KELAS D
JURUSAN BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN ISLAN
FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI (UIN) RADEN INTAN
LAMPUNG
2019
PEMBAHASAN
terjadi mengapa hal tersebut bisa terjadi, apa rencana kedepanya, serta
dan salah satunya yaitu psikologi tasawuf. Awal masuk saya atau kami (teman
kelas) berkenalan dengan doseen pengampu yang bernama ibu Aslama puji astuti
dan melelakukan kontrak kuliah serta membahas tentang apa yang akan kita
pelajari dalam mata kuliah psikologi tasawuf. Dalam pembahasan yang ibu
Aslama jelaskan saya sambil memikirkan apa yang akan saya lakukan ketika saya
mempelajari mata kuliah psikologi tasawuf, dan saya berpikir apakah saya perlu
tersebut dijelaskan bahwa Secara etimologi, psikologi berasal dari kata Psiko dan
logos. Psiko berarti Jiwa, sedangkan logas berarti ilmu. Jadi Psikologi dapat
pengertian suatu disiplin ilmu yang mengkaji tentang jiwa; tentang kesadaran dan
proses mental yang berkaitan dengan jiwa.' Atauhal ihwal kehidupan jiwa dan
kebaikan dan selalu bersikap bijaksana. Sikap jiwa yang demikian ini pada
pengaruh kehidupan dunia sehingga mencerminkan akhlak yang mulia dan dekat
dengan Allah SWT. Dalam bahasa yang lebih sederhana, tasawuf dapat diartikan
agar selalu dekat dengan Tulan. Objek kajian psikologi taswuf adalah Dalam hal
terhadap kezaliman yang menimpa manusia yang tidak hanya terbatas pada
kezaliman dari orang lain, tetapi justru terfokus kepada kezaliman yang dilakukan
oleh dirinya sendiri.' Revolusi bathin yang dilakukan para sufi ini menghantarkan
Psikologi tasawuf sebagai salah satu cabang dalam psikologi islam, sangat
berkaitan erat dengan psikologi agama islam, jika dilihat dari objek kajianya ,
tentang pengalaman batin seorang sufi yang mampu memberikan kondisi jiwa
yang selamat (qolbun salim) jiwa yang tenang (qolbun muthmainnah) bagi si sufi
itu sendiri.
Setelah itu memasuki pertemuan ke 3,dimana pada pertemuan ke 3 ini
sekitarnya. Adapun yang namaya sufu adalah orang yang mengamalkan tasawuf.
Menurut abu Sa’id al kharraz sufi adalah orang yang hatinya disucikan oleh allah,
sehingga hatinya dipenuhi oleh nur atau cahaya. Dalam pertemuan ke 3 ini saya
mulai berpikir apakan saya ini sudah suci atau belum?, apakah semua perbuatan
yang saya lakukan menyimpang dengan lingkungan sekitar atau tidak?, apa tujuan
kedepanya setelah saya mengetahui ilmu ini?. Setelah terpikirjan, ternyata saya ini
hanya suci dhohirnya dalam arti suci dari hadats dan najis, sedangkan batinya
masih jauh dari kata suci. Perbuatan atau perilaku saya terhadap lingkungan
,mungnkin tidak terlalu baik, tetapi masih kurang pantas, mengapa saya
orang dengan kepala yang berbeda beda, pemikiran yang berbrda beda,oleh
karena itu tidak semua orang menilai kita sama rata. Tujuan saya setelah
merubah diri saya untuk melakukan hal yang baik, melakukan perilaku yang
psikologi dan tasawuf. Titik temu psikologi tasawuf yaitu sama sama membahas
jiwa, mengapa dikatakan sama membahas jiwa, karena dari masing masing
pengertian psikologi dan tasawuf, ada poin yang sama ngengan keduanya,
mengapa psikologi dikaitkan dengan tasawuf, karena tasawuf memiliki kajian