Anda di halaman 1dari 20

1

RESUME MATERI PEMANTAPAN


MATERI UNBK SMKN 1 BUAHDUA
Mata Pelajaran: Produktip AKL
Pemateri : Yayah Marliah, S.Pd
A. Jadwal Kegiatan
Hari/Tgl Kelas Kegiatan
20-01-2020 X II AKL 2 Pretes
27-01-2020 X II AKL 1 Pemantapan materi
3-02-2020 X II AKL 2 Pemantapan materi
10-02-2020 X II AKL 1 Postes

B. Pemantapan Materi
Mata Pelajaran: Produktip AKL
Materi:
1. Rekonsiliasi Bank Dan Jurnalnya
2. Metode Penghapusan Piutang

Diberikan Pada Kelas: X II AKL 1


Hari/Tanggal: 27-01-2020
Uraian Materi
1. REKONSILIASI BANK
Bentuk Rekonsiliasi Bank

Penyebab Terjadinya Rekonsiliasi Bank


Penyebab terjadinya rekonsiliasi bank terdiri dari beberapa factor. Beberapa faktor yang
dimaksud adalah sebagai berikut :
2

1. Piutang Wesel
Piutang wesel bisa terjadi jika faktor adanya rekonsiliasi bank sebab dana dikirim melalui
jasa bank. Piutang wesel adalah hutang klien dengan menggunakan surat perjanjian yang
mengikat dan menjamin berupa asset apabila terjadi masalah dalam pembayaran di masa
depan. Piutang wesel ini biasanya mempunyai masa perjanjian kurang dari satu tahun.
2. Deposit In Transit
Perbedaan catatan kas perusahaan dengan bank bisa juga bisa dipengaruhi deposit in
transit atau setoran dalam perjalanan. Deposit in transit terjadi jika ada setoran dana di akhir
bulan yang mana sudah dicatat perusahaan pada bulan tersebut namun dicatat oleh pihak
bank di bulan berikutnya.
3. Beban dan Pendapatan Bank
Beban bank juga bisa menyebabkan rekonsiliasi bank seperti beban administrasi, biaya
pelayanan maupun penulisan cek dan masih banyak lagi lainnya. Ada juga pendapatan
bunga yang belum dicatat oleh perusahaan.
4. Outstanding Check
Outstanding check atau cek yang masih beredar juga bisa menyebabkan suatu rekonsiliasi
bank. Outstanding check ini sudah dicatat oleh perusahaan namun belum dicatat oleh pihak
bank. Atau bisa juga cek tersebut belum dicairkan ke bank oleh penerima cek.
5. Kesalahan Pencatatan
Selanjutnya, faktor penyebab terjadinya rekonsiliasi bank bisa karena kesalahan yang
mungkin terjadi baik perusahaan ataupun dari pihak bank. Bisa juga pegawai perusahaan
anda salah mencatat nominal uang yang masuk begitu pula dengan karyawan bank.
6. Kredit Bank
Rekonsiliasi bank juga bisa terjadi karena adanya kredit bank seperti penagihan atau
deposito oleh bank. Transaksi seperti ini hanya bisa diketahui jika anda menerima rekening
Koran.
7. Nor Sufficient Fund
Cek kosong bisa menyebabkan terjadinya rekonsiliasi bank karena bank tidak dapat
mencairkan uang. Hal ini dikarenakan dana setoran perusahaan kurang dan tidak di sadari
oleh perusahaan tersebut sehingga tetap dicatat sebagai pengeluaran cek

TUGAS I
PT Surla Profit menyimpan dananya di bank AA. Pada awal bulan Februari 2017, saat
menerima rekening koran dari bank AA, akuntan PT Surla Profit melihat perbedaan antara
saldo kas di bank menurut catatannya dengan saldo kas menurut rekening koran. Menurut
catatannya, saldo kas pada akhir Januari 2017 adalah sebesar Rp 45.500.00, sedangkan
menurut rekening koran bank AA adalah sebesar Rp 54.400.000.
3

Setelah di periksa kembali, akuntan perusahaan tersebut menemukan beberapa informasi


tambahan yang terkait dengan perbedaan saldo tersebut, yaitu:
1. Setoran kas ke bank tanggal 31 Januari 2017 sebesar Rp 15.200.000, belum dicatat
oleh bank.
2. Tagihan PT Surla Profit kepada PT BB sebesar Rp 9.600.000 yang dilakukan bank
AA telah berhasil dan PT Surla Profit belum mengetahui.
3. Pendapatan bunga bank sebesar Rp 1.200.000 belum dicatat PT Surla Profit
4. Beban administrasi bank sebesar Rp 300.000 belum dicatat PT Surla Profit
5. Cek yang diterima PT Surla Profit pada tanggal 25 Januari yang lalu dari PT Maju
sebesar Rp 4.000.000 ternyata tidak ada dananya.
6. Cek yang telah dikeluarkan PT Surla Profit pada akhir bulan Januari yang lalu
sebesar Rp 13.600.000 ternyata oleh pemegangnya belum dicairkan.
7. Cek sebesar Rp 7.500.000 yang diterima PT Surla Profit dari PT Mundur sebagai
pembayaran piutang pada bulan Januari yang lalu, dicatat oleh akuntan PT Surla
Profit sebesar Rp 2.500.000.
8. Cek sebesar Rp 3.500.000 yang dikeluarkan oleh PT Surla Profit pada pertengahan
bulan Januari yang lalu untuk membayar beban perbaikan kendaraan, oleh akuntan
perusahaan dicatat sebesar Rp 2.500.000.
Diminta Buatlah laporan rekonsiliasi bank dan Jurnalnya:
Hasil Pembahasan

