Anda di halaman 1dari 8

EKSPLORASI SENSOR, GPS, DAN MODA KOMUNIKASI

NIRKABEL INTERNET OF THINGS

Tati Susilawati, Iwan Awaludin

Politeknik Negeri Bandung


Jl. Gegerkalong Girang Bandung
E-mail : tatisusi@jtk.polban.ac.id

ABSTRAK

Internet of Thing menandai era Industri 4.0 di mana hampir semua hal di lingkungan manusia menjadi
data yang dapat disimpan dan diproses di internet. Untuk masuk ke dalam penelitian berbasis Internet of
Things maka diperlukan pengetahuan tentang sensor, GPS, dan moda komunikasi Internet of Things.
Sensor yang dipilih adalah sensor suhu dan sensor jarak (berbasis ultrasonik, infrared, dan laser). GPS diuji
coba dengan beberapa macam antena. Moda komunikasi dicoba memakai nRF24L01, BLE, WiFi, dan
GSM/GPRS. Hasil dari eksplorasi diberikan dalam bentuk rekomendasi komponen Internet of Things
untuk beberapa studi kasus yang mungkin.
Kata kunci : Internet of Things, Sensor, GPS, komunikasi nirkabel.

1. PENDAHULUAN Untuk itu dalam penelitian mandiri ini


dilakukan eksplorasi terhadap perangkat
Isu penting yang sedang dihadapi oleh sensor, mikrokontroller, dan komunikasi data
dunia pendidikan di Indonesia adalah Internet of Things. Penelitian ini dilakukan
kesiapan menyambut industri 4.0. Istilah ini dengan mencoba beberapa sensor dan moda
sering dihubungkan dengan revolusi industri komunikasi nirkabel yang tersedia.
ke 4. Revolusi industri 4 merupakan suatu
perubahan besar cara menangani data karena 2. STUDI LITERATUR
bisa dibilang hampir semua hal terhubung ke
internet. Untuk mendapatkan data yang Penggunaan perangkat Internet of
terhubung ke internet setidaknya diperlukan 3 Things dalam aplikasi sehari-hari bukanlah
hal yaitu: hal yang baru. Sudah banyak aplikasi yang
• Sensor dikembangkan sejak awal munculnya
• Komunikasi data mikrokontroller. Berbagai macam sensor dan
Melihat sejarahnya yang berasal dari actuator telah banyak dikombinasikan dengan
Teknik komputer, awalnya Jurusan Teknik mikrokontroller dalam aplikasi industri dan
Komputer dan Informatika masih familiar rumah.
dengan perangkat seperti sensor dan Pada awalnya pengembang yang ingin
mikrokontroller. Seiring dengan menggunakan mikrokontroller dengan
perkembangan zaman maka perangkat sensor kombinasi sensor/actuator, harus memiliki
dan mikrokontroller tidak lagi menjadi kemampuan dalam Bahasa pemrograman
perhatian karena lebih mendalami bidang level rendah. Selain itu sedikit banyak
informatika. Tetapi dengan perkembangan pengetahuan tentang sifat-sifat elektronik dari
terakhir yang membutuhkan data dari sensor dan actuator juga harus dimiliki.
lingkungan dengan bantuan sensor dan Karena itu pengembangan sistem dengan
mikrokontroller maka dirasa perlu memakai mikrokontroller masih terbatas pada
diperdalam. komunitas tertentu saja.

