Anda di halaman 1dari 17

STRUKTUR DAN FUNGSI MEMBRAN

Ditulis oleh Unknown  6/11/2012  Tambah Komentar

Membran Sel

Membran sel atau membran plasma adalah batas yang memisahkan sel


dari sel lain atau dari benda di sekelilingnya. Struktur membran sel terdiri
atas lapisan tipis yang tebalnya sekitar 8 nm.

 1 nm = 0,000000001 M

Fungsi membran sel adalah untuk mengontrol lalulintas zat yang masuk


dan keluar dari sel.

Seperti membran biologis lainnya, membran plasma juga memiliki


sifat selektif permeabel. Sifat selektif permeabel adalah kemampuan
membran untuk menyeleksi beberapa substansi yang dapat melintasinya
dengan mudah dan substansi lain tidak bisa melintasinya.
Membran sel tidak bisa dilalui (ditembus) oleh larutan yang mempunyai
komposisi berbeda dari larutan sekelilingnya, tetapi masih bisa dilalui oleh
nutrisi dan pembuangan limbah.

Struktur membran sel terdiri atas lapisan fosfolipid, hidrofilik, dan hidrofobik.
Adapun gambar strukturnya bisa Anda lihat pada gambar dibawah: 

Struktur membran sel terdiri atas lapisan fosfolipid, hidrofilik,


dan hidrofobik
Kemampuan sel untuk membedakan suatu zat kimiawi merupakan
kemampuan mendasar yang sangat dibutuhkan untuk kehidupan, dan
membran plasma adalah bagian sel yang memiliki kemampuan tersebut.

Fungsi Membran Sel

Membran sel berfungsi sebagai barier/tameng semipermeabel yang


memungkinkan molekul kecil dapat keluar masuk ke dalam sel. Hasil
pengamatan mikroskop elektron terhadap membran sel menunjukkan bahwa
membran sel merupakan lipid bilayer. (disebut sebagai fluid-mosaic model).

Molekul penyusun utamanya adalah fosfolipid, yang terdiri dari bagian


kepala yang polar (hidrofilik) dan dua ekor nonpolar (hidrofobik). Fosfolipid
ini tersusun atas bagian nonpolar membentuk daerah hidrofobik yang diapit
oleh daerah kepela yang pada bagian dalam dan luar membran.

 Hidrofilik = Suka air


Hidro fobik = Mengusir air
[sumber]

Struktur Membran Sel

Struktur membran sel disusun dari lemak dan protein di mana setiap
komponen diikat oleh ikatan nonkovalen. Selain lemak dan protein, struktur
membran sel juga terdiri dari karbohidrat.

Rasio antara lemak dan protein bervariasi bergantung tipe membran sel.
Misalnya antara membran plasma dan retikulum endoplasma. Tipe
organisme prokariot dan eukariot juga memiliki rasio struktur yang berbeda.
Membran mitokondria memiliki rasio struktur protein/lemak yang tinggi
dibandingkan membran plasma pada sel darah merah.

Lipid
Lipid pada membran tersusun atas fosfolipid (lemak yang bersenyawa
dengan fosfat). Fosfolipid merupakan lipid yang jumlahnya paling melimpah
dalam sebagian besar membran. Fosfolipid berperan untuk membentuk
membran sesuai dengan struktur molekulernya.

Fosfolipid merupakan suatu molekul amfipatik yang berarti bahwa molekul


ini memiliki daerah hidrofilik maupun daerah hidrofobik.
Sebagian besar membran mengandung fosfat. Molekul fosfat bersifat
hidrofilik (dapat mengikat air) sedangkan molekul lemak bersifat hidrofobik
(tidak dapat mengikat air).

Komponen lemak lain adalah kolesterol di mana pada hewan tertentu dapat
mencapai 50% dari molekul lemak yang terdapat pada membran plasma.
Kolesterol tidak terdapat pada sebagai besar membran plasma tumbuhan
dan bakteri.

Lipid yang terdapat pada selaput dapat diekstrak dengan kloroform, eter dan
benzene. Dengan menggunakan kromatografi lapis tipis dan kromatografi
gas, dapat diketahui komposisi lipid pada selaput sel. Lipid yang selalu
dijumpai adalah fosfolipid, sfingolipid, glikolipid dan sterol. Kolesterol
merupakan lipid terbanyak yang menyusun selaput sel.

