Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Lingkungan merupakan bagian dari kehidupan manusia yang saling bergantung
satu sama lain. Kebutuhan hidup manusia terus meningkat seiring dengan
meningkatnya kebutuhan masyarakat dan budayanya. Manusia memanfaatkan
lingkungan serta alam dalam memenuhi kebutuhannya, bersamaan dengan
meningkatnya pembangunan dan usaha manusia. Laju produksi sampah terus
meningkat tidak hanya sebanding dengan laju pertumbuhan penduduk namun juga
meningkat seiring dengan perubahan pada pola konsumsi masyarakat. Paradigma lama
tentang pengelolaan sampah yang dilakukan masyarakat adalah tentang bagaimana
membuang dan memusnahkannya. Cara ini tentunya akan membutuhkan lahan yang
cukup luas untuk menampung semua sampah yang dihasilkan atau dengan kata lain
pengelolaan dilakukan di akhir, tanpa usaha untuk meminimalisasi dari sumbernya.
Tanpa disadari bahwa dikemudian hari akan timbul permasalahan baru, salah satunya
penyediaan lahan sampah tempat membuang sampah semakin berkurang dan sempit
(Putra, 2013).
Derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh empat faktor utama, yaitu:
lingkungan, perilaku manusia, pelayanan kesehatan dan keturunan. Keempat faktor
tersebut saling terkait dengan beberapa faktor lain, yaitu sumber daya alam (SDA),
keseimbangan ekologi, kesehatan mental, sistem sosial, budaya, dan populasi sebagai
satu kesatuan lingkungan mempunyai pengaruh yang paling besar terhadap derajat
kesehatan masyarakat (Notoatmodjo, 2007).
Sampah yaitu suatu bahan yang terbuang atau dibuang yang merupakan hasil
aktivitas manusia maupun alam yang sudah tidak digunakan lagi karena sudah diambil
fungsi utamanya. Sumber sampah bisa berasal dari rumah tangga, pertanian,
perkantoran, perusahaan, rumah sakit, pasar, dan sebagainya. Jumlah atau volume
sampah sebanding dengan tingkat konsumsi kita terhadap barang/material yang kita
gunakan sehari-hari (Sejati, 2009).
Sampah domestik atau sampah rumah tangga merupakan salah satu jenis
sampah yang turut memperberat masalah persampahan yang dihadapi oleh pemerintah
suatu kota. Saat ini hampir setiap kota mengalami kesulitan dalam mendapatkan lahan
tempat pembuangan akhir sampah dan mendapat tentangan yang keras dari
masyarakat. Menyadari bahwa masalah sampah rumah tangga tidak bisa diselesaikan
hanya oleh pemerintah, masyarakat sudah saatnya berperan aktif dalam menanganinya.
Pengelolaan sampah rumah tangga sebaiknya dimulai dari sumbernya yaitu di rumah
tangga. Setiap rumah tangga hendaknya mengelola sampahnya, baik secara individu
maupun kelompok dalam lingkungan tempat tinggal masing-masing (Basriyatna,
2007).
Penanganan sampah pemukiman memerlukan partisipasi aktif individu dan
kelompok masyarakat selain peran pemerintah sebagai fasilitator. Ketidak pedulian
masyarakat terhadap sampah akan berakibat terjadinya degradasi kualitas lingkungan
yang akan mempengaruhi kualitas hidup masyarakat di sebuah wilayah. Degradasi
kualitas lingkungan dipicu oleh perilaku masyarakat yang tidak ramah dengan
lingkungan, seperti membuang sampah di badan air (Widiati dan Alkadri et al dalam
(Wibowo, 2010).
Pola pengelolaan sampah dengan melibatkan masyarakat sebagai aktor yang
dapat berperan aktif dalam mengurangi volume sampah merupakan keputusan yang
tepat dalam mengantisipasi peningkatan jumlah volume sampah perkotaan yang terus
meningkat akibat peningkatan jumlah penduduk. Peran aktif masyarakat atau individu
dapat dimulai dengan melaksanakan perilaku positif. dalam mengelola sampah seperti
pengumpulan, pewadahan, pemilahan dan melakukan daur ulang sampah untuk
mengurangi volume dan penyebaran sampah (Wibowo, 2010).
Menurut Dinas Kebersihan Kota Baturaja (2017), Upaya penanggulangan
sampah di Kota Baturaja di lakukan dengan berbagai hal, salah satunya adalah program
bank sampah. Bank sampah merupakan kegiatan bersifat sosial engineering yang
megajarkan masyarakat untuk memilah sampah serta menumbuhkan kesadaran

