B. Pemantapan Materi
Mata Pelajaran: Produktip AKL
Materi:
1. Rekonsiliasi Bank Dan Jurnalnya
2. Metode Penghapusan Piutang
1. Piutang Wesel
Piutang wesel bisa terjadi jika faktor adanya rekonsiliasi bank sebab dana dikirim melalui
jasa bank. Piutang wesel adalah hutang klien dengan menggunakan surat perjanjian yang
mengikat dan menjamin berupa asset apabila terjadi masalah dalam pembayaran di masa
depan. Piutang wesel ini biasanya mempunyai masa perjanjian kurang dari satu tahun.
2. Deposit In Transit
Perbedaan catatan kas perusahaan dengan bank bisa juga bisa dipengaruhi deposit in
transit atau setoran dalam perjalanan. Deposit in transit terjadi jika ada setoran dana di akhir
bulan yang mana sudah dicatat perusahaan pada bulan tersebut namun dicatat oleh pihak
bank di bulan berikutnya.
3. Beban dan Pendapatan Bank
Beban bank juga bisa menyebabkan rekonsiliasi bank seperti beban administrasi, biaya
pelayanan maupun penulisan cek dan masih banyak lagi lainnya. Ada juga pendapatan
bunga yang belum dicatat oleh perusahaan.
4. Outstanding Check
Outstanding check atau cek yang masih beredar juga bisa menyebabkan suatu rekonsiliasi
bank. Outstanding check ini sudah dicatat oleh perusahaan namun belum dicatat oleh pihak
bank. Atau bisa juga cek tersebut belum dicairkan ke bank oleh penerima cek.
5. Kesalahan Pencatatan
Selanjutnya, faktor penyebab terjadinya rekonsiliasi bank bisa karena kesalahan yang
mungkin terjadi baik perusahaan ataupun dari pihak bank. Bisa juga pegawai perusahaan
anda salah mencatat nominal uang yang masuk begitu pula dengan karyawan bank.
6. Kredit Bank
Rekonsiliasi bank juga bisa terjadi karena adanya kredit bank seperti penagihan atau
deposito oleh bank. Transaksi seperti ini hanya bisa diketahui jika anda menerima rekening
Koran.
7. Nor Sufficient Fund
Cek kosong bisa menyebabkan terjadinya rekonsiliasi bank karena bank tidak dapat
mencairkan uang. Hal ini dikarenakan dana setoran perusahaan kurang dan tidak di sadari
oleh perusahaan tersebut sehingga tetap dicatat sebagai pengeluaran cek
TUGAS I
PT Surla Profit menyimpan dananya di bank AA. Pada awal bulan Februari 2017, saat
menerima rekening koran dari bank AA, akuntan PT Surla Profit melihat perbedaan antara
saldo kas di bank menurut catatannya dengan saldo kas menurut rekening koran. Menurut
catatannya, saldo kas pada akhir Januari 2017 adalah sebesar Rp 45.500.00, sedangkan
menurut rekening koran bank AA adalah sebesar Rp 54.400.000.
3
Untuk membuat jurnal penyesuaiannya maka yang perlu diperhatikan adalah koreksi-koreksi
kesalahan yang di catat dalam laporan rekonsiliasi bank. Berdasarkan contoh soal
rekonsiliasi bank diatas, maka jurnal penyesuaian yang dibutuhkan adalah:
4
2. Pada tanggal 31 Oktober 2017 Saldo kas PT INDRAJAYA menurut catatan perusahaan
Rp.186.000.000. Menurut laporan bank Rp.224.850.000,- Perbedaan tersebut
disebabkan oleh:
Piutang hasil inkaso dari bank Rp.22.000.000,- Cek yang sedang beredar
Rp.16.500.000,- Pendapatan jasa giro bank Rp.550.000,- dan bank membebankan biaya
administrasi sebesar Rp.200.000,-
Berdasarkan keterangan tersebut, maka saldo kas setelah rekonsiliasi adalah....
A. Rp.202.850.000,-
B. Rp.208.000.000,-
C. Rp.208.350.000,-
D. Rp.208.550.000,-
E. Rp.241350.000,-
5. Pada tanggal 31 Agustus 2018 diketahui terjadi kesalahan pencatatan cek penerimaan
dari pelanggan senilai Rp 550.000,00 dicatat oleh bab akuntansi sebesar Rp 500.000,00.