Karbohidrat

Karbohidrat pada membran berperan sebagai penyusun sel dan untuk


membedakan tipe-tipe sel di sekitarnya. Karbohidrat juga berperan penting
sebagai pemilih sel yang menjadi penyusun berbagai jaringan dan organ
dalam embrio hewan.

Pengenalan sel juga menjadi dasar penolakan sel asing (penolakan organ
cangkokan atau transplantasi) oleh sistem kekebalan tubuh.

Karbohidrat pada membran biasanya merupakan rantai pendek bercabang


yang tersusun kurang dari 15 unit gula, sebagian diantaranya berikatan
kovalen dengan lipid, membentuk molekul yang disebut glikolipid. Akan
tetapi sebagian besar karbohidrat berikatan kovalen dengan protein,
membentuk glikoprotein.
Protein

Membran protein tersusun atas glikoprotein atau protein yang bersenyawa


dengan karbohidrat. Bergantung pada tipe sel dan organel tertentu dalam
sel, membran memiliki 12 sampai lebih dari 50 macam protein yang
berbeda. Protein ini tidak disusun secara acak tetapi setiap lokasi dan
orientasinya disusun pada posisi tertentu pada lipid bilayer.

Protein pada membran tidak simetris pada bagian luar membran dan bagian
dalam membran, alias tersusun dengan posisi berbeda-beda. Posisi seperti
ini memungkinkan membran sebelah luar berinteraksi dengan dengan ligan
ektraseluler seperti hormon dan faktor pertumbuhan, sedangkan bagian
dalam dapat berinteraksi dengan molekul sitoplasma seperti protein G atau
protein kinase. Terdapat dua lapisan utama membran protein.

Protein integral

Protein integral adalah protein yang bercampur kedalam lipid bilayer. Protein
ini dapat menembus membran sehingga memiliki domain pada sisi ekstra
seluler dan sitoplasmik dari membran. Protein integral umumnya merupakan
protein transmembran, dengan daerah hidrofobik yang seluruhnya
membentang sepanjang interior membran hidrofobik tersebut.

Daerah hidrofobik protein integral terdiri atas satu atau lebih rentangan
asam amino nonpolar, yang biasanya bergulung menjadi helix a pada ujung
hidrofilik molekul ini dipaparkan kelarutan aqueous pada kedua sisi
membran.

Protein perifer

Protein perifer sama sekali tidak ditemukan dalam lipid bilayer. Seluruhnya
terdapat dibagian luar dari lipid bilayer, baik itu di permukaan sebelah
ekstraseluler maupun sitoplasmik dan berhubungan dengan membran
malalui ikatan non kovalen. Protein ini merupakan anggota yang terikat
secara longgar pada permukaan membran, sering juga pada bagian protein
integral yang dibiarkan terpapar. Protein pada membran menentukan
sebagian besar fungsi spesifik membran.

Lipid anchor protein

Struktur sel terdiri atas banyak bagian seperti karbohidrat, glikoprotein,


protein, kolesterol dan lain-lain
Lipid anchor protein terdapat disebelah luar lipid bilayer tetapi berikatan
secara kovalen dengan molekul lemak yang terdapat pada lipid bilayer.

Protein membran plasma memiliki fungsi yang sangat luas antara lain
sebagai protein pembawa (carrier) senyawa melalui membran sel, penerima
isyarat (signal) hormonal dan meneruskan isyarat tersebut ke bagian sel
sendiri atau sel lainnya. Protein selaput plasma juga berfungsi sebagai
pengikat komponen sitoskeleton dengan senyawa-senyawa ekstraseluler.

Protein-protein permukaan luar memberikan ciri individual sel dan macam


protein dapat berubah sesuai dengan diferensiasi sel. Protein-protein pada
membran sel banyak juga yang berfungsi sebagai enzim terutama yang
terdapat pada selaput mitokondria, retikulum endoplasma dan kloroplas.
Sebagai contoh, senyawa-senyawa fosfolipid membran plasma disintesis
oleh enzim-enzim yang terdapat pada membran retikulum endoplasma.