2
masyarakat dalam pengolahan sampah secara bijak dan pada gilirannya akan
mengurangi sampah yang di angkut ke TPA. Bank sampah sebagai suatu program
pengelolahan lingkungan yang di rancang oleh pemerintah Kabupaten OKU untuk
mengurangi volume sampah yang ada di Kota Baturaja dan sekitarnya dengan
melakukan pendekatan kepada masyarakat agar dapat berpartisipasi untuk mengelolah
sampah bersama-sama dan dijadikan barang yang bermanfaat.
Sesuai Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia
Nomor 13 tahun 2012 Pasal 1 ayat 1 dan 2 dalam Notoatmodjo (2014), menjelaskan
bahwa kegiatan Reduse, reuse, dan recycle atau batasi sampah. guna ulang sampah dan
daur ulang sampah yang selanjutnya di sebut kegiatan 3R adalah segala aktifitas yang
mampu mengurangi segala sesuatu yang dapat menimbulkan sampah, kegiatan
penggunaan kembali sampah yang layak pakai untuk fungsi yang sama atau fungsi
yang lain, dan kegiatan mengelolah sampah untuk di jadikan produk baru.
Menurut Dinas Kebersihan Kota Baturaja (2017), Program Bank Sampah
menjadi momentum awal membina kesadaran masyarakat untuk memilah, mendaur-
ulang dan memanfaatkan sampah karena sampah mempunyai nilai jual yang cukup
baik sehingga pengelolaan sampah yang berwawasan lingkungan menjadi budaya baru
di Kabupaten Baturaja. Dengan beroperasinya bank sampah sebimbing sekundang
Kabupaten OKU dapat mewujudkan tujuan program bank sampah yaitu pengelolaan
bank sampah yang bertumpu pada pengurangan timbulan sampah dan penanganan
sampah.
Pengurangan timbulan sampah dapat dilakukan dengan memberdayakan
masyarakat melalui pemahaman, pengetahuan serta sosialisasi dan penyuluhan kepada
masyarakat Kabupaten OKU umumnya dan khususnya warga Kota Baturaja tentang
upaya yang perlu dilakukan agar sampah dapat digunakan kembali (produk baru) yang
bernilai ekonomis dan juga untuk mencegah kerusakan lingkungan hidup serta dapat
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal (Dokumentasi dapat dilihat
pada lampiran B).
Berdasarkan hasil survey di Bank Sampah Sebimbing Sekundang peran Bank
Sampah di Kabupaten OKU dalam upaya mengurangi timbulan sampah yang di

3
produksi oleh kegiatan rumah tangga cukup besar, karena saat ini warga Kota Baturaja
sudah aktif mengumpulkan sampah-sampah yang disebut Bank Sampah Unit (BSU)
yang dibentuk di tiap-tiap RT, RW, Kelurahan, Kecamatan, dan Kantor-kantor
Pemerintahan (Dinas/Instansi Pemerintah Kabupaten OKU, BUMN, BUMD). Sampah-
sampah tersebut dibeli oleh Bank Sampah Sebimbing Sekundang untuk di pilah-pilah
dan dijadikan barang-barang yang bermanfaat dan bernilai ekonomis (Dokumentasi
dapat dilihat pada lampiran B).
Di Kabupaten OKU bank sampah sudah aktif untuk membantu membina
kesadaran masyarakat untuk lebih menjaga lingkungan. Kegiatan-kegiatan yang
dilakukan bank sampah di Kota Baturaja sudah menampakan hasil. Hal ini terlihat dari
prestasi Kabupaten OKU yang telah mendapatkan Adipura pada tahun 2017. Hasil
survey penulis di Desa Tanjung Baru terutama RT 01 Dusun 01 masih minim
memanfaatkan sampah dengan adanya atau ketersediaan Bank sampah Sebimbing
Sekundang yang mana di RT 01 Dusun 01 memiliki jumlah KK sebanyak 118 orang.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian yang berjudul “ Hubungan Perilaku dan Sikap Ibu Rumah Tangga Tentang
Pengeloaan Bank Sampah Terhadap Ketersediaan Bank Sampah Sebimbing Sekundang
di Desa Tanjung Baru Kecamatan Baturaja Timur Kabupaten OKU Tahun 2018 ”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah
dalam penelitian adalah “ Apakah ada hubungan ketersediaan bank sampah dengan
perilaku dan sikap ibu rumah tangga di Desa Tanjung Baru Kecamatan Baturaja Timur
Kabupaten OKU Tahun 2018 ”.