96 Jurnal IKRA-ITH Informatika Vol 3 No 2 Juli 2019 ISSN 2580-4316


Framework seperti Arduino mengubah Sementara itu pilihan media
semua itu. Kemudahan yang diberikan oleh komunikasi yang masih tersedia terutama
Arduino menyebabkan penggunaan komunikasi nirkabel. Pada awalnya memakai
mikrokontroller menjadi semakin luas. komunikasi nirkabel yang sudah tersedia
Adanya perisai (shield) untuk berbagai seperti Bluetooth dan WiFi. Misalnya
macam jenis sensor dan actuator. aplikasi kendali UAV menjelajahi tempat
Pengetahuan tentang rangkaian listrik tidak sesuai koordinat GPS berbasis Arduino yang
lagi menakutkan bagi pemula untuk mencoba menggunakan WiFi seperti dilaporkan dalam
sistem berbasis mikrokontroller. (Busquets et al., 2012).
Berawal dari thesis master dari
(Barragán, 2004) yang mendesain sistem 3. HASIL INVESTIGASI
minimum mikrokontroller dan lingkungan
pengembangan yang mudah digunakan. 3.1. Sensor Jarak
Pengembang pemula cukup berkonsentrasi Ada banyak jenis sensor jarak yang
pada ide-ide yang ingin diimplementasikan. tersedia di pasaran. Beberapa yang mudah
Sementara hal lain berkaitan dengan ditemui dan dijadikan aplikasi antara lain
rangkaian listrik dan antar-muka dengan adalah:
sensor dan actuator dipermudah dengan a. Ultrasonik
adanya bermacam perisai sesuai kebutuhan. b.Infrared
Dengan adanya kemudahan c. Laser
membangun sistem mikrokontroller berbasis Sensor jarak ultrasonik sering sekali
framework seperti Arduino, banyak topik- dipakai dalam aplikasi yang menggunakan
topik riset sederhana sampai kompleks. embedded system. Biasanya dalam satu set
Beberapa aplikasi riset bisa dilihat seperti di terdapat satu buah transmitter sinyal
bawah ini. utlrasonik dan receiver sinyal ultrasonik.
Aplikasi Arduino biasanya digunakan Harganya bervariasi dari belasan ribu sampai
untuk membuat sebuah sistem yang berharga puluhan ribu rupiah. Misalnya seperti tiga
murah. Contoh dari aplikasi ini adalah buah sensor di Gambar 1 ini.
publikasi dari (Teikari et al., 2012). Tugas
Arduino adalah mengendalikan lampu LED
untuk membantu sistem penglihatan
komputer.
Penelitian lain menggunakan sensor
suhu dan kelembaban untuk memonitor
kondisi lingkungan. Misalnya yang
dilaporkan dalam (Caccamo, Calabrò,
Cannuli, & Magazù, 2016). Sensor ini dibaca
datanya dengan bantuan Arduino, lalu
dikirimkan ke pengumpul data yang lebih Gambar 1. Sensor Ultrasonik
tinggi hirarkinya. Aplikasinya dapat
digunakan sebagai komplemen terhadap Ketiga sensor ini memiliki spesifikasi
stasiun cuaca yang dimiliki oleh balai-balai yang hampir sama. Jarak minimum yang bisa
meteorology. dideteksi adalah 2cm sementara jarak
Untuk pengumpulan data diperlukan maksimumnya dua sensor pertama 4,5m
suatu medium. Jika jaraknya dekat maka sedangkan sensor terakhir 5m.
pilihan pemakaian kabel menjadi pilihan Selain sensor ultrasonik, jarak juga
utama. Misalnya (Awaludin & Soewono, dapat diukur menggunakan sensor infrared.
2018) menggunakan koneksi serial dari USB Harga dari sensor infrared ini lebih mahal
untuk mengirimkan data pengukuran Arduino daripada sensor ultrasonik. Sensor ini
ke komputer. Dalam satu waktu bisa menggunakan cahaya infrared untuk
membaca dan menyimpan data dari beberapa mengukur jarak. Jarak yang dapat diukur
perangkat sekaligus tergantung dari ternyata tidak terlalu jauh. Rentang jarak
banyaknya koneksi USB yang tersedia di yang bisa diukur adalah 10 – 80 cm untuk
komputer. sensor dengan harga lebih mahal. Sedangkan
sensor dengan harga yang lebih murah,
rentang jarak yang bisa diukur adalah 4 – 30

