PENDAHULUAN
Untuk dapat bertahan, organisasi harus mampu mengarahkan warganya agar dapat
beradaptasi dengan baik dan bahkan agar mampu memanfaatkan dampak positif dari berbagai
pembaruan tersebut dengan pengembangan diri dan pengembangan organisasi. Proses
mengarahkan warga organisasi dalam mengembangkan diri menghadapi perubahan inilah yang
dikenal luas sebagai proses organization development (Pengembangan Organisasi).Sasaran
pengembangan organisasi mengarah pada hubungan pribadi yang lebih efektif antara manajer
dan karyawan di semua jenjang organisasi guna menghapus hambatan-hambatan komunikasi
antar pribadi dan kelompok. Sasaran pengembangan organisasi juga dalam tumbuh
berkembangnya iklim yang ditandai dengan saling percaya dan keterbukaan yang dapat
memotivasi serta menantang anggota organisasi untuk lebih berprestasi.
1
pelayanan publik adalah kepuasan masyarakat. Namun pada kenyataannya, hal tersebut tidak
sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah terhadap pelayanan publik
tersebut.
Berdasarkan penjelasan diatas, hal yang melatarbelakangi penulisan makalah ini adalah
untuk mengetahui"Pelembagaan Dan Pengembangan Organisasi Pelayanan pada Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Widyagama Mahakam Samarinda".
2
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana pelaksanaan pelayanan yang diberikan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
terhadap mahasiswa?
2. Bagaimana cara meningkatkan kualitas pelayanan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahuipelayanan yang diberikan oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
terhadap mahasiswa?
2. Untuk mengetahui cara meningkatkan kualitas pelayanan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik?
3
BAB II
Menurut Hendropuspito pengertian lembaga adalah bentuk lain organisasi yang tersusun
secara tetap dari pola-pola kelakuan, peranan-peranan dan relasi sebagai cara yang mengikat
guna tercapainya kebutuhan-kebutuhan sosial dasar.
Menurut Schmidt pengertian lembaga atau institusi adalah sekumpulan orang yang
memiliki hubungan yang teratur dengan memberikan definisi pada hak, kewajiban, kepentingan,
dan tanggungjawab bersama.
Menurut W.J.S Poerwadarminta bahwa organisasi merupakan susunan dan aturan dari
berbagai bagian (orang atau kelompok) sehingga menjadi satu kesatuan yang teratur dan tertata.
Menurut Janu Murdiyamoko dan Citra Handayani bahwa oganisasi merupakan sebuah
sistem sosial yang mempunyai identitas kolektif secara tegas, program kerja yang jelas, prosedur
dan cara kerja, serta daftar anggota yang secara terperinci.
4
Menurut Max Weber bahwa organisasi idalah suatu kerangka terstruktur yang
didalamnya berisikan wewenang, tanggungjawab dan pembagian kerja untuk menjalankan
masing-masing fungsi tertentu.
Efisiensi adalah asas perbandingan terbaik antara usaha dan hasil. Yang dimaksud
dengan usaha adalah pelaksanaan pekerjaan yang menerapkan / menggunakan pikiran, tenaga,
uang, waktu , barang dan ruang. Efisiensi menceritakan bagaimana suatu usaha dilakukan untuk
menekan laju pertumbuhan eksploitasi yang semakin meningkat karena penggunaan biaya/dana
yang sudah melebihi target yang direncanakan. Di satu sisi, maksud dari efektivitas adalah
meminta dan berusaha agar segala usaha atau aktivitas organisasi dilakukan sesuai dengan
kebutuhan dengan tetap melakukan efesiensi secara benar sesuai porsinya.
5
BAB III
PEMBAHASAN
Pelayanan Publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan
kebutuhan pelanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan
penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh
penyelenggara pelayanan publik. Penyelenggara Pelayanan Publik yang dimaksud disini adalah
setiap institusi penyelenggara negara, korporasi, lembaga independen yang dibentuk berdasarkan
Undang-Undang untuk kegiatan pelayanan publik, dan badan hukum lain yang dibentuk semata-
mata untuk kegiatan pelayanan publik. Sedangkan Pelaksana Pelayanan Publik yang selanjutnya
disebut Pelaksana adalah pejabat, pegawai, petugas, dan setiap orang yang bekerja di dalam
organisasi penyelenggara yang bertugas melaksanakan tindakan atau serangkaian tindakan
pelayanan publik.
Dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik telah diatur
kedudukan masyarakat, yaitu seluruh pihak, baik warga negara maupun penduduk sebagai orang
perseorangan, kelompok, maupun badan hukum yang berkedudukan sebagai penerima manfaat
pelayanan publik, baik secara langsung maupun tidak langsung.Oleh sebab itu peran pelaksana
pelayanan publik khususnya, akan dirasakan oleh masyarakat selaku pengguna layanan. Maka,
komitmen pelaksana pelayanan publik sudah seharusnya diutamakan dalam proses
penyelenggaraan pelayanan publik. Komitmen tersebut minimal mencakup profesionalisme dan
etika dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Oleh karenanya, komitmen pelaksana pelayanan publik menjadi faktor penting dalam
proses penyelenggaraannya karena merupakan wajah terdepan penyelenggaraan pelayanan
publik itu sendiri. Sebaik-baiknya sistem ataupun Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam
suatu instansi penyelenggara pelayanan, tanpa adanya komitmen tidak akan berjalan
sebagaimana mestinya. Maka perlu digaris bawahi, peran aparatur pelaksana pelayanan publik
6
sangat penting untuk terus ditingkatkan, terutama komitmen dalam mewujudkan pelayanan
prima.
7
4. Faktor pengembangan kapasitas pelaksana pelayanan itu sendiri, dengan melakukan
program-program pelatihan/pengembangan diharapkan pelaksana pelayanan dapat
mengimbangi tuntutan kualitas pelayanan publik saat ini, baik pelayanan secara langsung
(tatap muka dengan pengguna layanan) maupun berbasis digitalisasi. Namun perlu
diperhatikan pula terkait penyediaan sarana dan prasarana yang memadai guna
mendukung performa pelaksana pelayanan itu sendiri. Sehingga terdapat keseimbangan
antara tuntutan performa prima dengan pengembangan kualitas pelaksana.
5. Faktor terakhir adalah kepribadian pelaksana pelayanan publik itu sendiri. Jika seorang
pegawai memiliki kepribadian yang baik,berintegritas, mampu bekerjasama maka akan
sejalan dengan komitmenya sendiri, bahkan bisa memunculkan ide-ide atau inovasi baru
dalam penyelenggaraan pelayanan publik. Oleh sebab itu penting untuk digaris bawahai
pada saat proses penerimaan pegawai, Tes kepribadian juga harus diperhatikan. Pegawai
yang "Telah Selesai" dengan dirinya sendiri akan lebih mudah diarahkan sebagaimana
fungsi manajemen ketiga, yaitu pengarahan.
Ada beberapa hal yang dijadikan sebagai contoh kasus di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik diantaranya:
Keterlambatan ini mengakibatkan mahasiswa malas atau enggan mau menaati jam
yang sudah ditentukan. Karena dari Fakultas itu sendiri yang molor atau tidak mengikuti
SOP yang sudah berlaku. Jam pelayanan yang dimaksud ialah Jam 08.00-12.00 dan
14.00-16.30 istirahat 12.00-13.00.
Hilangnya berkas mahasiswa ini terjadi karena kesalahan mahasiswa itu sendiri.
Tetapi sanksi yang diberikan mungkin tidak sebanding diberikan kepada mahasiswa
tersebut, yaitu membeli 2 buku dengan 100 halaman. Sanksi ini sama sekali belum
pernah di sosialisasikan.
8
Ada pula hilangnya berkas mahasiswa yang terjadi karena kesalahan dari pihak staff
fakultas, tetapi staff tersebut hanya menyuruh mahasiswa untuk mencetak kembali berkas
yang hilang itu. Apakah ini sebanding dengan hilangnya berkas masiswa yang diberi
sanksi membeli 2 buku dengan 100 halaman?
Kasus ini bermula pada tahun angkatan 2016 pada saat itu mahasiswa ini pulang
kampung dan waktu balik itu terlambat mendapatkan tiket pesawat sehingga mahasiswa
ini menelfon kepada pembimbing yang kebetulan orang yang bekerja sebagai staff di
fakultas. Dosen pembimbing tersebut menyetujui bahwa mahasiswa tersebut diberi
tenggang waktu. Pada saat mahasiswa tersebut terlambat mendapatkan tiket dikarenakan
mendapat musibah di keluarganya. Pada saat mengurus KRS tidak ada masalah semuanya
berjalan dengan lancar. Dan tiba pada saat ujian baru mahasiswa tersebut di beri tahu
bahwa ia di coret 8 SKS (4 Mata Kuliah), mahasiswa tersebut sudah mengikuti 6 bulan
perkuliahan dan baru mengetahui bahwa ia di coret 4 mata kuliah pada saat ujian.