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Diketahuinya hubungan ketersediaan bank sampah dengan perilaku dan sikap
ibu rumah tangga di Desa Tanjung Baru Kecamatan Baturaja Timur Kabupaten
OKU Tahun 2018.
2. Tujuan Khusus

4
a. Diketahuinya hubungan pengetahuan ibu rumah tangga tentang pengelolaan
sampah terhadap ketersediaan bank sampah di Desa Tanjung Baru Kecamatan
Baturaja Timur Kabupaten OKU Tahun 2018.
b. Diketahuinya tindakan ibu rumah tangga tentang pengelolaan sampah terhadap
ketersediaan bank sampah di Desa Tanjung Baru Kecamatan Baturaja Timur
Kabupaten OKU Tahun 2018.
c. Diketahuinya sikap ibu rumah tangga tentang pengelolaan sampah terhadap
ketersediaan bank sampah di Desa Tanjung Baru Kecamatan Baturaja Timur
Kabupaten OKU Tahun 2018.

D. Hipotesis Penelitian
1. Hipotesis Null (Ho)
a. Tidak ada hubungan pengetahuan ibu rumah tangga tentang pengelolaan sampah
terhadap ketersediaan bank sampah sebimbing sekundang di Desa Tanjung Baru
Kecamatan Baturaja Timur Kabupaten OKU Tahun 2018.
b. Tidak ada hubungan tindakan ibu rumah tangga tentang pengelolaan sampah
terhadap ketersediaan bank sampah sebimbing sekundang di Desa Tanjung Baru
Kecamatan Baturaja Timur Kabupaten OKU Tahun 2018.
c. Tidak ada hubungan sikap ibu rumah tangga tentang pengelolaan sampah
terhadap ketersediaan bank sampah sebimbing sekundang di Desa Tanjung Baru
Kecamatan Baturaja Timur Kabupaten OKU Tahun 2018.
2. Hipotesis Kerja (Hk)
a. Ada hubungan pengetahuan ibu rumah tangga tentang pengelolaan sampah
terhadap ketersediaan bank sampah sebimbing sekundang di Desa Tanjung Baru
Kecamatan Baturaja Timur Kabupaten OKU Tahun 2018.
b. Ada hubungan tindakan ibu rumah tangga tentang pengelolaan sampah terhadap
ketersediaan bank sampah sebimbing sekundang di Desa Tanjung Baru
Kecamatan Baturaja Timur Kabupaten OKU Tahun 2018.
c. Ada hubungan sikap ibu rumah tangga tentang pengelolaan sampah terhadap
ketersediaan bank sampah sebimbing sekundang di Desa Tanjung Baru
Kecamatan Baturaja Timur Kabupaten OKU Tahun 2018.

5
E. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian
1. Ruang Lingkup Penelitian
a. Penelitian ini hanya dilakukan pada satu wilayah di Desa Tanjung Baru RT 01
Dusun 01 Kecamatan Baturaja Timur Kabupaten OKU.
b. Responden pada penelitian ini adalah ibu rumah tangga di wilayah Desa Tanjung
Baru RT 01 Dusun 01, jika responden tidak ada di tempat bisa diwakilkan oleh
salah satu anggota keluarganya.
2. Keterbatasan Penelitian
a. Penelitian ini mengenai perilaku dan sikap ibu rumah tangga dengan ketersediaan
bank sampah.
b. Dalam penelitian ini penulis menggunakan alat ukur berupa kuesioner yang
dikembangkan penulis sendiri berdasarkan teori-teori yang ada dalam tinjauan
pustaka.
c. Bank sampah pada penelitian ini yang menjadi objek hanya bank sampah induk
Sebimbing Sekundang di Desa Tanjung Baru Kecamatan Baturaja Timur
Kabupaten OKU.
d. Dalam penelitian ini penulis dibantu 1 orang yang sebelumnya diberikan
pengarahan mengenai cara pengisian kuesioner dan data-data yang dikumpulkan.

F. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan, informasi, wawasan, dan keterampilan dalam melakukan
pengelolaan sampah yang berkaitan dengan bank sampah.
2. Bagi Institusi Pemerintah dan Pendidikan
Sebagai bahan pertimbangan atau masukan dalam pengawasan, pembinaan,
monitoring dan evaluai program bank sampah.
3. Bagi Masyarakat

6
Sebagai pengetahuan ibu rumah tangga dalam meningkatkan kebersihan di
lingkungan terutama masalah sampah serta meningkatkan pengelolaan di bank
sampah.

Anda mungkin juga menyukai