Untuk membuat jurnal penyesuaiannya maka yang perlu diperhatikan adalah koreksi-koreksi
kesalahan yang di catat dalam laporan rekonsiliasi bank. Berdasarkan contoh soal
rekonsiliasi bank diatas, maka jurnal penyesuaian yang dibutuhkan adalah:
4

1.    Mencatat penagihan piutang perusahaan yang dilakukan oleh bank


       Kas                                Rp 9.600.000
               Piutang                        Rp 9.600.000

2.    Untuk mencatat penerimaan pendapatan dari simpanan giro di bank


       Kas                                      Rp 1.200.000
                Piutang                               Rp 1.200.000
3.    Koreksi atas kesalahan pencatatn penerimaan cek
       Kas                                 Rp 5.000.000
                Piutang                          Rp 5.000.000
4.    Mencari pembenanan beban administrasi bank
       Beban Administrasi               Rp 300.000
               Kas                                         Rp 300.000
5.    Mencatat gagalnya pencairan cek akibat tidak ada dana
       Piutang                                   Rp 4.000.000
               Kas                                         Rp 4.000.000
6.    Koreksi atas kesalahan pembayaran beban tertentu dengan cek
       Beban Perbaikan Kendaran            Rp 1.000.000
               Kas                                                Rp 1.000.000

Latihan Soal (PR)


1. Data: PT Cianjur Maju untuk membuat laporan rekonsiliasi bank adalah sebagai berikut:
Jasa giro Rp17.800
Biaya Bank Rp3.200
Saldo RK Rp1.123.200
Setoran dalam proses Rp360.000
Uang kas yang tidak disetor Rp80.000
Cek yang beredar Rp322.400
Penerimaan Rp202.400 dicatat Rp204.200
Dari data di atas saldo yang benar adalah...
a. Rp1.123.200
b. Rp1.288.000
c. Rp1.238.000
d. Rp1.240.000
e. Rp1.563.200
5

2. Pada tanggal 31 Oktober 2017 Saldo kas PT INDRAJAYA menurut catatan perusahaan
Rp.186.000.000. Menurut laporan bank Rp.224.850.000,- Perbedaan tersebut
disebabkan oleh:
Piutang hasil inkaso dari bank Rp.22.000.000,- Cek yang sedang beredar
Rp.16.500.000,- Pendapatan jasa giro bank Rp.550.000,- dan bank membebankan biaya
administrasi sebesar Rp.200.000,-
Berdasarkan keterangan tersebut, maka saldo kas setelah rekonsiliasi adalah....
A. Rp.202.850.000,-
B. Rp.208.000.000,-
C. Rp.208.350.000,-
D. Rp.208.550.000,-
E. Rp.241350.000,-

3. PD MEKARJAYA adalah Perusahaan Dagang yang menjual alat-alat elektronik secara


tunai dan kredit, setiap transaksi penerimaan dan pengeluaran kas melalui rekening giro
di bank. Pada tanggal 31 Desember 2017 PD MEKARJAYA mendapat rekening koran
dari bank atas transaksi yang terjadi selama bulan Desember 2017. Ada perbedaan saldo
kas menurut catatan bank dan catatan perusahaan diantaranya ada inkaso dari bank,
ada pendapatan jasa giro dan biaya administrasi bank yang belum di catat oleh
perusahaan. Berdasarkan data tersebut pengaruh transaksi dengan bank terhadap saldo
perusahaan adalah....
A. Inkaso bank menambah ke saldo kas perusahaan, pendapatan jasa giro menambah
ke saldo kas perusahaan dan beban administrasi bank mengurangi ke saldo kas
perusahaan.
B. Inkaso bank mengurangi ke saldo kas perusahaan, pendapatan jada giro menambah
ke saldo kas perusahaan dan beban administrasi bank mengurangi ke saldo kas
perusahaan.
C. Inkaso bank mengurangi ke saldo kas perusahaan, pendapatan jada giro menambah
ke saldo kas perusahaan dan beban administrasi bank menambah ke saldo kas
perusahaan.
D. Inkaso bank menambah ke saldo kas perusahaan, pendapatan jada giro mengurangi
ke saldo kas perusahaan dan beban administrasi bank menambah ke saldo kas
perusahaan.
E. Inkaso bank mengurangi ke saldo kas perusahaan, pendapatan jada giro
mengurangi ke saldo kas perusahaan dan beban administrasi bank menambah ke
saldo kas perusahaan.
6

