikian variabel tersebut diukur melalui catatan
historis.
Prinsip studi kohort retrospektif tetap sama dengan kohort prospektif, namun
pada studi ini,pengamatan dimulai pada saat akibat (efek) sudah terjadi.
Prinsip studi kohort retrospektif tetap sama dengan kohort prospektif, namun pada studi ini,
pengamatan dimulai pada saat akibat (efek) sudah terjadi. Yang terpenting dalam studi retrospektif
adalah populasi yang diamati tetap memenuhi syarat populasi kohort, dan yang diamati adalah faktor
risiko masa lalu yang diperoleh melalui pencatatan data yang lengkap. Dengan demikian, bentuk
penelitian kohort retrospektif hanya dapat dilakukan, apabila data tentang faktor risiko tercatat dengan
baik sejak terjadinya paparan pada populasi yang sama dengan efek yang ditemukan pada awal
pengamatan.

B.     Karakteristik Studi Kohort


Pada studi kohort, pemilihan subjek dilakukan berdasarkan status paparannya, kemudian
dilakukan pengamatan dan pencatatan apakah subyek mengalami outcome yang diamati  atau tidak.
Studi kohort memiliki karakteristik:
1.      Studi kohort bersifat observasional
2.      Pengamatan dilakukan dari sebab ke akibat
3.      Studi kohort sering disebut sebagai studi insidens
4.      Terdapat kelompok kontrol
5.      Terdapat hipotesis spesifik
6.      Dapat bersifat prospektif ataupun retrospektif
7.      Untuk kohort retrospektif, sumber datanya menggunakan data sekunder
C.    Langkah-Langkah Dalam Studi Kohort
            Dalam melakukan studi kohort, peneliti sebaiknya melakukan tahapan sebagai berikut:
1.    Merumuskan pertanyaan penelitian dan hipotesis
            Langkah pertama yang harus dilakukan oleh peneliti, adalah merumuskan masalah atau
pertanyaan penelitian, menentukan apa yang menjadi variabel dalam penelitian, baik variabel
dependen, maupun variabel independen, dan yang selanjutnya peneliti akan merumuskan hipotesa
penelitian.
2.    Menentukan kelompok terpapar dan tidak terpapar
     Pada studi kohort, harus diperhatikan mengenai penentuan kelompok yang akan mendapat
paparan dengan kelompok yang tidak akan mendapat paparan. Pemilihan kelompok terpapar yang
berasal dari populasi umum memungkinkan peneliti mendapatkan informasi yang lengkap dan akurat
dari subjek penelitian.
Populasi umum merupakan pilihan yang tepat pada beberapa keadaan, seperti:
1.    Prevalensi paparan pada populasi cukup tinggi
2.    Batas geografik jelas, dan secara demografik stabil
3.    Ketersediaan catatan demografi yang lengkap dan up to date
            Selain populasi umum, kita dapat menggunakan populasi khusus. Populasi khusus merupakan
alternatif pada keadaan apabila prevalensi paparan dan kejadian penyakit pada populasi umum rendah,
dan adanya kemudahan untuk memperoleh informasi yang akurat.
            Kelompok tidak terpapar atau kelompok kontrol dalam penelitian kohort adalah kumpulan
subjek yang tidak mengalami pemaparan, atau pemaparannya berbeda dengan kelompok target.
Penentuan kelompok tidak terpapar dapat dipilih dari populasi yang sama dengan populasi kelompok
terpapar, dan dapat dipilih dari populasi yang bukan asal kelompok terpapar, tetapi harus dipastikan
kedua populasi harus sama dalam hal faktor faktor yang merancukan penilaian hubungan antara
paparan dan penyakit yang sedang diteliti.
            Kelemahan dalam menggunakan populasi umum adalah derajat kesehatan berbeda, data
kependudukan, kesehatan, dan catatan medik pada populasi umum tidak seakurat pada populasi
khusus.
3.    Menentukan Sampel
            Hitung perkiraan besarnya sampel yang dibutuhkan. Untuk menentukan perkiraan besarnya
sampel satu kohort dapat digunakan rumus dari Sndecor and Cochran. Untuk dua kohort, terutama
untuk pengujian hipotesis, harus diperhatikan kekuatan uji yaitu 1-β.4.   
4.   Pengambilan data dan pencatatan
            Kedua kelompok yang telah ditetapkan, yaitu kelompok terpapar dan kelompok tidak terpapar,
kemudian diikuti selama jangka waktu tertentu sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan dalam
penelitian. Selanjutnya peneliti melakukan pencatatan semua keterangan yang telah diperoleh sesuai
tujuan penelitian.
5.    Pengolahan dan analisis data hasil penelitian
            Semua data yang telah diperoleh, meliputi data kejadian penyakit yang dialami oleh kelompok
terpapar dan kelompok tidak terpapar, dilakukan pengolahan data agar dapat ditangani dengan mudah,
meliputi kegiatan editing, coding, processing, dan cleaning. Selanjutnya data yang diperoleh disajikan
dalam tabel.
Table kontingensi 2x2
Faktor resiko Penyakit Total
Ya Tidak
Terpapar a b a+b
Tidak Terpapar c d c+d
Total a+c b+d a+b+c+d=N