Jurnal IKRA-ITH Informatika Vol 3 No 2 Juli 2019 ISSN 2580-4316 97


cm. Dengan rentang jarak yang lebih pendek Konsumsi daya dari sensor juga
dikhawatirkan akurasinya pun lebih jelek bervariasi. Jenis yang paling banyak dan
daripada sensor ultrasonik. murah di pasaran yaitu tipe SR-04 memiliki
konsumsi daya yang lebih besar.
Sensor jarak yang memiliki akurasi Konsumsinya bisa mencapai empat kali lipat
yang lebih baik dari ultrasonik adalah sensor SRF-05. Berada di tengah-tengah adalah
berbasis laser. Sensor ini mampu menghitung konsumsi daya dari VL53L0X yang sampai
jarak dalam rentang 3 cm – 2 m dengan dua kali lipat dari SRF-05.
akurasi 1mm. Harganya berada di tengah-
tengah sensor ultrasonik dan sensor infrared. 3.2. Sensor Suhu
Tabel perbandingan dari sensor tersebut Sensor suhu merupakan salah satu
diberikan pada tabel berikut. sensor yang banyak digunakan dalam aplikasi
Tabel 1. Perbandingan Sensor Jarak berbasis sistem embedded. Sensor ini tersedia
Produk Jenis Rentan Akuras Harga dengan harga yang cukup terjangkau di
g (mm) i (mm) (Ribu pasaran. Beberapa sensor suhu yang
rupiah)
HC-SR04 Ultra 30 – 3 13. – dibandingkan ada dalam tabel berikut ini.
sonic 4000 150.0 Tabel 2. Perbandingan Sensor Suhu
HC- Ultra 10 – 3 22.5 – Produk Rentang Akurasi Frekuensi
SRF05 sonic 4000 60.0 (°C) (°C) (Hz)
JSN- Infrared 40 – 1 125.0 DHT 11 0 – 50 2 1
SR04T 800 – DHT 22 -40 – 0,5 0,5
250.0
VL53L0 Laser 30 – 1 80.0 – 80
X 2000 130.0 LM 35 -55 – 0,5 1
150
Pada percobaan yang telah dilakukan, TMP 36 -40 – 2 1
sensor yang paling umum dipakai adalah HC- 125
SR04 karena harganya paling murah dengan DS18B20 -55 – 0,5 1,33
akurasi yang cukup baik. Tetapi ketika 125
digunakan untuk jarak yang lebih jauh dari BMP 28 -40 – 1 1
2m, akurasi pengukuran akan memburuk. Hal 85
ini disebabkan hasil pengukuran tidak
konsisten dari waktu-ke-waktu. Untuk Pada percobaan yang dilakukan
mendapatkan hasil yang konsisten maka perlu memakai DHT 11, DHT 22, dan SHT 11.
dilakukan beberapa kali pengukuran dalam Dalam panduan disebutkan DHT 11 dapat
rentang waktu tertentu. Nilai hasil melakukan pembaruan hasil baca setiap 1
pengukuran bisa dihitung sebagai nilai rata- detik. Untuk mendapatkan hasil pembacaan
rata yang kemudian dijadikan jarak. yang benar, maka dalam satu detik ini kita
Dari percobaan diketahui sampai jarak dapat melakukan beberapa kali pengukuran.
1m, sensor ultrasonik dan laser dapat Jika hasil pengukuran ini memberikan nilai
memberikan hasil yang stabil. Tetapi untuk yang berdekatan maka sensor bekerja dengan
jarak di atas 1m, sensor laser mulai baik. Jika pengukuran memberikan nilai yang
memberikan hasil yang tidak stabil. Setelah berbeda jauh maka bisa dikatakan sensor
beberapa kali pengukuran, dengan jarak yang sudah tidak bekerja dengan baik dan harus
sama sensor laser memberikan hasil yang diganti.
berbeda-beda. Meskipun tidak besar, tetapi
perbedaan ini sangat krusial untuk aplikasi
pengukuran yang memerlukan akurasi tinggi
sampai orde millimeter.
Sementara itu, untuk sensor
ultrasonik, stabilitas pengukuran masih bisa
diperoleh sampai jarak 3m. Setelah jarak 3m,
hal yang sama terjadi seperti pada sensor
laser. Untuk menghadapi masalah ini
biasanya dilakukan penghitungan nilai rata- Gambar 2. Kemasan Sensor DHT 22
rata setelah beberapa kali pengukuran.