4. UD PERMATA INDAH adalah Perusahaan Dagang yang menjual alat-alat elektronik


secara tunai dan kredit, setiap transaksi penerimaan dan pengeluaran kas melalui
rekening giro di bank. Pada tanggal 31 Maret 2017 UD PERMATA INDAH mendapat
rekening koran dari bank atas transaksi yang terjadi selama bulan Maret 2017. Ada
perbedaan saldo kas menurut catatan bank dan catatan perusahaan diantaranya ada cek
UD PERMATA INDAH yang masih dalam peredaran karena belum dicairkan oleh
Pemasok, ada pendapatan jasa giro dan biaya administrasi bank. Berdasarkan data
tersebut perbandingan pengaruh transaksi terhadap saldo perusahaan dan saldo di bank
adalah....
A. Cek menambah saldo kas di bank, pendapatan menambah saldo di perusahaan dan
biaya administrasi mengurangi saldo kas perusahaan.
B. Cek mengurangi saldo kas di bank, pendapatan menambah saldo di perusahaan dan
biaya administrasi mengurangi saldo kas perusahaan.
C. Cek mengurangi saldo kas di perusahaan, pendapatan menambah saldo di
perusahaan dan biaya administrasi mengurangi saldo kas di bank.
D. Cek mengurangi saldo kas di perusahaan, pendapatan menambah saldo di
perusahaan dan biaya administrasi menambah saldo kas di bank.
E. Cek menambah saldo kas di bank, pendapatan mengurangi saldo di perusahaan dan
biaya administrasi menambah saldo kas perusahaan

5. Pada tanggal 31 Agustus 2018 diketahui terjadi kesalahan pencatatan cek penerimaan
dari pelanggan senilai Rp 550.000,00 dicatat oleh bab akuntansi sebesar Rp 500.000,00.
Jika saldo kas dibank berdasarkan catatan perusahaan Rp 7.000.000,00 maka saldo kas
di bank yang sempurna yakni ….
A. Rp 7.020.000,00
B. Rp 7.025.000,00
C. Rp 7.045.000,00
D. Rp 7.050.000,00
E. Rp 7.055.000,00
Saldo buku bank perusahaan per 31 Oktober 2018 sebesar Rp 20.000.000,00 sedangkan
berdasarkan rekening bank sebesar Rp 30.000.000,00. Sesudah diteliti ternyata terdapat
cek dengan no. 2331 sebesar Rp 5.000.000,00 belum dicairkan. Sementara itu transfer
yang belum dicatat oleh perusahaan Rp 5.000.000,00. Maka saldo bank yang sebetulnya
yakni ….
A. Rp 25.000.000,00
B. Rp 30.000.000,00
C. Rp 35.000.000,00
7

D. Rp 15.000.000,00
E. Rp 20.000.000,00

2. METODE PENGHAPUSAN PIUTANG


Ada 2 metode penghapusan piutang yaitu tidak langsung/metode cadangan kerugian
piutang dan metode penghapusan langsung.
1. METODE TIDAK LANGSUNG/CADANGAN KERUGIAN PIUTANG
Taksiran kerugian piutang ini di catat ke rekening Kerugian Piutang sisi debet dan Cadangan
Kerugian Piutang di sisi kredit
Jurnalnya
Kerugian Piutang                                 Rp. xxx
                       Cadangan Kerugian Piutang                          Rp. xxx
Misalnya terjadi penghapusan piutang seorang debitur Rp 150.000 maka jurnalnya sebagai
berikut :
            Cadangan Kerugian Piutang       Rp. 150.000
                     Piutang                                                  Rp. 150.000
Kadang-kadang piutang yang sudah dihapus dilunasi kembali. Penerimaan piutang yang
sudah dihapuskan akan dikreditkan ke rekening Cadangan Kerugian Piutang sebagai berikut
:
Kas                                              Rp. xxx
                Cadangan Kerugian Piutang                     Rp. xxx
Bila pelunasan piutang yang sudah dihapus tidak langsung diterima, maka pada saat
dietahui bahwa piutang akan dilunasi dibuat jurnal untuk mencatat kembali piutang yang
sudah dihapus sebagai berikut :
          Piutang                                       Rp. xxx
                 Cadangan kerugian piutang                 Rp. xxx
Penerimaan uangnya dijurnal sebagai berikut
         Kas                                       Rp xxx
             Piutang                                                   Rp xxx

Agar lebih jelas, mari kita kaji contoh transaksi dibawah ini:
Pada tanggal 31 Desember 2014 dihitung taksiran kerugian piutang sebesar Rp 10.000.
Pada tanggal 15 April 2015 pelanggan Pak Agus yang piutangnya sebesar Rp 150.000
bangkrut dan menyatakan tidak dapat melunasi utangnya.
etapi pada tanggal 1 Juli 2015 Pak Agus datang dan menyatakan akan melunasi utangnya
pada tanggal 1 Agustus 2015.
8

Jurnal yang dibuat untuk mencatat transaksi-transaksi di atas sebagai berikut :