Beberapa contoh kasus diatas adalah salah satu gambaran bahwa pelembagaan dan
pengembangan organisasi sangatlah penting dalam mengatasi persoalan - persoalan diatas.
Terutama pengembangan SDM dari organisasi itu sendiri, baik itu dalam hal kedisiplinan
karyawan serta pengambilan keputusan dan kebijakan harus diperhatikan. Ini dilakukan agar
efektivitas dan efisiensi yang menjadi tujuan utama pengembangan organisasi dapat terpenuhi.
Strategi pengembangan oraganisasi pada hakekatnya adalah strategi interfensi yang dapat
dipergunakan untuk mengatasi dan memecahkan masalah yang dihadapi oleh organisasi atau
didalam melakukan perubahan-perubahan. Sampai sekarang cukup banyak strategi
pengembangan organisasi yang telah dikembangkan oleh para pakar. Di antaranya sebagai
berikut :
9
1. Latihan Kepekaan (sensitivity taining).
4. Konsultasi Proses.
10
5. Pembentukan Tim.
6. Transcational Analysis (TA).
7. Intergroup Activities.
8. Third-party Peacemaking.
Dalam menerapkan teknik ini, konsultan OD berperan sebagai pihak ketiga yang
memanfaatkan berbagai cara menengahi sengketa, serta berbagai teknik negosiasi untuk
memecahkan persoalan atau konflik antar-individu dan kelompok.
11
3.4. Sasaran Pengembangan Organisasi
1. Hubungan yang lebih efektif antara departemen, divisi dan kelompok kelompok kerja
dalam organisasi.
2. Hubungan pribadi yang lebih efektif antara manajer dan karyawan pada semaua jenjang
organisasi.
3. Terhapusnya hambatan-hambatan komunikasi antara pribadi dan kelompok.
4. Berkembangnya iklim yang ditandai dengan saling percaya, dan keterbukaan yang dapat
memotivasi serta menantang anggota organisasi untuk lebih berprestasi
12
BAB IV
4.1. Kesimpulan
Beberapa contoh kasus yang terjadi di fakultas ilmu sosial dan politik universitas widya
gama mahakam samarinda menjadi gambaran bahwa pengembangan organisasi sangat
diperlukan apalagi dibidang SDM (Sumber Daya Manusia). Kurang disiplinnya karyawan
serta munculnya kebijakan - kebijakan yang menurut kami kurang tepat menyebabkan
timbulnya persoalan persoalan baru.
13
4.2. Saran
1. Karyawan seharusnya memberikan pelayanan tepat waktu dan sesuai SOP yang ada.
Agar menjaga citra organisasi tetap baik dan tidak di cap memberikan pelayanan yang
"molor" kepada mahasiswa.
2. Memberikan toleransi kepada mahasiswa yang tidak taat administrasi dikarenakan
suatu hal berdasarkan pertimbangan tertentu. Agar kebijakan yang diterapkan tidak
dirasa berlebihan oleh mahasiswa.
3. Mengadakan rapat terkait kebijakan yang akan dijalankan dengan menghadirkan
perwakilan mahasiswa, agar kebijakan yang diterapkan tidak dianggap diterapkan oleh
satu pihak saja.
14
DAFTAR PUSTAKA
Mustapa, Zainudin. 2018. Perilaku Organisasi Dalam Perspektif Manajemen Organisasi. Celebes
Media Perkasa: Jakarta
Ulum, M. Chazienum. 2016. Perilaku Organisasi Menuju Orientasi Pemberdayaan. UB Press:
Malang
Robbins, P. Stephen. Judge, A. Timothy. 2008. Perilaku Organisasi. Salemba Empat: Jakarta
https://goenable.wordpress.com/2012/01/06/pengembangan-organisasi-dan-organisasi-yang-
sehat/
https://lovenadewi.wordpress.com/mata-kuliah-an/pengembangan-organisasi/
15