Jika saldo kas dibank berdasarkan catatan perusahaan Rp 7.000.000,00 maka saldo kas
di bank yang sempurna yakni ….
A. Rp 7.020.000,00
B. Rp 7.025.000,00
C. Rp 7.045.000,00
D. Rp 7.050.000,00
E. Rp 7.055.000,00
Saldo buku bank perusahaan per 31 Oktober 2018 sebesar Rp 20.000.000,00 sedangkan
berdasarkan rekening bank sebesar Rp 30.000.000,00. Sesudah diteliti ternyata terdapat
cek dengan no. 2331 sebesar Rp 5.000.000,00 belum dicairkan. Sementara itu transfer
yang belum dicatat oleh perusahaan Rp 5.000.000,00. Maka saldo bank yang sebetulnya
yakni ….
A. Rp 25.000.000,00
B. Rp 30.000.000,00
C. Rp 35.000.000,00
7
D. Rp 15.000.000,00
E. Rp 20.000.000,00
Agar lebih jelas, mari kita kaji contoh transaksi dibawah ini:
Pada tanggal 31 Desember 2014 dihitung taksiran kerugian piutang sebesar Rp 10.000.
Pada tanggal 15 April 2015 pelanggan Pak Agus yang piutangnya sebesar Rp 150.000
bangkrut dan menyatakan tidak dapat melunasi utangnya.
etapi pada tanggal 1 Juli 2015 Pak Agus datang dan menyatakan akan melunasi utangnya
pada tanggal 1 Agustus 2015.
8
Penggunaan metode penghapusan langsung tidak dapat menunjukkan jumlah piutang yang
diharapkan akan ditagih dalam neraca, karena neraca hanya menunjukkan jumlah piutang
bruto.
Tanggal 31 Desember 2014: Taksiran kerugian piutang Rp. 10.000
Tidak ada jurnal.
Tanggal 15 April 2015 : Menghapus piutang Pak Agus sebesar Rp. 150.000
Kerugian Piutang Rp. 150.000
Piutang Rp. 150.000
Tanggal 1 Juli 2015 : Pernyataan dari Pak Agus akan melunasi hutangnya
Piutang Rp. 150.000
Kerugian Piutang Rp. 150.000
Tanggal 1 Agustus 2015: Penerimaan uang dari piutang yang sudah dihapus
Kas Rp. 150.000
Piutang Rp. 150.000
Bila Pak Agus melunasi hutangnya pada tahun 2016, atau setelah periode tutup buku maka
penerimaan piutang itu akan dikreditkan ke rekening Penerimaan
Piutang Yang Sudah dihapus. Dan pencatatan jurnal dibuat sebagai berikut :
Tanggal 1 Juli 2015 : Pak Agus menyatakan akan melunasi hutangnya.
Piutang Rp. 150.000
Penerimaan Piutang yang sudah dihapus Rp. 150.000
Tanggal 15 Januari 2016:Penerimaan uang dari piutang yang sudah dihapus.
Kas Rp. 150.000
Piutang Rp. 150.000
***
Latihan Soal
1. Dalam buku besar PT. Sinar Utama tangal 31 Desember 2006 terdapat akun sebagai
berikut : piutang dagang Rp.146.500.000,00 · cadangan kerugian piutang Rp.600.000,00 (
kredit ) · Piutang yang tidak dapat di tagih di taksir 4 % dari saldo piutang Berdasarkan
data tersebut diatas, hitunglah beban penghapusan piutang untuk tahun 2006?
A. Rp.4.916.000,00
B. Rp.5.260.000,00
C. Rp.5.860.000,00
D. Rp.6.460.000,00
E. Rp.5.516.000,00
2. Dalam buku besar PT. Cemerlang tangal 31 Desember 2011 terdapat akun sebagai
berikut :
10
Diminta :
A. Hitunglah saldo persediaan akhir, harga pokok penjualan, laba/rugi kotor dengan metode
FIFO.