Tanggal 31 Desember 2014: Taksiran kerugian piutang Rp. 10.000
            Kerugian Piutang                          Rp. 10.000
                    Cadangan Kerugian Piutang                        Rp. 10.000
Tanggal 15 April 2015 : Menghapus piutang Pak Agus sebesar Rp. 150.000
             Cadangan kerugian Piutang      Rp. 150.000
                     Piutang                                                       Rp. 150.000
Tanggal 1 Juli 2015 : Pernyataan dari Pak Agus akan melunasi hutangnya.
             Piutang                                        Rp. 150.000
                      Cadangan Kerugian Piutang                   Rp. 150.000
Tanggal 1 Agustus 2015: Penerimaan uang dari piutang yang sudah dihapus
             Kas                                            Rp. 150.000
                  Piutang                                                       Rp. 150.000
Bila Pak Agus melunasi hutangnya pada tahun 2016, atau setelah periode tutup buku maka
penerimaan piutang itu akan dikreditkan ke rekening Penerimaan Piutang Yang Sudah
dihapus.

Dan perhatikan pencatatan jurnal dibuat sebagai berikut :


Tanggal 1 Juli 2015: Pak menyatakan akan melunasi hutangnya.
               Piutang                                    Rp. 150.000
                    Cadangan Kerugian Piutang                  Rp. 150.000
Tanggal 15 Januari 2016: Penerimaan uang dari piutang yang sudah dihapus.
               Kas                                        Rp. 150.000
                      Piutang                                                    Rp. 150.000
***
2. PENGHAPUSAN PIUTANG LANGSUNG
Metode penghapusan piutang ini biasanya digunakan dalam perusahaan-perusahaan kecil
atau perusahaan-perusahaan yang tidak dapat menaksir kerugian piutang dengan baik.
Pada akhir periode tidak ada taksiran kerugian piutang yang dibebankan, tetapi kerugian
piutang baru diakui pada waktu diketahui ada piutang yang tidak dapat ditagih.
Maka piutang tersebut dihapuskan dan dibebankan pada rekening Kerugian Piutang.
Penerimaan dari piutang yang sudah dihapus akan dikreditkan ke rekening Kerugian
Piutang bila buku-buku belum ditutup.
Tetapi bila penerimaan piutang yang sudah dihapus itu terjadi sesudah buku-buku ditutup
maka akan dikreditkan ke rekening Penerimaan Piutang yang Sudah dihapus.
9

Penggunaan metode penghapusan langsung tidak dapat menunjukkan jumlah piutang yang
diharapkan akan ditagih dalam neraca, karena neraca hanya menunjukkan jumlah piutang
bruto.
Tanggal 31 Desember 2014: Taksiran kerugian piutang Rp. 10.000
Tidak ada jurnal.
Tanggal 15 April 2015 : Menghapus piutang Pak Agus sebesar Rp. 150.000
              Kerugian Piutang                    Rp. 150.000
                          Piutang                                                    Rp. 150.000
Tanggal 1 Juli 2015 : Pernyataan dari Pak Agus akan melunasi hutangnya
               Piutang                                  Rp. 150.000
                         Kerugian Piutang                                    Rp. 150.000
Tanggal 1 Agustus 2015: Penerimaan uang dari piutang yang sudah dihapus
             Kas                                          Rp. 150.000
                        Piutang                                                   Rp. 150.000
Bila Pak Agus melunasi hutangnya pada tahun 2016, atau setelah periode tutup buku maka
penerimaan piutang itu akan dikreditkan ke rekening Penerimaan
Piutang Yang Sudah dihapus. Dan pencatatan jurnal dibuat sebagai berikut :
Tanggal 1 Juli 2015 : Pak Agus menyatakan akan melunasi hutangnya.
          Piutang                             Rp. 150.000
              Penerimaan Piutang yang sudah dihapus   Rp. 150.000
Tanggal 15 Januari 2016:Penerimaan uang dari piutang yang sudah dihapus.
           Kas                                Rp. 150.000
                   Piutang                                                   Rp. 150.000
***
Latihan Soal
1. Dalam buku besar PT. Sinar Utama tangal 31 Desember 2006 terdapat akun sebagai
berikut : piutang dagang Rp.146.500.000,00 ·   cadangan kerugian piutang Rp.600.000,00  (
kredit ) ·   Piutang yang tidak dapat di tagih di taksir 4 % dari saldo piutang Berdasarkan
data tersebut diatas, hitunglah beban penghapusan piutang untuk tahun 2006?
A. Rp.4.916.000,00
B. Rp.5.260.000,00
C. Rp.5.860.000,00
D. Rp.6.460.000,00
E. Rp.5.516.000,00