98 Jurnal IKRA-ITH Informatika Vol 3 No 2 Juli 2019 ISSN 2580-4316


Secara umum DHT 22 memiliki
akurasi yang lebih baik daripada DHT 11
dalam artian setelah beberapa kali diambil
datanya dalam rentang pembaruan, nilai yang
dihasilkan oleh DHT 22 lebih stabil.
Berdasarkan hasil percobaan dengan sensor
yang lain, sensor suhu yang memiliki
stabilitas dan daya tahan yang cukup baik
untuk penggunaan outdoor adalah SHT 22.
Tetapi saat ini harga sensor tersebut masih
cukup mahal, yaitu lima kali lipat harga DHT
22. Untuk keperluan skala lab, DHT 22 masih
bisa memenuhi kebutuhan banyak aplikasi.
Gambar 3. Modul GPS dengan Antena
Keramik Kecil Pasif
3.3. Global Positioning System
Modul GPS seperti ini kurang bagus
untuk aplikasi indoor. Bahkan indoor yang
Aplikasi GPS sangat diperlukan oleh
hanya terhalang oleh satu atap saja sudah
sistem berbasis lokasi. Ada komponen GPS
tidak stabil kemampuan lock satelitnya.
yang sudah terintegrasi dengan antena dan
Selain antenanya kecil, sifatnya juga passive
ada yang belum. Jenis antenanya pun
sehingga lebih lama mendapatkan sinyal
bermacam-macam ada yang dari metal dan
satelit GPS.
ada yang dari keramik. Berikut ini hasil
percobaan yang telah dilakukan.
Satelit GPS mengelilingi Bumi dua
kali sehari dalam orbit yang tepat. Setiap
satelit mengirimkan sinyal unik dan
parameter orbital yang memungkinkan
perangkat GPS untuk memecahkan kode dan
menghitung lokasi tepat dari satelit. Penerima
GPS menggunakan informasi dan trilaterasi
ini untuk menghitung lokasi pasti pengguna.
Pada dasarnya, penerima GPS mengukur
jarak ke masing-masing satelit dengan jumlah Gambar 4. Modul GPS dengan Antena
waktu yang diperlukan untuk menerima Keramik Aktif
sinyal yang dikirimkan. Dengan pengukuran
jarak dari beberapa satelit lagi, penerima Modul GPS dengan antena keramik
dapat menentukan posisi pengguna dan besar seperti ini cocok untuk aplikasi outdoor
menampilkannya. dan indoor (1 lantai atau tertutup satu lapis
Untuk menghitung posisi 2-D (garis atap). Selain antena lebih besar, sifatnya juga
lintang dan garis bujur) dan gerakan lintasan, aktif dengan rangkaian penguat sehingga
penerima GPS harus dikunci pada sinyal lebih mudah mendapatkan sinyal satelit GPS.
minimal 3 satelit. Kalau dapat sinyal dari 4
atau lebih satelit, penerima dapat menentukan
posisi 3-D (garis lintang, garis bujur dan
ketinggian). Umumnya, penerima GPS akan
melacak 8 atau lebih satelit.