Protein membran sel memiliki kemampuan bergerak, sehingga dapat


berpindah tempat. Perpindahan berlangsung ke arah lateral dengan jalan
difusi. Namun tidak semu protein mampu berpindah tempat. Beberapa jenis
protein integral tertahan dalam selaput oleh anyaman molekul-molekul
protein yang berada tepat di bawah permukaan dalam selaput plasma.
Anyaman ini berhubungan dengan sitoskelet atau rangka sel.

Struktur fisiko-kimia protein selaput sel kurang diketahui, mengingat bahwa


bentuknya sangat bervariasi. Berdasarkan kajian mikroskopis dan teknik
freeze fracture diketahui bahwa protein dalam selaput sel berbentuk
globular.

Kompartemen

Membran plasma membagi protoplasma menjadi beberapa kompartemen


(ruangan). Membran sel membungkus seluruh protoplasma. Membran inti
memisahkan nukleoplasma dari sitoplasma. 

Selain itu selaput plasma membagi sitoplasma menjadi beberapa


kompartemen yang disebut dengan organel. Adanya selaput ini pembatas ini
sangat penting karena memungkinkan kegiatan setiap kompartemen dapat
berlangsung tanpa gangguan dari kompartemen lain namun tetap dapat
bekerja sama.

Barier selektif permeabel

Membran sel mencegah pertukaran materi secara bebas dari satu sisi ke sisi
lain pada saat bersamaan. Membran plasma harus menjamin pertukaran
molekul antara bagian luar dan dalam pada saat yang tepat.

Transpor molekul

Membran plasma mengandung mesin transpor molekul dari satu sisi ke sisi
lain yang mencegah molekul dengan konsentrasi rendah masuk ke dalam sel
daerah yang memeiliki konsentrasi tinggi.  Mesin ini memungkinkan sel
mengakumulasi molekul tertentu dalam konsentari yang lebih tinggi di
bandingkan di sebelah luar.
Penghantaran signal

Membran plasma memainkan peran penting dalam respon sel terhadap


signal. Proses itu disebut dengan penghantaran signal. Membran sel memiliki
resptor yang berkombinasi dengan molekul tertentu (ligan). Setiap sel
berbeda memiliki reseptor berbeda, yang mampu mengenali dan berespon
terhadap ligan pada lingkungan berbeda.
Interaksi interseluler

Membran sel memperantarai interaksi antar sel pada organisme multiseluler.


Membran sel memungkinlkan sel mengenal satu sama lain, berikatan dan
saling bertukar materi dan informasi
Mekanisme Pengangkutan Melalui Membran Sel

Molekul dan ion k


ecil bergerak melintasi membran plasma dalam dua arah seperti gula,
asama amino dan nutrient lain memasuki sel, dan produk limbah metabolism
meninggalkan sel. Sel menyerap oksigen untuk respirasi seluler dan
mengeluarkan karbon dioksidal. Sel juga mengatur konsentrasi ion
anorganiknya seperti Na+, K+, Ca2+ dan Ca- dengan cara mebolak-balik
arahnya dari satu arah ke arah lainnya melintasi membran plasma. 

Meskipun lalu lintas melalui membran ini padat membran sel itu bersifat
selektif permeable (membran hanya dapat dilewati oleh ion dan molekul
polar tertentu), semipermeable (mudah dilewati oleh molekul air) dan
subtansi-subtansi tidak dapat melintasi rintangan tersebut secara
sembarangan. Sel tersebut dapat mengambil berbagai macam molekul dan
ion kecil dan menolak yang lainnya disamping itu substansi-suubstansi
bergerak melintasi membran pada laju yang berbeda.

Membran sel memiliki fungsi dalam pergerakkan ion atau molekul dari dalam
ataupun dari luar sel. Menurut Campbell bagian tengah membran yang
bersifat hidrofibik merintangi pengangkutan ion dan molekul polat yang
keduanya bersifat hidrofilik. Stuktur lipid bilayer merupakan penyebab
adanya sifat selektif permeabel pada membran. Gerakan molekul atau ion
yang terjadi pada membran sel dan organel-organel lainnya adalah :

Difusi

Difusi Sederhana
Ulustrasi proses difusi pada larutan
Difusi adalah suatu proses spontan di mana molekul-molekul bergerak dari
daerah dengan konsentrasi tinggi ke daerah yang memiliki konsentrasi
rendah. Membran bersifat selektif permeabel sehingga berpengaruh
terhadap laju difusi beberapa jenis molekul. Satu jenis molekul yang
berdifusi bebas menembus banyak jenis membran adalah air. 