2. Dalam buku besar PT. Cemerlang tangal 31 Desember 2011 terdapat akun sebagai
berikut :
10

 piutang dagang Rp.146.500.000,00


 cadangan kerugian piutang Rp.600.000,00(K)
 Piutang yang tidak dapat di tagih di taksir 4 % dari saldo piutang
Berdasarkan data tersebut diatas, hitunglah beban penghapusan piutang untuk tahun
2011 ?
A. Rp.4.916.000,00
B. Rp.5.860.000,00
C. Rp.5.516.000,00
D. Rp.5.260.000,00
E. Rp.6.460.000,00
3. Data laba komersil PT. Grama Persada per 31 Desember 2017 sebesar Rp
491.550.000,00. Data koreksi fiscal PT. Grama persada sebagai berikut :
Beban kerugian merupakan pemupukan cadangan piutang tak tertagih senilai Rp
34.000.000,00
Pendapatan jasa giro ( PPh Final ) sebesar Rp 255.000,00
Maka besarnya laba PT Grama persda setelah rekonsiliasi fiscal adalah ....
A. Rp 525.805.000,00
B. Rp 525.295.000,00
C. Rp 457.805.000,00
D. Rp 457.550.000,00
E. Rp 457.295.000,00
4. Piutang usaha sebesar  Rp 700.000,00 dihapuskan tanggal 10 maret 2009. Pada tanggal
5 Juli 2009 debitur yang bersangkutan datang dan membayar Rp 400.000,00. Atas sisanya
ia sanggup akan membayar pada tanggal 5 Agustus 2009, Jika penghapusan piutang
dicatat dengan metode cadangan, jurnal untuk mencatat transaksi tanggal 5 Juli 2009
adalah...                        
A. Piutang usaha (D) 700.000,00 Cadangan kerugian piutang (K) 700.000,00
B. Piutang usaha (D) 300.000,00 Kas (D) 400.000,00 Cadangan kerugian piutang (K)
700.000,00
C. Kas (D) 700.000,00 Cadangan kerugian piutang (K) 7 00.000,00
D. Kas 700.000,00 piutang usaha (K) 400.000,00 Cadangan kerugian piutang (K)
300.000,00
E. Kas (D) 400.000,00 Cadangan kerugian piutang (D) 300.000,00 Piutang Usaha (K)
700.000,00
5. Dalam buku jurnal umum suatu perusahaan diantaranya terdapat pos jurnal
sebagai berikut       Kas         150.000,00 Piutang Dagang   450.000,00    Cadangan
11

Kerugian Piutang   600.000,00 Transaksi yang dicatat dengan jurnal diatas


adalah.....

A. Piutang sebesar Rp 600.000,00 diterima Rp 150.000,00 dan sisanya sebesar


Rp 450.000,00 dihapuskan
B.  Piutang sebesar Rp 600.000,00 yang telah dihapuskan diterima sejumlah
150.000,00 sedangkan sisanya disanggupi akan dibayar
C. Penerimaan piutang sebesar Rp 150.000,00 dari debitur yang telah
dihapuskan sebesar Rp 600.000,00
D. Piutang sebesar Rp 600.00,00 dihapuskan sebesar Rp 450.000,00
E. Penerimaan kembali piutang yang telah dihapuskan sebesar Rp 600.000,00

II. MATA PELAJARAN: PRODUKTIP AKL


MATERI: METODE FIFO DAN LIFO
DIBERIKAN PADA KELAS: X II AKL 2
HARI/TANGGAL: 27-01-2020
URAIAN MATERI
1. Metode Perhitungan Persediaan Fifo, Lifo, Average Dengan Sistem Perpetual (Soal &
Jawaban)
PT Sangun mencatat persediaan menggunakan sistem perpetual, berikut adalah data
persediaan selama bulan Januari 2008 :

Tanggal Keterangan Unit Harga / Unit Total


Januari 1 Awal 20 2.500 50.000
5 Beli 10 2.300 23.000
7 Jual 15 2.600 39.000
12 Jual 9 2.400 21.600
15 Beli 7 2.700 18.900
17 Beli 5 2.550 12.750
20 Jual 13 2.800 36.400
23 Beli 10 2.750 27.500
25 Jual 3 2.850 8.550
31 Beli 4 2.900 11.600

Diminta :
A. Hitunglah saldo persediaan akhir, harga pokok penjualan, laba/rugi kotor dengan metode
FIFO.
B. Hitunglah saldo persediaan akhir, harga pokok penjualan, laba/rugi kotor dengan metode
LIFO.
12

C. Hitunglah saldo persediaan akhir, harga pokok penjualan, laba/rugi kotor dengan metode
AVERAGE.

JAWAB
A. Menggunakan Metode FIFO

IN OUT SALDO
Tanggal
Unit Harga Total Unit Harga Total Unit Harga Total
01-Jan-08 20 2.500 50.000
05-Jan-08 10 2.300 23.000 20 2.500 50.000
10 2.300 23.000
07-Jan-08 15 2.500 37.500 5 2.500 12.500
10 2.300 23.000
12-Jan-08 5 2.500 12.500 6 2.300 13.800
4 2.300 9.200
15-Jan-08 7 2.700 18.900 6 2.300 13.800
7 2.700 18.900
17-Jan-08 5 2.550 12.750 6 2.300 13.800
7 2.700 18.900
5 2.550 12.750
20-Jan-08 6 2.300 13.800 5 2.550 12.750
7 2.700 18.900
23-Jan-08 10 2.750 27.500 5 2.550 12.750
10 2.750 27.500
25-Jan-08 3 2.550 7.650 2 2.550 5.100
10 2.750 27.500
31-Jan-08 4 2.900 11.600 2 2.550 5.100
10 2.750 27.500
4 2.900 11.600