Gambar 5. Antena GPS

Antena tersebut digunakan untuk


melakukan lock satelit pertama kali agar

Jurnal IKRA-ITH Informatika Vol 3 No 2 Juli 2019 ISSN 2580-4316 99


disimpan oleh chip GPS. Setelah identitas 915
satelit yang ada di daerah tersebut sudah di MHz
lock, maka selanjutnya bisa menggunakan
antena yang ada di GPS asalkan masih di Eksperimen komunikasi sistem
aplikasi outdoor. embedded akan dilakukan dengan membuat
Dari sisi konsumsi daya tentu saja sebuah transmitter dan sebuah receiver.
GPS yang memakai antena active memakai Tugas transmitter adalah mengirimkan angka
daya yang lebih tinggi. integer sedangkan receiver adalah menerima
angka tersebut dan menampilkannya lewat
3.4. Komunikasi komunikasi serial. Setup dari percobaan
diperlihatkan pada gambar berikut. Contoh
Era Internet of Things adalah era ini adalah sebuah Arduino UNO yang
pengambilan data dari sensor-sensor yang dilengkapi dengan nRF24L01
tersebar dan kemudian dikirimkan ke sistem
lain melalui jaringan komunikasi. Awalnya
metoda komunikasi yang umum dipakai
adalah melalui jaringan kabel atau fiber optic
yang secara fisik terlihat koneksinya. Setelah
itu berkembangan komunikasi nirkabel
dengan mempertimbangkan kesederhanaan
arsitektur.
Ada banyak media komunikasi yang
tersedia untuk perangkat embedded IoT. Gambar 6. Rangkaian Arduino Uno
Tabel berikut ini memberikan gambaran dengan nRF24L01
teknologi, jarak, dan konsumsi daya dari
masing-masing media komunikasi nirkabel. Untuk kasus nRF24L01, eksperimen
dilakukan indoor dan outdoor. Saat indoor
Tabel 3. Perbandingan Modul Komunikasi receiver dipindah-pindahkan melewati
Produ Teknol Jarak Konsu Kecep penghalang dinding. Dari hasil eksperimen
k ogi msi atan didapatkan bahwa receiver dapat dipindahkan
daya melewati dinding sampai sejauh 3 m. Di atas
SIM8 GPRS/ Tergan Rata2 85,6 3m, sinyal komunikasi akan terputus tetapi
00L GSM tung 350m kbps akan tersambung kembali jika receiver
BTS A, didekatkan ke arah transmitter.
maksi Selanjutnya pada eksperimen outdoor
mum dilakukan pemisahan jarak sejauh 10m.
2A Komunikasi masih bisa dilakukan asalkan
SIM9 GPRS/ Tergan Rata2 115,2 Line of Sight (LOS). Tetapi ketika bergerak
00 GSM tung 500 kbps maka hanya receiver saja yang bisa bergerak.
BTS mA Ketika transmitter yang bergerak, sedekat
maksi apapun jarak yang memisahkan akan
mum membuat koneksi terputus.
2A Perbedaannya ketika receiver yang
ESP8 Wifi LOS 170 4,5 bergerak dan transmitter yang bergerak
266 802.11 10m mA Mbps adalah sebagai berikut. Ketika receiver yang
max bergerak, kemudian kehilangan koneksi maka
BLE Blueto LOS 10 mA 2 cukup dengan bergerak kea rah transmitter
oth 2,4 5m mbps maka koneksi akan terjadi secara otomatis.
GHz Sementara itu jika transmitter yang bergerak
nRF2 2,4 LOS 15 mA 250 kemudian kehilangan koneksi maka koneksi
4L01 GHz 7m kbps benar-benar hilang. Artinya harus deprogram
LOR 433 15 km, 28 mA 27 untuk mencari koneksi baru agar terjadi
A MHz, 5 km, kbps terhubung lagi.
868 2km Dari sini bisa disimpulkan bahwa
MHz, nRF24L01 hanya cocok untuk aplikasi yang