Difusi bergantung pada pergerakan secara acak dari suatu zat terlarut.
Molekul-molekul dapat melewati selaput plasma dengan jalan difusi
sederhana sangat terbatas jumlahnya dan untuk inipun selaput plasma
masih memiliki penghalang. 

Mikromolekul terutama jenis hidrofobik dapat melewati membran plasma


dengan mudah. Kemampuan sel untuk dapat memilah senhyaya hidrofilik
dengan berat molekul (BM) kecil dari senyawa yang memiliki BM bsar sering
kali disebabkan oleh adanya porus pada selaput plasma. Terdapat dua jenis
porus. 

Jenis pertama yang dapat menembus protein integral atau di antara


kelompok  molekul protein transmembran. Porus jenis kedua disebut porus
statistik yang terbentuk secara acak pada selaput plasma dan menembus
lipid bilayer.
Difusi Terfasilitasi

Difusi dari suatu senyawa atau molekul melewati membran selalu terjadi dari
daerah dengan konsentasi tinggi ke daerah dengan konsentrasi rendah, akan
tetapi difusi tidak selalu terjadi melalui lipid bilayer atau suatu saluran
terbuka. 

BACA JUGA:

 Sel Tumbuhan Beserta Organel dan Fungsinya (LENGKAP!)


 7 Perbedaan Sel Hewan dan Sel Tumbuhan Terlengkap!
(Gambar, Tabel & PDF)
 Pengertian Sel

Sejumlah substansi diketahui berdifusi dengan terlebih dahulu berikatan


dengan suatu protein mebran yang disebut dengan fasilitatif transporter
yang memfasilitasi proses difusi. Pengikatan molekul atau senyawa pada
fasilitastif transporter pada satu sisi akan memicu perubahan komformasi
pada protein dan menyebabkan zat terlarut dapat berdifusi ke daerah yang
berkonsentrasi rendah. 

Senyawa yang melewati membran plasma dengan jalan difusi dipermudah


juga tidak memerlukan keterlibatan ATP, seperti halnya difusi sederhana.
Namun gerakan senyawa dari luar ke dalam atau sebaliknya lebih cepat dari
pada difusi sederhana. 

Hal ini disebabkan oleh adanya protein pembawa yang mempercepat


pengangkutan. Molekul protein pembawa setelah mengikat senyawa atau
molekul yang akan di bawa, segera memindahkan senyawa/molekul dari luar
ke dalam atau sebaliknya.

Osmosis

Osmosis adalah peristiwa perpindahan molekul air (pelarut) melalui


membran semipermeabel dari larutan yang berkonsentrasi rendah ke larutan
yang berkonsentrasi tinggi. Peristiwa osmosis ini terjadi pada sel. 

Peristiwa tersebut bergantung pada perbandingan konsentrasi larutan


didalam dan diluar sel. Jika konsentrasi larutan diluar sel lebih rendah
daripada larutan di dalam sel, berarti sel berada dalam larutan hipotenik.
Konsentrasi larutan diluar sel lebih tinggi dari pada larutan didalam sel,
berarti sel berada dalam larutan hipertonik.

Transpor Aktif

Transpor aktif adalah transpor yang menggunakan energi untuk


mengeluarkan dan memasukkan ion-ion dan molekul melalui membran sel
yang bersifat selektif permeabel. Transpor aktif dipengaruhi oleh muatan
listrik di dalam sel dan di luar sel. Muatan listrik ini ditentukan oleh ion
natrium (Na+), ion kalium (K+), dan ion klor (C1-). 

Keluar masuknya ion Na+ dan K+ diatur oleh pompa natrium-kalium. Pompa
natrium-kalium bertanggung jawab terhadap transpor aktif ganda Na+ dan
K+ dari dalam keluar sel. ATP menyediakan energi untuk transpor. Pompa
mengeluarkan tiga ion Na+ dari dalam sel untuk setiap dua ion K+ yang
dimasukkan ke dalam sel.  Pada protein pengangkut, terdapat untuk Na+
dan K+ yang dinamakan binding sites.