B. Hitunglah saldo persediaan akhir, harga pokok penjualan, laba/rugi kotor dengan metode
LIFO.
12
C. Hitunglah saldo persediaan akhir, harga pokok penjualan, laba/rugi kotor dengan metode
AVERAGE.
JAWAB
A. Menggunakan Metode FIFO
IN OUT SALDO
Tanggal
Unit Harga Total Unit Harga Total Unit Harga Total
01-Jan-08 20 2.500 50.000
05-Jan-08 10 2.300 23.000 20 2.500 50.000
10 2.300 23.000
07-Jan-08 15 2.500 37.500 5 2.500 12.500
10 2.300 23.000
12-Jan-08 5 2.500 12.500 6 2.300 13.800
4 2.300 9.200
15-Jan-08 7 2.700 18.900 6 2.300 13.800
7 2.700 18.900
17-Jan-08 5 2.550 12.750 6 2.300 13.800
7 2.700 18.900
5 2.550 12.750
20-Jan-08 6 2.300 13.800 5 2.550 12.750
7 2.700 18.900
23-Jan-08 10 2.750 27.500 5 2.550 12.750
10 2.750 27.500
25-Jan-08 3 2.550 7.650 2 2.550 5.100
10 2.750 27.500
31-Jan-08 4 2.900 11.600 2 2.550 5.100
10 2.750 27.500
4 2.900 11.600
Saldo persediaan
= 5.100 + 27.500 + 11.600
akhir
= 44.200
Harga pokok = 37.500 + 12.500 + 9.200 + 13.800
penjualan + 18.900 + 7.650
= 99.550
Laba/ Rugi Kotor :
= 105.550 (39.000 + 21.600 + 36.400 +
Penjualan
8.550)
HPP = (99.550)
Laba Kotor = 6.000
IN OUT SALDO
Tanggal
Unit Harga Total Unit Harga Total Unit Harga Total
1-Jan-08 20 2.500 50.000
5-Jan-08 10 2.300 23.000 20 2.500 50.000
10 2.300 23.000
7-Jan-08 10 2.300 23.000 15 2.500 37.500
5 2.500 12.500
12-Jan-08 9 2.500 22.500 6 2.500 15.000
15-Jan-08 7 2.700 18.900 6 2.500 15.000
7 2.700 18.900
17-Jan-08 5 2.550 12.750 6 2.500 15.000
7 2.700 18.900
5 2.550 12.750
20-Jan-08 5 2.550 12.750 5 2.500 12.500
7 2.700 18.900
1 2.500 2.500
23-Jan-08 10 2.750 27.500 5 2.500 12.500
10 2.750 27.500
25-Jan-08 3 2.750 8.250 5 2.500 12.500
7 2.750 19.250
31-Jan-08 4 2.900 11.600 5 2.500 12.500
7 2.750 19.250
4 2.900 11.600
IN OUT SALDO
Tanggal
Unit Harga Total Unit Harga Total Unit Harga Total
1-Jan-08 20 2.500 50.000
5-Jan-08 10 2.300 23.000 30 2.433 73.000
7-Jan-08 15 2.433 36.495 15 2.433 36.495
12-Jan-08 9 2.433 21.897 6 2.433 14.598
15-Jan-08 7 2.700 18.900 13 2.576 33.498
17-Jan-08 5 2.550 12.750 18 2.569 46.248
20-Jan-08 13 2.569 33.397 5 2.569 12.845
23-Jan-08 10 2.750 27.500 15 2.689 40.345
14
Saldo persediaan
= 43.868
akhir
Harga pokok
= 36.495 + 21.897 + 33.397 + 8.067
penjualan
= 99.856
Laba/ Rugi Kotor :
= 105.550 (39.000 + 21.600 + 36.400 +
Penjualan
8.550)
HPP = (99.856)
Laba Kotor = 5.694
Elemen Produksi
Setelah mengetahui arti dari produksi, selanjutnya kita akan bahas elemen biaya dalam
suatu produksi. Produksi terdiri dari 3 elemen biaya, yaitu :
a. Biaya Bahan Baku
Biaya bahan baku atau yang disebut juga dengan direct material, adalah biaya yang
jumlahnya besar dalam rangka menghasilkan suatu jenis output.
b. Biaya Tenaga Kerja
Biaya tenaga kerja adalah biaya yang dikeluarkan dalam bentuk upah yang dibayarkan
kepada tenaga kerja dalam pembuatan barang. Mereka dapat disebut juga sebagai tim
produksi.
c. Biaya Overhead Pabrik
Biaya overhead pabrik atau factory overhead cost adalah biaya produksi selain biaya bahan
baku dan biaya tenaga kerja langsung.