100 Jurnal IKRA-ITH Informatika Vol 3 No 2 Juli 2019 ISSN 2580-4316


komponennya bersifat statis atau diam di Perangkat LoRa yang Digunakan dalam
tempat. Terutama sekali transmitter harus Eksperimen
diam di tempat tidak boleh bergerak.
Untuk aplikasi yang bergerak maka ESP8266 masih lebih mungkin
ada dua alternatif yaitu memakai ESP8266, dipakai untuk aplikasi karena sudah ada izin
LoRa, atau sistem berbasis GSM. LoRa penggunaan frekuensi. Hal ini disebabkan
adalah singkatan dari Long Range, dengan ESP8266 memakai frekuensi yang sama
teknologi frekuensi radio yang berbeda antar dengan WiFi 802.11 yaitu 2,4GHz.
negara. Misalnya saja di Eropa biasa Kecepatan transfernya juga cukup tinggi
memakai frekuensi 868 MHz, sedangkan sampai lebih dari 1 mbps. Sayangnya jarak
Asia frekuensi 433 MHz. Sayangnya komunikasinya masih terbatas. Berdasarkan
meskipun menggunakan frekuensi lisensi eksperimen, jarak di bawah 10m masih
bebas, belum ada izin resmi penggunaan memberikan hasil yang stabil dalam
frekuensi ini untuk aplikasi di Indonesia komunikasi data.
sehingga rawan Razia. Konfigurasi ESP8266 bisa dibuat
Untuk sistem berbasis LoRa telah sebagai komponen tambahan kepada
dilakukan eksperimen seperti saat mencoba framework yang sudah ada. Misalnya jika
nRF24L01. Kali ini eksperimen hanya sudah memiliki sistem embedded yang
dilakukan di outdoor saja. Untuk memiliki komunikasi serial, komunikasi
membuktikan kemampuan komunikasi nirkabel ESP8266 bisa ditambahkan dengan
nirkabel tanpa LOS, eksperimen dilakukan menghubungkan chip ESP8266 ke sistem
dari Bandara Husein Sastranegara ke jalan embedded.
raya yang menjauh dari bandara. Ketika Sementara itu ada lagi sistem
transmitter bergerak ke arah Jalan Pajajaran, minimum yang sudah memasukkan ESP8266
hasil pengiriman bilangan integer diterima sebagai bagian terintegrasi seperti nodemcu.
dengan baik. Kemudian transmitter dibawa Selain nodemcu, sistem minimum lain yang
menjauh ke arah Jalan Sudirman, hasil memiliki koneksi WiFi adalah ESP32. Sistem
pengiriman juga masih diterima dengan baik. minimum ini juga memiliki koneksi BLE
Transmitter yang bergerak masih bisa atau Bluetooth Low Energy. BLE sudah
diterima oleh receiver yang diam meskipun banyak digunakan pada aplikasi seperti smart
sudah sampai di bundaran Rajawali – watch, location based apps, dan lain-lain.
Soekarno Hatta. Dari hasil eksperimen ini Dilihat dari konsumsi daya, ESP8266
disimpulkan bawa LoRa berpotensi untuk jauh lebih tinggi daripada LoRa atau BLE.
dijadikan media komunikasi bergerak. ESP8266 tidak bisa berdiri sendiri untuk
Kecepatan transfer masih terbatas tetapi jangka waktu yang lama. Sedangkan LoRa
masih bisa digunakan untuk pelaporan device bisa berdiri sendiri untuk jangka waktu yang
IoT yang biasanya tidak memerlukan transfer lebih lama dibandingkan ESP8266 untuk
data kecepatan tinggi. Perlu diingat bahwa aplikasi yang jarak antar perangkatnya sama.
frekuensi yang dipakai belum mendapatkan BLE bahkan lebih lama lagi, dengan batere
izin penggunaan. kancing bisa bertahan selama 2 tahun untuk
aplikasi location based seperti iBeacon.
Untuk aplikasi bergerak lainnya, moda
komunikasi yang lebih handal, bisa dari jarak
yang jauh, maka pilihan satu-satunya adalah
memakai komunikasi GSM. Ada beberapa
jenis teknologi GSM tersedia di pasaran
Indonesia. Di antaranya yaitu SIM800L dan
SIM900 di mana yang pertama disebut
memiliki teknologi koneksi internet 2G
sedangkan yang terakhir memakai teknologi
koneksi 3G.
Kondisi nyata sekarang ini koneksi 2G
sudah mulai terbatas. Tidak semua tempat
menyediakan koneksi 2G. Sebagian besar
sudah berpindah ke koneksi 4G atau yang
Gambar 7.

