Proposal Terapi Bermain Anak
Proposal Terapi Bermain Anak
FATMAWATY
INDAH RESTIKA BN
IQRA MAWARDANI
VANI OKTAVIANUR
Bermain adalah bagian integral dari masa kanak-kanak, media yang unik
untuk memfasilitasi perkembangan ekspresi bahasa, ketrampilan komunikasi,
perkembangan emosi, ketrampilan sosial, ketrampilan pengambilan keputusan, dan
perkembangan kognitif pada anak-anak (Landreth, 2001). Bermain juga dikatakan
sebagai media untuk eksplorasi dan penemuan hubungan interpersonal, eksperimen
dalam peran orang dewasa, dan memahami perasaannya sendiri. Bermain adalah
bentuk ekspresi diri yang paling lengkap yang pernah dikembangkan manusia.
Erikson (Landreth, 2001) mendefinisikan bermain sebagai suatu situasi dimana ego
dapat bertransaksi dengan pengalaman dengan menciptakan situasi model dan juga
dapat menguasai realitas melalui percobaan dan perencanaan.
B. Tujuan
TINJAUAN TEORI
Kegiatan terapi bermain yang kelompok buat kali ini bertema “Cepat sembuh
dengan banyak minum”. Kegiatan ini terdiri dari 3 sesi yaitu : pada sesi pertama
tentang pemaparan cerita mengunakan boneka tangan yang menceritakan tentang
pentingnya mengkonsumsi banyak air bagi penderita DHF. Pada sesi kedua, ANAK
diajak untuk menghabiskan air mineral yang disediakan oleh kelompok. Pada sesi
ketiga, anak diajak untuk melipat kertas yang sudah disediakan. Pemilihan bentuk
lipatan pada sesi ketiga ini tidak dibatasi. Kemudian hasil kreasi lipatan yang telah
selesai, diberikan tali untuk digantung ditempat tiap tidur anak.
C. Sasaran
a. Kelompok usia sekolah (> 6 tahun sampai 12 tahun)
b. Kriteria anak:
1. Anak usia sekolah (> 6 tahun sampai 12 tahun)
2. Anak dengan DHF
3. Anak yang tidak memiliki masalah intoleransi aktivitas
E. Pengorganisasian
1. Penanggung Jawab : Hasriani, S.Kep
2. Leader : Fatmawaty, S.Kep
3. Co Leader : Indah Restika BN, S.Kep
4. Fasilitator : Iqra Mawardani, S.Kep
Vani Oktavianur, S.Kep
1 5 menit Pembukaan :
- Co-Leader membuka dan Menjawab salam
mengucapkan salam
- Memperkenalkan diri Mendengarkan
terapis
- Memperkenalkan Mendengarkan
pembimbing
- Memperkenalkan anak satu Mendengarkan dan
persatu dan anak saling saling berkenalan
berkenalan
- Kontrak waktu dengan anak Mendengarkan
- Mempersilahkan Leader Mendengarkan
2 25 Kegiatan bermain :
menit - Leader menjelaskan cara Mendengarkan
permainan
- Menanyakan pada anak, Menjawab pertanyaan
anak mau bermain atau
tidak
- Membagikan permainan Menerima permainan
- Leader ,co-leader, dan Bermain
Fasilitator memotivasi anak
- Fasilitator mengobservasi Bermain
anak
- Menanyakan perasaan anak Mengungkapkan
perasaan
3 10 Penutup :
menit - Leader Menghentikan Selesai bermain
permainan
- Menanyakan perasaan anak
Mengungkapkan
- Menyampaikan hasil perasaan
permainan Mendengarkan
- Memberikan hadiah pada
anak yang cepat Senang
menyelesaikan gambarnya
dan bagus
- Membagikan
souvenir/kenang-kenangan Senang
pada semua anak yang
bermain
- Menanyakan perasaan anak
Mengungkapkan
- Co-leader menutup acara perasaan
- Mengucapkan salam Mendengarkan
Menjawab salam
H. Evaluasi
a. Evaluasi struktur yang diharapkan :
1. Alat-alat yang digunakan lengkap
2. kegiatan yang direncanakan dapat terlaksana
b. Evaluasi proses yang diharapkan
1. Terapi dapat berjalan dengan lancar
2. Anak dapat mengikuti terapi bermain dengan baik
3. Tidak adanya hambatan saat melakukan terapi
4. Semua anggota kelompok dapat bekerja sama dan bekerja sesuai tugasnya
c. Evaluasi hasil yang diharapkan
1. Anak dapat mengembangkan motorik halus dengan menghasilkan satu
origami, kemudian digantung
2. Anak dapat mengikuti kegiatan dengan baik
3. Anak merasa senang
4. Anak tidak takut lagi dengan perawat
5. Orang tua dapat mendampingi kegiatan anak sampai selesai
6. Orang tua mengungkapkan manfaat yang dirasakan dengan aktifitas bermain
G. Hambatan
Hambatan yang mungkin ditemui dalam permainan ini, antara lain :
Anak tidak mau bermain karena sakit yang dia rasakan
Anak kurang mau berinteraksi dengan orang lain selain orang tuanya
Anak merasa bosan dengan permainan yang diberikan
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
1. Orang tua
Sebaiknya orang tua lebih selektif dalam memilih permainan bagi anak agar anak
dapat tumbuh dengan optimal. Pemilihan permainan yang tepat dapat menjadi
poin penting dari stimulus yang akan didapat dari permainan tersebut. Faktor
keamanan dari permainan yang dipilih juga harus tetap diperhatikan.
2. Rumah Sakit
Sebagai tempat pelayanan kesehatan, sebaiknya rumah sakit dapat
meminimalkan trauma yang akan anak dapatkan dari hospitalisasi dengan
menyediakan ruangan khusus untuk melakukan tindakan.
3. Mahasiswa
Mahasiswa diharapkan dapat tetap membantu anak untuk mengurangi dampak
hospitalisasi dengan terapi bermain yang sesuai dengan tahap tumbuh kembang
anak. Karena dengan terapi bermain yang tepat, maka anak dapat terus
melanjutkan tumbuh kembang anak walaupun dirumah sakit.
DAFTAR PUSTAKA
Stuart, Gail and Laraia, Michele. (1998). Principles and practice of psychiatric nursing.
St. Louis: Mosby.
Internet. http://klinis.wordpress.com/2007/08/30/penerapan-terapi-bermain-bagi-
penyandang-autisme-1/. Downloaded on Wednesday, 14th April 2010 at 04.00 p.m.
Internet. http://konsultanmainan.multiply.com/journal/item/5/Terapi_Bermain.
Downloaded on Wednesday, 14th April 2010 at 03.30 p.m.
Internet. http://id.shvoong.com/medicine-and-health/pathology/1916947-terapi-bermain/
Downloaded on Wednesday, 14th April 2010 at 03.45 p.m.
Supartini, Yupi. (2004). Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC.
Wong, Donna L. (2003). Clinical Manual of Pediatric Nursing. USA: Mosby.