15
Terdiri dari macam biaya yang semuanya tidak dapat ditelusuri secara langsung kepada
produk atau aktivitas lainnya. Biaya tersebut ada dalam upaya perusahaan untuk
merealisasi pendapatan.
Harga pokok produksi dapat didefinisikan sebagai jumlah biaya produksi yang terdapat pada
persediaan barang jadi sebelum barang tersebut laku dijual.
Harga pokok produksi berarti jumlah dari biaya yang melekat pada produksi yang dihasilkan.
Meliputi biaya-biaya yang dikeluarkan ketika produksi dimulai, saat pengadaan bahan,
proses pembuatan, hingga barang siap jual.
PT. HIJAR adalah perusahaan yang bergerak makanan. Pada awal bulan Juni, PT. HIJAR
memiliki persediaan bahan baku mentah sebesar Rp 60.000.000, bahan setengah jadi
sebesar Rp 90.000.000, dan persediaan makanan siap jual sebesar Rp 120.000.000.
Untuk proses produksi makanan di bulan Agustus membeli persediaan bahan baku sebesar
Rp 750.000.000, dengan biaya pengiriman Rp 10.000.000. Selama proses produksi,
terdapat biaya pemeliharaan buah-buahan sebesar Rp 9.000.000.
Pada akhir bulan Juli terdapat sisa penggunaan bahan baku mentah sebesar Rp
50.000.000, sisa bahan setengah jadi sebesar Rp 8.000.000, dan sisa makanan siap jual
sebesar Rp 25.000.000.
Berapakah Harga pokok produksi dari PT. HIJAR? Untuk menghitung HPP diperlukan 4
tahap seperti yang kita bahas sebelumnya.
Tahap 1
60.000.000 + (750.000.000 + 10.000.000) – 50.000.000 = 770.000.000
Tahap 2
145.000.000 + 9.000.000 = 154.000.000
Tahap 3
154.000.000 + 90.000.000 – 8.000.000 = 236.000.000
Tahap 4
236.000.000 + 120.000.000 – 25.000.000 = 331.000.000
Setelah melewati empat tahap tersebut, maka kita akan mendapatkan hasilnya. Jadi harga
pokok produksi pada bulan Agustus adalah Rp 331.000.000.
3. Hitunglah nilai harga pokok penjualan pada tanggal 8 Desember 2017 menurut metode
FIFO (First In First Out) ....
A. Rp 137.500.000,00
B. Rp 150.000.000,00
C. Rp 150.100.000,00
D. Rp 151.100.000,00
E. Rp 151.200.000,00
C. Retur Pembelian
D. Pembelian Bersih
E. Harga Pokok Penjualan
Berdasarkan data di atas Harga pokok penjualan bulan Agustus jika perusahaan
menggunakan perhitungan persediaan dengan metode FIFO adalah....
A. Rp.286.200.000,-
B. Rp.286.240.000,-
C. Rp.286.280.000,-
D. Rp.286.320.000,-
E. Rp.286.360.000,-
19
7. Diketahui PT.ABCD memiliki harga pokok persediaan awal Rp.60.000.000 dan harga
pokok pembelian Rp.200.000.000,00. Penjualan menurut harga jual berjumlah
Rp.280.000.000. Laba kotor atas harga jual adalah 30%. Nilai Harga Pokok Penjualan
yang dilaporkan pada laporan laba rugi adalah ....’[
A. Rp 193.000.000,00
B. Rp 196.000.000,00
C. Rp 202.000.000,00
D. Rp 205.000.000,00
E. Rp 208.000.000,00
B. Rp 7.405.000,00
C. Rp 7.370.000,00
D. Rp 7.335.000,00
E. Rp 7.270.000,00