Saldo persediaan
= 5.100 + 27.500 + 11.600
akhir
= 44.200
Harga pokok = 37.500 + 12.500 + 9.200 + 13.800
penjualan + 18.900 + 7.650
= 99.550
Laba/ Rugi Kotor :
= 105.550 (39.000 + 21.600 + 36.400 +
Penjualan
8.550)
HPP = (99.550)
Laba Kotor =    6.000

B. Menggunakan Metode LIFO


13

IN OUT SALDO
Tanggal
Unit Harga Total Unit Harga Total Unit Harga Total
1-Jan-08 20 2.500 50.000
5-Jan-08 10 2.300 23.000 20 2.500 50.000
10 2.300 23.000
7-Jan-08 10 2.300 23.000 15 2.500 37.500
5 2.500 12.500
12-Jan-08 9 2.500 22.500 6 2.500 15.000
15-Jan-08 7 2.700 18.900 6 2.500 15.000
7 2.700 18.900
17-Jan-08 5 2.550 12.750 6 2.500 15.000
7 2.700 18.900
5 2.550 12.750
20-Jan-08 5 2.550 12.750 5 2.500 12.500
7 2.700 18.900
1 2.500 2.500
23-Jan-08 10 2.750 27.500 5 2.500 12.500
10 2.750 27.500
25-Jan-08 3 2.750 8.250 5 2.500 12.500
7 2.750 19.250
31-Jan-08 4 2.900 11.600 5 2.500 12.500
7 2.750 19.250
4 2.900 11.600

Saldo persediaan akhir = 12.500 + 19.250 + 11.600


= 43.350
Harga pokok penjualan = 23.000 + 12.500 + 22.500 + 12.750 + 18.900 + 2.500 + 8.250
= 100.400
Laba/ Rugi Kotor :
Penjualan =  105.550 (39.000 + 21.600 + 36.400 + 8.550)
HPP = (100.400)
Laba Kotor =     5.150

C. Menggunakan Metode AVERAGE

IN OUT SALDO
Tanggal
Unit Harga Total Unit Harga Total Unit Harga Total
1-Jan-08 20 2.500 50.000
5-Jan-08 10 2.300 23.000 30 2.433 73.000
7-Jan-08 15 2.433 36.495 15 2.433 36.495
12-Jan-08 9 2.433 21.897 6 2.433 14.598
15-Jan-08 7 2.700 18.900 13 2.576 33.498
17-Jan-08 5 2.550 12.750 18 2.569 46.248
20-Jan-08 13 2.569 33.397 5 2.569 12.845
23-Jan-08 10 2.750 27.500 15 2.689 40.345
14

25-Jan-08 3 2.689 8.067 12 2.689 32.268


31-Jan-08 4 2.900 11.600 16 2.742 43.868

Saldo persediaan
= 43.868
akhir
Harga pokok
= 36.495 + 21.897 + 33.397 + 8.067
penjualan
= 99.856
Laba/ Rugi Kotor :
= 105.550 (39.000 + 21.600 + 36.400 +
Penjualan
8.550)
HPP = (99.856)
Laba Kotor =   5.694

2. Menghitung Harga Pokok Produksi Beserta Contohnya


“Harga pokok adalah suatu produksi jumlah pengorbanan-pengorbanan, dapat diduga, dan
kuantitatif dapat diukur berhubungan dengan proses produksi, yang dilakukan pada saat
pertukaran dan dalam kebanyakan hal harus didasarkan atas nilai pengganti kesatuan-
kesatuan nilai yang telah dikorbankan”. Winardi (1990 : 79) Harga pokok sendiri yaitu jumlah
pengeluaran serta beban yang diterima oleh suatu perusahaan, baik langsung atau tidak
langsung.Jadi, harga pokok hanya dapat dihitung apabila dilakukan klasifikasi terhadap
biaya-biaya yang dikelurkan,Sedangkan produksi adalah biaya untuk mengolah bahan baku
menjadi suatu produk yang akan dijual, dan produksi.

Elemen Produksi
Setelah mengetahui arti dari produksi, selanjutnya kita akan bahas elemen biaya dalam
suatu produksi. Produksi terdiri dari 3 elemen biaya, yaitu :
a. Biaya Bahan Baku
Biaya bahan baku atau yang disebut juga dengan direct material, adalah biaya yang
jumlahnya besar dalam rangka menghasilkan suatu jenis output.
b. Biaya Tenaga Kerja
Biaya tenaga kerja adalah biaya yang dikeluarkan dalam bentuk upah yang dibayarkan
kepada tenaga kerja dalam pembuatan barang. Mereka dapat disebut juga sebagai tim
produksi.
c. Biaya Overhead Pabrik
Biaya overhead pabrik atau factory overhead cost adalah biaya produksi selain biaya bahan
baku dan biaya tenaga kerja langsung.
15

Terdiri dari macam biaya yang semuanya tidak dapat ditelusuri secara langsung kepada
produk atau aktivitas lainnya. Biaya tersebut ada dalam upaya perusahaan untuk
merealisasi pendapatan.
Harga pokok produksi dapat didefinisikan sebagai jumlah biaya produksi yang terdapat pada
persediaan barang jadi sebelum barang tersebut laku dijual.
Harga pokok produksi berarti jumlah dari biaya yang melekat pada produksi yang dihasilkan.
Meliputi biaya-biaya yang dikeluarkan ketika produksi dimulai, saat pengadaan bahan,
proses pembuatan, hingga barang siap jual.

