Anda di halaman 1dari 4

1.

Obat-obatan yang tidak boleh di gerus :

Obat dalam bentuk sediaan padat, seperti tablet, kaplet, atau


kapsul, yang dikonsumsi dengan cara diminum adalah salah satu bentuk
sediaan obat yang paling banyak beredar di pasaran.Cara terbaik untuk
mengonsumsi obat tersebut adalah menelannya secara utuh dengan
bantuan segelas air. Namun, sebagai apoteker saya sering menemukan
pasien yang mengonsumsi obat dengan digerus (dihancurkan) kemudian
dicampur dengan air.Cara tersebut memang membantu bagi beberapa
orang yang memiliki kesulitan menelan obat tablet atau kapsul. Serbuk
adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan,
ditujukan untuk pemakaian oral atau pemakaian luar. Keuntungan sediaan
serbuk sebagai obat dalam:

1. Karena mempunyai luas permukaan yang luas, serbuk lebih mudah


terdispersi dan lebih mudah larut daripada bentuk sediaan yang
dipadatkan.

2. Dapat diberikan pada anak anak atau orang dewasa yang sukar menelan
kapsul atau tablet.

3. Untuk obat yang terlalu besar volumenya bila untuk dibuat tablet atau
capsul.

4. Untuk obat- obat yang tidak stabil jika diberikan dalam bentuk larutan
atau suspensi dalam air dapat dibuat serbuk atau granul.

Sebelum digunakan serbuk oral dapat dicampur dengan air


minum. Konstitusi sediaan dapat dilakukan dengan cara menambahkan
sejumlah air sebelum diserahkan. Karena sediaan yang sudah dikonstitusi
ini mempunyai stabilitas yang terbatas, harus dicantumkan waktu
kadaluarsa dan dipersyaratkan untuk disimpan dalam lemari pendingin.
Contohnya adalah sediaan dry syrup (sirup kering): amoksisilin,
ampicillin, thiamphenicol, dan sirup kering cefadroxil. Sebelum
diserahkan kepada pasien obat ini harus ditambahkan sejumlah air. Sirup
kering yang berisi antibiotik, tidak boleh disimpan lebih dari 7 hari setelah
tercampur dengan air.

Serbuk oral dapat diserahkan dalam bentuk terbagi (pulveres) dan


tidak terbagi (pulvis). Pada umumnya serbuk terbagi dibungkus dengan
kertas perkamen.Untuk melindungi serbuk dari pengaruh lingkungan
dengan melapisi tiap bungkus dengan kertas selofan atau sampul
polietilen.

Serbuk oral tidak terbagi hanya terbatas pada: obat yang relatif
tidak poten seperti laksan, antasida, makanan diet tertentu. Pasien dapat
menakar secara aman dengan sendok teh atau penakar lain. Serbuk tidak
terbagi sebaiknya disimpan dalam wadah gelas, bermulut

Kontroversi seputar peresepan obat dalam bentuk puyer atau


racikan mencuat, hal ini membuat masyarakat menjadi resah terutama bagi
orang tua yang anaknya sering mendapatkan obat dalam bentuk puyer.
Timbulnya kontroversi tersebut disebabkan karena pemberian obat dalam
bentuk puyer dapat menyebabkan:

1. Stabilitas obat dapat menurun, karena obat-obatan yang dicampur


dalam bentuk puyer kemungkinan akan berinteraksi antara satu
obat dengan obat yang lainnya.
2. Pemberian obat dalam bentuk puyer berisiko terjadi polifarmasi.
3. Sukar diketahui obat mana yang dapat menimbulkan efek samping
atau reaksi alergi karena dalam bentuk campuran.
4. Pembuatan puyer dengan cara digerus atau diblender, sehingga
akan ada sisa obat yang menempel di alatnya, kadar obat menjadi
berkurang terutama untuk obat- obat yang jumlahnya sangat
sedikit
5. Proses pembuatan obat itu harus bersih/higienes, sedangkan pada
pembuatan puyer dilapangan kenyataannya banyak yang tidak
memenuhi persyaratan, mortir/blender tidak dicuci bersih untuk
setiap penggantian jenis peracikan resep, seringkali masih
tertinggal sisa dan bekas obat puyer sebelumnya.
6. Sehingga kemungkinan obatnya sudah rusak sebelum mencapai
sasaran karena proses penggerusan.
7. Dosis yang berlebihan karena dokter tidak mungkin hapal setiap
merek obat, karena ada kemungkinan dokter meresepkan dua
merek obat yang berbeda, dengan kandungan zat aktifnya sama.
8. Kesalahan dalam peracikan obat, kesalahan dapat terjadi, karena
adanya tulisan dokter yang tidak dapat dibaca oleh farmasis,
sehingga dapat terjadi salah peracikan.

2. Daftar obat yang sebaiknya dihindari pada anak-anak

No Nama Obat Risiko

1 Aspirin Reye Syndrome

2 Chloramphenicol Gray Baby Syndrome

3 NSAID Peptic Ulcer

4 Tetrasiklin Perubahan warna pada gigi

5 Kortikosteroid Hambatan Pertumbuhan

6 Aminoglikosida Gangguan Pendengaran

REFERENSI
Gracia-Vásquez, S., González-Barranco, P., Camacho-Mora, I., González-
Santiago, O. and Vázquez-Rodríguez, S. (2017). Medications that should not be

Joenoes NZ. Ars prescribendi resep yang rasional. Surabaya: Airlangga University Press:
2001.

Depkes RI. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta: Depkes RI; 1979

Depkes RI. Pedoman diagnosis dan Penatalaksanaan TBC di Indonesia PDPI 2006.
Jakarta: Depkes RI; 2006

Anda mungkin juga menyukai