      Setelah data diolah, dilakukan analisis data secara univariat dan bivariat, atau multivariat. Untuk
menilai apakah paparan (faktor risiko) yang dialami subjek sebagai penyebab timbulnya penyakit,
dilakukan uji kemaknaan dengan uji statistik yang sesuai. Keputusan uji statistik dapat dicari dengan
pendekatan klasik ataupun probabilistik.
            Pada penelitian kohort, peneliti menghitung besarnya risiko yang dihadapi kelompok terpapar
untuk terkena penyakit menggunakan perhitungan Relative risk/ RR (risiko relatif) dan Atribute risk/
AR (risiko atribut). RR adalah perbandingan antara insidensi penyakit yang muncul dalam kelompok
terpapar dan insidensi penyakit yang muncul dalam kelompok tidak terpapar.
Analisis
a.       Insiden Risk ( IR ) = a/ (a+b)
b.      Relative Risk ( RR ) = IR kelompok terpapar : IR kelompok tidak terpapar = (a/a + b) : (c/c + d)
c.       Attributable Risk = IR kelompok terpapar – IR kelompok tidak terpapar 
            RR harus selalu disertai nilai interval kepercayaan yang dikehendaki, misalnya 95%.
Interpretasi hasil RR adalah:
1.      Jika nilai RR = 1, berarti variabel yang diduga sebagai faktor risiko tidak ada pengaruh dalam
terjadinya efek.
2.      Jika nilai RR > 1 dan rentang interval kepercayaan tidak mencakup angka 1, berarti variabel
tersebut faktor risiko dari penyakit.
3.      Jika nilai RR < 1 dan rentang nilai interval kepercayaan tidak mencakup angka 1, berarti faktor
risiko yang kita teliti merupakan faktor protektif untuk terjadinya efek.
4.      Jika nilai interval kepercayaan RR mencakup nilai 1, berarti mungkin nilai RR = 1 sehingga
belum dapat disimpulkan bahwa faktor yang kita teliti sebagai faktor risiko atau faktor protektif.

D.    Kekuatan Dan Kelemahan Studi Kohort


Kekuatan studi kohort, meliputi:
1.      Pada awal penelitian, sudah ditetapkan bahwa subjek harus bebas dari penyakit, kemudian diikuti
sepanjang periode waktu tertentu sampai timbulnya penyakit yang diteliti, sehingga sekuens waktu
antara faktor risiko dan penyakit atau efek dapat diketahui secara pasti.
2.      Dapat menghitung dengan akurat jumlah paparan yang dialami populasi.
3.      Dapat menghitung laju insidensi atau kecepatan terjadinya penyakit, karena penelitian dimulai dari
faktor risiko sampai terjadinya penyakit.
4.      Dapat meneliti paparan yang langka.
5.      Memungkinkan peneliti mempelajari sejumlah efek atau penyakit secara serentak sebuah paparan.
Misalnya, apabila kita telah mengidentifikasi kohort berdasarkan pemakaian kontrasepsi oral (pil KB),
maka dengan studi kohort dapat diketahui sejumlah kemungkinan efek kontrasepsi oral pada sejumlah
penyakit, seperti infark miokardium, kanker payudara, dan kanker ovarium.
6.      Dapat memeriksa dan mendiagnosa dengan teliti penyakit yang terjadi.
7.      Bias dalam menyeleksi subjek dan menentukan status paparan kecil
8.      Hubungan sebab akibat lebih jelas dan lebih meyakinkan.

Kelemahan studi kohort, meliputi:


1.      Tidak efisien dan praktis untuk mempelajari kasus yang langka
2.      Pada studi prospektif, akan memerlukan biaya banyak (mahal), dan membutuhkan banyak waktu.
3.      Pada studi retrospektif, membutuhkan ketersediaan catatan yang lengkap dan akurat.
4.      Validitas hasil penelitian dapat terancam, karena adanya subjek subjek yang hilang pada saat follow-
up.
5.      Dapat menimbulkan masalah etika, karena peneliti membiarkan subjek terkena pajanan yang
merugikan.
BAGAN DESAIN PENELITIAN ANALITIK COHORT
BAB III

Contoh jurnal hasil penelitian kohort


BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Studi Kohort adalah studi yang mempelajari hubungan antara faktor risiko dan efek (penyakit
atau masalah kesehatan), dengan memilih kelompok studi berdasarkan perbedaan faktor risiko.
Kemudian mengikuti sepanjang periode waktu tertentu untuk melihat berapa banyak subjek dalam
masing-masing kelompok yang mengalami efek penyakit atau masalah kesehatan.
Studi kohort dibedakan menjadi dua, yaitu: kohort prospektif dan kohort retrospektif. Studi
kohort disebut prospektif apabila faktor risiko, atau faktor penelitian diukur pada awal penelitian,
kemudian dilakukan follow up untuk melihat kejadian penyakit dimasa yang akan datang. Lamanya
follow up dapat ditentukan berdasarkan lamanya waktu terjadinya penyakit.
DAFTAR PUSTAKA

World Health Organization. Global status report on noncommunicable diseases. Geneva: WHO, 2014.
2. World Health Organization.
Action plan for the prevention and control of noncommunicable diseases in South-East Asia, 2013-
2020. New Delhi: Regional Office for South-East Asia, 2013. 3. Centers for Disease Control and
Prevention. CDC grand rounds: dietary sodium reduction.
Morbidity and Mortality Weekly Report. 2012. 4. Indonesia, Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI. Riset kesehatan dasar (RISKESDAS) 2007: laporan nasional.
Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI, 2007

Anda mungkin juga menyukai