Cara Menghitung Harga Pokok Produksi


Berikut rumus yang bisa pakai sebagai metode atau cara menghitung suatu harga pokok
produksi, yaitu:
Tahap 1 – Menghitung Bahan Baku yang Digunakan
Rumus untuk menghitung bahan baku yang digunakan adalah sebagai berikut.
Saldo awal bahan baku + Pembelian bahan baku – Saldo akhir bahan baku = Bahan baku
yang digunakan
Tahap 2 – Menghitung Biaya Produksi
Rumus untuk menghitung biaya produksi adalah sebagai berikut.
Bahan baku yang digunakan + Biaya tenaga kerja langsung + Biaya overhead produksi =
Total biaya produksi
Tahap 3: Menentukan Harga Pokok Produksi
Ketika sudah melewati dua tahap diatas, selanjutnya kamu perlu menghitung harga pokok
produksinya. Rumus yang digunakan untuk menghitung harga pokok produksi adalah
sebagai berikut.
Total biaya produksi + Saldo awal persediaan barang dalam proses produksi – Saldo akhir
persediaan barang dalam proses produksi = Harga Pokok Produksi
Tahap 4: Menghitung Harga Pokok Penjualan
Setelah mendapatkan harga pokok produksi, kamu bisa mulai menghitung harga pokok
penjualan atau yang biasa disebut dengan HPP. Rumus menghitung HPP adalah sebagai
berikut.
Harga pokok produksi + Persediaan barang awal – Persediaan barang akhir
Contoh Soal Menghitung Harga Pokok Produksi
Sekarang, kita akan mulai untuk menghitung harga pokok produksi dengan contoh kasus.
Karena biasanya contoh kasus bisa membuat kita lebih paham terhadap suatu materi.
Contohnya sebagai berikut.
16

PT. HIJAR adalah perusahaan yang bergerak makanan. Pada awal bulan Juni, PT. HIJAR
memiliki persediaan bahan baku mentah sebesar Rp 60.000.000, bahan setengah jadi
sebesar Rp 90.000.000, dan persediaan makanan siap jual sebesar Rp 120.000.000.
Untuk proses produksi makanan di bulan Agustus membeli persediaan bahan baku sebesar
Rp 750.000.000, dengan biaya pengiriman Rp 10.000.000. Selama proses produksi,
terdapat biaya pemeliharaan buah-buahan sebesar Rp 9.000.000.
Pada akhir bulan Juli terdapat sisa penggunaan bahan baku mentah sebesar Rp
50.000.000, sisa bahan setengah jadi sebesar Rp 8.000.000, dan sisa makanan siap jual
sebesar Rp 25.000.000.
Berapakah Harga pokok produksi dari PT. HIJAR? Untuk menghitung HPP diperlukan 4
tahap seperti yang kita bahas sebelumnya.
Tahap 1
60.000.000 + (750.000.000 + 10.000.000) – 50.000.000 = 770.000.000
Tahap 2
145.000.000 + 9.000.000 = 154.000.000
Tahap 3
154.000.000 + 90.000.000 – 8.000.000 = 236.000.000
Tahap 4
236.000.000 + 120.000.000 – 25.000.000 = 331.000.000
Setelah melewati empat tahap tersebut, maka kita akan mendapatkan hasilnya. Jadi harga
pokok produksi pada bulan Agustus adalah Rp 331.000.000.

LATIHAN /SOAL (PR)


1. Berikut data persediaan barang dagang PT. Putera Pratama pada bulan Januari
2017 :
Jan 02, Persediaan 600 unit @ Rp 2.000,00
05, Pembelian 800 unit @ Rp 2.200,00
10, Pembelian 700 unit @ Rp 2.100,00
18, Pembelian 500 unit @ Rp 2.100,00
Setelah dilakukan perhitungan fisik jumlah persediaan akhir sebanyak 1.100 unit. Maka
harga pokok penjualan pada bulan Januari 2017 berdasarkan system fisik metode FIFO
(First In First Out) adalah
A. Rp 3.127.000,00
B. Rp 3.137.000,00
C. Rp 3.150.000,00
D. Rp 3.170.000,00
E. Rp 3.270.000,00
17

2. Perhatikan kartu persediaan dibawah ini !

3. Hitunglah nilai harga pokok penjualan pada tanggal 8 Desember 2017 menurut metode
FIFO (First In First Out) ....
A. Rp 137.500.000,00
B. Rp 150.000.000,00
C. Rp 150.100.000,00
D. Rp 151.100.000,00
E. Rp 151.200.000,00

4. Perhatikan gambar berikut!

Keterangan yang tepat ditunjuk gambar di atas adalah....