Berikut adalah gambar dan keterangan 6 tahap transpor aktif pada membran
sel:

Tahapan transpor aktif yang terjadi pada membran sel


1. Tiga ion natrium (Na+) diambil dalam sel dan menempati binding
sites (tempat terjadinya ikatan ion atau molekul pada membran).

2. Energi diperlukan untuk mengubah bentuk protein integral pada


membran agar membuka ke bagian luar sel.

3. Protein integral pada membran membuka ke arah luar sel, kemudian


melepaskan ion natrium keluar dari sel.

4. Dua ion kalium (K+) dari luar sel menempati binding sites pada protein
integral.
5. Protein integral pada membran kembali pada bentuk semula, yakni
membuka ke arah dalam sel.

6. Ion kalium dilepaskan ke dalam sel.

Pengangkutan Makromolekul Melewati Selaput Plasma

Makromolekul seperti protein atau atau polisakarida tidak dapat lewat


melalui protein transmembran yang berperan sebagai pembawa. Namun sel
tetap dapat memasukkan dan mengeluarkan makromolekul-makromolekul
tersebut. 

Pengangkutan makromolekul sangat berbeda dengan pengangkutan


mikromolekul. Mekanisme pengangkutan makromolekul dari lingkungan
eksternal ke dalam suatu vesikula dilakukan melalui suatu lipatan atau
invaginasi membran plasma. Pengambilan makromolekul dari matriks
ekstraseluer dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu fagositosis yaitu
pengambilan maromolekul padat dan pinositosis pengambilan materi berupa
zat cair.

Fagositosis

Fagosistosis (cell eating) adalah pengambilan bahan padat yang umum


dilakukan oleh beberapa jenis sel tertentu untuk selanjutnya dibawa menuju
lisosom. 

Organisme bersel tunggal seperti Amoeba dan Ciliata mengambil makanan


dengan menangkap partikel makanan atau organisme kecil dengan
melingkupinya dengan merman plasma. Lipatan kemudian berfusi
membentuk sutau vakuola (fagosom) yang akan terpisah dengan membran
plasma. Fagosom selanjutnya akan bergabung dengan lisosom untuk
mencerna makanan secara intraseluler.
Pada beberapa hewan tingkat tinggi, fagositosis lebih merupakan suatu
mekanisme protektif dibandingkan cara pengambilan makanan. Mamalia
memiliki berbagai macam sel fagosit seperti makrofag dan neutrofil yang
terdapat di dalam darah dan jaringan lain yang akan “memakan” organisme,
sel-sel yang telah rusak, sel darah merah yang telah tua atau debris.

Endositosis

Pada endositosis, sel memasukan makro molekul dan materi yang sangat
kecil dengan cara membentuk vesikula baru dari membran plasma. Langkah-
langkahnya pada dasarnya merupakan kebalikan dari eksositosis. 

Sebagian kecil luas membran plasma terbenam terdalam membentuk


kantong. Begitu kantong ini semakin dalam, kantong ini terjepit, membentuk
vesikula yang berisi materi yang telah terdapat di luar selnya. Terdapat tiga
jenis endositosis, yaitu fagositosis (pemakan seluler) pinositosi (peminuman
seluler) dan endositosis yang diperantai reseptor.

Endositosis secara umum dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu: bulk-


phase endocytosis dan receptor-mediated endocytosis. Bulk-phase
endocytosis mengambil cairan ektraseluler tanpa adanya proses pengenalan
oleh permukaan membran plasma. bulk-phase endocytosis dapat diamati
dengan memberikan bahan tertentu pada medium kultur seperti enzim
horseradish peroxidase yang akan di ambil oleh sel-sel pada umumnya.
Receptor-mediated endocytosis merupakan pengambilan makromolekul
tertentu (ligand) yang akan berikatan dengan reseptor pada permukaan luar
membran.

Eksositosis
Sel mensekresi makro molekul dengan cara menggabungkan vesikula
dengan membran plasma disebut dengan eksositosis. Vesicula transpor yang
lepas dari aparatus golgi dipindahkan oleh sitoskeleton ke membran plasma.
Ketika membran vesikula dan membran plasma bertemu, molekul lipid
keduan bilayer menyusun ulang dirinya sendiri sehingga kedua membran
bergabung. Kandungan vesikulanya kemudian tumpah dari sel.

Anda mungkin juga menyukai