Jurnal IKRA-ITH Informatika Vol 3 No 2 Juli 2019 ISSN 2580-4316 101


lebih baru. Karena itu meskipun harganya pengambilan nilai rata-rata agar hasilnya
jauh lebih murah, SIM800L saat ini bisa lebih konsisten dan dapat dipercaya.
dikatakan tidak stabil untuk koneksi internet Untuk keperluan location based app,
dibandingkan SIM900. Tetapi untuk jenis maka disarankan memakai GPS yang
koneksi dasar seperti untuk SMS, SIM800L memiliki antena aktif keramik yang besar.
masih dapat diandalkan. Atau jika diperlukan maka gunakan antena
Untuk keperluan telemetri di mana perpanjangan terutama di awal penggunaan
data yang dikirimkan tidak terlalu besar dan karena harus mendapatkan informasi awal
dalam interval waktu yang cukup lama, satelit. Setelah informasi awal satelit
pengiriman data melalui SMS masih diperoleh maka selanjutnya menggunakan
memungkinkan. antena yang terpasang default bisa dilakukan.
Konsumsi daya dari perangkat GSM Sementara itu untuk komunikasi jarak
ini cukup besar. Bisa dikatakan konsumsinya dekat, komponen yang paling murah adalah
setara dengan sistem minimum seperti BLE tetapi jarak koneksinya pendek.
Raspberry Pi. Untuk menyiasati konsumsi nRF24L01 memiliki jarak koneksi yang
daya yang besar ini, maka dalam beberapa cukup jauh jika ada di LOS asalkan
aplikasi GSM hanya dinyalakan ketika akan transmitter dalam keadaan diam. Aplikasi
mengirimkan data. Misalnya dalam aplikasi bergerak disarankan memakai LoRa 433
yang kami buat yaitu untuk monitoring MHz. Tetapi saat ini harus diperhatikan izin
tempat sampah di kota Bandung. penggunaan frekuensinya. Di Indonesia
Pada aplikasi ini ada beberapa sistem masih dalam pembahasan.
yang bekerja bersama. Di tempat sampah di Tentu saja jika tidak
pasang sistem IoT berbasis Arduino. Sistem memperhitungkan konsumsi daya maka
ini dilengkapi dengan sensor ultrasonik SR04 pemakaian SIM800L atau SIM900 sangat
yang akan mengukur jarak dari sensor ke cocok untuk komunikasi jarak jauh.
tumpukan sampah. Semakin dekat tumpukan Penggunaan daya yang besar bisa
sampah ke sensor maka semakin penuh bak dikompensasi dengan pemakaian yang
sampah. Kondisi tumpukan sampah ini akan singkat dengan interval antar pemakaian yang
dilaporkan ke sistem di pusat menggunakan cukup jauh.
SMS.
Pelaporan tidak dilakukan setiap saat DAFTAR PUSTAKA
melainkan dalam interval setiap satu jam
sekali. Pola pengiriman data satu jam sekali Awaludin, I., & Soewono, E. B. (2018).
masih valid tergantung pada aplikasinya. PERANGKAT KONVERSI DATA
SMS akan diterima oleh server di kantor PD DARI STATISTICAL PROCESS
Kebersihan yang selanjutnya ditampilkan CONTROLKE USB UNTUK ALAT
dalam sistem informasi berbasis web. UKUR DIGITAL. IKRAITH
INFORMATIKA, 2(2), 24–27.
Retrieved from http://journals.upi-
4. KESIMPULAN yai.ac.id/index.php/ikraith-
informatika/article/view/183/91
Sebagai pilihan sensor ultrasonik Barragán, H. (2004). Wiring : Prototyping
adalah SRF-05. Akurasinya meskipun dalam Physical Interaction Design. Interaction
interval 0,3 mm, memiliki kestabilan Design Institute, Ivrea, Italy, (June),
pengukuran sampai jarak 2 m. Selain itu 43. Retrieved from
konsumsi dayanya juga paling rendah jika http://scholar.google.com/scholar?hl=e
dibandingkan dengan sensor ultrasonik lain n&btnG=Search&q=intitle:Wiring+:+P
ataupun sensor berbasis infrared dan laser. rototyping+Physical+Interaction+Desig
Dari sisi harga juga dalam kategori n#0
menengah. Busquets, J., Busquets, J. V., Dionisio, T.,
Sensor suhu yang menjadi pilihan Pérez, F., Busquets-Carbonell, J.,
adalah DHT 22. Aplikasi dunia nyata jarang Barberá, A., … Gilabert, J. (2012).
sekali yang membutuhkan pengukuran suhu Low-cost AUV based on Arduino Open
continuous real time. Dengan pengukuran Source Microcontroller Board for
dalam interval waktu tertentu, bisa dilakukan oceanographic research applications in

102 Jurnal IKRA-ITH Informatika Vol 3 No 2 Juli 2019 ISSN 2580-4316


a collaborative long term deployment
missions and suitable for combining
with an USV as autonomous automatic
recharging platform. In IEEE/OES
Autonomous Underwater Vehicles
(AUV) (pp. 24–27). Retrieved from
https://riunet.upv.es/bitstream/handle/1
0251/67210/Javier
Busquets%3BBusquets%3BFrancisco
Perez - Low-cost AUV based on
Arduino Open
Source ....pdf?sequence=2
Caccamo, M. T., Calabrò, E., Cannuli, A., &
Magazù, S. (2016). Wavelet Study of
Meteorological Data Collected by
Arduino-Weather Station: Impact on
Solar Energy Collection Technology. In
MATEC Web of Conferences (pp. 1–6).
https://doi.org/10.1051/201
Teikari, P., Najjar, R. P., Malkki, H.,
Knoblauch, K., Dumortier, D.,
Gronfier, C., & Cooper, H. M. (2012).
An inexpensive Arduino-based LED
stimulator system for vision research.
Journal of Neuroscience Methods,
211(2), 227–236.
https://doi.org/10.1016/j.jneumeth.2012
.09.012

Jurnal IKRA-ITH Informatika Vol 3 No 2 Juli 2019 ISSN 2580-4316 103

Anda mungkin juga menyukai