A. Laba Kotor
B. Penjualan Bersih
18

C. Retur Pembelian
D. Pembelian Bersih
E. Harga Pokok Penjualan

5. Perhatikan data mutasi barang dagang UD CENDANA Bulan Agustus 2018:

01/08/2018 Saldo Awal 10 unit @Rp.3.800.000,-


05/08/2018 Pembelian 30 unit @Rp.3.820.000,-
10/08/2018 Penjualan 15 unit
15/08/2018 Penjualan 20 unit
20/08/2018 Pembelian 50 unit @Rp.3.840.000,-
15/08/2018 Penjualan 20 unit
25/08/2018 Penjualan 25 unit

UD CENDANA menggunakan sistem periodik dalam pencatatan akuntansi


perusahaannya dan menggunakan dengan metode FIFO untuk perhitungan persediaan
barang dagang. Dari data tersebut nilai akhir barang dagang UD CENDANA adalah....
A. Rp.38.400.000,-
B. Rp.38.100.000,-
C. Rp.38.200.000,-
D. Rp.38.100.000,-
E. Rp.38.000.000,-

6. Terdapat data UD JAYA MENTARI sebagai berikut:

01/08/2018 Saldo Awal 30 unit @Rp.3.800.000,-


05/08/2018 Pembelian 30 unit @Rp.3.820.000,-
06/08/2018 Retur Pembelian 2 unit
10/08/2018 Penjualan 15 unit
15/08/2018 Penjualan 20 unit
20/08/2018 Pembelian 50 unit @Rp.3.840.000,-
15/08/2018 Penjualan 20 unit
20/08/2018 Retur Penjualan 5 unit
25/08/2018 Penjualan 25 unit

Berdasarkan data di atas Harga pokok penjualan bulan Agustus jika perusahaan
menggunakan perhitungan persediaan dengan metode FIFO adalah....
A. Rp.286.200.000,-
B. Rp.286.240.000,-
C. Rp.286.280.000,-
D. Rp.286.320.000,-
E. Rp.286.360.000,-
19

7. Diketahui PT.ABCD memiliki harga pokok persediaan awal Rp.60.000.000 dan harga
pokok pembelian Rp.200.000.000,00. Penjualan menurut harga jual berjumlah
Rp.280.000.000. Laba kotor atas harga jual adalah 30%. Nilai Harga Pokok Penjualan
yang dilaporkan pada laporan laba rugi adalah ....’[
A. Rp 193.000.000,00
B. Rp 196.000.000,00
C. Rp 202.000.000,00
D. Rp 205.000.000,00
E. Rp 208.000.000,00

8. Data persediaan dari PT. KALIFA sebagai berikut :

Mutasi Persediaan Unit Harga Pokok Per Unit


Persediaan awal 200 Rp 10,00
Pembelian 300 Rp 15,00
Pembelian 300 Rp 20,00
Penjualan 600 Rp 30,00

PT. KALIFA menggunakan pencatatan persediaan barang dagang dengan metode


perpetual FIFO (first in first out). Maka persediaan akhir barang dagang adalah. . .
( Soal UN 2012-2013)
A.    Rp 2.000,00
B.     Rp 3.000,00
C.     Rp 3.500,00
D.    Rp 3.125,00
E.     Rp 4.000,00

9. Apabila terdapat data persediaan berikut :


Persediaan awal        200 unit           @ Rp 10.000,00
Pembelian                 300 unit           @ Rp 15.000,00
Pembelian                 250 unit           @ Rp 13.000,00
Penjualan                  320 unit
Pembelian                 400 unit           @ Rp 12.000,00
Penjualan                  240 unit          
Jika perusahaan menggunakan metode LIFO perpetual, nilai persediaan barang
dagangan akhir sebesar . . . (Soal UN 2011-2012)
A. Rp 7.520.000,00
20

B. Rp 7.405.000,00
C. Rp 7.370.000,00
D. Rp 7.335.000,00
E. Rp 7.270.000,00

10. PT Excavindo mempunyai data sebagai berikut :


Persediaan barang dagang ( 1 Jan 2008)                      8.000   unit      @ Rp 1.100,00
Pembelian ( 19 Juni 2008)                                         13.000   unit      @ Rp 1.200,00
Pembelian ( 8 November 2008)                                  5.000    unit      @ Rp 1.300,00
Jika pada tanggal 31 Desember 2008 tersedia 9.000 unit, bebean persediaan barang
dagang akhir (FIFO) sebesar . . . (Soal UN 2010-2011)
A. Rp 990.000,00
B. Rp 1.080.000,00
C. Rp 1.130.000,00
D. Rp 1.170.000,00
E. Rp 1.125.000,00

Sumedang 13 Pebruari 2020


Pemateri

Yayah Marliah, S.Pd


NIP: 196411152000122001

Anda mungkin juga menyukai